Sistem Pengangkutan Kayu di Hutan Alam

PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemanenan hasil hutan
adalah pengangkutan kayu ke tempat penimbunan kayu atau ke empat pengolahan
selanjutnya.
Pengangkutan di dalam kegiatan kehutanan adalah pengangkutan balak (log)
dari tempat penebangan sampai ke tempat tujuan akghir seperti tempat penimbunan
kayu (TPK) atau langsung ke konsumen. Tujuan pengangkutan kayu adalah agar
kayu dapat samapai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinu dengan biaya
yang minimal. Jayu akan turun kualitasnya apabila terlalu lama diabiarkan di dalam
hutan (Elias, 1992).
Tujuan Pengusahaan Hutan dan Pemanfaatan Hasil Hutan adalah
mewujudkan keberadaan sumberdaya hutan yang berkualitas tinggi, memperoleh
manfaat ekonomi, sosial dan ekologi yang maksimal dan lestari serta menjamin
distribusi manfaatnya secara adil dan merata khususnya terhadap masyarakat yang
tinggal di dalam dan atau di sekitar hutan.

TEKNIK PENGANGKUTAN
Produksi hasil hutan utama yang dihasilkan dari hutan adalah kayu bulat.
Produksi kayu bulat ini dihasilkan dari hutan alam melalui kegiatan perusahaan Hak
Pengusahaan Hutan (HPH), dan kegiatan izin pemanfaatan kayu (IPK) dalam


rangka pembukaan wilayah hutan dan dari Hutan tanaman melalui kegiatan
perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI), dan terakhir dari kegiatan hutan rakyat.
Produksi hasil hutan utama yang dihasilkan dari hutan adalah kayu bulat.
Kayu bulat adalah semua kayu bulat yang ditebang atau di panen yang bisa
dijadikan sebagai bahan baku produksi pengolahan kayu hulu (IPKH).

Produksi

kayu bulat ini dihasilkan dari hutan alam melalui kegiatan perusahaan Hak
Pengusahaan Hutan (HPH), dan kegiatan ijin pemanfaatan kayu (IPK) dalam rangka
pembukaan wilayah hutan dan dari Hutan tanaman melalui kegiatan perusahaan
Hutan Tanaman Industri (HTI), dan terakhir dari kegiatan hutan rakyat. Hasil yang
diperoleh dari hutan sangat jarang atau sangat kecil kemungkinan diolah terlebih
dahulu menjadi kayu lapis langsung di hutan, hal ini terjadi karena kegiatan
pembuatan log kayu manjadi kayu lapis merupakan industri hilir dan bukan
merupakan industri hulu seperti penggergajian. Kayu Lapis adalah panel kayu yang
tersusun dari lapisan veneer dibagian luarnya, sedangkan dibagian intinya (core)
bisa berupa veneer atau material lain, diikat dengan lem kemudian dipress (ditekan)
sedemikian rupa sehingga menjadi panel yang kuat.


Termasuk dalam artian ini

adalah kayu lapis yang dilapisi lagi dengan material lain.
Sebelum melakukan pengangkutan kayu dari tempat penimbunan ke tempat
penyimpanan maka perlu melakukan kegiatan perencanaan terlebih dahulu. Dimana
perencanaan yang dilakukan tersebut adalah meliputi pembuatan jalur jalan, dan
kemudian setelah rencana itu selesai maka jalur jalan itu akan dibangun dengan
berbagi ketentuan, diantaranya alat pengangkutan yang nantinya hilir-mudik akan
mampu berjalan ketika alat angkut tersebut sedang mengangkut log-log kayu
tersebut.

