Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
PARAGRAF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III DENGAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PICTURE AND PICTURE PADA MI ZIYADATUL HUDA
JAKARTA TIMUR

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Nur’aini
NIM 1811018300023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014


ABSTRAK
Nur’aini, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa
Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture
pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur”, Skripsi, Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kemampuan
menulis paragraf pada siswa kelas III MI Ziyadatul Huda Jakarta. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalan dua siklus, setiap siklus terdiri
dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
dan tes. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas pembelajaran
siswa. Adapun tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan
kemampuan menulis paragraf melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran baik pada siklus I maupun
siklus II siswa sudah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tahapan pembelajaran
yang direncanakan. Hasil tes dari pembelajaran siklus I diketahui 3 dari 14 orang

siswa belum mencapai nilai KKM 60. Pada hasil pembelajaran siklus II seluruh
siswa sudah mencapai nilai KKM 60. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kemampuan menulis paragraf dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif
tipe Picture and Picture sudah meningkat.

Kata Kunci

: Kemampuan menulis paragraf, pembelajaran kooperatif
tipe Picture and Picture, penelitian tindakan kelas

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirohim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah pada junjungan Nabi
Muhammad SAW, sebagai penyempurna akhlak mulia dan rahmatan lil alamin,
sahabat, keluarga, dan kita sebagai pengikutnya.

Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan
yang penulis hadapi, maka dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari
bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari adanya bimbingan, dorongan,
dukungan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Nurlena Rifai, M.A.Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Fauzan, MA., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dindin Ridwanudin, M.Pd., Dosen pembimbing yang bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada
penulis.
5. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ziyadatul Huda dan semua pihak lain yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Alm. H. Asyhari dan Almh. Ibu Arfah
yang telah mengasuh, membimbing, membesarkan, mendidik dengan penuh
kesabaran, dan senantiasa mencurahkan kasing sayang
7. Keluargaku tercinta, suamiku Endang Maulana yang telah mendukung dan

mendoakan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan segera meraih
gelar sarjana, serta anakku tercinta Ahmad Syahrul Ramadhan yang menjadi
penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

ii

8. Teman-temanku satu angkatan di Prodi PGMI Dual Mode System kelas A3-1,
yang memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga bantuan,
bimbingan, semangat, doa dan dukungan yang diberikan pada penulis dibalas oleh
Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari berbagai pihak. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca. Amin

Jakarta, 30

November 2014


Nur’aini

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
UJI REFERENSI

ABSTRAK .................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...............................................................................

ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................

iv

DAFTAR TABEL .....................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................


1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................

3

C. Pembatasan Maslah ...................................................................

4

D. Perumusan Masalah ..................................................................

4

E. Tujuan Penelitian ......................................................................

4

F. Manfaat Penelitian ....................................................................


4

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teoritik ............................................................................

6

1. Hakikat Pembelajaran ............................................................

6

2. Aktivitas Pembelajarn ...........................................................

6

3. Pembelajaran Menulis di SD/MI ...........................................

7

4. Hakikat Menulis .....................................................................


7

5. Kemampuan Menulis .............................................................

7

6. Keterampilan Menulis Paragraf .............................................

8

iv

B. Model Pembelajaran ..................................................................

15

a. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................

18


b. Urgensi pembelajaran Kooperatif .......................................

19

c. Ciri-ciri Pemelajaran Kooperatif .........................................

20

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ........................

21

e. Model Pembelajaran Picture and Picture ...........................

22

f. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif ........................

23


g. Kelemahan Model pembelajaran Kooperatif ......................

24

C. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................

24

D. Hipotesis Tindakan .....................................................................

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................

26

B. Metode Dan Desain Intervensi /Rancangan Siklus Penelitian ..

26

C. Subjek Penelitian.......................................................................

28

D. Peran dan posisisi peneliti dalam penelitian .........................

28

E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................

28

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ............................

30

G. Data dan Sumber Data ..............................................................

31

H. Instrument Penelitian ................................................................

31

I. Tehknik Pengumpulan Data ....................................................

32

J. Tehnik Pemeriksaan Kepercayaan ..........................................

32

K. Analisis Data dan Insrumen Hasil Analisis ...............................

33

L. Pengembangan Perncanaan Tindakan .......................................

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah ........................................................................

35

1.

Gambaran umum MI Ziyadatul Huda ...............................

35

2.

Visi, Misi Madrasah .........................................................

35

a. Visi Madrasah .............................................................

