Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

(1)

(PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok)

Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1)

Disusun Oleh : Rohati

Oleh

F A T I Y A H NIM 809018300559

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DUAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

ABSTRAK

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas II MI Miftahul Huda Muhammadiyah Kota Depok), Program Studi Pendididikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada Siswa Kelas II MI Miftahul Huda Muhammadiyah Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan pembelajaran model pembelajaran picture and picture. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: Tes Hasil Belajar, Lembar Observasi, dan Wawancara. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas II MI Miftahul Huda Muhammadiyah Kota Depok Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran picture and picture dapat meningkat hasil belajar IPS siswa dapat dikategorikan lebih dari cukup, dengan presentasi rata-rata 88%

Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Pembelajaran Kooperatif, Model Picture and Picture


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur hamba panjatkan ke khadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas II MI Miftahul Huda Muhammadiyah Kota Depok)”. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita yakni habiibanaa wanabiiyanaa Muhammad saw, serta kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis tidak dapat hidup sendiri. Penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini selesai dengan baik. Untuk itu, sebagai ungkapan rasa hormat, penulis haturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof .Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. Dr. Fauzan,MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dra. Eni Rosda Syarbaini,M.Psi Pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan saran dan pengarahan kepada penulis

4. Supri Helmi, A.Md Kepala MI Miftahul Huda, yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin,

5. Yuliyanti,S.Pd. Guru Kelas II yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,

6. Seluruh Guru dan Staf MI Miftahul Huda Muhammadiyah yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian,

7. Suami dan Anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil,


(8)

vii

8. Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, … Februari 2015 Penulis


(9)

viii DAFTAR ISI

PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 3

D. Perumusan Masalah Penelitan ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 4

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 5

B. Hasil Belajar ... 6

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 23


(10)

ix BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan ... 24

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 28

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ... 33

G. Data dan Sumber Data ... 33

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

I. Teknik Pengumpulan Data ... 37

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 38

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian ... 38

L. Pengembangan Rencana Tindakan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 41

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 59

C. Analisis Data ... 59

D. Pembahasan Hasil Analisis ... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Implikasi ... 62

C. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia sebagai sasaran untuk pengembangan diri dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I, menyatakan bahwa “satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur

foemal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan”1

. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berpikirnya. Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi diri sendiri. Siswa diharapkan memiliki kemampuan dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna. Hal ini berarti metode pembelajaran sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar.

Pelajaran IPS tidak hanya dikuasai dengan mendengarkan dan mencatat saja, masih perlu lagi partisipasi siswa dalam kegiatan lain seperti bertanya, mengerjakan latihan, mengerjakan pekerjaan rumah (PR), maju ke depan kelas, mengadakan diskusi, serta mengeluarkan ide atau gagasan. Hal ini berkaitan dengan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran tersebut

Diantara tugas guru adalah menyampaikan pengetahuan atau pengalaman kepada peserta didik menggunakan metode yang efektif, sehingga mereka dapat memahamai dan mengerti segala apa yang diajarkan guru dan dapat menguraikannya kembali dengan ucapan atau tulisan. Guru yang profesional dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Diantara usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil

1


(12)

bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode, hal ini menggambarkan bahwa guru memahami betul kedudukan metode dalam proses belajar mengajar. Syaiful Bahri mengatakan bahwa:

Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Pedoman yang mutlak dalam pemilihan dan penggunaan metode adalah tujuan instruksional. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut2.

Berdasarkan hasil observasi awal terhadap proses pembelajaran IPS kelas II MI, terdapat beberapa masalah yaitu Proses pembelajaran di kelas tersebut berlangsung hanya sebatas guru menerangkan dan siswa mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang diberikan. Metode yang digunakan dalam pembelajaran hanya sebatas ceramah dan tanya jawab, tidak menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran. Tidak terdapat kegiatan belajar yang menarik seperti diskusi kelompok, sebagian besar siswa jarang terlibat dalam hal mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapat, walaupun guru telah berulang kali meminta siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas. Ketika guru bertanya, tidak ada satu pun siswa yang menjawab.

Salah satu model pembelajaran untuk mengantisipasi kelemahan model pembelajaran yang sering dipakai oleh seorang guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran tersebut menggunakan gambar-gambar yang dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas serta proses kooperatif pada model tersebut dapat memacu siswa belajar IPS dalam suatu kelompok. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture akan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran serta akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

2

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cet. III, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 73.


(13)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa”.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa 3. Hasil belajar siswa masih rendah

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif model picture and picture meliputi beberapa bagian yaitu: penjelasan materi sebagai pengantar menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar.

2. Hasil belajar berkaitan dengan materi dokumen dan benda berharga.

3. Materi pelajaran IPS yang digunakan adalah mengenai dokumen diri meliputi KTP, Foto, Ijazah, dan buku rapot.

4. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Muhammadiyah dibatasi pada kelas 2 semester I tahun ajaran 2012/2013

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(14)

Bagaimana penggunaan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk:

Mengetahui apakah model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas dua MI Miftahul Huda Muhammadiyah?

F. Manfaat Hasil Penelitian

Tentunya penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi guru maupun peserta didik, manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi guru:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasibagi guru bahwa metode pembelajaran picture and picture merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS

2. Bagi siswa:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong dan memotivasi siswa dalam pembelajaran IPS sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.