2

Dalam

mengangkut

kayu


dari

tempat

penimbunan

hingga

tempat

penyimpanan perusahaan pada umumnya telah menggunakan teknik yang canggih,
dan pada umumnya alat-alat yang digunakan adalah mesin-mesin atau alat
angkutan yang memiliki kekuatan yang baik. Artinya loader dan truk yang dipakai
adalah alat angkut yang memiliki kondisi yang baik.
Kayu-kayu yang di timbun pada HPH kebanyakan menggunakan sistem log
yard (Penimbunan kayu yang diletakkan di daratan). Penimbunan kayu sistem log
yard di lakukan apabila tempat penimbunan kayu tersebut jaraknya cukup jauh dari
perairan (muara sungai,teluk dan sebagainya).
Besarnya biaya kegiatan ini dapat mencapai lebih dari 50 % dari total biya
yang dikeluarkan. Dengan demikian, maka merupakan hal yang bijak apabila

dilakukan usaha penekanan biaya seminimal mungkin dengan jalan menganalisis
biaya-biaya yang mungkin dapat ditekan. Penekanan besarnya biaya berkaitan erat
dengan produktivitas kerja, karena produktivitas yang tinggi merupakan perwujudan
kerja yang efisien. Untuk dapat merumuskan suatu produktivitas yang tinggi dan
efisiensi kerja yang optimal, perlu diadakann pengamatan dan analisis terhadap
komponen-komponen kegiatan bersangkutan serta komponen biayanya.

3

METODE PENGANGKUTAN PADA SISTEM TPTI

Metode angkutan dari hutan ke TPK adalah dengan truk atau truk trailer. Alat
angkutan kayu yang paling umum daru suatu konsentrasi penimbunan ke dalam
pabrik adalah melalui jalan rel. Untuk operasi logging dan kilang pengolahan yang
letaknya di sepanjang sungai atau danau, yang layak untuk dilewati tongkang atau
rakit, ankutan yang ekonomis adalah melalui air. Kendaraan untuk angkutan kayu
pulp berkisar dari truk flat-bed dengan berat kotor 4 ton sampai truk trailer dengan
berat kotor 65 ton. Yang paling ekonomis untuk jarak jauh adalah kendaraan dengan
bobot kotor 34 ton.
Pemilihan kendaraan untuk angkutan kayu pulp ditentukan oleh jarak angkut,

keadaan jalan, medan dan lereng jalan, belokan-belokan dan jembatan-jembatan
jalan umum (kalau melewati jalan umum). Namun untuk perusahaan kecol, modal
yang tersedia sering merupakan factor penentu.
Pada hutan TPTI truk yang digunakan dalam logging pada umumnya
sanagat berfariasi dalam ukuran dan daya angkutnya. Factor-faktor yang turut
menentukan pemilihan adalah variable sebagai berikut:
̇

Topografi.

̇

Besarnya usaha.

̇

Jarak angkut.

̇


Persediaan kayu.

̇

Produk yang diangkut.

4

Umumnya dapat dikatakan bahwa biaya angkutan turun dengan
bertambahnya kapasitas angkut. Menurunnya biaya makin nyata apabila jarak
angkutan pendek dan kecepatan rendah (Byrrne, et al. 1956).
Yang dimaksud dengan system pengangkutan kayu adalah gabungan
komponen-komponen menjadi satu kesatuan yang memungkinkan pemindahan
kayu dari satu tempat ke tempat lain. Komponen-komponen tersebut terderi dari :
a.

Jalan angkutan

b.


Buruh

c.

Alat angkut
Dalam mengusahakan hutan, pemerintah menempuh kebijaksanaan dengan

memberikan Hak Pengusahaan Hutan diatas suatu areal hak pengusahaan hutan
berdasarkan PP No. 6 tahun 1999 tentang Pengusahaan Hutan dan Pemungutan
Hasil Hutan pada Hutan Produksi dengan ketentuan sebagai berikut, Hak
Pengusahaan Hutan adalah hak untuk mengusahakan hutan didalam kawasan
hutan

produksi,

yang

kegiatannya

terdiri


dari

penanaman,

pemeilharaan,

pengamanan, pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran hasil hutan. Areal kerja
Hak Pengusahaan Hutan yang dimaksud adalah pada kawasan hutan produksi yang
dibebani Hak Pengusahaan Hutan. Keputusan pemberian hak pengusahaan hutan
adalah izin yang diberikan oleh Menteri untuk melaksanakan pengusahaan hutan
Pengusahaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan dilaksanakan berdasarkan azas
rasionalitas, optimalitas serta kelestarian hutan dan keseimbangan fungsi ekosistem
dengan memperhatikan rasa keadilan dan manfaat bagi masyarakat.