35

b. Misi Madrasah ............................................................

35

c. Sarana dan prasarana...................................................

35

v

3.

Kurikulum .......................................................................

36

4.

Kegiatan Ekstrakulikuler ..................................................

36

5.

Tenaga Pendidik dan Staf Sekolah ..................................

37

B. Deskripsi Data ..........................................................................

37

1. Penelitian Penahuluan .......................................................

38

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I ......................................

38

a. Tahap Perencanaan .....................................................

38

b. Tahap Pelaksanaan ....................................................

39

c. Tahap Obervasi .........................................................

45

1). Hasil Observasi Aktivitas Siswa............................

45

2).Hasil Observasi Aktivitas Guru ..............................

47

3). Hasil Belajar ........................................................

48

d. Tahap Refleksi ............................................................

52

Tindakan Pembelajaran Siklus II ......................................

53

a. Tahap Perencanaan........................................................

53

b. Tahap Pelaksanaan ........................................................

54

c. Tahap Observasi ..........................................................

58

1). Hasil Observasi Aktivitas Siswa ..............................

58

2). Hasil Observasi Aktivitas Guru ...............................

60

3). Hasil Belajar ..........................................................

62

d. Tahap Refleksi .................................................................

63

C. Analisis Data ..........................................................................

63

D. Pembahasan Temuan Penelitian ..........................................

67

3.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................

69

B. Saran ..........................................................................................

69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

71

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Belajar....................................................

33

Tabel 4.1 Data Inventaris Sekolah ................................................. ..........

36

Tabel 4.2 Daftar Tenaga Pendidik dan Sekolah .......................................

37

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktfitas Siswa pada siklus I............................

45

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktifitas Guru padasiklus I................... ...........

47

Tabel 4.5 Hasil Belajar siswa pada siklus I ................................... ..........

48

Tabel 4.6 Hasil rata-rata nilai siswa pada siklus I......................... ...........

49

Tabel 4.7 Refleksi tindakan pembelajaran siklus I....................... ...........

52

Tabel 4.8 Hasil Obsevasi aktifitas siswa pada siklus II ................ ..........

59

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru pada siklus II .............. ...........

60

Tabel 4.10 Hasil belajar siswa pada siklus II ................................. ...........

62

Tabel 4.11 Hasil rata-rata nilai siswa pada siklus II ...................... ...........

63

Tabel 4.12 Rekapitulasi Tingkat Menulis Paragraf ...................................

64

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Desain Penelitian................................................ ....................

27

Gambar 4.1 Diagram Hasil Lembar observasi Siswa............ ...................

50

Gambar 4.2 Kondisi siswa saat belajar pada siklus I............. ..................

50

Gambar 4.3 Kondisi siswa saat kerjasama kelompok............ ....................

51

Gambar 4.4 Kondisi siswa saat menulis paragraf siklus I...... ....................

52

Gambar 4.5 Kondisi siswa saat belajar pada siklus II............ .....................

55

Gambar 4.6 Kondisi siswa saat belajar pada siklus II............ .....................

55

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Pertemuan Ke I ............................................... ........................

72

2. RPP Pertemuan Ke II ............................................ ...........................

78

3. RPP Pertemuan Ke III ........................................... ..........................

84

4. RPP Pertemuan Ke IV ............................................ ..........................

90

5. Kisi-kisi Instrumen ................................................. .........................

96

6. Lembar Observasi Siswa.......................................... .........................

98

7. Lembar Observasi Guru .......................................... ..........................

100

8. Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus I ..............................................

102

9. Hasil Penilaian Pembelajaran Siklus II .............................................

103

10. Ringkasan Materi ..................................................... .........................

104

11. Surat Permohonan Izin Penelitian ......................... ...........................

108

12. Lembar Postest Pembelajaran Siswa ..................... ...........................

109

13. Surat Keterangan Selesai Penelitian ...................... ...........................

110

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepentingan bahasa bagi manusia tidak perlu diragukan lagi, Hal
itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga dapat dilihat dari banyaknya
perhatian para ilmuwan dan praktisi terhadap bahasa. Bahasa sebagai
objek ilmu bukan monopoli para ahli bahasa. Para ilmuwan dalam bidang
lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka
memerlukan bahasa sekuang-kurangnya sebagai alat bantu untuk
mengkomunikasikan berbagai hal.
Dalam

