Pengaruh Pemberian Infus Kulit Buah Salak (Salacca edulis) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan.

(1)

i

PENGARUH PEMBERIAN INFUS KULIT BUAH SALAK (Salacca edulis ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH

(Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

SKRIPSI

DISUSUN OLEH Ina Anisa Tokan

09330120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

ii

PENGARUH PEMBERIAN INFUS KULIT BUAH SALAK (Salacca edulis ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH

(Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH Ina AnisaTokan

09330120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Dipersembahkan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Dan Diterima untuk memenuhi

Sebagian Dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiayah Malang

Malang, 03 Mei 2014 Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes)

DewanPenguji

1. Dra. Sri Wahyuni, M. Kes :...

2. Dra. Siti Zaenab, M. Kes :……...

3. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M. Pd :………...


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti

habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan

sebanyak itu (pula). “ (QS. Al-Kahfi; 109)

“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah

pendekatan diri kepada Allah Azzawajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuiny

aadalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan

mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi

ahlinya di dunia dan di akhirat”

(HR. Ar-Rabii')

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur ku persembahkan karya ini kepada:

 Ayahanda Ahmad Duran dan ibunda Siti Khadija Kakakku Muis Tokan, Junan Tokan, Rizal Tokan, Taufiq Tokan, dan Dhabir Tokan. Terima kasih untuk setiap tetes kasih sayang yang tak henti tercurah untukku.

 Mutiara nan jauh disana, pulauku Adonara_Witihama  Almamaterku Universitas Muhammadiyah Malang


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugasa akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan biologi di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Pengaruh Pemberian Infus Kulit Buah Salak (Salacca edulis) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan terutama pada:

1. Orang tuaku ibunda Siti Khadija dan ayahanda Ahmad Duran, terima kasih atas kasih saying dan pengorbanan serta do’a yang tiada batasnya. 2. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M. Kes Selaku dekan Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M. Kes selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

vi

5. Ibu Dra. Siti Zaenab, M. Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ibu Nurul Mahmudati, Dra., M. Kes., Dr. selaku Dosen Wali dan kepala Laboratorium Kimia yang telah memberikan izin penelitian.

7. Asisten Laboratorium Kimia yang telah banyak membantu dalam penelitian.

8. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

9. Teman-teman biologi kelas C yang memberikan dukungan semanagat dan motivasinya khususnya umi, farrahdila, fanti, eni, luluk dan ninuk.

10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

Semoga Allah swt senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 03 Mei 2014 Penulis,


(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1HASIL UJI GCMS INFUS KULIT BUAH SALAK ... 97

DATA PENGAMATAN GLUKOSA DARAH ... 102

HASIL PENGUKURAN KADAR GULA DARAH ... 103

UJI NORMALITAS ... 104

UJI HOMOGENITAS ... 106

UJI ANAVA SATU JALUR ... 107

UJI DUNCAN 5% ... 108


(8)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Batasan Penelitian ... 9

1.6Devinisi Istilah ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Tentang Salak (Salacca edulis). ... 11

2.1.1 Tumbuhan Buah Salak (Salacca edulis) ... 12

2.1.2 Syarat Tumbuh (Salacca edulis) ... . 15

2.1.3 Klasifiksi Salak (Salacca edulis)... 16

2.1.4 Kandungan Kimia Kulit Salak (Salacca edulis.)... ... 18

2. 2 Tinjauan tentang Diabetes Mellitus ... 25

2.2.1 Penyebab Penyakit Diabetes Mellitus ... 25

2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ... 27


(9)

ix

2.2.4 Gejala Klinis Diabetes Mellitus……… 33

2.2.5 Diagnosa Diabetes Mellitus……….. 34

2.2.6 Komplikasi Diabetes Mellitus……….. 36

2.3 Aloksan. ... 37

2.4 Tinjauan Tentang Tikus Putih (Rattus norvegicus) ... 39

2.4.1 Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus)……….. 39

2.4.2 Deskripsi Tikus Puith (Rattus norvegicus)……… 40

2.5 Kerangka Konsep Penelitian ... 42

2.6 Hipotesis ... ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.2Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

