Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

(1)

Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S1) PGMI FITK

Oleh

ROSYIDAH NIM 809018300908

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

iv

ABSTRAK

Rosyidah, NIM. 809018300908, Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Falah Kota Depok), Program Studi Pendididikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahul Falah Kota Depok Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Falah Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti menerapkan desain tindakan berdasarkan pembelajaran model pembelajaran picture and picture. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah: Tes Hasil Belajar, Lembar Observasi, dan Wawancara. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran picture and picture dapat meningkat hasil belajar IPS siswa dapat dikategorikan lebih dari cukup, dengan presentasi rata-rata 91%

Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Pembelajaran Kooperatif, Model Picture and Picture


(7)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur hamba panjatkan ke khadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas IV MI Miftahul Falah Kota Depok)”. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita yakni habiibanaa wanabiiyanaa Muhammad saw, serta kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Sebagai makhluk sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa penulis tidak dapat hidup sendiri. Penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini selesai dengan baik. Untuk itu, sebagai ungkapan rasa hormat, penulis haturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof .Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. Dr. Fauzan,MA. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Dra. Eni Rosda Syarbaini,M.Psi Pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan saran dan pengarahan kepada penulis

4. A. Anshori, S.Pd.I Kepala MI Miftahul Falah, yang telah memberikan izin penelitian di sekolah yang bapak pimpin,

5. Rodiah, S.Pd.I Guru Kelas IV yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data penelitian,

6. Seluruh Guru dan Staf MI Miftahul Falah yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian,

7. Suami dan Anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil,


(8)

vi

8. Semua pihak yang tidak dapat lagi disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat atas kebaikan kalian semua.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila masih terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis memohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, … Februari 2015 Penulis


(9)

vii DAFTAR ISI

PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... i

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 2

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 3

D. Perumusan Masalah Penelitan ... 3

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 3

E. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 5

B. Hasil Belajar ... 6

C. Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

D. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25


(10)

viii BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 27

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan ... 27

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 31

E. Tahap Intervensi Tindakan ... 31

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ... 36

G. Data dan Sumber Data ... 36

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 37

I. Teknik Pengumpulan Data ... 39

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 40

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian ... 41

L. Pengembangan Rencana Tindakan ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ... 43

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 61

C. Analisis Data ... 61

D. Pembahasan Hasil Analisis ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 67-90 BIODATA PENULIS ... 89


(11)

1

Tantangan hidup dalam dunia yang semakin mengglobal amatlah berat. Tuntutan untuk mampu berpartisipasi aktif dalam berbagai kondisi dalam dunia modern menjadi kian tinggi, dan hampir semua kegiatan yang dihadapi menuntut kemampuan yang prima disertai dengan mutu yang tinggi dan kompetitif. Tanpa kesiapan yang dirancang secara matang, kita akan semakin terpojok dan ketinggalan, serta senantiasa menjadi penonton di berbagai kesempatan, lebih sering menjadi objek daripada menjadi subjek.

Dunia pendidikan tak luput pula dari dampak perkembangan global. Imbas dari bergulirnya perdagangan bebas Asia (AFTA) terhadap dunia pendidikan tak terhindar lagi. Oleh karena itu, perlu dicermati betul bagaimana kualitas yang sudah dicapai dan bagaimana mengejar ketinggalan, agar bangsa kita sejajar dengan bangsa lain dan siap bersaing dalam pasar bebas Asia.

Di samping itu, guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata yang dialaminya sehari-hari. Seorang guru harus teliti dan hati hati untuk dapat menentukan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang sesuai memungkinkan bisa mengembangkan kreatifitas, motivasi dan partispasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan metode kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa dapat bersaing pada perkembangan tekhnologi.

Salah satu tujuan dari pendidikan adalah menolong peserta didik mengembangkan potensinya semaksimal, dan karena itu pendidikan sangat penting baik bagi peserta didik atau masyarakat.

Mata pelajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan globalisasi. Dan kita ketahui bersama bahwa pembelajaran IPS Mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generelisasi yang berkaitan dengan sosial dan perkembangan tekhnologi. Namun, hal ini kurang disadari oleh siswa hal ini terlihat masih rendahnya keaktifan siswa dalam


(12)

2

mata pelajaran IPS, untuk itulah diperlukan kesadaran tentang pentingnya memilih metode yang tepat dalam pembelajaran agar tidak monoton. Salah satu metode yang tepat adalah pembelajaran kooperatif dengan model picture and picture yang banyak melibatkan audio visual untuk memotivasi siswa dalam pelajaran IPS.

Kenyataannya peneliti menemukan permasalahan antara lain, dalam pelaksanaan KBM, guru masih menggunakan cara mengajar yang konvensional dalam mengajar pelajaran IPS, dimana guru hanya sebatas mencatat materi pelajaran, menerangkan materi serta pemberian tugas, sehingga proses KBM menjadi sangat monoton tidak menarik, sehingga hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan kenyataan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS siswa” (Penelitian Tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok).

B.Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian maka, masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru masih monoton dan cenderung satu arah (teacher center)

2. Proses pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa. 3. Hasil belajar IPS siswa masih rendah

C.Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, yang telah di uraikan sebelumnya, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah model pembelajaran picture and picture yang meliputi beberapa aspek, menyajikan materi sebagai pengantar, menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi kelas IV semester II.