kehidupan

sehari-hari,

kegiatan

berbahasa

(berkomunikasi) sudah biasa kita lakukan, di mana pun kita berada jika
kita berbahasa (berkomunikasi) selalu melakukan kegiatan berbahasa
secara terpadu. Pada waktu kita berbicara misalnya, tentu ada kegiatan
menyimak, pada saat menulis misalnya, tentu sebelum kita pernah
mambaca sesuatu tersebut yang pada saat menulis, kita tuangkan dalam
bentuk tulisan. “Kegiatan berbahasa secara terpadu ini sering tampak
dalam berkomunikasi secara lisan.”1
“Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai
mitra

berkomunikasi,

manusia

memang

memakai

dua

cara

berkomunikasi, yaitu secara verbal dan nonverbal. Berkomunikasi secara
verbal dilakukan dengan menggunakan bahasa (lisan dan tulis) sebagai
mediumnya sedang berkomunikasi secara nonverbal dilakukan dengan
menggunakan medium selain bahasa (lisan dan tulis). Namun , isyarat,
kode, dan bunyi misalnya tanda lalu lintas, morse, lambaian tangan,
sirene, kentongan, atau terompet baru bermakna setelah “diterjemahkan”
ke dalam manusia . Hal itu, menunjukkan bahwa bahasa merupakan alat
1

Budinuryanto dkk Pengajaran Keterampilan berbahasa (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),

h.51

1

2

komunikasi terpenting bagi manusia”2.
Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang cukup kompleks
karena harus melibatkan berbagai unsur menulis sekaligus pada saat yang
sama. Menulis/mengarang dapat kita pahami sebagai
rangkaian

kegiatan

seseorang

mengungkapkan

keseluruhan
gagasan

dan

menyampaikan pikiran melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat
dipahami tepat seperti dimaksudkan oleh penulis /pengarang.
“Menulis merupakan keterampilan berbahasa aktif. Kemampuan
puncak seseorang untuk dikatakan terampil berbahasa wujudnya ialah
mampu menulis. Menulis tulisan juga merupakan media untuk
melestarikan dan menyebarluaskan informasi dan ilmu pengetahuan.”3
Kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah tetapi
melalui proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai
lambang bunyi siswa harus berlatih dan cara memegang alat tulis serta
menggerakkan tangan dengan memperhatikan apa yang harus ditulis
(digambarkan). Siswa harus dilatih mengamati lambang bunyi tersebut,
memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu sampai dapat
menuliskannya sampai benar. Agar bermakna, proses belajar menulis
permulaan ini dilaksanakan setelah siswa mampu mengenal huruf-huruf
yang diajarkan.
Dalam aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh
pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain,
kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur ahli bahasa
yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa
2

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta:Diksi Insan Mulya, 2003),h.1-2

3

Hindun, Pembelajaran Bahasa Indoesia berkarakter di SD( Jakarta, Nufa Citra Mandiri 2012) h.

201

3

maupun unsur isi harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan
yang runtut dan padu.
Masih banyak masalah yang dialami baik yang dihadapi siswa
maupun yang dialami guru itu sendiri dalam menerima dan
menyampaikan materi tentang menulis diantaranya yaitu, guru kurang
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di madrasah, guru masih
kurang menggunakan metode ataupun model pembelajaran, guru masih
kurang dalam penggunaan media, siswa kurang berinteraksi baik antara
siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan
lingkungan sekitar, siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang
disampaikan, dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia masih di bawah
KKM yaitu (60,00)
Salah satu media yang dapat digunakan untuk mendorong anak
agar dapat meningkatkan hasil belajar menulis menggunakan media
gambar. Peneliti berkeyakinan bahwa media gambar ini akan berhasil
didasarkan pada asumsi bahwa media ini memiliki beberapa kelebihan,
yakni penggunaan gambar biasanya disukai anak, penggunaan media
dirasa praktis, media gambar bisa digunakan berulang-ulang, menarik,
inovatif, dan hemat.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia
dengan Pendekatan Pemebelajaran Kooperatif Model Picture and Picture
pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
2. Guru masih sangat kurang dalam menggunakan metode dan model
pembelajaran.
3. Siswa kurang berinteraksi baik antara siswa, guru, maupun dengan

4

lingkungan sekitar madrasah.
4. Siswa kurang merespon pelajaran yang disampaikan oleh guru.
5. Hasil penilaian akhir pelajaran bahasa Indonesia masih dibawah
KKM.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan

permasalahan

dalam

suatu

penelitian

dapat

berkembang menjadi masalah yang lebih luas dan kompleks maka perlu
membatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Picture
and Picture pada kompetensi menulis paragraf pada kelas III MI.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan

masalah

di

atas,

permasalahan

yang

dapat

dirumuskan: “Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf
pada siswa kelas III MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur”?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf pada
siswa kelas III MI.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
“Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa
belajar lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka meningkat
menuju pelajaran baru.
2. Guru
Peningkatan dalam pembelajaran di kelas

5

3. Madrasah
Memberikan sumbangan bagi madrasah tentang variasi pembelajaran
dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu
proses pembelajaran

6

BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoritik
1.

