4.1. 20 Skema aktan 20
Situasi awal pada skema aktan dua puluh terdapat pada peristiwa setelah Subada berhenti bekerja dan menata kehidupannya, Subada hidup damai dengan
keluarganya. Subada berunding dengan istrinya untuk menikahkan anak bungsunya. Keinginan Subada pernikahan anaknya akan diselenggarakan dengan
sederhana. Subada berencana menikahkan anaknya dengan biaya diambil dari tabungannya sebesar seratus rupiah. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini. “Bareng telung taun, lerehe saka pakaryan, wus rembugan mupakat
lawan kang estri, Subada duwe ajat. Mantu anakira kang wuragil, karepira mung climen kewala, jupuk dhuwit celengane, sacukupe mung
satus.” Warawurcita, hlm:125
„Setelah tiga tahun berhenti dari pekerjaannya, sudah berunding dan setuju dengan istrinya, Subada mempunyai hajat. Menikahkan anaknya
yang terakhir, keinginannya hanya sederhana saja, mengambil uang tabungan, secukupnya hanya seratus.‟
Tahap kecakapan pada transformasi terdapat pada peristiwa rencana Subada untuk menikahkan anaknya terdengar oleh sahabat-sahabatnya. Sahabat-
sahabat Subada banyak yang ingin membantu acara pernikahan anak bungsu Keinginan
untuk menikahkan anak bungsu
Subada Pengirim
Pernikahan anak bungsu
Subada Objek
Anak bungsu Subada
Penerima
Ø Penentang
Subada Subjek
Sahabat Subada
Penolong
Subada. Para sahabat Subada merasa berhutang budi kepada Subada karena telah banyak ditolong. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini.
“Wektu iku kapireng maring, sobate para Tyonghwa, wus padha sarembug, nyumbang tledhek sanyaganya, tutur marang Subada
tempuking kardi, kang supaya tayuban.” Warawurcita, hlm: 125
„Waktu itu terdengar oleh, sahabatnya pata Tionghoa, sudah berunding, menyumbangkan tandak beserta dengan pemukul gamlannya,
berkata kepada Subada pada saat hajatan, agar supaya tayuban.‟
Tahap utama pada transformasi terdapat pada peristiwa para sahabat Subada berkumpul untuk merundingkan pembagian pekerjaan untuk membantu
penyelenggaraan pernikahan anak bungsu Subada. Mereka membantu keperluan pernikahan anak bungsu Subada dengan tulus. Ada yang membantu menghias,
mengatur tempat hajatan serta mengatur perkakas. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini.
“Para bekel prabot lan wong cilik, sajerone under Sidaharja, bareng krungu pawartane, Subada arep mantu, padha teka tutulung sami,
karya binagi pyambak, ing saperlunipun. Ana kang gawe pajangan, nata apa kang dadi kanggoning kardi, ana nata bekakas.”
Warawurcita, hlm: 125
„Para bekel dan orang kecil, di dalam kecamatan Sidaharja, setelah mendengar kabarnya, Subada akan mempunyau hajat, semua datang
memberi pertolongan, pekerjaan dibagi sendiri, menurut keperluannya. Ada yang membuat pajangan, menata apa yang menjadi kebutuhan untuk
hajatan. Ada yang menata perabot.‟
Tahap kegemilangan pada transformasi terdapat pada peristiwa acara pernikahan anak bungsu Subada sangat meriah dan ramai. Tamu yang datang
tidak ada henti-hentinya sampai tiga hari tiga malam. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini.
“Kongsi telung dina telung wengi, akeh tamune kang padha teka, dumulur tana pedhote, Jawa Tyonghwa gumrudug, pyayi bekel lawan
wong cilik. Bekel sip Wanarekta, saprabote dhusun, akeh ingkang padha teka, wit r
umangsa padha kapotangan becik.” Warawurcita, hlm: 125
„Sampai tiga hari tiga malam, banyak tamu yang berdatangan, saudara tidak ada putusnya, Jawa Tionghoa berdatangan, priyayi bekel dan
orang kecil. Bekel di Wanarekta, beserta pegawai desa, banyak yang datang, karena merasa berhutang budi‟
Situasi akhir pada skema aktan dua puluh terdapat pada peristiwa banyak yang menghadiri pernikahan anak bungsu Subada. Orang-orang yang menghadiri
pernikahan anak bungsu Subada membawakan berbagai macam sumbangan. Mereka menyumbang dengan tulus sebagai balasan karena Subada telah banyak
membantu mereka. Peristiwa tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. “Wong under Sidaharja, warna-warna anggone ngaturi,
pasumbangane wetune ing desa, buwah: kayune, karana wong ing dhusun, keh rumasa ditulung becik, wit assisten wadana, tumeka pensiyun, akeh
pitulunganira, kabecikan: mula wong kang tulung sami, tugur kongsi bubaran.”
Warawurcita. Hlm: 125
„Orang-orang di sekitar Sidaharja, bermacam-macam pemberiannya, sumbangannya berupa hasil desa, buah: kayunya, karena orang desa,
banyak merasa ditolong, oleh asiaten wadana, sampai pensiyun, banyak pertolongannya, kebaikan: sehingga orang yang ditolong semuanya,
berjaga hingga selesai.‟
4.2 Korelasi Skema Aktan dan Struktur Fungsional pada Cerita