(13)

2. Hasil belajar pada siswa kelas IV semester II .

3. Materi pelajaran IPS yang digunakan adalah perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi

4. Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Falah dibatasi pada kelas IV semester II tahun pelajaran 2012/2013.

D.Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan pembelajaran kooperatif model

picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa?

E.Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penggunaan metode pembelajaran kooperatif model picture and picture, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar IPS.

F.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini antara lain adalah: a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru bahwa metode pembelajaran kooperatif model picture and picture

merupakan salah satu alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini di harapkan dapat mendorong dan memotivasi siswa dalam pembelajaran IPS, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.


(14)

4 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran yang mencakup Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran Ilmu Sosial lainnya1.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah sau mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta , dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran ini memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonsia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Numan Somantri mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai berikut:

“Berbagai batang tubuh (body of Knowledge) disisplin ilmu-ilmu sosial yang di organisasikan secara sistematis dan ilmiah. Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuji tingkat kebenarannya. Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini di sebut juga strukture disiplin ilmu, atau ada juga yang menyebutnya dengan fundamental ideas.2”

Teori dan generalisasi dalam struktur itu di sebut pula pengetahuan ilmiah yang dicapai lewat pendekatan “conceptual” dan “syntactis”, yaitu lewat proses

bertanya, berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen).

1

Sapriya, Pendidikan IPS, Laboratorium PKN (UPI Bandung, 2008), h.6

2


(15)

Setiap teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu dan menerangkan masa lalu,masa kini, dan masa depan klserta membantu memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dan tindakan terbaik.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.

B.Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Sebelum menjelaskan hasil belajar terlebih dahulu dijelaskan apa itu belajar maka akan dijelaskan perihal belajar. Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain, tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar.3

Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang nyata dan dapat dilihat, seperti hasil keterampilan materik (psikomaterik) misalnya anak dapat menulis, belajar membaca, dan sebagainya, dan hasil belajar kognitif sebagai pengetahuan fakta / ingatan, penalaran dan aplikasi.

Sedangkan perubahan sebagai hasil belajar yang tidak dapat dilihat secara nyata, tetapi hanya dapat dirasakan oleh seorang yang belajar saja, seperti hasil belajar efektif (penghargaan, keyakinan, dan sebagainya) dan juga hasil belajar kognitif tinggi pengetahuan / kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi.4

Ahmadi dan Supriyono (dalam Hamzah B.Uno) mengemukakan bahwa secara psikologis belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

3

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ( CV. Pedoman Ilmu Jaya ) h. 54

4


(16)

6

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.5

Menurut Bloom (dalam Suprijono) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehensip (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk, membangun baru) dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization

(organisasi), characterization (karakteristik).6

Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui berbagai kegiatan belajar. Dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya. Dengan proses pembelajaran akan berjalan seiring dengan kegiatan yang diupayakan oleh guru dan dari informasi yang didapatkan, guru dapat menyusun serta membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam kegiatan belajar.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Abu Ahmadi dan Muhibbinsyah, adalah.7

5

Hamzah B Uno, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,(Jakarta:Bumi Aksara) h.138

6

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h. 6-7

7


(17)

a. Faktor Internal Siswa8

Faktor dari dalam adalah kondisi anak yang sedang belajar itu sendiri, terdiri dari dua bagian:

1) Kondisi fisiologis anak

Seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah, tidak cacat jasmani dan memiliki gizi yang baik akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2) Kondisi psikologis anak

Beberapa faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi hasil belajar anak adalah:

a) Motivasi

Motivasi berperan sebagai motor penggerak aktifitas. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai individu yang sedang belajar itu sendiri. Dengan adanya motivasi yang kuat dari diri seseorang dalam proses belajar maka akan besar kemungkinan hasil belajar dapat sesuai dengan harapan.

Anak yang memiliki motivasi belajar, ia lebih aktif dalam belajar serta memiliki juga jiwa kompetisi dan persaingan sehingga dengan dua hal tersebut dapat merangsang tercapainya kemajuan hasil belajar yang optimal.

b) Kecerdasan

Pengertian yang relatif umum bahwa kecerdasan memegang peranan besar dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan. Hasil dari pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan yang terkenal dengan sebutan IQ. Anak yang cerdas hasil belajarnya cenderung lebih baik dari pada anak dengan kecerdasan biasa saja. Anak yang cerdas memiliki ciri-ciri seperti rasa ingin tahu yang tinggi, kritis berpendapat serta ulet9.

8

Muhibbin Syah. Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Rosda, Edisi Revisi), h. 130

9

Muhibbin Syah. Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Rosda, Edisi Revisi), h. 130


(18)

8

c) Minat

Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu10. Maka seseorang tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari suatu dengan minat, maka hasil yang diharapkan akan lebih baik. Persoalan yang timbul adalah bagaimana mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu dapat menarik minat para pelajar. Siswa yang mempunyai minat dapat diharapkan akan mencapai prestasi belajar yang optimal.

d) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar sesorang. Seseorang yang belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.

b. Faktor dari Luar (Eksternal) Faktor eksternal terdiri dari:

1) Faktor Lingkungan (environmental input)

Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial, seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya.