Hakikat Pembelajaran
“Pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran
bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi
suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisma
yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda mati yang
dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang
berbeda, mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda.”4
“Proses pembelajaran akan efektif jika memanfaatkan
berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan
berbagai sumber belajar. Banyak hasil teknologi yang dapat
digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses
pembelajaran.”5

2.

Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran sekarang ini sangat mengedepankan tentang
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif didalamnya, bahkan
pembelajaran yang trend saat ini dapat dikatakan istilah “Student
Centre”, yaitu pembelajaran yang menghruskan siswa aktif dalam
pembelajaran itu sendiri.
Student Centre banyak dikembangkan pada lembaga atau
instalasi

pendidikan,

sehingga

banyak

bermunculan

model

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
yang ikut meramaikan dunia pendidikan yang ada di Indonesia.

4

Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung:Kencana Prenada Media

Group 2008) h. 31-32
5

Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung:Kencana Prenada

Media Group 2008) h. 32

6

7

3.

Pembelajaran Menulis di SD/ MI
“Pembelajaran menulis merupakan komponen penggunaan
bahasa yang harus diajarkan di SD/MI. Hal itu tersurat pada tujuan
Kurikulum 2006, yang berbunyi “agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut berkomunikasi secara efektif dan efisien
sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tujuan
pembelajaran menulis diarahkan pada tataran penggunaan.”6
Sedangkan pada Kurikulum 2004 kompetensi menulis yang
diharapkan dari siswa SD ialah “dapat menulis karangan naratif dan
non naratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan
tujuan dan ragam pembaca, memakai ejaan dan tanda baca, dan kosa
kata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.

4.

Hakekat Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu
catatan atau infomasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.
Keterampilan menulis merupakan salah satu mata kuliah yang
diajarkan di perguruan tinggi (PT) khususnya program studi
pendidikan bahasa dan sastra indonesia.

5.

Kemampuan Menulis
“Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
kesanggupan kita dalam berusaha.”7
Kemampuan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal,
fikiran, ide, dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah, atau
membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan
sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Menurut Isah Cahyani menulis ialah sebuah keterampilan yang
individu untuk mengomunikasikan pesan yang ingin disampaikan
melalui tulisan. Keterampilan tersebut berkaitan erat dengan

6
7

Alek dkk, Bahasa Indonesia(Jakarta: FITK PRESS 2009)h. 66
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h.869

8

bagaimana sesorang mampu memilih dan menyusun pesan untuk
disampaikan melalui bahasa tulis. Syafi’ie mengatakan “Pesan yang
ditransaksikan itu dapat berwujud ide (gagasan), kemauan,
keinginan, perasaan, atau informasi”.8
Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang paling
tinggi tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan
ketiga keterampilan lainnya, yaitu: membaca, berbicara, dan
mendengarkan.
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan
bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Hal ini, erat kaitan
dengan pengabdian budaya industrial yang merupakan salah satu
tuntutan pembangunan nasional pada masa yang akan datang.
Keterampilan menulis merupakan suatu proses yaitu proses
penulisan. Hal ini berarti kegiatan menulis dilakukan melalui
tahapan, yaitu perencanaan penulisan, tahap penulisan, dan tahap
revisi.
6.

Keterampilan Menulis Paragraf
a. Pengertian Paragraf
“Keterampilan

menulis

paragraf

merupakan

keterampilan yang sangat komplek, Dalam menyusun paragraf
harus memperhatikan syarat-syarat dengan baik yaitu, kesatuan,
kepaduan (koherensi), dan kelengkapan.”9
“Paragraf mempunyai beberapa pengertian: 1) Paragraf
adalah karangan mini. Artinya semua unsur karangan yang
panjang ada dalam paragraf. 2) paragraf adalah satuan bahasa
tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara
runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap,

8

Isah Cahyani, dkk, Kemampuan Berbahasa Inonesia di SD,(Bandung: UPI Press 2007), h. 127