(15)

5

Nu’man Soemantri dalam Sapriya mengemukakan bahwa IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanioera, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan3. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geokrafi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

Nu’man Soemantri mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu social sebgai berikut:

a. Berbagai batang tubuh (body of knowledge) disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah.

b. Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuji tingkat kebenarannya.

c. Batang tubuh ilmu-ilmu sosial ini disebut juga structure disiplin ilmu, atau ada juga yang menyebutnya sebagai dengan fundamental ideas.

d. Teori dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah

yang dicapai lewat pendekatan “conceptual” dan “syntatics”, yaitu lewat proses bertanya, berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen).

e. Setiap teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu dan menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dam tindakan terbaik4.

3

Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: Laboratorium PKn UPI) h. 9 4


(16)

Dengan demikian, IPS bukan hanya sebatas ilmu sosial yang hanya menekankan pada aspek teoritis keilmuannya saja,tetapi juga menyentuh aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.5

Djamarah mengatakan bahwa, belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor6.

Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slameto, meliputi: 1) Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar

bahwa pengetahuannya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.

3) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.

5

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdikarya, 2011), h.87. 6


(17)

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial7.

2. Pengertian Hasil Belajar

Sebelum menjelaskan hasil belajar terlebih dahulu dijelaskan apa itu belajar maka akan di jelaskan perihal belajar. Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain, tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar8.

Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang nyata dan dapat dilihat, seperti hasil keterampilan materik (psikomaterik) misalnya anak dapat menulis, belajar membaca, dan sebagainya, dan hasil belajar kognitif sebagai pengetahuan fakta / ingatan, penalaran dan aplikasi.

Sedangkan perubahan sebagai hasil belajar yang tidak dapat dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat dirasakan oleh seorang yang belajar saja, seperti hasil belajar efektif (penghargaan, keyakinan, dan sebagainya) dan juga hasil belajar kognitif tinggi pengetahuan / kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi9.

Ahmadi dan Supriyono (dalam Hamzah B.Uno) mengemukakan bahwa secara psikologis belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan10.

7

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta:Rineka Cipta,2011) h.15 8

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ( CV. Pedoman Ilmu Jaya ) h. 54 9

Ibid h. 56-57 10

Hamzah B Uno, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) h.138


(18)

Menurut Suprijono Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja11.

Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui berbagai kegiatan belajar. Dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi baik yang dapat dilihat seperti kemampuan psikomoterik maupun yang tidak dapat terlihat secara nyata seperti kemampuan kognitif sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut12:

a. Faktor Internal

Faktor dari dalam adalah kondisi individu atau anak yang belajar itu sendiri. Faktor individu dapat dibagi menjadi dua bagian:

a. Kondisi fisiologis anak b. Kondisi psikologis anak

Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, maka sebenarnya kondisi individu si pelajar/anaklah yang memegang peranan paling menentukan, baik itu kondisi fisiologis maupun psikologis.

a. Kondisi fisiologis anak;

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capai, tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya (karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis), dan sebagainya, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Anak yang kekurangan gizi misalnya,

11 Agus Suprojono, Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h. 7

12


(19)

ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi biasanya cenderung lekas lelah, capai, mudah mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.

b. Kondisi psikologis

sebagaimana diuraikan terdahulu mengenai dasar-dasar psikologi belajar, di mana setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda-beda (terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis), maka seudah tentu perbedaan-perbedaan itu sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seperti minat yang rendah, tentu hasilnya akan lain jika dibandingkan dengan anak yang belajar dengan minat yang tinggi dan seterusnya.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar.

1. Minat;

Seperti contoh di atas, minat sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik. Jika setiap pendidik menyadari hal ini, maka persoalan yang timbul adalah bagaimana mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu dapat menarik minat para pelajar, atau bagaimana caranya menentukan agar para pelajar mempelajari hal-hal yang menarik minat mereka.

2. Kecerdasan

Telah menjadi pengertian yang relatif umum bahwa kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti sesuatu program pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas.


(20)

3. Bakat;

Disamping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk menguasai suatu pengetahuan atau kemampuan khusus pada suatu bidang tertentu. Dalam proses belajar, siswa yang memiliki bakat yang sesuai dengan apa yang sedang dipelajarinya cenderung lebih cepat mencerna dan memahami materi yang sedang diajarkan.

4. Motivasi;

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi untuk belajar adalah kondisi yang mendorong siswa untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.

5. Kemampuan-kemampuan kognitif

Walaupun diakui bahwa tujuan pendidikan yang berarti juga tujuan belajar itu meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif. Aspek apektif dan aspek psikomotorik, namun tidak dapat diingkari bahwa sampai sekarang pengukuran kognitif masih diutamakan untuk menentukan keberhasilan seseorang.

b. Faktor Eksternal

Faktor dari luar terdiri dari dua bagian penting, yakni: a. Faktor environmental input (lingkungan)

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosioal.

Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. Di Indonesia misalnya, orang cenderung berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih baik hasilnya daripada belajar pada siang atau sore hari.


(21)

b. Faktor-faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan.

Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-faktor keras (hardware), seperti:

 Gedung perlengkapan belajar  Alat-alat praktikum

 Perpustakaan, dan sebagainya. Maupun faktor-faktor lunak (software), seperti:

 Kurikulum

 Bahan/program yang harus dipelajari  Pedoman-pedoman belajar dan sebagainya.

4. Pengukuran Hasil Belajar

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya obyek atau gejala. Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara; 1) menggunakan alat-alat yang standar, 2) menggunakan alat-alat yang tidak standar.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium13.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuranadalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif,baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan,dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik danprosedur pengukuran yang jelas dan benar.

Tahap berikutnya setelah pengukuran adalah penilaian yang bertujuan untukmengambil suatu keputusan baik atau buruk. Hasil pengukuran merupakan

13


(22)

landasan yang terpenting dalam penilaian pendidikan, dan hanya data dari hasil pengukuran saja yang dapat dipercaya dan dapatdijadikan landasan kuat bagi pengambilan keputusan.