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia maupun hal lain juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan sosial lainnya, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar dan sebagainya juga berpengaruh terhadap hasil belajar.

2) Faktor Pendukung (instrumental)

Faktor instrumental adalah faktor yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar. Faktor-faktor tersebut berupa :

a) Gedung perlengkapan belajar b) Alat praktikan

c) Perpustakaan d) Kurikulum

e) Bahan / program yang harus dipelajari f) Pedoman-pedoman belajar dan sebagainya11.

10

Ibid. h. 133

11

Muhibbin Syah. Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Rosda, Edisi Revisi), h. 130


(19)

3. Pengukuran Hasil Belajar

Pengukuran adalah suatu proses untuk menentukan kualitas daripada sesuatu. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melakukan proses belajar12. Beberapa prinsip pengukuran diantaranya adalah menyeluruh, berkelanjutan, kesesuaiaan, orientasi pada indikator tercapai, objektif, terbuka, dan bermanfaat. Bentuk pengukuran atau penilaian hasil belajar yang dapat dilakukan guru anatara lain adalah :

a. Tes Essay ( Sunjektif )

Alat evaluasi yang berbentuk tes subyektif dimana jawabannya tidak dinilai secara skor atau angka pasti. Pada tes essay siswa dituntut untuk menyusun pikirannya secara berurutan dan menuangkan ide atau gagasannya dalam bahasa yang cukup baik dan dapat dimengerti. Tes ini sesuai untuk jenis kognitif, penerapan analisa, sintesa dan evaluasi.

b. Tes obyektif

Tes obyektif adalah salah satu bentuk evaluasi hasil belajar dimana tes ini mampu memberi penilaian secara kognitif, karena sifatnya yang praktis dalam memeriksa dan mengolah hasilnya. Tes ini dapat digunakan untuk cakupan materi yang lebih luas. Tes obyektif dapat berupa tes benar salah, tes pilihan ganda, tes menjodohkan, dan jawaban singkat.

1) Bentuk soal benar salah

Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pernyataan. Sebagian dari peryataan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah. Pada umumnya soal benar salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan tentang fakta, definisi, dan prinsip.

2) Bentuk soal pilihan ganda

Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem (pertanyaan atau pernytaan yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan), Option (Sejumlah pilihan atau alternatif jawaban), Kunci (jawaban yang benar atau yang paling tepat), Distractor ( pengecoh, jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban ).

3) Bentuk soal menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang paralel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soa yang harus

12

Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam departemen Agama RI, 2009) h. 32


(20)

10

dicari jawabannya. Dalam bentuk yang paling serderhana, jumllah soal sama dengan jawabannya, tetapi sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan dibuat lebih banyak.

4) Bentuk jawaban singkat

Bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, soal tersebut berupa suatu kalimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, dan lain-lain13.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar IPS siswa peneliti menggunakan tes obyektif dengan bentuk pilihan ganda. Nilai prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai hasil belajar pada bidang study Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) semester 2 di kelas IV, skala penilaian yang digunakan di MI Miftahul Falah berupa angka-angka bergerak dari 0-100.

C.Model Pembelajaran Kooperatif 1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Cooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.14

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok.

Hubungan kerja seperti itu memungkin timbulnya persepsi yang positif tentan apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar

13

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar ( PT. Remaja Rosdakarya,2001) h. 35-48

14

Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif (Sidoarjo, Madmedia Buana Pustaka 2009 ) h. 51


(21)

berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok.

Aspek-aspek esensial yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif, adalah:

a. Saling bergantung antara satu sama lain secara positif (positif interdependence)

b. Saling berinteraksi langsung antar anggota dalam kelompok (face-to-face interaction)

c. Akuntabilitas individu atas pembelajaran diri sendiri (individual accountability)

d. Keterampilan sosial (cooperatif social skills) e. Pemrosesan kelompok (group processing)15 2. Karakteristik pembelajaran kooperatif

Karakteristik pembelajaran kooperatif16 diantaranya :

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis.

b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Pada pembelajaran kooperatif terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti adanya kerja sama antar kelompok belajar, adanya upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dan menigkatkan hasil belajar bagi siswa, antara siswa satu dengan yang lain saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota kelompok lain untuk mencapai pembelajaran yang telah ditetapkan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran model kooperatif terdiri atas empat tahapan yaitu:17

15

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran ( Bandung, CV Wacana Prima, 2009 ) h.54

16

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendis DEPAG RI, 2009) h. 233


(22)

12

1) Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. 2) Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan

penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

3) Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.

4) Pengakuan Tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk charta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dapat menggunakan Power Point atau Software yang lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran kooperatif adalah mengutamakan kerjasama antar siswa dalam kelompok di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk menguasai materi, anggota-anggota dalam kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi, masing-masing kelompok berbeda suku, budaya dan jenis kelamin. Sistem penghargaan yang diberikan tidak secara individu melainkan berorientasi pada kelompok yang telah bekerja sama dengan baik.

17

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 212


(23)

3. Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran koooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut, adalah sebagai berikut:18

a. Model Student Teams-Achivement Division (STAD)

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-tamannya di Universitas John Hopkin.