3.2 Jenis Penelitian ... 45

3.3 Populasi danTeknik Sampling ... 46

3.3.1 Populasi ... 46

3.3.2 Sampel ... 46

3.3.3 Teknik Sampling ... 47

3.4 Jenis Variabel ... 48

3.4.1 Jenis Variabel ... 48

3.4.2 Variabel Terikat ... 48

3.4.3 Variabel Kendali……….. ... 48

3.5 Defenisi Operasional Variabel ... 48

3.6 Rancangan Penelitian ... 49

3.7 Prosedur Penelitian……… ... 50

3.7.1 Alat ... 50

3.7.2 Bahan ... 51

3.7.3 Pembuatan Infus Kulit Salak... ... 51

3.7.4 Pembuatan Larutan Aloksan... ... 53

3.7.5 Perlakuan Tikus……… ... 54

3.7.6 Pemeriksaan Kadar Gula Darah……… ... 54

3.8 Prosedur Pengambilan Data……… ... 55


(10)

x

3.8.2 Metode Pengambilan Data………. ... 55

3.9 Teknik Analisa Data…………... ... 57

3.9.1 Uji Normalitas ... 57

3.9.2 Uji Homongenitas ... 58

3.9.3 Uji ANAVA 1 Arah ... 59

3.9.4 Uji Beda Jarak Nyata Duncan’s ... 62

3.10 Alur Penelitian………. ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 63

4.2 Analisis data ... 64

4.3 Pembahasan ... 66

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Kulit Salak untuk Diabetes. http://daunsirsak.net/kulit-Salak-untuk-diabetes (diakses tanggal 13 November 2013)

Askandar Tjokroprawiro,1998. Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes.Edisi 2.Jakarta : Gramedia.

Artun, 2007.http//Depkes.Co. Id. Diakses 19 Desember 2013.

Arafat.(2009)Jumlah Penderita Diabets Di NAD.http://blogspot.com. (diakses tanggal 13 September 2013)

Dalimarta, Setiawan. 2005. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Penebar Swadaya.Jakarta

Gustaviani, Reno. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV : Diagnosa dan Klasifikasi Diabetes Mellitus . Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Hardjasasmita, Panjita. 2000. Ikhtisar Biokimia Dasar B. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Kherid, Zaitun, Y.A. 2009. Sumber Belajar Dari Berbagai Macam Sumber. (on line).(http://purwanto.web.id/wp-content/uploads/2009/01/sumber-belajar-dapat-dari-bermacam.pdf diakses 31 September 2013).

Lukman, 2011.Penelitian Kulit Salak Sebagai Obat Penurunan Diabetes. KaryaIlmiah

Kususmawati, Diah, 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Yogyakarta Press Murray, R.K. 2003. Biokimia Klinik Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. ECG


(12)

xii

Purnomo, H. 2010. Budidaya Salak Pondoh. Penerbit Aneka Ilmu. Semarang. Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria

Kudus

Rofiq Ainur. (2002). Analisis Statistik. UMM Press

Suharmiati, 2003. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Melitus Tumbuhan Obat.Majalah Cermin Dunia Kedokteran No 140 tahun 2003. Diakses dari http : //www.kalbefarma.com pada tanggal 30 Januari 2007.

Sukmawati, W. 2009. Kimia 3. Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuaan Departemen Pendidikan Nasional.

Soetomo, Moch, H.A. 2001. Teknik Bertanam Salak. Sinar Baru Algesindo. Bandung.5

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010)

Tim Karya Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Buah Salak. CV Nuansa Aulia. Bandung.

Tjahjadi, Nur. 1989. Bertanam Salak Pondoh Solo: CV. Aneka.