Dalam proses peniliaian ini dibutuhkan suatu tes yang bisa mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu perlu dilaksanakan tes pada setiap akhir proses belajar mengajar. Berikut ini diuraikan bentuk-bentuk tes yang bisa diterapkan dalam mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, antara lain adalah :

1) Tes Uraian

Tes ini disebut juga dengan essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes ini adalah tes yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri14.

2) Tes Obyektif

Soal-soal bentuk objektif banyak digunakandalam menilai hasil belajar, hal ini disebabkan antara lain luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup oleh tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Soal-soal bentuk tes objektif ini dikenal ada beberapa bentuk, yakni jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan pilihan ganda. Kecuali dalam soal jawaban singkat, dalam soal-soal bentuk objektif ini telah tersedia kemungkinan-kemungkinan jawaban (options) yang dapat dipilih15. Tes yang digunakan dalam penelitian adalah tes obyektif pilihan ganda.

C. Model Pembelajran Kooperatif 1. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson & Johnson dalam Masitoh & Laksmi Dewi mengungkapkan pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai system kerja belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah

14

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja RosdaKarya., 2001) , h. 35

15


(23)

lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok16.

MenurutAgus Suprijono pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menempatkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas17.

Pembelajaran kooperatif didukung oleh teori Vygotski. Dukungan teori Vygotsky terhadap model pembelajaran kooperatif adalah penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie model pembelajaran ini didasarkan pada falsafat homo homini socius. Berlawanan dengan teori Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, dan kehidupan bersama lainnya. Secara umum tanpa interaksi sosial tidak akan ada pengetahuan Piaget sebagai pengetahuan sosial18.

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

16

Masitoh dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia., 2009), h. 232.

17

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar., 2010), h. 54

18


(24)

Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa. Pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya.

Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya:

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis. b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok berbeda suku, budaya dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu19. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak pekerjaan orang dewasa yang sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.

Beberapa ahli mengatakan bahwa ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas 2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

3. Memperbaiki sikap terhadap IPS dan sekolah 4. Memperbaiki kehadiran

5. Angka putus sekolah menjadi rendah

6. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar 7. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

8. Konflik antar pribadi berkurang

19

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendis DEPAG RI, 2009) h. 233


(25)

9. Sikap apatis berkurang

10. Pemahaman yang lebih mendalam 11. Motivasi lebih besar

12. Hasil belajar lebih tinggi 13. Retensi lebih lama

14. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.

3. Model-model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono20, metode-metode pembelajaran kooperatif, yaitu: a) Jigsaw

Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topic yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topic yang akan dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topic tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.

Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah imformasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya.

20


(26)

b) Numbered Heads Together

Numbered Heads Together atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Numbered Heads Togetherdikembangkan oleh Spencer Kagen. Untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka dan menempatkan rasa tanggung jawab sebagai prioritas.

c) Group Investigation

Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar adalah model pembelajaran Group Investigation. Group Investigation dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis.

d) Two Stay two stray

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two Stay two stray. “Dua tinggal dua tamu” yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dan biasa digunakan bersama dengan model Kepala Bernomor (Numbered Heads). Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya.

e) Make A Match

Make and match merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik


(27)

ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.

Model pembelajaran make and match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu.

f) Picture and Picture

Model picture and picture pembelajaran dengan menggunakan model ini menitikberatkan kepada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Gambar-gambar yang disajikan atau diberikan menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran karena siswa akan belajar memahami suatu konsep atau fakta dengan cara mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan berdasarkan ide/gagasannya. Dalam proses pembelajarannya penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan menemukan sendiri dengan bantuan guru materi yang dipelajari.

Pada sub babselanjutnya, peneliti akan lebih mengkhususkan pada salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaranpicture and picture.

4. Tahapan-tahapan Pembelajaran Kooperatif

Ada enam fase dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

a) Present goals and set (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik)

Guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.

b) Present information (menyajikan informasi)

Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.


(28)

c) Organize students into learning teams (mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar)

Kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh karena itu transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok harus diorkestrasi dengan cermat. Sejumlah elemen perlu dipertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya. Guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individu untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rideratau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.

d) Assist team work and study (membantu kerja tim dan belajar)

Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang sudah ditunjukkannya.

e) Test on the materials (mengevaluasi)

Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.

f) Provide recognition (memberikan pengakuan atau penghargaan)

Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualistis terjadi apabila sebuah reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik diakui usaha lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing.21

5. Model Pembelajaran Picture and Picture

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Picture and Picture.Model ini merupakan salah satu bentuk model

21


(29)

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan pada pembelajaran IPS dengan kemasan yang menarik dan kreatifitas guru.

Pembelajaran kooperatif picture and picture adalah salah satu model pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Picture and picture ini berbeda dengan media gambar dimana picture and picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi danmelatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar, sehingga siswa dapat menemukan konsep materi sendiri dengan membaca gambar. Adanya gambar-gambar yang berkaitan dengan materi belajar siswa lebih aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu aktivitas belajar siswa akan meningkat.

6. Karakteristik Model Pembelajaran Picture and Picture

Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan


(30)

gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.

Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

4) Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

7. Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture

Langkah-langkah dalam model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut22:

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampai apakah yang menjadi kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

22


(31)

b) Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting. Dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar akan lebih menghemat energi dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

d) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang diberikan.Gambar-gambar yang sudah ada diminta kepada siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi. Jika tugasnya harus menyusun gambar, bagaimana susunananya. Jika melengkapi gambar mana gambar atau bentuknya, panjangnya, tingginya atau sudutnya.

e) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

Setelah itu guru mengajak siswa menemukan rumusan, urutan, atau jalan cerita yang sesuai tuntutan kompetensi dasar dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

f) Dari ulasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsepmateri sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan yang sesuai dengan kriteria pencapaian kompetensi yang


(32)

diharapkan.Caranya dapat dilakukan dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau menunjukkan bentuk lain yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.