Menurut Slavin model STAD (Student Teams-Achivement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD: a. menyampaikan tujuan motivasi

b. pembagian kelompok c. presentasi dari guru

d. kegiatan belajar dalam tim (kerja tim) e. kuis (evaluasi)

f. penghargaan prestasi tim b. Model Jigsaw

Model ini dikembangkan dan diujicoba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas.

Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuak teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja

18


(24)

14

sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri atas dua atau tiga orang.

Langkah-langkahnya model pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut: a. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang;

b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda;

c. Anggota tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli);

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai;

e. Tim-tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; f. Pembahasan;

b. Penutup.

c. Model Pembelajaran Picture and picture

Pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau di urutkan menjadi urutan logis. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka pembelajaran menjadi menyenangkan.

4. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah atau tahapan utama yaitu :


(25)

a. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan di capai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

b. Guru menyajian informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

c. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.

d. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

e. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

f. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.19

5. Model Pembelajaran Picture and picture

a) Pengertian Model Pembelajaran Picture and picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru.

Adapun langkah-langkah pembelajaran picture and picture sebagai berikut20:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Guru diharapkan untuk mencapai kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.

19Op. Cit. h. 211


(26)

16

b. Guru menyajikan materi pembelajaran, merupakan hal yang penting karena dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan lebih menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (yang berkaitan dengan materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan oleh guru atau temannya. Sehingga guru dapat menghemat energi dan siswa lebih mudah memahami materi yang di ajarkan. Selanjutnya guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan vidio atau demonstrasi pada kegiatan tertentu.

d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa dapat menjalankan tugas dengan senang hati yang diberikan oleh guru. e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan

urutan gambar. Siswa dapat menyelesaikan urutan gambar dengan baik karena siswa dilatih untuk mengemukakan alasan pemikarannya atau pendapat tentang hasil diskusi kelompok.

f. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar guru dapat memberikan penekanan-penakanan dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui hal tersebut penting dalam pencampaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.

g. Kesimpulan atau rangkuman. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan guru bersama siswa. Apabila siswa belum mengerti guru dapat memberikan penguatan kembali dalam mengamati gambar tersebut. Dalam pembuatan kesimpulan dan rangkuman guru memberikan arahan dan perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran


(27)

yang dapat menjawab persoalan bagaimana belajar itu bermakna, menyenangkan, kreatif, dan sesuai dengan realita yang ada serta lebih melibatkan siswa aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisikal, maupun sosial.

b) Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Picture and picture

Model pembelajaran picture and picture memiliki keunggulan, diantaranya: a. Keunggulan :

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2) Melatih siswa berpikir logis dan sistematis.

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Selain memiliki keunggulan model pembelajaran picture and picture juga memiliki kelemahan, diantaranya:

b. Kelemahan

1) Memakan banyak waktu. 2) Banyak siswa yang pasif.

3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas.

4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.

5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai21.

D.Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut :

21

http://iwaktelang21.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-picture-and-picture.html 10 Februari 2015 14.30WIB.


(28)

18

a. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Fauziah (2012) Program S.1 Program Studi Pendidikan IPS Fakulkas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program SI. Penelitian tersebut berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Pada Materi Pasar” Penelitian tersebut dilaksanakan di MTS Sunnatul Husna Pondok Ranji. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ekonomi yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus 1 : 0,5 dan meningkat pada siklus ke II menjadi : 0,7. Yang berarti model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Neng Ela (2013), Program S.1 Program Studi PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia, dengan judul “Penerapan Model Picture and picture pada pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan dan Pengaruhnya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa:PTK pada siswa kelas IV SDN 4 Cibodas kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012-2013”. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan secara signifikan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa hanya 56,43 dengan persentase ketuntasan 30% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 93 dengan persentase 92,32% Peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

E.Kerangka Berpikir

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) mempunyai tujuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Selama proses pembelajaran, guru tidak hanya memberikan sejumlah konsep kepada siswa untuk dapat diaplikasikan oleh siswa dalam memecahkan masalah khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan


(29)

sosial. Dalam hal ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa sangat menentukan hasil yang akan diperoleh. Bagian dari kegiatan yang mendasar dan sistematis dalam peningkatan mutu pendidikan adalah pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, dan sistem penilaian. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Proses pembelajaran yang dikembangkan di sekolah akan mempengaruhi hasil belajar. Salah satu pengukuran kualitas pembelajaran adalah tes hasil belajar dengan rata-rata nilai pada kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah (MI) relatif masih rendah. Rendahnya hasil belajar diduga disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dalam proses pembelajaran, Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi perkembangan teknologi sulit dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan usaha yang dapat mengatasi masalah tersebut. Suatu usaha yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa, sehingga dapat terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa. Melalui model pembelajaran Picture and picture diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian penerapan metode ini diharapkan dapat memaksimalkan keaktifan siswa dalam belajar IPS dan hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

F.Hipotesis Tindakan

Dengan memperhatikan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Picture and picture


(30)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Miftahul Falah Jalan Madrasah RT 06/20 Kp. Bojong Kelurahan Bakti Jaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Alasan penulis memilih MI Miftahul Falah Kota Depok sebagai tempat penelitian adalah karena Madrasah ini memiliki karakteristik yang cocok dengan judul penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan pada semester genap Tahun ajaran 2012/2013, dari mulai bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Mei 2013.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.22

Konsep penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahapan awal penelitian yaitu menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi peneliti dan siswa, menyiapkan media pembelajaran picture and picture dan lembar wawancara untuk guru dan siswa.