9

Ramlan A Gani dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Bebahasa Indonesi,(Jakarta: FITK PRESS

2011) h.87

9

utuh, dan padu.” 10
“Paragraf adalah bagian bacaan yang mengungkapkan
satu pikiran yang lengkap. Paragraf umumnya terdiri dari
sejumlah kalimat, kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling
berkaitan. Apabila kalimat-kalimat tersebut belum berkaitan,
maka kalimat-kalimat tersebut harus disusun terlebih dahulu.”11
Sekalipun tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu
kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai
sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek
dinamika bahasa.
Lebih jauh dari itu, paragraf dapat mendinamiskan
sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis, dan
energik sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya,
paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani
gagasan penulis dan pembaca.
b. Syarat-syarat Paragraf yang Baik
Dalam

menyususn

paragraf

yang

baik,

harus

memperhatikan syarat yaitu kesatuan, kepaduan (koherensi), dan
kelengkapan.
Kesatuan paragraf adalah unsur yang membangun
sebuah paragraf. Sebuah paragraf yang baik, biasanya terdiri dari
satu kalimat topik/kalimat utama/kalimat inti dan beberapa
kalimat penjelas.
Syarat kedua adalah kepaduan (koherensi). Maksudnya,
dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang tidak ada
hubungannya atau menyimpang dari paragraf itu.

10

Alek dan Ahmad, Bahan Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK PRESS) h. 130

11

Gilang dkk, TimBina Bahasa Bahasa Indonesia Kelas 3 SD (Bogor: Yudhistira 2010)h.11

10

c. Macam-macam Paragraf
Dilihat dari isinya paragraf terdiri dari 5 macam, yaitu:
1. Paragraf Eksposisi
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis
menyampaikan suatu penjelasan dan informasi.Yangtermasuk
jenis paragraf ini biasanaya adalah makalah, laporan, skripsi,
disertasi, dan buku-buku pelajaran.
Contoh 1. Paragraf Eksposisi
Sepanjang

beberapa

abad,

umat

manusia

telah

menyaksikan pasang surut peradaban. Sejarah menunjukkan
tidak ada satu pun dari peradaban yang mencapai kejayaan
itu bertahan hingga kini. Semua peradaban
mengalami

kejatuhan

pasca

kejayaannya.

tersebut
Tamaknya

Heraclitos-filosof Yunani di masa klasik ada benarnya. Dia
mengatakan bahwa tidak ada yang abadi, semuanya
mengalami perubahan, dan yang abadi hanya perubahan itu
sendiri.
Namun, perubahan itu tidak semata-mata takdir yang
tidak dipahami polanya. Dengan kata lain, perubahan dari
kejayaan kepada kehancuran memiliki pola yang tidak jauh
jauh berbeda satu sama lain.
2. Paragraf Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak
pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan
tersebut. Biasanya ciri yang dominan dari cerita adalah tokoh,
latar, dan tema cerita. Yang termasuk jenis karangan ini ialah
roman, novel, cerpen, dan kisah.
Contoh 2 Paragraf Narasi
“Saya ingin hidup seperti manusia lain,” tutur Bahar
bin Matar (64), terpidana mati perkara pembunuhan
berencana, pemerkosaan, perampokan, dan penculikan, saat

11

ditemui kompas di Lembaga Pemasyarakatan Batu di Pulau
Nusakambangan,

Kabupaten

Cilacap,

Jawa

Tengah,

Jumat(16/3)
3. Paragraf Persuasi
Persuasi artinya bujukan. Dengan persuasi, penulis
mempengaruhi pembaca agar mengikuti kehendaknya. Yang
termasuk jenis tulisan ini ialah iklan.
Contoh 3 Paragraf Persuasi
Bank Mandiri memberikan perhatian bagi karyawan
muda yang baru bekerja di perusahaan. Karena baru bekerja
finansial mereka belum terlalu kuat.
Untuk mereka, Bank Mandiri memberikan kemudahan berupa
fasilitas KPR Angsuran Berjenjang sehingga segera memiliki
rumah lewat kelebihan fasilitas ini. Kelebihannya adalah
keringanan angsuran hingga tiga tahun pertama
Sistem angsuran berjenjang ini bertujuan untuk membantu
cash fiow para karyawan muda di tahun-tahun pertama
mereka bekerja.
4. Paragraf Argumentasi
Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan
alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data. Dengan fakta
dan data, penulis berusaha meyakinkan pembaca sehingga
tulisan itu diterima oleh pembacanya. Yang temasuk jenis
tulisan ini ialah semua karya ilmiyah( makalah, skripsi, dan
disertasi).
Contoh 4 Paragraf Argmentasi
Untuk menentukan asal-usul sebuah kata, orang harus
memperhatikan beberapa hal. Yang pertama adalah kemiripan
dan hubungan makna asal kata dengan kata yang diserap. Hal
yang kedua adalah hubungan antara satu bangsa dengan
bangsa lainny.