8. Keunggulan dan Kelemahan Picture and Picture

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, terlebih jika disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus yang terdapat pada setiap lembaga pendidikan. Namun secara umum dapat dijelaskan kelebihan model pembelajaran picture and picture sebagai berikut :

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2) Melatih berpikir logis dan sistematis.

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir. 4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

5) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran picuter and picture yaitu : 1) Memakan banyak waktu.

2) Banyak siswa yang pasif.

3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.

4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. 5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

Kelebihan pembelajaran picture and picture yang telah diuraikan di atas adalah memberikan peluang kepada siswa untuk berpikir logis dan sistematis, siswa juga lebih aktif dalam pembelajaran. Sedangkan kelemahan pembelajaran picture and picture memakan waktu yang lama dan biaya yang besar.


(33)

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Fauziah (2012), Fakulkas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program S1. Penelitian

tersebut berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Pada

Materi Pasar” Penelitian tersebut dilaksanakan di MTS Sunnatul Husna

Pondok Ranji. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rata-rata belajar ekonomi yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus 1 : 0,5 dan meningkat pada siklus ke II menjadi: 0,7. Yang berarti model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

b. Jakobus Rumlus dalam penelitiannya pada tahun 2001 yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Picture And Picture Bagi siswa Kelas IV SDN Turi II Kota Blitar. Peningkatan aktivitas siswa pada pratindakan adalah 62% dan peningkatan pada siklus I menjadi 70%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 82%, dari pra tindakan hasil belajar siswa yang tuntas 18 dan yang belum tuntas 19 dari 37 siswa, siklus I dari 37 siswa, yang tuntas 29 dan yang belum tuntas 8 siswa, siklus II dari 37 siswa yang tuntas 34 dan yang belum tuntas 3 siswa. Kesimpulan bahwa model pembelajaran picture and picture bila dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:“Penggunaanmodel pembelajaran kooperatif Picture and Picture, dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa”.


(34)

24 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 – 2013 yang dilakukan selama 5 bulan. Dimulai bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 di MI Miftahul Huda Muhammadiyah Cinangka yang beralamat di Jln. Abdul Wahab No. 29 Kelurahan Cinangka Sawangan Kota Depok. Alasan dilaksanakan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah ini adalah karena Madrasah ini memiliki karakteristik yang cocok dengan judul penelitian ini serta memiliki akrediasi B.

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran23.

Dalam pelaksanaan penelitian ini, model pembelajaran yang peneliti gunakan adalah model pembelajaran Picture and picture, model ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model ini tepat digunakan pada pembelajaran IPS dengan kemasan dan kreativitas guru.

Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan dalam bentuk kartu.

Rancangan prosedur PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam penelitian ini ialah model spiral atau siklus dari Stephen Kemmis dan MC. Taggart. Pada penggunaan model ini apabila pada awal pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang

23

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 58.


(35)

diinginkan tercapai. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini yang dimaksud dengan siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, di mana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah tes pilihan ganda, lembar observasi peneliti dan siswa, menyiapkan media pembelajaran picture and picture dan lembar wawancara untuk guru dan siswa.

2. Tindakan (Action)

Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu dengan melaksanakan tindakan kelas.

3. Pengamatan (observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas untuk mendapatkan data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan kolaborator.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi dan hasil tes dianalisa bersama kolaborator, sehingga dapat diketahui kekurangan yang ada pada siklus ini. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus II.


(36)

Hasil observasi yang diperoleh dianalisis peneliti bersama kolaborator, untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:


(37)

Rancangan Siklus Penelitian

Observasi Pendahuluan 1. Wawancara dengan Guru dan Siswa 2. Observasi Pembelajaran Siswa

Analisis Penyebab Masalah

Siklus I Tahap Perencanaan

Membuat RPP, Lembar penilaian hasil belajar, lembar observasi dan soal tes akhir siklus I

Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses Pembelajaran IPS dengan menerapkan model picture and picture

Tahap Analisis dan Evaluasi Memberikan lembar penilaian hasil belajar siswa dari soal tes akhir siklus I, serta menganalisis lembar penilaian hasil belajar siswa, lembar observasi dan tes akhir siklus I

Tahap Refleksi

Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran siklus I, hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan Indikator keberhasilan, karena indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus II

Siklus II Tahap Perencanaan

Membuat RPP, Lembar penilaian hasil belajar, lembar observasi dan soal tes akhir siklus II

Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses Pembelajaran IPS dengan menerapkan model picture and picture

Tahap Analisis dan Evaluasi Memberikan lembar penilaian hasil belajar siswa dari soal tes akhir siklus II, serta menganalisis lembar penilaian hasil belajar siswa, lembar observasi dan tes akhir siklus II

Tahap Refleksi

Mengevaluasi proses pembelajaran siklus II, karena Indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian hanya sampai siklus II


(38)

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas II MI Miftahul Huda Muhammadiyah Cinangka semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 25 orang siswa, 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Alasan dipilihnya siswa kelas II adalah karena karakteristik mereka cocok dengan judul penelitian. Siswa kelas II sudah mulai mendapatkan materi IPS di sekolahnya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peranan dan posisi peneliti ini adalah bertindak sebagai guru. Peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator. Sebagai guru yakni bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Kolaborator yakni memberikan penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture dan mengamati kegiatan belajar IPS siswa selama proses pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, empat kegiatan yang ada pada setiap siklus, yaitu, (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan (4) Refleksi. Peneliti merancang penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari 7 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut perlu mendapat perhatian, dan berlanjut ke siklus II, karena dengan hasil siklus II indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian ini dihentikan berikut tahapan-tahapan diatas sebagai berikut:

Berikut desain intervensi tindakan yang dilakukan dalam penelitian kelas ini:


(39)

1. Kegiatan Penelitian Pendahuluan a. Observasi kegiatan belajar mengajar

Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS pada kelas II MI Miftahul Huda Muhammadiyah. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran IPS dan hasil belajar IPS siswa.

b. Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS di kelas II.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Waktu pelaksanaan: 2,3,4,5 dan 6 Juli 2012

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi kegiatan belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes akhir siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 7 kali pertemuan - Pertemuan I

Waktu Pelaksanaan: 11 Juli 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda

Koleksi” materi yang disampaikan adalah dokumen diri (pengertian

dokumen) seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan II

Waktu Pelaksanaan: 18 Juli 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda


(40)

Koleksi” materi yang disampaikan adalah dokumen diri (macam -macam dokumen) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan III

Waktu Pelaksanaan: 25 Juli 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda

Koleksi” materi yang disampaikan adalah dokumen diri (cara

memelihara dan menjaga dokumen diri) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan IV

Waktu Pelaksanaan: 1 Agustus 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda

Koleksi” materi yang disampaikan adalah dokumen diri (pengertian

dokumen keluarga) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan V

Waktu Pelaksanaan: 8 Agustus 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda

Koleksi” materi yang disampaikan adalah dokumen diri (macam -macam dokumen keluarga) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan VI

Waktu Pelaksanaan: 15 Agustus 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda

Koleksi” materi yang disampaikan adalah dokumen diri (cara


(41)

- Pertemuan VII

Waktu Pelaksanaan: 22 Agustus 2012

Pada tahap ini peneliti memberikan tes akhir siklus I dengan materi dokumen diri dan dokumen keluarga. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal.

c. Tahap Observasi

Waktu Pelaksanaan: 11,18,25 Juli dan 1,8,15,22 Agustus 2012

Pada tahap ini guru kelas (kolaborator) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Waktu Pelaksanaan: 23 Agustus 2012

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisis terhadap hasil pengamatan kolaborator untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Waktu pelaksanaan: 27,28 Agustu 2012

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi kegiatan belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes akhir siklus II.

b. Tahap Pelaksanaan

- Pertemuan VIII

Waktu Pelaksanaan : 29 Agustus 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda Koleksi” materi yang disampaikan adalah Benda Koleksi (pengertian benda koleksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.


(42)

- Pertemuan IX

Waktu Pelaksanaan : 5 September 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda Koleksi” materi

yang disampaikan adalah Benda Koleksi (contoh benda koleksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan X

Waktu Pelaksanaan : 12 September 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “ Dokumen diri dan Benda Koleksi” materi

yang disampaikan adalah Benda Koleksi (macam-macam benda koleksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan XI

Waktu Pelaksanaan : 19 September 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda Koleksi” materi

yang disampaikan adalah Benda Koleksi (cara memelihara benda koleksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan XII

Waktu Pelaksanaan : 26 September 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda Koleksi” materi

yang disampaikan adalah Benda Koleksi (alasan memelihara benda koleksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan XIII

Waktu Pelaksanaan : 3 Oktober 2012

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Dokumen diri dan Benda Koleksi” materi

yang disampaikan adalah Benda Koleksi (keuntungan memelihara benda koleksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.


(43)

- Pertemuan XIV

Waktu Pelaksanaan : 10 Oktober 2012

Pada tahap ini peneliti memberikan tes akhir siklus II dengan materi Benda Koleksi. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal.

e. Tahap Observasi

Waktu Pelaksanaan: 29 Agustus, 5,12,19,26 September dan 3,10 Oktober 2012 Pada tahap ini guru kelas (kolaborator) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

f. Tahap Analisis dan Refleksi

Waktu Pelaksanaan: 11 Oktober 2012

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisis terhadap hasil pengamatan kolaborator untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus II, karena indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian hanya dilaksanakan sampai siklus II.

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran model picture and picture. Penelitian ini hanya dilakukan 2 siklus karena sudah memenuhi standar yang ditentukan yaitu:

1. Aktivitas pembelajaran oleh guru dan siswa sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan model picture and picture. 2. Hasil pembelajaran siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yaitu sebesar 70.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi


(44)

obyek yang ilmiah24. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu25.

1. Data Kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil observasi kegiatan belajar IPS siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)

2. Data Kuantitatif : Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas, siswa dan peneliti. Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas II dan teman sejawat yang sekaligus bertindak sebagai kolaborator.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Instrumen Tes

Instrumen ini digunakan untuk tes formatif yaitu tes-tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir siklus I dan II, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar IPS siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi PTK.

2. Instrumen Non-Tes

Dalam Instrumen Non tes ini digunakan sebagai berikut: a. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi dikelas, serta untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran.

24

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012) h.9 25


(45)

Tabel 3.1

Contoh Lembar Observasi kegiatan Mengajar Guru

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1 Guru memimpin doa sebelum pembelajaran 2 Guru melakukan apersepsi (mengulang materi

yang lalu)

3 Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok

4 Guru menggunakan metode dalam pembelajaran 5 Guru memberikan kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan

6 Guru meminta siswa menganalisis tentang materi yang telah dibagikan

7 Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama teman-teman kelompoknya

8 Guru meminta siswa untuk mengomentari hasil diskusi yang dibacakan oleh teman kelompoknya 9 Guru memberikan penilaian secara langsung

terhadap siswa.

b. Lembar Observasi belajar IPS siswa

Lembar observasi belajar IPS siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar IPS.