22

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm.


(31)

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu dengan melaksanakan tindakan kelas.

3. Tahap Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas untuk mendapatkan data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator.

4. Tahap Analisis (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil pengamatan yang didapat dari lembar observasi dan hasil tes dianalisa bersama kolaborator, sehingga dapat diketahui kekurangan yang ada pada siklus ini. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus II.

Hasil observasi yang diperoleh dianalisis peneliti bersama observer, untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:


(32)

22

Rancangan Siklus Penelitian

Observasi Pendahuluan 1. Wawancara dengan Guru dan Siswa

2. Observasi Pembelajaran Siswa

Analisis Penyebab Masalah

Siklus I

Tahap Perencanaan

Membuat RPP, Lembar penilaian hasil belajar, lembar observasi dan soal tes akhir

siklus I

Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses Pembelajaran IPS dengan menerapkan model picture and picture

Tahap Analisis dan Evaluasi Memberikan lembar penilaian hasil belajar

siswa dari soal tes akhir siklus I, serta menganalisis lembar penilaian hasil

belajar siswa, lembar observasi dan tes akhir siklus I

Tahap Refleksi

Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran siklus I, hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan Indikator keberhasilan, karena indikator

keberhasilan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus II

Siklus II

Tahap Perencanaan

Membuat RPP, Lembar penilaian hasil belajar, lembar observasi dan soal tes akhir

siklus II

Tahap Pelaksanaan Tindakan Proses Pembelajaran IPS dengan menerapkan model picture and picture

Tahap Analisis dan Evaluasi Memberikan lembar penilaian hasil belajar

siswa dari soal tes akhir siklus II, serta menganalisis lembar penilaian hasil

belajar siswa, lembar observasi dan tes akhir siklus II

Tahap Refleksi

Mengevaluasi proses pembelajaran siklus II, karena Indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian hanya sampai

siklus II


(33)

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahul Falah Bakti Jaya Depok semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 22 orang siswa, 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Alasan dipilihnya siswa kelas IV adalah karena karakteristik subjek cocok dengan judul penelitian. Siswa kelas IV sudah mendapatkan materi IPS di sekolahnya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungam belajar.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peranan dan posisi peneliti ini adalah bertindak sebagai guru. Peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator. Sebagai guru yakni bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Kolaborator yakni memberikan penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture dan mengamati kegiatan belajar IPS siswa selama proses pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, empat kegiatan yang ada pada setiap siklus, yaitu, (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan (4) Refleksi. Peneliti merancang penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari 7 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut perlu mendapat perhatian, dan berlanjut ke siklus II, karena dengan hasil siklus II indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian ini dihentikan berikut tahapan-tahapan diatas sebagai berikut:


(34)

24

Berikut desain intervensi tindakan yang dilakukan dalam penelitian kelas ini:

1. Kegiatan Penelitian Pendahuluan

a. Observasi kegiatan belajar mengajar

Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS pada kelas IV MI Miftahul Falah Bakti Jaya Depok. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran IPS dan hasil belajar IPS siswa.

b. Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS di kelas IV.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Waktu pelaksanaan: 12 s.d 16 Februari 2013

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi kegiatan belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes akhir siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 7 kali pertemuan - Pertemuan I

Waktu Pelaksanaan : 20 Februari 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Teknologi Produksi (Pengertian Kegiatan Produksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.


(35)

- Pertemuan II

Waktu Pelaksanaan : 21 Februari 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Teknologi Produksi (Pengertian Teknologi Produksi Sederhana) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan III

Waktu Pelaksanaan : 27 Februari 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Teknologi Produksi (contoh penggunaan teknologi produksi sederhana dan contoh penggunaan teknologi produksi modern) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan IV

Waktu Pelaksanaan : 28 Februari 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Teknologi Produksi (Macam-macam produksi secara sederhana dan proses produksi secara sederhana) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan V

Waktu Pelaksanaan : 6 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Teknologi Produksi (Macam-macam produksi secara modern dan proses produksi secara modern) seperti yang diuraikan dalam RPP.


(36)

26

- Pertemuan VI

Waktu Pelaksanaan : 7 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Teknologi Produksi (keunggulan dan kelemahan teknologi produksi masa lalu dan keunggulan dan kelemahan teknologi produksi masa kini) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan VII

Waktu Pelaksanaan : 13 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti memberikan tes akhir siklus I dengan materi Teknologi Produksi. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal. c. Tahap Observasi

Waktu Pelaksanaan: 20, 21, 27, 28 Februari dan 6, 7, dan 13 Maret 2013 Pada tahap ini guru kelas (kolaborator) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Analisis dan Refleksi Waktu Pelaksanaan: 14 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisis terhadap hasil pengamatan kolaborator untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan siklus II.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Waktu pelaksanaan: 20 s.d 22 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrument-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi kegiatan belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes akhir siklus II.