Sulastri, S. 1986. Studi Morfologi Kromosom Buah Salak. Laporan Penelitian. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sunarjono, Hendro. (1998). Prospek Berkebun Buah. Jakarta, Penebar Swadaya. Sulastri, S. 1986. Studi Morfologi Kromosom Buah Salak. Laporan Penelitian.


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa transisi demografi akibat keberhasilan upaya menurunkan angka kematian, dapat menimbulkan transisi epidemiologis dimana pola penyakit bergeser dari infeksi akut ke infeksi degeneratif yang menahun. Salah satu diantaranya yang berkaitan erat dengan penyakit metabolisme dan cenderung akan mengalami peningkatan sebagai dampak adanya pergeseran perilaku pola konsumsi gizi makanan adalah diabetes mellitus (Suharmiati, 2000).

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin relatif maupun absolut. Diabetes mellitus juga ditandai dengan gejala 3Ppoliuria (buang air kecil yang berlebihan), polidipsi (timbulnya rasa haus yang berlebihan sehingga akan menyebabkan minum lebih sering), polipagia (keinginan untuk makan lebih banyak namun tidak diimbangi dengan peningkatan berat badan malah bisa menurunkan berat badan). Bila gejala-gejala tersebut tidak diobati dan berlangsunglamadapatmenyebabakankomplikasi makro dan mikrovaskuler, misalnya atherosklerosis pada jantung, kaki dan otak, kerusakan syaraf perifer, gangguan retina dan kerusakan ginjal (Murray, 2003).

Diabetes merupakan penyakit yang memasyarakat, diabetes mellitus menjangkau kira-kira 177 juta orang diseluruh dunia. Sebagian dari penderita ini adalah diabetes tipe II.Diabetes tipe II terjadi jika insulin hasil produksi pankreas


(14)

2 tidak cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh.Tetapi ada resistensi dari sel otot maupun sel jaringan lemak yang dimasuki gula darah.Dengan demikian gula darah yang masuk ke dalam sel kurang dari yang seharusnya sehingga sel kekurangan zat gula yang merupakan sumber energi utama. Kadar gula darah tinggi karena gula darah kurang terserap ke dalam sel kadar gula darah dalam urin tinggi dari normal karena sebagian zat gula terserapke dalam urin. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tipe I sekitar 10-20%, sedangkan tipe II sekitar 80-90% dari seluruh penderita diabet.Diabetes tipe II ini merupakan tipe diabetes yang paling sering umum dijumpai, dikenal sebagai NIDDM (Non-insulin dependent diabetes mellitus).Organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi bahwa data di atas masih akan meningkat lagi menjadi 300 juta orang dalam 25 tahun mendatang (Lutfi, 2007).Jumlah pengidap diabetes mellitus di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2011 dengan jumlah penderita diabetes mellitus 8 juta jiwa dan prediksi akan meningkat menjadi lebih 21 juta pada tahun 2025 (Artun, 2007).

Data di Nanggroe Aceh Darussalam, yang didapatkan dari sensus penduduk tahun 2011yang menderita diabetes mellitus sebanyak 21%. Di Banda Aceh yang didapatkan hasil pendataan bahwa penyakit diabetes mellitus lebih kurang 605 kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya (Arafat, 2009).

Menurut Dalimartha (2005), banyak penderita diabetes mellitus yang mengatasi penyakitnya dengan mengkonsumsi obat-obat hipoglikemik baik yang berupa suntikan maupun tablet yang dapat diminum. Pemakaian obat-obatan


(15)

