2. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adnya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan
tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi berasal dari dalam dan luar individu. Motivasi ada yang dapat dipelajari dan ada
yang tidak dapat dipelajari, masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu guru harus memperhatikan hal ini agar
pembelajaran berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.3 Motivasi Belajar
2.3.1 Pengertian Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar menurut Uno 2008:23 adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Sardiman 2008: 75 mendefinisikan motivasi belajar sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Djamarah dan Zein 2002:114 juga mengatakan bahwa dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan
kebutuhannya. Motivasi dalam kegiatan belajar menurut W.S. Winkel dalam Tohri, dkk,
2007: 35 mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan
siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Tidaklah menjadi berarti betapapun baiknya potensi
anak meliputi kemampuan intelektual atau bakat siswa dan materi yang diajarkan serta lingkupnya sarana belajar namun siswa tidak termotivasi dalam belajarnya,
maka PBM tidak berlangsung secara optimal. Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa motivasi
belajar adalah suatu dorongan atau daya penggerak dari dalam diri individu yang memberikan arah dan semangat pada kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai
tujuan yang dikehendaki. Jadi peran motivasi bagi siswa dalam belajar sangat penting. Dengan adanya motivasi akan meningkatkan, memperkuat dan
mengarahkan proses belajarnya, sehingga akan diperoleh keefektifan dalam belajar.
2.3.2 Fungsi dan Bentuk Motivasi dalam Belajar
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Djamarah dan Zein 2002:123 adalah sebagai berikut:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan
dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya
mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek.
Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, kemudian menjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik. Anak didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap
raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. 3.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak
didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajarn yang lain.
Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan
tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang akan memberi motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Menurut Sardiman 2008: 92 ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas yaitu
sebagai berikut: 1.
Memberi angka Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan
kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka di masa mendatang. Angka ini
biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2. Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Dalam dunia pendidikan, hadiah bisa
dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat diberikan kepada anak didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga dari anak didik lainnya.
3. Kompetisi
Kompetisi adalah persaingan. Dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan baik
dalam bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar
mengajar yang kondusif. 4.
Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertahankan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri. Begitu juga dengan anak didik yang
akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. 5.
Memberi ulangan Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik
untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan
yang tidak terprogram, hanya karena selera akan membosankan anak didik. Tetapi jika ulangan dilakukan secara akurat dengan teknik dan
strategi yang sistematis dan terencana maka ulangan akan menjadi alat motivasi.
6. Mengetahui hasi
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi
bila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk mempertahankannya ataubahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna
mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester berikutnya.
7. Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagi alat motivasi. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah.
Pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan sekali dengan hasil kerja anak didik.
8. Hukuman
Hukuman akan menjadi alat motivasi apabila dilakukan dengan pendekatan edukatif dan bukan karena dendam. Pendekatan edukatif disini
yaitu sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan anak didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman
yang diberikan, anak didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada
motivasi untuk belajar, sehingga sudah tentuhasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tak berhasrat untuk belajar.
10. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tujuan yang harus dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2011: 97 ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-
cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.
2. Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan
fantasi. Didalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berpikirnya konkrit
nyata tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasioanl berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan kemampuan daya
nalarnya. Jadi siswa yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih
termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan
kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada
kondisi psikologis. 4.
Kondisi Lingkungan Kelas Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri
siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
5. Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis
dalam belajar
adalah unsur-unsur
yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan
bahkan hilang sama sekali. 6.
Upaya Guru Membelajarkan Siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri
dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.
2.3.4 Indikator Motivasi Belajar Tinggi
Motivasi yang bekerja dalam diri individu mempunyai kekuatan yang berbeda-beda. Ada motif yang begitu kuat sehingga menguasai motif-motif
lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi sebab uatama tingakh laku individu pada saat tertentu. Motif yang lemah hampir
tidak mempunyai pengaruh pada tingkah laku individu. Motif yang kuat pada suatu saat akan menjadi sangat lemah karena ada motif lain yang lebih
kuat pada saat itu. Menurut Martin Handoko 1992: 59 untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari beberapa indikator
sebagai berikut : 1.
Kuatnya kemauan untuk berbuat 2.
Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar 3.
Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain 4.
Ketekunan dalam mengerjakan tugas Sedangkan menurut Sardiman 2008: 83 indikator motivasi belajar adalah
sebagai berikut : 1.
Tekun menghadapi tugas. 2.
Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa 3.
Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah 4.
Lebih senang bekerja mandiri 5.
Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 6.
Dapat mempertahankan pendapatnya 7.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8.
Senang memecahkan masalah soal-soal Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas berarti seseorang itu
memiliki motivasi yang tinggi. Ciri- ciri motivasi seperti itu akan sangat
penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mngerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah
dan hambatan secara mandiri, siswa yang belajar dengan baik tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas. Indikator-indikator motivasi belajar yang
akan diungkap adalah 1.
Kuatnya kemauan untuk berbuatbelajar Seorang yang memiliki motivasi tinggi akan memiliki kemauan yang
kuat untuk selalu belajar meskipun tidak ada tugas dari guru. Siswa tersebut memiliki motivasi untuk selalu mencari tahu tentang hal-hal baru termasuk
materi dalam pelajaran di sekolah dan siswa ini telah memiliki kesadaran tentang pentingnya belajar serta beranggapan belajar sebagai suatu
kewajiban tanpa harus diperintah dari guru, orang tua atau pihak lain. 2.
Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar Jam belajar Waktu yang disediakan untuk belajar merupakan kesediaan siswa
meluangkan waktu ditiap harinya untuk mempelajari hal-hal tertentu misalnya mata pelajaran besok hari. Siswa dengan motivasi belajar tinggi
akan memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dari pada bermain. Selain itu siswa tersebut akan menambah jumlah waktujam belajar ketika menjelas
tes atau ulangan disekolah. 3.
Ketekunan dalam mengerjakan tugas sekolah Ketekunan merupakan ciri-ciri kesabaran siswa dalam mengerjakan
pekerjaan rumah PR dari guru. Siswa tersebut selalu mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah tanpa bantuan dari orang lain.
4. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa
Sikap ulet merupakan tanda bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pantang menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam belajar
atau mengerjakan tugas-tugas sekolah. Siswa tersebut selalu mencari cara untuk menyelesaikan kesulitan belajarnya.
5. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam hal pelajaran
Siswa yang memiliki motivasi tinggi ditandai dengan minat terhadpa mata pelajaran dan hal-hal yang berhubungan dengan mata pelajaran
tersebut. Dalam kegiatan pelajaran, siswa terlihat memiliki antusias mengikuti seluruh kegiatan dikelas seperti aktif bertanya, aktif menjawab
pertanyaan dari guru. 6.
Lebih senang mengerjakan tugasbelajar mandiri Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan memperlihatkan
kemandirian dalam belajar dan mengerjakan tugas. Siswa tersebut tidak bergantung pada temannya untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah, namun
percaya diri bias untuk mengerjakan tugas sekolah sendiri dengan baik dan benar.
2.4 SMK Nusantara 1 Comal