(37)

b. Tahap Pelaksanaan - Pertemuan VIII

Waktu Pelaksanaan : 27 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Transportasi, dan Komunikasi (pengertian komunikasi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan IX

Waktu Pelaksanaan : 28 Maret 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Transportasi, dan Komunikasi (macam-macam bahasa komunikasi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan X

Waktu Pelaksanaan : 3 April 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Transportasi, dan Komunikasi (macam-macam alat komunikasi masa lalu dan masa kini dan contoh cara penggunaan alat komunikasi masa lalu dan masa kini) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan XI

Waktu Pelaksanaan : 4 April 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Transportasi, dan Komunikasi (Pengertian Transportasi dan Macam-macam alat transportasi) seperti yang diuraikan dalam RPP.


(38)

28

- Pertemuan XII

Waktu Pelaksanaan : 10 April 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Transportasi, dan Komunikasi (macam-macam alat transportasi masa lalu dan masa kini dan pengalaman siswa menggunakan alat produksi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan XIII

Waktu Pelaksanaan : 11 April 2013

Pada tahap ini peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture dan Tanya jawab, yaitu pada bab “Perkembangan Teknologi Produksi, Transportasi, dan Komunikasi” materi yang disampaikan adalah Transportasi, dan Komunikasi (pengalaman siswa menggunakan alat komunikasi dan pengalaman siswa menggunakan alat transportasi) seperti yang diuraikan dalam RPP.

- Pertemuan XIV

Waktu Pelaksanaan : 17 April 2013

Pada tahap ini peneliti memberikan tes akhir siklus II dengan materi Benda Koleksi. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal.

e. Tahap Observasi

Waktu Pelaksanaan: 27 dan 28 Maret dan 3, 4, 10, 11, dan 17 April 2013 Pada tahap ini guru kelas (kolaborator) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

f. Tahap Analisis dan Refleksi Waktu Pelaksanaan: 18 April 2013

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan analisis terhadap hasil pengamatan kolaborator untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus II, karena indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian hanya dilaksanakan sampai siklus II.


(39)

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran model picture and picture. Penelitian ini hanya dilakukan 2 siklus karena sudah memenuhi standar yang ditentukan yaitu:

1. Aktivitas pembelajaran oleh guru dan siswa sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan model picture and picture. 2. Hasil pembelajaran siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yaitu sebesar 70.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah.23 Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.24

1. Data Kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil observasi kegiatan belajar IPS siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)

2. Data Kuantitatif : Hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas, siswa dan peneliti. Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas II dan teman sejawat yang sekaligus bertindak sebagai kolaborator.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2012) h.9

24


(40)

30

1. Instrumen Tes

Instrumen ini digunakan untuk tes formatif yaitu tes-tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir siklus I dan II, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar IPS siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi PTK.

2. Instrumen Non-Tes

Dalam Instrumen Non tes ini digunakan sebagai berikut: a. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture terlaksana dengan baik, bagaimana interaksi yang terjadi dikelas, serta untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.1

Contoh Lembar Observasi kegiatan Mengajar Guru

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1 Guru memimpin doa sebelum pembelajaran 2 Guru melakukan apersepsi (mengulang materi

yang lalu)

3 Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok

4 Guru menggunakan metode dalam

pembelajaran

5 Guru memberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan

6 Guru meminta siswa menganalisis tentang materi yang telah dibagikan


(41)

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

7 Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama teman-teman kelompoknya

8 Guru meminta siswa untuk mengomentari hasil diskusi yang dibacakan oleh teman kelompoknya

9 Guru memberikan penilaian secara langsung terhadap siswa.

b. Lembar observasi belajar IPS

Lembar observasi belajar IPS siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar IPS.

Tabel 3.2

Lembar Hasil Observasi

Kegiatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran IPS Petunjuk

Berilah penilaian dengan angka pada kolom yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Bila hasil kurang 2. Bila hasil cukup 3. Bila hasil baik 4. Bila hasil sangat baik

No PengamatanAspek Skor Ket.

1 2 3 4

1 Keaktifan peserta didik dalam menerima penjelasan materi 2 Keaktifan peserta didik mengikuti

perubahan setting kelas 3 Keaktifan peserta didik dalam

menjawab pertanyaan guru

4 Keaktifan peserta didik dalam bertanya tentang pokok bahasan


(42)

32

No PengamatanAspek Skor Ket.

1 2 3 4

5 Keaktifan peserta didik dalam

mempresentasikan hasil pekerjaannya 6 Keaktifan peserta didik saat menjawab

pertanyaan dari guru 7

Kemampuan peserta didik dalam

menarik kesimpulan tentang pentingnya materi

Jumlah Jumlah Skor Jumlah Maksimal Kriteria penilaian:

1 = Kurang 40% = Kurang

2 = Cukup 41 – 60 % = Cukup

3 = Baik 61% - 80% = Baik

4 = Sangat Baik 81% = Sangat Baik

Keterangan rumus :

 Prosentase (%) =

Maksimum Skor didik peserta rata rata Keaktifan

 x 100%

c. Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dengan guru dan siswa dilakukan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap kegiatan tindakan kelas pada siklus I dan siklus II yang sekaligus untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah pada tindakan siklus I dan II.

d. Catatan Harian Penelitian

Catatan harian peneliti digunakan untuk mencatat kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.