3 hipoglikemik ini memang diketahui dapat menurunkan kadar glukosa darah, namun pemakaian obat ini juga memiliki banyak efek samping. Bahaya yang terjadi bila dosis obat terlalu rendah akan mengakibatakan timbulnya komplikasi yang kronis yang lebih dini, sedangkan dosis yang berlebihan atau cara pemakaian yang salah dapat menimbulkan hipoglikemia. Disisi lain harga obat-obatan hiperglikemik dan terapi medis bagi penderita diabetes mellitus yang sekarang ada juga masih relatif mahal. Sebagai contoh Nutrilite Bio C 100 tablet dengan dosis pemakaian 1-3 kali/hari seharga Rp164.000,00; Nutrilite Fruit and Vegetable Fiber80tabletdengandosis pemakaian1-2 kali/hari seharga 101.000,00; Hyperglycemia high Calsium powerd (Tianshi) 90 tablet dengan dosis pemakaian 1-3 kali/hari seharga 183.500,00 dan lain-lain. Berdasarkan alasan tersebut maka diambil salah satu cara pengobatan alternatif dengan memakai bahan obat di alam yang disebut terapi herbal.Terapi herbal adalah yang dimaksud suatu proses penyembuhan diabetes mellitus dengan menggunakan berbagai tanaman yang berkasiat obat.

Selama ini salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya dapat dinikmati buahnya saja.Tetapi masyarakat belum menyadari bahwa kulit salak yang mempunyai tekstur kasar, berbentuk coklat dan bersisik dapat dimanfaatkan sebagai obat.Selama ini kulit buah salak hanyasebagai limbah dan tidak termanfaatkan dan terbuang sebagai limbah.Kulit salak merupakan limbah yang biasanya tidak digunakan lagi, tetapi sebagian kecil masyarakat menggunakan kulit salak sebagai anti diabetes. Kulit salak ini dibuat dalam bentuk teh dan


(16)

4 diyakini oleh masyarakat secara turun temurun berkhasiat dalam menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe II (Anonim, 2011).

Secara empiris, masyarakat menggunakan 100 gram kulit salak yang telah dicuci bersih, yang kemudian direbus dengan air sebanyak 1 liter hingga mendidih, kemudian airnya disaring dan diminum. Ada juga yang mengatakan, kulit buah salak yang digunakan diambil dari 2-3 buah salak yang telah dicuci bersih, kemudian direbus dengan 500 ml air hingga mendidih dan dibiarkan selama 5 menit. Air rebusan tersebut disaring dan diminum untuk sehari (Anonim, 2011).

Dari hasil uji infus kulit salak dengan menggunakan HGCL (Gas Chromatography Mass Spectrometry) diketahui bahawa infus kulit salak mengandung 14 senyawa unsur aktif pada kulit salak untuk menurunkan kadar glukosa. Adapun senyawa-senyawa tersebut yaitu: Niacin (Niacin (asam nikotinat) biasa dikenal dengan vitamin B3,Vitamin ini berperan penting dalam

metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar

gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo), Cinammin acid (senyawa yang mendorong regenerasi sel epitel. Zat-zat tersebut berperan penting dalam proses perbaikan pankreas pada penderita diabetes tipe I), Gallic acid (bertindak sebagai zat yang dapat memperlancar sistem pencernaan tubuh seperti organ pankreas sehingga organ pankreas yang rusak dapat aktif kembali dalam memroduksi hormon insulin yang diperlukan oleh tubuh), Ascorbic acid (memiliki fungsi antibiotikmencegah asma dan dapat mencegah kanker),Glucose


(17)

5 (Fungsi glukosa di dalam tubuh adalah sebagai prekusor untuk sintesis berbagai senyawa di dalam tubuh. Diantaranya adalah senyawa khusus seperti laktosa, antigen permukaan sel,nekloutida dan glikosaminoglikan serta pembentukan asam lemak, kolestrol, asam amino dan asam nukleat. Senyawa di dalam tubuh yang tidak dapat disintesis dari glukosa yaitu vitamin, asam amino esensial dan asam lemak esensial), Fructosa (fruktosa merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan) Apigenin (memiliki peran utamadalam mengendalikan kadar glukosa darah dan mencegah kerusakan organ vital seperti hati, ginjal dan pankreas Journal), Catechin (sebagai zat antioksida terbaik yang perna ada. Antioksida didefenisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus antioksidan adalah zat yang dapat menundah atau mencegah terjadinya reaksi antioksidan radikal bebas dalam oksidasi lipid), Thiamin (peran utama thiamin adalah sebagai bagian dari koenzim dalam dekarboksilasi oksidatif asam alfa-keto), Qurecetin (qurecetin bekerja antioksidan.Antioksidan seperti qurecetin dapat menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan sel).Chlorogenic acid (berperan sebagai antioksidan yang dapat membendung pembentukan sel kanker), Ribofflavin (merupakan bagian koenzim Dehidrogenase enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi-rduksi dalam jaringan-jaringan tubuh berbentuk FAD (flavin adenin dinukleutida) dan FMN (flavin mono nuklutida), Lupelo (menghambat kanker pankreas dan mengurangi sejumlah proses yang terlibat pada