12

Satu kata pada bahasa mungkin saja mirip dengan satu
kata dengan bahasa yang lain, baik bentuk maupun maknanya,
namun bukan berarti sudah pasti keduanya ada hubungan.
5. Paragraf Deskripsi
Deskripsi artinya lukisan, karangan lukisan adalah jenis
karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan
sesuatu keadaan, peristiwa atau orang. Dengan deskripsi
tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan
panca indra apa yang dirasakan. Ciri yang ada pada karangan
ini ialah detil atau rincian yang direkam oleh panca indra
penulis dinyatakan secara jelas sampai kepada hal yang
sekecil-kecilnya sehingga pembaca ikut merasakan apa yang
dialami oleh penulis. Yang dominan, jenis tulisan ini terdapat
dalam karya sastra seperti roman, novel, dan cerpen.
Contoh Paragraf Deskripsi
Tenang. Udara menepi, Lembut – langit, pohon-pohon,
dahan nangka. Ada bintang mengedip. Seribu bintang-dan ia
tiba-tiba tercelungkup, wajahnya lurus.”Lihat-lihat di Timurjauh, Hasnah! Meskipun tak tampak, tapi dari sanalah dia
akan datang......” Kawit menunjuk, Bulan sabit. Kilauan perak
seperti celurit.
“Dia siapa?”
“Jibril. Telah kukatakan berkali-kali.”
Hasnah menongak, mengerut. Ia ingat kasan dan marni, dua
anaknya sakit panas seperti mendidih. Dan kawit menunjuk ke
langit, seperti biasa kemudian pergi.

d. Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf
1. Jenis Paragraf
Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi
dalam

tiga

jenis

yakni

paragraf

pembuka,

paragraf

13

pengembang, dan paragraf penutup. Karangan atau tulisan
minimal dalam bidang apa pun, hampir selalu memiliki
konstruksi tiga paragraf demikian ini.
Sebuah karya ilmiah, baik populer maupun akademik
yang berlaku universal itu, juga mengikuti prinsip penjenisan
paragraf seperti yang disampaikan di depan itu.
a. Paragraf Pembuka
Dapat dikatakan sebagai paragraf pembuka karena tugas
pokoknya

memang

adalah

untuk

membuka

dan

mengantarkan pembaca agar dapat memasuki paragraf
pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Sebagai
pembuka atau pengantar, paragraf pembuka harus dibuat
menarik atau memikat pembaca agar mereka mau
meneruskan masuk ke dalam paragraf-paragraf yang
selanjutnya.
b. Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya
berisi inti atau esensi pokok beserta seluruh jabarannya dari
sebuah karya tulis itu sendiri. Dengan paragraf pengantar,
para

pembaca

budiman

sesungguhnya

dibawa

dan

diarahkan unruk masuk ke dalam paragraf ini.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuah tulisan
atau karangan. Semua karangan pasti diakhiri dengan
paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan
yang dipampangkan pada awal paragraf karangan itu
terjawab secara jelas, tegas, dan tuntas.
2. Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikandan dikembangkan oleh para
penulis atau pengarang dengan variatif. Sebuah karangan
ilmiyah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau

14

bisa pula mengkombinasikan beberapa model sekaligus.

a. Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan
pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembanganitu
harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu
menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi
deskripsi.
b. Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai
dari sesuatu gagasan yang sifatnya umum dan diikuti
dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan
terperinci.

Sebaliknya

pengembangan

paragraf

yang
model

dimaksud
induksi

dengan
adalah

pengembangan yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya
khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang
sifatnya umum.
c. Pengembangan Analogi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya
dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang
banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami
kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru,
sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara
analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi
lebih mudah dalam memahami dan menangkap maksud dari
sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf.
d. Pengembang Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip
klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam
memahami isinya. Dengan cara klasifikasi itu, maka tipetipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat

15

ditemukan.
e. Pengembangan Komperatif dan Kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat
dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensidimensi

kesamaannya.

