Kecelakaan Kerja Landasan Teori

15

2.1.2 Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja accident adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses AM. Sugeng Budiono, 2003:171. Juga kecelakaan ini biasanya terjadi akibat kontak dengan suatu zat atau sumber energi. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1 Kecelakaan industri industrial accident yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2 Kecelakaan dalam perjalanan community accident yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja. Kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian kecelakaan yang berhubungan dengan aktivitas dan kegiatan dalam pekerjaan. Kecelakaan tersebut terjadi pada saat seorang tenaga kerja sedang melaksanakan pekerjaannya. 2.1.2.1 Sebab Kecelakaan Suatu kejadian atau peristiwa kecelakaan tentu ada sebabnya. Demikian pula untuk kejadian kecelakaan kerja dalam hal ini kejadian kecelakaan Industri. Sebab yang menimbulkan adanya kejadian kecelakaan kerja dapat dikelompokkan menjadi: 2.1.2.1.1 Sebab Dasar Sebab dasar adalah merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum terhadap kejadian kecelakaan, yaitu: 1 Partisipasi pihak manajemen atau pimpinan perusahaan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja 16 2 Faktor manusia atau dalam hai ini pekerja 3 Faktor kondisi dan lingkungan kerja 2.1.2.1.2 Sebab Utama Faktor dan persyaratan K3 yang belum dilaksanakan akan menjadi sebab timbulnya sebab utama ini. Apabila pimpinan perusahan atau manajemen telah melaksanakan program K3 di perusahaannya sebab ini tidak akan timbul. Sebab utamanya yaitu kondisi yang tidak aman unsafe condition dan perbuatan yang tidak aman unsafe actions. Kondisi tidak aman unsafe condition, yaitu kondisi tidak amam dari: 1 Mesin, peralatan, pesawat, bahan 2 Lingkungan 3 Proses 4 Sifat pekerjaan 5 Cara kerja Perbuatan tidak aman unsafe actions, yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dalam beberapa hal dapat dilatar belakangi antara lain oleh faktor sebagai berikut : 1 Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan lack of knowledge and skill 2 Cacat tubuh yang tidak kelihatan bodily defect 3 Keletihan dan kelesuan fatique and boredom 4 Sikap dan tingkah laku yang tidak aman 5 Kegagalan memakai APD 2.1.2.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja Klasifikasi kecelakan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan Internasional 1962 adalah sebagai berikut: 17 2.1.1.2.1 Klasifikasi menurut jenis kecelakaan: 1 Terjatuh 2 Tertimpa benda jatuh 3 Tertumbuk atau terkena benda, kecuali benda tajam 4 Terjepit oleh benda 5 Gerakan-gerakan melebihi kemampuan 6 Pengaruh suhu tinggi 7 Gerakan melebihi kemampuan 8 Terkena arus listrik 9 Jenis lain, termasuk kecelakaan yang datanya tidak cukup atau yang belum masuk klasifikasi tersebut. 2.1.1.2.2 Klasifikasi menurut penyebab: 2.1.1.2.2.1 Mesin 1 Pembangkit tenaga, terkecuali motor listrik 2 Mesin penyalur 3 Mesin untuk mengerjakan logam 4 Mesin pengolah kayu 5 Mesin pertambangan 6 Mesin pertanian 7 Mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut 2.1.1.2.2.2 Alat angkut dan alat angkat 1 Mesin angkat dan peralatannya 2 Alat angkutan di atas rel 18 3 Alat angkutan lain yang berbeda 4 Alat angkutan udara 5 Alat angkutan air 6 Alat angkutan lain 2.1.1.2.3 Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan 1 Patah tulang 2 Dislokasi atau keseleo 3 Regang otot atau urat 4 Memar dan luka yang lain 5 Amputasi 6 Luka bakar 7 Keracunan mendadak akut 8 Mati lemas 9 Pengaruh arus listrik 10 Pengaruh radiasi 2.1.2.3 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja : Berbagai upaya yang umum digunakan untuk meningkatkan keselamatan kerja dalam industri ILO, 1989:20-22 dewasa ini diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Peraturan Perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, kontruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industrri, tugas- tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervise medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan. 19 2 Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai misalnya kontruksi yang memenuhi syarat keselamatan, jenis- jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan hygiene umum, atau alat-alat pelindungan diri. 3 Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. 4 Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri bahan-bahan yang berbahaya, penyidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat pelindung diri, tentang pencegahan peledakan gas dan debu atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya. 5 Riset medis, yang meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis yang mengakibatkan kecelakaan. 6 Penelitian Psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dan pekerjaan apa serta apa sebabnya. 7 Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru dalam keselamatan kerja. 8 Asuransi, yaitu Intensif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik. 20 9 Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah kecelakaan- kecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakan pada suatu perusahaan sangat tergantung pada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.

2.1.3 Alat Pelindung Diri APD

Dokumen yang terkait

Hubungan Hygiene Perorangan Dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Pekerja Pengupas Udang Di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan labuhan Tahun 2012

3 53 108

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Infeksi Cacing Pada Pekerja Kebersihan Di Kota Rantau Prapat Tahun 2002

0 43 68

Hubungan Kebersihan Perorangan Dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Petugas Pengelola Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

11 92 95

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN TINGKAT KECACATAN KLIEN KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENGGAWAH DAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER

0 7 22

Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada PT.Purinusa Eka Persada.

0 0 22

Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Tangan dengan Kecacatan Akibat Kecelakaan Kerja di PT. Purinusa Eka Persada Semarang Tahun 2005.

0 0 1

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penderes Di Ptpn Iii Kebun Sei Silau Tahun 2017

0 0 16

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penderes Di Ptpn Iii Kebun Sei Silau Tahun 2017

0 0 2

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penderes Di Ptpn Iii Kebun Sei Silau Tahun 2017

0 0 8

Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Penderes Di Ptpn Iii Kebun Sei Silau Tahun 2017

0 3 33