4 Membuat guntingan kecil Menggunakan ujung gunting yang tajam, buatlah guntingan kecil kira-kira
½ sampai ¼ cm. Cara ini banyak digunakan di industri.
2.3.2.4 Urutan menjahit Blazer
Pembuatan blazer perlu diperhatikan urutan dalam menjahit agar dapat memperlancar pekerjaan menjahit dengan hasil rapi. Sebelum menjahit perlu
diperhatikan komponen bahan utama, interfacing dan bahan furing. Adapun urutan menjahit blazer antara lain :
1 Menjahit garis hias princes badan muka dan belakang
2 Menjahit saku dalam paspoille dan memasang klep
3 Menjahit lubang kancing paspoille
4 Menjahit lapisan kerah dengan badan
5 Menjahit sisi badan kanan dan kiri bahan utama
6 Menjahit bahu bahan utama
7 Menjahit sisi badan kanan dan kiri bahan furing
8 Menjahit bahu bahan furing
9 Menyatukan bahan utama dengan bahan furing
10 Menjahit sisi lengan
11 Menyatukan lengan dengan badan
12 Membuat kerah shanghai
13 Memasang kerah shanghai dengan badan
Gambar 2.13 Urutan menjahit blazer 14 Penyelesaian
2.3.2.5 Pengepresan
Dalam pembuatan blazer mengalami beberapa proses salah satunya adalah pengepresan. Pengepresan dilakukan selama proses menjahit blazer berlangsung
mulai ketika akan memotong kain sampai penyelesaian akhir. Saat proses pengepresan yang harus diperhatikan adalah ketika mengepres atau melekatkan
bahan pelapis interfacing pada bagian-bagian busana. Saat mengepres yang harus diperhatikan adalah suhu dari alat pengepres, suhu disesuaikan dengan
jenis bahan yang akan dipres. Selain itu saat mengepres sebaiknya menggunakan kain tipis sebagai alas setrika agar tidak langsung mengenai kain atau bahan
yang sedang dipres sehingga apabila terjadi setrika terlalu panas tidak mengenai kain langsung dan kain tidak rusak atau gosong.
Menggunakan alat press yang lebih besar misalnya mesin press akan lebih cepat karena ketika mengepress bagian-bagian busana yang akan dipress bisa
dimasukkan kedalam mesin press secara bersamaan, hasil lekatnya lebih baik karena pada mesin press terdapat pengatur suhutemperatur yang dapat
disesuaikan dengan jenis kain yang akan dipress dan selain itu terdapat tabung air sebagai pelicin dan agar interfacing melekat lebih kuat dan waktunya bisa
diatur. Sedangkan mengepress dengan menggunakan alat press yang kecil seperti setrika membutuhkan waktu yang cukup lama karena tidak bisa
mengepress semua bagian busana secara bersamaan hanya bisa satu persatu. Namun setrika juga terdapat pengatur suhutemperatur yang dapat disesuaikan
dengan jenis kain yang akan disetrika misalnya; nylon, silk, wool, cotton, dan linen sama seperti mesin press tetapi tidak memiliki pengatur waktu hanya dapat
melihat hasil press. Mengepress bahan pelapis interfacing dengan menggunakan alat press
kecil maupun alat press besar apabila waktu proses pengepressan melebihi batas waktu yang telah ditentukan akan mempengaruhi hasil dari jenis bahan pelapis
tertentu. Bahan pelapis kain gula yang dipress dengan waktu yang lama dan suhu yang terlalu panas maka dapat mengkerut dan menggulung, pada permukaannya
hasil tidak rata dan halus. Selain itu kain gula yang dipress terlalu lama dan
panas maka dapat terbakar dan menghilangkan perekat lem yang terdapat pada kain gula selain itu lebar dari kain gula tersebut akan berkurang ketika disetrika
dengan suhu yang panas. Berbeda dengan bahan pelapis cufner apabila dipress dengan waktu yang cukup lama maka hasilnya melekat lebih baik dan kuat, tidak
terjadi gelembung dan kerutan pada permukaannya sehingga hasilnya halus dan kain yang menggunakan pelapis cufner teksturnya tetap lentur, karena tekstur
cufner sendiri lentur dan lembut. Dari penggunaan kedua interfacing tersebut
terdapat perbedaan sebagai berikut : Tabel 2.4 Perbedaan karakteristik interfacing Cufner dan kain Gula
No. Macam- macam
Perbedaan Bahan Pelapis Interfacing
Cufner Kain Gula
1. Tekstur
• Bahan tipis hingga
tebal •
Bahan halus dan lembut
• Permukaan bahan
berbulu halus •
Bahan sedang hingga tebal
• Bahan halus maupun
kasar •
Permukaan terdapat
butiran-butiran kecil
seperti gula pasir 2.