Kesamaan

itu

bisa

cirinya,

karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya.
f. Pengembangan Sebab-Akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebabakibat

atau

sebaliknya

akibat-sebab.

Pengembangan

paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut
sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan
sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena
lazimnya orang berpikir berawal dari sebab dan bermuara
pada akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangn itu
berangkat dari akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak
masuk pada sebab.
g. Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak peristiwa
yang sifatnya kecil dan beranjak terus maju ke dalam
puncak peristiwa yang paling besar atau paling optimal,
kemudian berhaenti di puncak yang paling optimal tersebut.
Akan tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya
masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesaian yang
selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan
paragraf yang disebutkan terakhir ini tidak sangat lazim
ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi, cerita
atau

dongeng

pengantar

tidur

menerapkan

pengembangan paragraf yang demikian.

model

16

B. Model Pembelajaran
Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru
untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan
kreativitas

berpikirnya.

Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi diri sendiri.
Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar
yang menarik dan bermakna. Hal ini berarti model pembelajaran sangat
penting dalam kaitannya dengan keberhasilan belajar.
Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang
selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan, dan teknik
pembelajaran.

Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan.

Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik
biasanya terkacaukan. Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan
metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah
pendekatan komunikatif di samping istilah metode komunikatif. Sering
pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering
mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi di samping istilah
teknik diskuasi.
Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran
adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu
bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah,
silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah
suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan /
diurutkan menjadi urutan logis.
Untuk itu sebelum memaparkan tentang Model Pembelajaran
Picture and Picture, maka akan dibahas pengertian model, strategi,
metode, pendekatan, teknik dan taktik pembelajaran secara singkat.

17

1. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
yang

meliputi

segala

aspek

sebelum,

sedang

dan

sesudah

pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait
yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar.
2. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran itu adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersamasama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
3. Metode secara harfiah adalah cara atau prosedur yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu, kata mengajar sendiri berarti memberi
pelajaran. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran
digunakan beberapa metode. Dengan kata lain metode adalah cara
yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
4. Pendekatan adalah istilah lain yang memiliki kemiripan dengan
strategi pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan stategi pembelajaran langsung (direct
instruction) pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada siswa

menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif.
5. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pengajaran. teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam
rangka mengimplementasikan suatu metode. Untuk itu, Rostiyah NK
mengatakan teknik adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang digunakan oleh suatu instruktur. Taktik adalah gaya

18

seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Misalnya walaupun dua orang guru sama-sama menggunakan metode
ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka
akan melakukannya secara berbeda-beda.
a.

Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan
jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model
pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis
sosial. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Dialog
interaktif (interaktif sosial) adalah kunci dari semua kehidupan
sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan
bersama. Dengan kata lain kerja sama merupakan kebutuhan yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup.
Secara umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada ilmu
pengetahuan yang disebut piaget sebagai pengetahuan sosial.
Keterampilan bertanya sangat penting sebab pembelajaran
kooperatif tidak akan efektif jika peserta didik tidak mempunyai
kompetensi bertanya jawab.
Tanya jawab merupakan proses transaksi gagasan atau ide
intersubjektif dalam rangka membangun pengetahuan.
Pembelajaran

kooperatif

membutuhkan

dukungan

pengalaman peserta didik baik berupa pengetahuan awal maupun
kemampuan bertanya jawab. Siswa diharapkan memperhatikan

19

dan aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat saling berinteraksi
dari awal hingga akhir pembelajaran.
“Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu
antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis

kelamin, ras,

atau suku

yang berbeda

(heterogen).”12
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah agar hasil
belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima
berbagai keragaman dari teman, serta dapat mengembangkan
keterampilan sosial mereka.
b. Urgensi Pembelajaran Kooperatif
Perlunya pendekatan pembelajaran kooperatif didasarkan pada
kenyataan sebagai berikut:
1. Siswa berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki latar
belakang, pengalaman, gaya belajar (learning style), prestasi
dan keinginan /kehendak yang khas. Guru tidak boleh
menganggap kelas sebagai kumpulan siswa yang seragam.
Namun, di lain pihak, guru juga tidak mungkin memperhatikan
ke khasan siswa satu demi satu.
2. Belajar membutuhkan bernacam-macam konteks. Dengan
bekerja bersama, tiap-tiap anggota kelompok memberi
sumbangan sesuai dengan konteks yang dikenalnya masingmasing.
3. Belajar bukan hanya terjadi dalam diri seseorang secara
individual tetapi lebih merupakan proses sosial antara individu
dengan orang lain.
4. Hubungan saling bergantung secara sosial di antara orangorang yang berinteraksi mempengaruhi hasil interaksi di antara
12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses Penidikan (Bandung: Kencana