(43)

e. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini berupa foto hasil kegiatan pembelajaran IPS yang berlangsung pada siklus I dan Siklus II dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe picture and picture.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Hasil observasi pembelajaran: data diperoleh dari lembar observasi guru

pada saat proses pembelajaran berlangsung yang diisi kolaborator pada setiap pertemuan tindakan kelas.

b. Hasil observasi kegiatan belajar siswa : data diperoleh dari data observasi kegiatan belajar siswa yang diisi oleh kolaborator pada setiap pertemuan. c. Nilai hasil belajar : nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa yang

dilakukan pada setiap akhir siklus.

d. Hasil wawancara : peneliti melakukan wawancara terhadap guru dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada setiap akhir siklus I dan II

e. Hasil catatan harian penelitian : data diperoleh dari kegiatan-kegiatan pada setiap pertemuan

f. Hasil dokumentasi : dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis dan evaluasi data ntuk mengambil kesimpulan tentang peningkatan hasil belajar IPS siswa, serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam sebuah penelitian perlu dilakukan pemeriksaan kepercayaan untuk mengukur validitas atau ketepatan dan reabilitas atau yang sering disebut dengan kestabilan hasil pengukuran sebuah instrument penilaian dan hasil belajar siswa. Teknik pemeriksaan keterpercayaan yang peneliti gunakan dalam penelitian


(44)

34

tindakan ini adalah Judgment ahli atau keputusan ahli. Keputusan ahli yang dimaksud adalah keputusan dari dosen pembimbing untuk menentukan instrument penilaian dalam penelitian ini stabil dan tepat digunakan.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif tes hasil belajar dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Casses (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu) P = Angka persentase25

Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil observasi. Hasil observasi dari tindakan awal, siklus I dan siklus II diberi perbandingan. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan hasil belajatr siswa. Data kualitatif ini akan memberikan gambaran mengenai kegiatan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini menempatkan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Peningkatan Hasil Belajar : dengan menganalisis tes hasil belajar siswa, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang 2. Implementasi pembelajaran kooperatif dengan model picture and picture : telah terjadi perubahan setelah mengikuti pembelajaran yang dilihat dari

25 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), cet-xxiv h. 43


(45)

data melalui observasi atau pengamatan siswa ke arah perubahan yang positif.

L. Pengembangan Rencana Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria maka penelitian dilanjutkan ke siklus II.

Penelitian ini berakhir di siklus II karena peneliti menyadari penelitian ini telah berhasil menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture

dalam meningkatkan hasil belajar IPS

Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi guru, observasi belajar siswa, soal-soal latihan dan soal-soal akhir siklus untuk penilaian hasil belajar IPS siswa, pedoman wawancara guru dan siswa. Dalam melakukan penelitian ini, guru bidang studi dapat berkoloborasi dengan kolaborator yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.


(46)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan melakukan observasi awal di kelas IV MI Miftahul Falah Depok yang beralamat di Jl. Madrasah RT 06/20 Kp.Bojong Kel.Bakti Jaya Sukmajaya Depok. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan siswa dan peneliti, serta melakukan observasi terhadap siswa dalam proses kegiatan pembelajaran IPS di sekolah tersebut.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV pada tanggal 7 Februari 2013 Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pembelajaran IPS di kelas IV. Berdasarkan wawancara tersebut, guru lebih banyak menggunakan metode konvensional seperti menulis di papan tulis, ceramah dan pemberian tugas melalui lembar kerja siswa, sehingga pembelajaran menjadi monoton ditambah padatnya jam mengajar sehingga guru tidak mempunyai waktu untuk menggunakan alternatif metode lain dalam pembelajaran IPS.

Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas IV sebagai kelas yang cocok untuk penelitian, terkait masalah peningkatan hasil belajar IPS. Penentuan ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh guru selama mengajar dikelas tersebut. Dalam pengamatan ini terlihat sikap dari sebagian besar siswa di kelas tersebut memiliki prestasi yang lebih rendah dibandingkan kelas yang yang lain. Hal ini terlihat dari beberapa hasil ulangan harian IPS, dimana hampir seluruh siswa pada kelas tersebut harus melakukan remedial. Dalam proses pembelajaran siswa masih terlihat takut untuk bertanya kepada guru.

Selanjutnya, peneliti mewawancarai sebagian siswa kelas IV untuk mengetahui bagaimana kegiatan mereka saat belajar IPS. Dari hasil wawancara tersebut tercatat 8 siswa (36,4%) menyukai pelajaran IPS dan 14 siswa (63,6%) kurang menyukai pelajaran IPS. Alasan dari siswa yang kurang menyukai IPS adalah pelajarannya memusingkan terlalu banyak materi yang harus dihafal.


(47)

Dari hasil wawancara tersebut, beberapa siswa mengaku jarang memperhatikan penjelasan guru jika materi yang disampaikan sulit untuk dipahami, dan lebih sering bermain. Akan tetapi, jika materi yang disampaikan mudah dipahami, siswa akan memperhatikan penjelasan guru.