5

Biasanya dengan menyebutkan alat angkutnya saja sudah tercakup
didalamnya jenis jalannya (yaitu rel atau jalan truk) dan buruh yang diperlukan.
Pengankutan dapat dibedakan menurut system yang digunakan yakni:

1.

System lori dorong adalah system pengangkutan kayu dengan menggunakan
jalan rel,lori dan tenaga dorong manusia.

2.

System loko tarik adalah siste pengangkutan kayu denangan rel, loko (diesel
atau uap) dan operator serta buruh lain.

3.

System truk adalah system pengangkutan dengan menggunakan jalan truk,
kendaraan truk (diesel atau bensin) dan operator serta buruh lainnya.
Yang dimaksud dengan prasarana angkutan adalah jalan angkutan,

sedangkan sarana angkutan berarti alat angkutan. Kata loko tarik adalah
terjemahan dari istilah Belanda loco-atraksi, yang artinya telah dikenal dengan
luas, baik de belakang atau di muka formasi gerbong atau lori. Lori-lori adalah lori
didorong manusia untuk membedakannya dengan lori yang didorong atau ditarik

loko tersebut.
Pengaruh social ekonomis dari fasilitas angkutan kayu adalah hal
penyerapan tenaga kerja. Setiap sarana ankutan baik truk, lori dorong maupun lori
tarik memerlukan tenaga kerja untuk operator dan pembantunya. System upah
dalam kegiatan pengangkutan kayu untuk tiap-tiap KPH pada prinsipnya sama,
yaitu system borongan berdasarkan prestasi kerja dalam m3 untuk bongkar muat
dan dalam m3 setiap km untuk ongkos angkutan.
Kegiatan swasta dalam pengangkutan kayu adalah musiman. Umumnya
pengangkut swasta bersedia mengangkut kayu bila muatan lainnya (hasil
pertanian tembakau) sudah habis terangkut. Oleh karena itu pada masa-masa

6

tertentu terjadi persaingan sewa-menyewa truk, sehingga sekalipun ada tarif,
kadang-kadang biaya angkutan terpaksa dinaikkan di atas tarif tersebut.
Didalam pemilihan system pengangkutan dilakukan berdasarkan beberapa
hal, antara lain:
1. Biaya konstruksi tahunan untuk masa penghapusan dan bunga rata-rata
setahun
2. Biaya pemeliharaan jalan tahunan

3. Biaya angkutan tahunan rata-rata setiap alat, yang terdiri dari: a. biaya tetap;
dan

b. biaya tidak tetap

Besarnya biaya kegiatan ini dapat mencapai lebih dari 50 % dari total biya
yang dikeluarkan. Dapat diberi batasan mengenai istilah angkutan yakni dapat
diartikan sebagai kegiatan memindahkan komoditi dari satu titik ketitik lain tanpa
memperhatikan kegiatan lainnya seperti pengadaan prasarana dan muat bongkar.
Disemua daerah, penduduk turut menggunakan jalan angkutan. Sebaliknya
Perhutani mempergunakan jalan umum (desa).
Dalam hal ini Perhutani biasanya memberikan bantuan perbaikan jalan
berupa bahan terutama kayu untuk jembatan. Saat pengangkutan kayu lebih dari
setengahnya melalui jalan umum, Perhutani menyediakan tenaga dan alat untuk
memelihara jalan tersebut. Dengan demikian, maka merupakan hal yang bijak
apabila dilakukan usaha penekanan biaya seminimal mungkin dengan jalan
menganalisis biaya-biaya yang mungkin dapat ditekan. Penekanan besarnya biaya
berkaitan erat dengan produktivitas kerja, karena produktivitas yang tinggi
merupakan perwujudan kerja yang efisien. Untuk dapat merumuskan suatu
produktivitas yang tinggi dan efisiensi kerja yang optimal, perlu diadakann

7

pengamatan dan analisis terhadap komponen-komponen kegiatan bersangkutan
serta komponen biayanya.