(18)

6 perkembangan kanker), Folic acid (pembentukan sel baru dan membantu tubuh memproduksi DNA dan RNA tubuh).

Aloksan merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai pencetus hiperglikemia pada hewan percobaan. Namun pada penelitian terdahulu aloksan yang digunakan adalah bentuk monohidrat, dimana efek hiperglikemiknya diduga kurang kuat atau tidak permanen(Suharmiati,2000). Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan aloksan generasi baru bentuk tetrahidrat untuk menginduksi hiperglikemia yang permanen pada hewan coba.

Dari uraian diatas maka peneliti akan melakukan uji tentang “Pengaruh Pemberian Infus Kulit Buah Salak (Salacca edulis) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi dengan Aloksan.


(19)

7 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh pemberian kulit buah salak (Salacca edulis) dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan?

2. Berapakah dosis yang efektif dari infus kulit buah salak (Salacca edulis) yang dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus)yang diinduksi aloksan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh pemberian infus kulit buah salak (Salacca edulis) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus)yang diinduksi aloksan.

2. Mengetahui dosis efektif dari infus kulit buah salak (Salacca edulis) yang dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitianinidiharapkan adanya manfaat baik umum maupun khusus. 1.Manfaat Umum

a. Manfaat umum dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya dibidang ilmu pengobatan keluarga.


(20)

8 b. Dari hasil penelitian ini juga dapat menambah wawasan bagi masyarakat tentang carapenurunan kadar gula darah dengan menggunakan kulit buah salak yang relatif murah dan aman.

2. Manfaat Khusus Dalam Bidang Pendidikan

a. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa SMA kelas XI pada materi pembelajaran sistem ekskresi SK 3/ KD 3.5 menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang terjadi.

b. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa infus kulit salak (Salacca edulis) dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.

c. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara menurunkan kadar gula darah dengan mengunakan tanaman obat keluarga yang mudah didapat dan aman untuk digunakan.


(21)

9 1.5 Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diberi batasan-batasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan masalah. Adapun batasan masalah penelitian ini adalah :

1. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan(strain wistar)berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata 150 gram.

2. Sebelum dilakukan percobaan, tikus putih diberikan masa adaptasi selama 3-7 hari dengan tujuan untuk membiasakan terhadap kondisi lingkungan dan perlakuan kandang.

3. Pakan tikus berupa BR 1

4. Minum tikus yaitu aquadest atau air

5. Umur tikus adalah usia hewan uji yaitu 3 bulan

6. Penelitian ini mengunakaninfus dari kulit buah salak kering dengan berat 100 gramyang dicampur air sebanyak 1 liter sambil diaduk-adukdalam penangas air selama 20 menit. Setelah campuran didinginkan (± 30ºC) dilakukan penyaringan. Dosis infus kulit buah salak yang di gunakan adalah, 1ml/ekor, 2 ml/ekor, 3 ml/ekor.

7. Bahan kimia yang digunakan untuk meningkatakan kadar gula darah pada tikus putih(Rattus norvegicus) adalah aloksan tetrahidrat 1,6%.

8. Indikator penelitian ini yaitu penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan (Rattus novergicus)yang diinduksi aloksan setelah diberi infus kulit buah salak.


