Angkatan Kerja dan Pengangguran

kerja bertambah dan permintaan tenaga kerja berkurang, yang pada akhirnya permintaan dan penawaraan tenaga kerja akan mencapai keseimbangan pada titik E Sukirno,1998.

3.3. Angkatan Kerja dan Pengangguran

Penduduk sebagai komponen penting suatu bangsa, terbagi menjadi dua yaitu penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia kerja terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja labor force adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau pekerjaan. Sedangkan yang bukan angkatan kerja adalah mereka yang khsusus melakukan kegiatan bersekolah, mengurus rumah tanga atau lainnya dan sama sekali tidak bekerja atau mencari pekerjaan BPS, 1998a lihat Gambar 6. Penduduk Usia Kerja Bukan Usia Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja Tidak Bekerja tetapi Mencari kerja Sekolah Mengurus Lain-lain Rumah Tanga Sedang Bekerja Sementara Tidak Bekerja Gambar 6. Diagram Ketenagakerjaan Sumber: Pedoman Pencacah Survey Angkatan Kerja Nasional Biro Pusat Statistik 1998 Pada tahun 1995, International Labor Organization ILO menyebutkan bahwa penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia sama atau lebih dari lima belas samapai dengan usia enam puluh tahun. Penduduk usia kerja tersebut dikenakan sebagai tenaga kerja. Namun, sampai dengan tahun 1997, di Indonesia, usia minimum tenaga kerja adalah 10 tahun tanpa batas usia maksimum. Batasan ini diperbarui sejak dicetuskannya hasil konversi hak anak oleh ILO 1995 dan adanya program pemerintah wajib belajar 9 tahun, yakni menggunakan batas usia minimum 15 tahun. Indonesia tidak menganut batas maksimum usia kerja. Alasanya, Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional. Hanya sebagai penduduk yang menerima tunjangan hari tua, yaitu pegawai negeri dan sebagian kecil pegawai swasta. Untuk golongan inipun, pendapatan yang diterima tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu, sebagian besar penduduk dalam usia pensiun masih aktif dalam kegiatan ekonomi dan tetap digolongkan sebagai tenaga kerja Simanjuntak, 1998. Sebagaimana diilustarasikan pada Gambar 6, angkatan kerja terdiri atas penduduk yang bekerja dan yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan. Menurut BPS, bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan tujuan memperoleh nafkah atau membantu memperoleh nafkah paling sedikit satu jam secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang memiliki pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja, misalnya karena cutu, sakit dan sejenisnya. Sementara yang dimaksud dengan mencari pekerjaan adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh pekerjaan pada suatu periode hunjukan. Penduduk yang lebih dari seminggu minimal 1 jam secara terus menerus mencari pekerjaan tetapi belum menemukan digolongkan sebagai pengangguran. Ada tiga jenis pengangguran jika ditinjau dari peyebabnya, yaitu: 1 penganguran siklit adalah pengangguran yang disebabkan oleh terlalu rendahnya tingkat permintaan agregat. Orang-orang yang menganggur secara siklit biasanya dikatakan sebagi penganggur terpaksa involuntarily unemployed dalam arti bahwa mereka ingin bekerja dengan tingkat upah berlaku, tetapi pekerjaan tidak tersedia. Kesempatan kerja dan angkatan kerja akan berubah- ubah sesuai siklik artinya, naik dimasa cerah dan turun dimasa suram, 2 pengangguran friksional adalah penganguran yang disebabkan oleh lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan pertama dan untuk beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain sebagai akibat dari keluar masuk pekerja yang normal. Beberapa penganggur friksional bersifat sukarela, dan 3 pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan oleh perlunya merealokasi sumberdaya diantara jenis-jenis pekerjaan, daerah, dan industri karena berubahnya struktur permintaan dan penawaran. Dengan kata lain, ada ketidak sesuaian antara struktur permintaan dan penawaran akan tenaga kerja Lipsey,et.al., 1997. Berdasarkan pendekatan penggunaan tenaga kerja yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada seseorang apakah dirinya cukup dimanfaatkan dalam kerja dilihat dari segi jumlah jam kerja, produktifitas kerja, dan pendapatan yang diperoleh, pengangguran dibedakan dalam dua golongan, yakni : 1 menganggur, yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja open unemployed dan berusaha mencari pekerjaan dan 2 setengah menganggur under-employed, yaitu orang yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktifitas kerja dan pendapatan. Banyaknya pencari kerja dibandingkan dengan banyaknya angkatan kerja adalah indikator tinggi rendahnya tingkat pengangguran disuatu wilayah dan waktu tertentu. Lipsey,et.al.,1997, menyebutkan bahwa angka pengangguran akan berfluktuasi dari tahun ke tahun karena perubahan pada angkatan kerja tidak persis diimbangi oleh perubahan pada kesempatan kerja. Kesempatan kerja berubah karena adanya pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan beberapa sektor dalam perekonomian menurun dan sektor sektor lain berkembang.

3.4. Elastisitas

Dokumen yang terkait

Tingkat Upah dan Produktivitas Tenaga Kerja Propinsi DKI Jakarta

0 10 195

Identifikasi dan Peran Sektor Ungggulan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi DKI Jakarta

2 12 93

Penelitian Terhadap Tingkat Tenaga Kerja di Pemerintah DKI

0 7 193

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU.

1 3 12

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-201

0 2 16

METODE PENELITIAN PENGARUH TINGKAT ABSENSI KERJA DAN PENGELUARAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN FURNITURE CV. ERA DI SURAKARTA.

1 6 20

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKANDAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 13