PENGANGKUTAN KAYU MELALUI AIR

Perakitan log adalah salah satu cara pengangkutan kayu yang paling murah
serta termasuk salah saatu cara pangangkutan kayu yan paling tua untuk
membawa log kepada para pemakai (Juta, 1954).
Pengangkutan memlalui air relatif murah dan tidak memerlukan invenstasi
untuk pembuatannya. Kerugaiannya adalah bahwasanya lokasi sungai tidak
selamana

sesuai dengan yang diharapakan. Terutama untuk pengangkutan

kayu, sungai adalah sarana yang paling murah, karena volume angkutan setiapritt
dapat besar sekali sehingga biaya per satuan volume menjadi kecil.
Cara pengangkutan kayu jarak jauh yang paling tua adalah dengan
menghanyutkannya secara lepas. Namun cara ini sudah lama tidak digunakan
karena mengganggu fasilitas umum dan banyaknya kayu yang hilang di tengah
perjalanan. Sekarang cara umum dipakai adalah perakitan, atau dengan
tongkang (Elias, 1999).

8

KESIMPULAN

1. Pengangkutan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, karena teknik
dan jarak pengangkutan dapat menentukan kualitas maupun harga dari
produksi kayu yang dihasilkan dari pengusahaan hutan dan pemanfaatan
hasil hutan.
2. Teknik

yang

digunakan

dalam

perusahaan

saat

ini

telah

banyak

menggunakan teknologi yang canggih, dimana segala pengangkutan yang di
lakukan menggunakan tenaga mesin.

9

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2000. Bina Produksi Kehutanan. Jakarta.
http.//.www. forestry production development.co.id
Brown, N.C. 1958. Logging. John Wiley and Sons, Inc. New York.
Byne, J. et al. 1956. Cost of Hauling Logs by Motor Truck and Trailer. Portland.
Elias. 1999. Modus Pengangkutan Kayu di Indonesia. IPB Press. Bogor.
Iswanto, M.D., 1993. Alat-Alat Pengkutan dalam HPH. UGM Press. Yogyakarta.
Juta, E.H.P. 1954. Pemungutan Hasil Hutan. Timun Mas. Jakarta.
Muhdi. 1998. Analisis Biaya dan Produktivitas Penyaradan Kayu dengan Sistem
Kuda-kuda dan Pengangkutan Kayu dengan Lokotraksi Di Hutan Rawa
Gambut (Studi Kasus Di Areal Hph Pt Kurnia Musi Plywood Industrial Co.
Ltd, Prop. Sumatera Selatan). Skripsi. Fakultas Kehutanan IPB Bogor.
Putra, A.Y. 1996. Analisis Biaya Pengangkutan Melalui Air dengan Sistem Rakit di
Propinsi Riau. Skripsi Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Bogor.
Ricard, Mc. R. 2001. Forestry of Technical Harvest Wood. California Press. New
York.
Suparto, R.S. 1979. Eksploitasi Hutan Modern. Fakultas Kehutanan IPB Bogor.
Bogor
Telaumbanua A. S., Evi Z, Frisca E, dan Wilda S. 2005. Pengangkutan Kayu :
Makalah. Departemen Kehutanan. Fakultas Pertanian USU. Medan

10

KARYA TULIS

SISTEM PENGANGKUTAN KAYU DI HUTAN ALAM

OLEH :
MUHDI
NIP 132 296 512

DEPARTEMEN KEHUTANAN

11

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, peulis panjatkan kehadlirat Allah SWT yang telah
meberikan rahmat dan karunia-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
Karya tulis ini

berjudul “ Sistem Pengangkutan Kayu di Hutan Alam”.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Kritik dan saran untuk penyempurnaan karya tulis ini sangat penulis
harapkan.

Medan, Juli 2006

Penulis

12

DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ..................................................................................................i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
Pendahuluan .....................................................................................................1
Teknik Pengangkutan .......................................................................................2
Metode pengangkutan pada sistem TPTI..........................................................5
Pengangkutan melalui air................................................................................10
Kesimpulan......................................................................................................11

13