(22)

10 1.6 Batasan Istilah

1. Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya (Surakhmad, 1982).

2. Dosis adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat luar maupun obat dalam (Neogalih, 2011).

3. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96- 98 ◦C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006).

4. Kadar gula darah adalah kosentrasi glukosa darah (Koolman, 1995). Kadar gula darah untuk orang normal (non diabetes)waktu puasamg/dl sedangkan seorang sudah dapat dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dl dan kadar glukosa darah dua jam setelah makan ≤ 200 mg/dl (Tjokroprawiro, 2006). Kadar gula darah untuk tikus putih sehat bervariasi 50 Sampai 135 mg/d. kadar glukosa darah untuk tikus puasa berkisar 50-109 mg/dl.

5. Aloksan adalah bahan kimia bersifat toksis yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan percobaan (Suhrmiati, 2003).


(1)

5 (Fungsi glukosa di dalam tubuh adalah sebagai prekusor untuk sintesis berbagai senyawa di dalam tubuh. Diantaranya adalah senyawa khusus seperti laktosa, antigen permukaan sel,nekloutida dan glikosaminoglikan serta pembentukan asam lemak, kolestrol, asam amino dan asam nukleat. Senyawa di dalam tubuh yang tidak dapat disintesis dari glukosa yaitu vitamin, asam amino esensial dan asam lemak esensial), Fructosa (fruktosa merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa, yang bisa langsung diserap ke aliran darah selama pencernaan) Apigenin (memiliki peran utamadalam mengendalikan kadar glukosa darah dan mencegah kerusakan organ vital seperti hati, ginjal dan pankreas Journal), Catechin (sebagai zat antioksida terbaik yang perna ada. Antioksida didefenisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus antioksidan adalah zat yang dapat menundah atau mencegah terjadinya reaksi antioksidan radikal bebas dalam oksidasi lipid), Thiamin (peran utama thiamin adalah sebagai bagian dari koenzim dalam dekarboksilasi oksidatif asam alfa-keto), Qurecetin (qurecetin bekerja antioksidan.Antioksidan seperti qurecetin dapat menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan sel).Chlorogenic acid (berperan sebagai antioksidan yang dapat membendung pembentukan sel kanker), Ribofflavin (merupakan bagian koenzim Dehidrogenase enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi-rduksi dalam jaringan-jaringan tubuh berbentuk FAD (flavin adenin dinukleutida) dan FMN (flavin mono nuklutida), Lupelo (menghambat kanker pankreas dan mengurangi sejumlah proses yang terlibat pada


(2)

6 perkembangan kanker), Folic acid (pembentukan sel baru dan membantu tubuh memproduksi DNA dan RNA tubuh).

Aloksan merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai pencetus hiperglikemia pada hewan percobaan. Namun pada penelitian terdahulu aloksan yang digunakan adalah bentuk monohidrat, dimana efek hiperglikemiknya diduga kurang kuat atau tidak permanen(Suharmiati,2000). Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan aloksan generasi baru bentuk tetrahidrat untuk menginduksi hiperglikemia yang permanen pada hewan coba.

Dari uraian diatas maka peneliti akan melakukan uji tentang “Pengaruh Pemberian Infus Kulit Buah Salak (Salacca edulis) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi dengan Aloksan.


(3)

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh pemberian kulit buah salak (Salacca edulis) dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan?

2. Berapakah dosis yang efektif dari infus kulit buah salak (Salacca edulis) yang dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus)yang diinduksi aloksan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh pemberian infus kulit buah salak (Salacca edulis) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus)yang diinduksi aloksan.

2. Mengetahui dosis efektif dari infus kulit buah salak (Salacca edulis) yang dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitianinidiharapkan adanya manfaat baik umum maupun khusus. 1.Manfaat Umum

a. Manfaat umum dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya dibidang ilmu pengobatan keluarga.