(46)

Tabel 3.2

Contoh Lembar Hasil Observasi

Kegiatan peserta didik dalam mengikuti Pembelajaran IPS

Berilah penilaian dengan angka pada kolom yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Bila hasil kurang 2. Bila hasil cukup 3. Bila hasil baik 4. Bila hasil sangat baik

No AspekPengamatan Skor Ket.

1 2 3 4

1 Keaktifan peserta didik dalam menerima penjelasan materi 2 Keaktifan peserta didik mengikuti

perubahan setting kelas 3 Keaktifan peserta didik dalam

menjawab pertanyaan guru

4 Keaktifan peserta didik dalam bertanya tentang pokok bahasan

5 Keaktifan peserta didik dalam

mempresentasikan hasil pekerjaannya 6 Keaktifan peserta didik saat menjawab

pertanyaan dari guru 7

Kemampuan peserta didik dalam

menarik kesimpulan tentang pentingnya materi

Jumlah Jumlah Skor Jumlah Maksimal Kriteria penilaian:

1 = Kurang 40% = Kurang

2 = Cukup 41 – 60 % = Cukup

3 = Baik 61% - 80% = Baik

4 = Sangat Baik 81% = Sangat Baik

Keterangan rumus :

 Prosentase (%) =

Maksimum Skor didik peserta rata rata Keaktifan

 x 100%


(47)

c. Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap kegiatan tindakan kelas pada siklus I dan siklus II yang sekaligus untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah pada tindakan siklus I dan II.

d. Catatan Harian Penelitian

Catatan harian peneliti digunakan untuk mencatat kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

e. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto hasil kegiatan pembelajaran IPS yang berlangsung pada siklus I dan Siklus II dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil observasi pembelajaran: data diperoleh dari lembar observasi guru

pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diisi kolaborator pada setiap pertemuan tindakan kelas.

b. Hasil observasi kegiatan belajar siswa : data diperoleh dari data observasi kegiatan belajar siswa yang diisi oleh kolaborator pada setiap pertemuan. c. Nilai hasil belajar : nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa yang

dilakukan pada setiap akhir siklus.

d. Hasil wawancara : peneliti melakukan wawancara terhadap guru dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada setiap akhir siklus I dan II

e. Hasil catatan harian penelitian : data diperoleh dari kegiatan-kegiatan pada setiap pertemuan


(48)

f. Hasil dokumentasi : dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis dan evaluasi data ntuk mengambil kesimpulan tentang peningkatan hasil belajar IPS siswa, serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam sebuah penelitian perlu dilakukan pemeriksaan kepercayaan untuk mengukur validitas atau ketepatan dan reabilitas atau yang sering disebut dengan kestabilan hasil pengukuran sebuah instrument penilaian dan hasil belajar siswa. Teknik pemeriksaan keterpercayaan yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan ini adalah Judgment ahli atau keputusan ahli. Keputusan ahli yang dimaksud adalah keputusan dari dosen pembimbing untuk menentukan instrument penilaian dalam penelitian ini stabil dan tepat digunakan.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif tes hasil belajar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Casses (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu) P = Angka persentase26

Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil observasi. Hasil observasi dari tindakan awal, siklus I dan siklus II diberi perbandingan. Dari hasil

26

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), cet-xxiv h. 43


(49)

perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan hasil belajatr siswa. Data kualitatif ini akan memberikan gambaran mengenai kegiatan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini menempatkan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Peningkatan Hasil Belajar : dengan menganalisis tes hasil belajar siswa, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang 2. Implementasi pembelajaran kooperatif dengan model picture and picture : telah terjadi perubahan setelah mengikuti pembelajaran yang dilihat dari data melalui observasi atau pengamatan siswa ke arah perubahan yang positif.

L. Pengembangan Rencana Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

Penelitian ini berakhir di siklus II karena peneliti menyadari penelitian ini telah berhasil menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam meningkatkan hasil belajar IPS

Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi guru, observasi belajar siswa, soal-soal latihan dan soal-soal akhir siklus untuk penilaian hasil belajar IPS siswa, pedoman wawancara guru dan siswa. Dalam melakukan penelitian ini, guru bidang studi dapat berkoloborasi dengan kolaborator yang dalam hal ini adalah teman seprofesi


(50)

untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.


(51)

41 A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan melakukan observasi awal di kelas II MI Miftahul Huda Depok yang beralamat di Jln. Abdul Wahab No. 29 Kelurahan Cinangka Sawangan Kota Depok. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan siswa dan peneliti IPS, serta melakukan observasi terhadap siswa dalam proses kegiatan pembelajaran IPS di sekolah tersebut.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru IPS kelas II pada tanggal 6 Juli 2012. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran di kelas II. Berdasarkan wawancara tersebut, peneliti lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang masih monoton karena padatnya jam mengajar sehingga penelititidak punya waktu menggunakan alternatif metode lain dalam pembelajaran.

Selanjutnya, peniliti mewawancarai beberapa siswa kelas II untuk mengetahui bagaimana aktivitas mereka saat belajar IPS. Dari hasil wawancara masih banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran IPS. Alasan dari siswa yang kurang menyukai IPS adalah pelajarannya yang monoton, membosankan dan sulit dipahami oleh siswa.

Dari hasil wawancara ini, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu alternatif untuk menemukan metode kegiatan pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran lebih efektif.

Berdasarkan masalah di atas dapat disimpulkan, bahwa seorang peneliti harus dapat membuat pembelajaran IPS yang menarik dan menyenangkan, agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and pictture yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.