Warna Putih kotor broken
white Putih terang
3. Hasil Press
Tetap lembut dan lentur
Menjadi kaku
4. Uji Bakar
• Berbentuk
abu hitam dan lembut
• Menggulung
dan berbentuk
butiran
Sumber : hasil uji coba t Sesuai hasil uji c
sintetis, sedangkan interf apabila interfacing kain
terbakar. Hasil press int diberi disemprot denga
dengan kain tipis agar sehingga hasilnya akan
coba penggunaan bahan bahan pelapis cufner. A
berikut : 1 Setrika biasa
Seterika adalah s yang ada pengatur p
panas seperti silk. •
Berbau kertas
dibakar hitam yang ker
• Berbau plastik
a tekstil 2013 i coba karakteristik interfacing kain gula sesuai de
erfacing cufner sesuai dengan serat alam. Ada kem in gula dipress dengan suhu yang panas interfa
nterfacing akan lebih baik lagi apabila ketika m
gan air sebelum disetrika, kemudian interfacin ar setrika tidak mengenai bahan pelapis secara
n lebih baik. Berdasarkan hasil eksperimen awa han pelapis yang hasilnya lebih baik adalah p
Alat-alat yang digunakan untuk mengepres adal
h salah satu alat untuk menerika, sebaiknya dipil r panasnya, karena ada bahan pada suhu tertentu t
Gambar 2.14 setrika listrik
keras ik dibakar
dengan serat emungkinan
rfacing akan mengepress
cing ditutup
ra langsung wal pada uji
penggunaan alah sebagai
pilih seterika u tidak tahan
2 Setrika Uap Setrika uap adala
membutuhkan pelem tombol ditekan mak
perlu membasahi a seterika di coba pad
atau kotor.
3 Setrika Uap untuk
Setrika uap y setrika uap untuk k
busana mempunyai menghasilkan seteri
putih atau efek men
G alah salah satu setrika yang tidak penggunaannya
lembab, karena ada bagian tertentu yang diisi a aka akan mengeluarkan uap. Ini lebih praktis ka
atau menyemprot bahan. Sebelum menyetrika ada kain lain untuk percobaan, agar pakaian tid
Gambar 2.15 setrika uap k Industri Busana
yang digunakan pada industri busana berbed konsumsi rumah tangga, karena setrika uap untu
ai tabung gas dan mesin seterika. Dengan seterika erikaan yang lebih rapi atau tidak menimbulkan be
engkilap pada bahan yang disetrika.
Gambar 2.16 setrika untuk industri busana
a tidak perlu i air, apabila
karena tidak a sebaiknya
tidak gosong
eda dengan ntuk industri
ika uap akan bekas-bekas
4 Papan setrika Papan setrika
tentang tinggi rend menggunakan sehin
5 Papan setrika leng Papan setrika
yang kecil di sampin bahu yang perlu sek
mudah.
6 Alat penyemprot s Alat ini dipaka
pakaian yang aka Apabila akan mem
pemampat dibasah ka ini sebelum dipergunakan harus disetel terleb
ndahnya papan tersebut disesuaikan dengan o ingga tidak melelahkan.
Gambar 2.17 papan setrika ngan
a lengan ini dapat dipakai untuk menyetrika bagi ping untuk lengan juga dipakaian bayi dan kampu
sekali dimasukkan lubang lengan pada papan ini
Gambar 2.18 Papan setrika lengan t sprayer
kai jika menggunakan setrika bukan uap. Bag kan disetrika dibasahi menggunakan alat penye
emampat semua bahan yang berkilau harus dialat d ahi dan disemprot baru disetrika.
lebih dahulu orang yang
gian pakaian puh-kampuh
ni akan lebih
agian-bagian yemprot ini.
t dengan lap
7 Tailor’s ham
Tailor’s ham i melengkung, mem
untuk memampat garis bias pada p
bagian lain yang ti
8 Mesin press Apabila ada me
alat pelembab yan tersebut terdapat p
dipress. Cara pem mesin press kemu
dikehendaki. Jika pada bahan maka
lebih bagus rapi da Gambar 2.19 Sprayer
ini adalah alat pemampat yang berbentuk sil mbulat yang dapat dibuat sendiri seperti bantal,
at bagian-bagian yang sulit dan melengkung sep prinses menuju ke pinggang melengkung da
tidak datar.
Gambar 2.20 Tailor’s ham
mesin press ketika mengepress akan lebih praktis ang lain. Pemakaiannya lebih cepat karena dida
t pengaturan suhu yang disesuaikan jenis bahan makaiannya bahan yang akan dipress diletakkan
mudian ditutup, tekan tombol sesuai dengan at a ada pengatur waktu apabila interfacing sudah
ka mesin akan dapat membuka sendiri sehingg dan tidak berubah bentuk.
silinder atau l, digunakan
eperti garis- dan bagian-
tis lagi tanpa dalam mesin
n yang akan an pada alas
aturan yang h menempel
gga hasilnya
Gambar 2.21 Mesin press
2.4 Bahan Pelapis Underlying