Prenada Media Group) h. 242

20

mereka.
5. Sebagai bagian dari kecakapan hidup (life skills). Kecakapan
interpersonal siswa perlu dikembangkan dalam pembelajaran.
Kerja bersama dalam kelompok kecil melatih kecakapan
interpersonal dan sekaligus menjadi sarana pencapaian hasil
belajar.
c. Prinsip Dasar dan Ciri - ciri Model Pembelajaran kooperatif
Nur (2000) mengatakan, prinsip dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
1.

Setiap kelompok (siswa) bertangguang jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompok.

2.

Setiap kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
siswa itu adalah anggota.

3.

Kelompok mempunyai tujuan yang sama.

4.

Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan
tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

5.

Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

6.

Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajar.

7.

Setiap

anggota

kelompok

akan

diminta

pertanggung

jawabannya secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif yaitu,
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan
materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelmpok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.

21

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada
masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi
dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi
kemampuan, belajar berpikir kritis, saling menyampaikan
pendapat,

saling

memberi

kesempatan

menyalurkan

kemampuan, saling membantu dalam belajar, saling menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman yang lain.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6 (enam) langkah dalam pembelajaran kooperatif:
1.

Menyampaikan

tujuan

dan

memotivasi

siswa.

Guru

menyampakan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan
kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa
untuk belajar.
2.

Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

3.

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar. Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelomok agar
melakukan transisi secara efesien.

4.

Membimbing

kelompok

belajar.

Guru

membimbing

kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
5.

Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang

telah

dipelajari

atau

masing-masing

kelompok

mempresentasikan hasil kerja.
6.

Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang mejadi bahan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah model picture and

22

picture.

Pembelajaran

dengan

menggunakan

model

ini

menitikberatkan kepada gambar sebagai media penanaman suatu
konsep tertentu. Gambar-gambar yang disajikan atau diberikan
menjadi faktor utama dalam pembelajaran karena siswa akan
belajar memahami suatu konsep atau fakta dengan cara
mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan
berdasarkan ide/gagasannya. Dalam proses pembelajarannya
penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk aktif, kreatif, dan menemukan sendiri dengan bantuan
guru materi yang dipelajari.
e. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupkan salah
satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture
and Picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran
dan tentunya dengan kemasan

kreativitas guru. Sejak

dipopulerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini mulai
menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan
model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi
menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai aktor di depan
kelas, dan seolah guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Salah

satu

model

yang

saat

ini

populer

dalam

pembelajaran adalah Model pembelajaran Picture and Picture ini
merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif.
Model Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model yang
mengutamakan adanya kelompok. Pembejalaran kooperatif
adalah

pembelajaran

yang

secara

sadar

dan

sistematis

mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, silih asuh.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / atau
diurutkan menjadi urutan logis.

23

Model pembelajaran picture and picture merupakan
sebuah model di mana guru menggunakan alat bantu atau media
gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi
siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau
media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran
dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan.
Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan
baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali
oleh siswa. Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi
urutan logis. Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar
jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan
maka mereka yang mendapat poin.
Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pembelajaran. Gambar ini menjadi faktor
utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan
ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta
dalam ukuran besar, dll. Jika dimdrasah sudah menggunakan ICT
dalam menggunakan power point atau software yang lain.
f. Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture:
1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dan materi secara singkat terlebih dahulu.
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan

gambar-gambar

mengenai

materi

yang

dipelajari.
3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

24

5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
g. Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture:
1. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkulitas yang
sesuai dengan materi pelajaran.
2. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan
gambar sebagai bahan utama da

Dokumen yang terkait

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE DALAM PELAJARAN Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyusun Paragraf Melalui Strategi Picture And Picture Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas III SDN 03 Nga

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE DALAM PELAJARAN Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyusun Paragraf Melalui Strategi Picture And Picture Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas III SDN 03 Nga

0 2 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN.

1 7 5

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELJARAN BAHASA JEPANG SMA.

0 0 38

Niken Larasati S841102010

0 0 111

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE DI KELAS III SDN MINOMARTANI 1.

1 3 213

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN - repository UPI S GRM 1103912 Title

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

0 0 11