(52)

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan, antara lain:

a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus I, peneliti membuat perencanaan tindakan kelas yang meliputi:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

2) Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar-gambar dokumen diri dan keluarga.

3) Lembar Kerja siswa untuk diskusi. 4) Lembar soal evaluasi

5) Kunci jawaban evaluasi

6) Kamera untuk mendokumentasikan gambar kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dari tanggal 11 Juli 2012 – 22 Agustus 2012 dengan materi dokumen diri

Siklus I

1) Pertemuan Pertama/Rabu, 11 Juli 2012

Peneliti membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan mengadakan pengelolaan kelas seperti merapikan pakaian, keteraturan meja dan kursi. Kemudian peneliti mengkondisikan kelas dengan menyajikan gambar akte kelahiran, kartu keluarga, kartu pelajar dan ijasah. Dilanjutkan dengan tanya jawab. Saat tanya jawab sebagian siswa aktif menjawab dan sebagian lagi hanya sebagai pendengar. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh serta tujuan dari pembelajaran yaitu menjelaskan pengertian dokumen diri.

Peneliti menjelaskan materi pembelajaran tentang dokumen diri dengan menggunakan gambar. Setelah menunjukkan beberapa gambar tentang dokumen diri. Lalu dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 5 kelompok.


(1)

fl.illl"-Soal evaluasi siklus

II

'

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang tepat!

l.

Benda berikut yang bisa menjadi sumber cerita adalah

...

a.

Piala

b.

Televisi

c. Mainan

2.

Yang harus dilakukan terhadap benda

berhargakita

adalah

...

a. Menyimp an rapat-r apat b. Merawat

c. Membuang

3.

Merawat akta kelahiran tugas

dari

. ..

a.

Ayah

b.

Ibu

c. Semua anggota keluarga

4.

Berikut yang tidak tercantum dalam akta kelahiran adalah

....

a

Nama

lengkap

b.

Namapnman

c. Nama ayah dan

ibu

5.

Dokumen yang berupa gambar seperti peristiwa aslinya disebut

...

a.

Raport

b.

Foto

c. Akta Kelahiran

6.

Salah satu cara menyimpan dokumen adalah

...

a. Dibawa

terus

b.

Dilaminating

c.

Dilihat

7

.

Orang tua kita bisa disebut sebagai

...

a

Ayah

Ibu

b. Paman

bibi

c.

KakekNenek

8.

Peristiwa yang menyenangkan

dapxkita jadikan

---a.

Kenangan

b.

Bukti

Kejadian

c. Simpanan

9.

Peristiwa tidak naik kelas adalah pengalaman yang

...

a. Tidak menyenangkan b. Harus diingat

c. Menyenangkan

10. Penghargaan yang diberikan pada saat menjuarai lomba adalah . . . . a.

Foto

b.

Piala

c. Raport

1 1. Koleksi benda berharga harus

kita

...

a.

Abaikan

b.

Buang

c. Rawat 12. Kita, bisa melihat peristiwa masa lalu melalui. ..

a

Akta

kelahiran

b.

Raport

c. Foto

I 3. Benda yang menjadi sumber cerita keberhasilan seseorang adalah . . . a.

Piala

b.

Mainan

c.

Buku

' 14. Piala

kita

ruwat dengan cara . -.

a.

Dilap

b.

Dicuci

c.

Diberi

sampul 15. Tempat yang arnan untuk menyimpan perhiasan

di

rumah adarah .. .

a.

Lemari

b.

Meja

c. Gudang

16. Contoh dokumen

milik

pribadi adalah . ..

a. Kartu

keluarga

b. Akta

tanah

c.

KTp

17. Kepanjangan dari

KK

adalah

...\

a. Kartu Keluarga b. Kartu Kesehatan c. Kartu Kendaraan

18. Urutan dalam sebuah keluarga disebut

....

a.Istilah

b.

Silsilah

c. Generasi 19. Pemikahan kakak termasuk peristiwa

...

a. Tidak

penting

b.

Penting

c. Biasa 20. Kameru berguna

untuk

.. .


(2)

.:rya::1r*:E!'-:-' il__

IBpei

f;rwaban &

Rnhrft

Penskoran

&el

Sikluc

II

::.4*

Cara merubah

skorke

nilai

:

Nihi

=

*kpf

Ve+e SioEr:s ,H stuwa

r

lfl)

2A

l.A

2.A

3.C

4.8

5.B

6.8

7.A

8.A

9.A

10.

B

T1. C 12.

c

13.

A

14.

A

15.

A

16.

c

'17.A

1g,

B

19. ts 20.

A


(3)

91

UJIREPERENSI

Nama

:

FATIYAH

NIM

:

8(D018300559

Judul

:

Penggunaan

Model

Pembelajaran

Koopertif

Picture

and

Picture

untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Siswa

c

'

(PTK di

MI

Miftahul

Huda Muhammadiyah Kota Depok)

NO

Judul Buku

/ Referensi No.

Urut

Foot Note

Paraf

Pembimbine

BAB

I

A

I Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem PendidikanNasional Bab

I

Pasal

I

butir

10

I

4

2

Syaiful

Bahri

Djamarah dan

Aswan

Zeit,

Stategi

Belajar Mengajar, cet.

III,

(Jakarta:

PT.

Rineka Ciota-

2000.

hlm. 73.