(4)

8 b. Dari hasil penelitian ini juga dapat menambah wawasan bagi masyarakat tentang carapenurunan kadar gula darah dengan menggunakan kulit buah salak yang relatif murah dan aman.

2. Manfaat Khusus Dalam Bidang Pendidikan

a. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa SMA kelas XI pada materi pembelajaran sistem ekskresi SK 3/ KD 3.5 menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang terjadi.

b. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa infus kulit salak (Salacca edulis) dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.

c. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara menurunkan kadar gula darah dengan mengunakan tanaman obat keluarga yang mudah didapat dan aman untuk digunakan.


(5)

9 1.5 Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diberi batasan-batasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan masalah. Adapun batasan masalah penelitian ini adalah :

1. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan(strain wistar)berumur 3 bulan dengan berat badan rata-rata 150 gram.

2. Sebelum dilakukan percobaan, tikus putih diberikan masa adaptasi selama 3-7 hari dengan tujuan untuk membiasakan terhadap kondisi lingkungan dan perlakuan kandang.

3. Pakan tikus berupa BR 1

4. Minum tikus yaitu aquadest atau air

5. Umur tikus adalah usia hewan uji yaitu 3 bulan

6. Penelitian ini mengunakaninfus dari kulit buah salak kering dengan berat 100 gramyang dicampur air sebanyak 1 liter sambil diaduk-adukdalam penangas air selama 20 menit. Setelah campuran didinginkan (± 30ºC) dilakukan penyaringan. Dosis infus kulit buah salak yang di gunakan adalah, 1ml/ekor, 2 ml/ekor, 3 ml/ekor.

7. Bahan kimia yang digunakan untuk meningkatakan kadar gula darah pada tikus putih(Rattus norvegicus) adalah aloksan tetrahidrat 1,6%.

8. Indikator penelitian ini yaitu penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan (Rattus novergicus)yang diinduksi aloksan setelah diberi infus kulit buah salak.


(6)

10 1.6 Batasan Istilah

1. Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya (Surakhmad, 1982).

2. Dosis adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat luar maupun obat dalam (Neogalih, 2011).

3. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96- 98 ◦C) selama waktu tertentu (15-20 menit) (Ditjen POM, 2000; Syamsuni, 2006).

4. Kadar gula darah adalah kosentrasi glukosa darah (Koolman, 1995). Kadar gula darah untuk orang normal (non diabetes)waktu puasamg/dl sedangkan seorang sudah dapat dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah pada waktu puasa ≥ 126 mg/dl dan kadar glukosa darah dua jam setelah makan ≤ 200 mg/dl (Tjokroprawiro, 2006). Kadar gula darah untuk tikus putih sehat bervariasi 50 Sampai 135 mg/d. kadar glukosa darah untuk tikus puasa berkisar 50-109 mg/dl.

5. Aloksan adalah bahan kimia bersifat toksis yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan percobaan (Suhrmiati, 2003).


Dokumen yang terkait

PENGARUH REBUSAN DAUN SIRIH MERAH ( Piper Crocatum ) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus ) YANG DIINDUKSI Alloxan

1 10 25

PENGARUH PEMBERIAN BUAH PEPINO (Solanum muricatum) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN

4 52 23

Pengaruh pemberian ekstrak kelopak bunga rosela (hibiscus sabdariffa l) terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan

1 6 80

PENGARUH PEMBERIAN DUTCH STYLE COCOA POWDER TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

2 13 33

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens. Blume) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH DAN GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 3 23

PENDAHULUAN Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Pohon Salam (Eugenia Polyantha) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan.

0 2 4

PENDAHULUAN Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Jamblang (Syzygium cumini) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus)yang Diinduksi Aloksan.

0 2 4

PENGARUH PEMBERIAN TAHU YANG DIFERMENTASI TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 0 15

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS EKSTRAK DAUN INSULIN (Smallanthus sonchifolius) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 0 12

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG MERAH DAYAK TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) YANG DI INDUKSI ALOKSAN

0 5 18