2

/

{--BAB

tr

I

Sapriya

Pendidikan 1PS, (Bandung: Laboratorium

PKn UPD h. 9 J

4b

2

rbid.h.14

4

r"rr

J

Muhibbinsyah,

Psikologi Pendidikan,

(Bandung:

Remaia Rosdakarva.20 1 I ).h. 87 5

Z

4

Saiful

Bahri

Djamarah,

Psifulogi

Belaiar,(Jakafia:

Rineka Cipta. 2008).h.2 6

I

5

Saiful Bahri

Djamarah,

Psikologi Belajar,(lakarta:

Rineka Cipta. 201 1).h. 15 7

4^

6

Alisuf

Sabri,

Psikologi

Pendidikan

(CV.

Pedoman

Ilmu

Java) h.54 8

-L

7 rbid. h.56-57 9

zJt

8

Hainzah

B

Uno,

Belaiar

dengan

Pendekatan

P

AIKEM-

fi

akarta :

Bumi

Aksara. 2000)h. I 3 8 10

4

9

Agus

Suprijono, Cooperative

Learning

:

Teori dan

Aplikasi PAIKEM,

(Yogyakarta

:

Pustaka Pelajar, 2010).h.7

l1

4.

10

Abu Ahmadi

dan Joko

Prasetya,

Strategi Belaiar

Mensaiar (CV. Pustaka Setia)h.105

t2

-{^

11

Suharsimi

Arikunto,

Dasar

dasar

Evaluasi


(4)

92

1,2

Nana

Sudjana,

Penilaian

Hasil

Proses

Belajar

Mengajar,

(Bandung

:

PT.

Remaja

Rosdakarya, 2001)h.35

t4

-/

cn

l3

Ibid;h.44

15'

4'

t4

ldasitoh

dl<k,

Strategi

Pembelajaran, (Jatffixta

:

Direkorat Jendral

Pendidikan

Islam

Departemen Asama Reoublik Indonesia.. 2009\,h.232

t6

./

t5

Agus

Suprijono, Cooperative

Learning

:

Teori

dan

Aplikasi PAIKEM,

(Yogyakarta:

Pustaka Pelajar., 2010)-h.54

t7

-/

2n

t6

Agus Suprij ono, ibid,. h.58

l8

4,

17 Masitoh dan Laksmi (Jakarta

Dewi,

Strategi Pembelaiaran,

:

Dirien

Pendis DEPAG

RI,

2009),h.233

l9

-/

18

Agus

(Yowakarta:

Suprijono,

Cooperative

Learning,

Pustaka Pelaiar. 2009).h. 89 20

-{

19

Suprijono,

A,

Cooperative

Learning,

@ustaka

Pelaiar. Yoevakarta. 2009).h.65-66

2l

I

20

Jamal

(Yosvakarta: Diva

Makmur Asmani,

7

Tips

Aplikasi

Pakem,

Press. 20 I 3).h.39 22

4

BAB

Itr

,7

I

Suharsimi

Arikunto,

dkk.

Penelitian

Tindakan

Kelas -

fi

akarta : PT.

Bumi

Aksara. 2008),h.58 23

{

2 Sugiyono, Metode

Penelitian

Kmntitatif, Kualitatif

dan R&

D,

(Bandung: Alfabeta, 2012,h.9 24

-'{*

-r)

3

Ibid,h.8

25

4

4

Anas

Sudijono, Pengantar Statistik

Pendidikan, (Jakarta:

PT.'Raja

Grafindo

Persada,

2A12,

cet-xxiv,h.43

26

Jakaxta,16.. Februari 20 I 5

Dra. EI\II ROSDA

SYARBAINI,M.PSi


(5)

NSS : 111232760049

MAJLIS PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH

(DIKDASMEN)

WILAYAH MUHAMMADIYAH JAWA BARAT

MADRASAH IBTIDAIYAH

MUHAMMADIYAH

MIM

CABANG SAWANGAN DAERAH DEPOK

Jl.

Abdul

Wahab

No.29 Cinangka

STATUS

:

TERAKREDITASI

B

SUITAT KETERANGAI\T.MEL.4KSANAKAI\I PEI\rcLTTIAN NOMOR: 025/SK/IVIIT-NYVIY20 I 2

Yang bertanda angan dibawah ini, Kepala MI Miftahul Huda Cimanggis Kota Depok menerangkan dengan sebenarnya bahwa:

Nama

Jenis kelamin

NIM

Tempat

&

Tgl. Lahir Alamat Rumah

Fatiyah Perempuan 8090183005s9

Bogor,

I

Februari 1970

Jl. H. Aman Kp. Kebon Rt. 01/06 Keluarahan Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok

Menerangkan

bahwa

narna tersebut diatas

telah

melaksanakan

penelitian

(riset)

di

MI

Miftahul

Huda

untuk

melengkapi karya

ilmiahnya (Skripsi)

yang

bedudul

*Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Picture

and

Picture

untuk

Meningkatkan

Hasil

Belajar

IPS

Siswa".


(6)

Nama

Tempat/Tanggal Lahir

Jenis Kelamin Agama

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

BIODATA

PEI\IT'LIS

Fatiyah

Bogor,

I

Februari 1970 Perempuan

Islam

Jl. H. Aman Kp. Kebon Rt. 0l/06 Kelurahan Cinangka Kec. Sawangan Kota Depok

1. Lulus SD Tahun 1983 di SDN 01 Cinangka

2. Lulus SMP Tahun 1986 di SMP Muhammadiyah 19 3. Lulus SPG Tahun 1989 di SPG Muhammadiyah

Tenaga Pengajar di

MI

Miftahul Huda Muhammadiyah Tahun

l99l

-

Sekarang


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Aro

0 1 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Ar

0 0 17

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN.

1 7 5

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS SIswa Kelas III SDN Puren.

1 2 250

Niken Larasati S841102010

0 0 111

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA Aden Arif Gaffar

0 1 12