Berdasarkan masalah di atas dapat disimpulkan, bahwa seorang guru harus dapat membuat pembelajaran IPS yang menarik dan menyenangkan, agar materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa tahapan, antara lain:

a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siklus I, peneliti membuat perencanaan tindakan kelas yang meliputi:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

2) Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar-gambar teknologi industri.

3) Lembar Kerja siswa untuk diskusi. 4) Lembar soal evaluasi

5) Kunci jawaban evaluasi

6) Kamera untuk mendokumentasikan gambar kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dari tanggal 27 Februari s/d 20 Maret 2013 dengan materi Pengertian Teknologi Produksi


(48)

38

Siklus I

1) Pertemuan Pertama Rabu, 27 Februari 2013

Peneliti membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, memeriksa kehadiran siswa dan mengadakan pengelolaan kelas seperti merapikan pakaian, keteraturan meja dan kursi. Kemudian peneliti mengkondisikan kelas dengan menyajikan gambar kegiatan produksi disebuah pabrik. Dilanjutkan dengan tanya jawab. Saat tanya jawab sebagian siswa aktif menjawab dan sebagian lagi hanya sebagai pendengar. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang akan ditempuh serta tujuan dari pembelajaran yaitu menjelaskan pengertian kegiatan produksi.

Gambar 1Peneliti saat menjelaskan materi dengan Menerapkan metode picture and picture


(49)

Peneliti menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian kegiatan produksi dengan menggunakan gambar. Setelah menunjukkan beberapa gambar tentang kegiatan produksi disebuah pabrik, lalu dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 5 kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan pengertian dari kegiatan produksi sesuai dengan gambar yang dilihat. Setelah diskusi peneliti meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan diakhiri dengan kesimpulan hasil diskusi dan presentasi yang dilakukan oleh peneliti dan siswa.

Pada saat KBM berlangsung sebagian siswa masih banyak yang bercanda di dalam kelas sehingga pembelajaran kurang efektif.

2) Pertemuan Kedua Kamis, 28 Februari 2013

Peneliti mengadakan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang teknologi produksi sederhana, diharapkan dengan pembelajaran ini siswa dapat menyebutkan pengertian teknologi produksi sederhana.

Gambar 2


(50)

40

Peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian memberikan contoh produksi sederhana. Setiap kelompok diberikan gambar yang berhubungan dengan teknologi produksi sederhana. Setiap kelompok mendiskusikan contoh contoh produksi sederhana sesuai dengan gambar yang dilihat dan mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok. Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil diskusi

Pada saat KBM berlangsung masih banyak siswa yang mengobrol dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh peneliti. Dan ada juga siswa yang mulai mengerti proses pembelajaran.

3) Pertemuan Ketiga Rabu, 6 Maret 2013

Peneliti mengadakan apersepsi berupa tanya jawab tentang contoh alat produksi sederhana dan contoh alat produksi modern, siswa menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran.

Siswa menyimak penjelasan peneliti tentang alat-alat yang digunakan pada kegiatan produksi sederhana dan produksi modern dengan media gambar. Lalu dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 5 kelompok. Setiap kelompok berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi dan diakhiri dengan kesimpulan hasil diskusi dan presentasi yang dilakukan oleh peneliti dan siswa.

Peneliti dan siswa menyimpulkan materi pelajaran, dilanjutkan dengan menulis pekerjaan rumah.

Pada saat KBM berlangsung sebagian siswa masih ada yang mondar-mandir di dalam kelas dan mengganggu temannya yang sedang fokus mengikuti pembelajaran, sehingga peneliti kesulitan dalam pengelolaan siswa di dalam kelas agar aktif dalam mengikuti pembelajaran.


(51)

4) Pertemuan Keempat Kamis, 7 Maret 2013

Peneliti mengadakan apersepsi berupa tanya jawab tentang macam-macam produksi yang dilakukan secara sederhana, siswa menjawab pertanyaan peneliti. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran.

Gambar 3 Media ajar yang digunakan guru dalam penerapan metode picture and picture

Setelah menjelaskan materi pelajaran secara singkat dengan menunjukkan gambar tentang kegiatan produksi sederhana, peneliti membagi siswa menjadi 5 kelompok. Setelah itu setiap kelompok berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. Peneliti dan siswa menyimpulkan hasil pelajaran.

Siswa menyelesaikan soal dan membacakannya. Perwakilan dari setiap kelompok. Kemudian peneliti dan siswa menyimpulkan materi pelajaran.


(52)

42

Pada saat KBM berlangsung siswa sudah mulai fokus memperhatikan media gambar yang ditunjukkan peneliti. Pembelajaran pada saat ini sudah mulai kondusif.

5) Pertemuan Kelima Rabu, 13 Maret 2013

Peneliti mengadakan apersepsi berupa tanya jawab tentang macam-macam proses produksi yang dilakukan secara modern. Sebagian siswa aktif menjawab dan sebagian lagi hanya mendengarkan.

Peneliti menjelaskan materi pembelajaran tentang proses produksi yang dilakukan secara modern dengan menggunakan gambar. Setelah menunjukkan gambar proses produksi yang dilakukan secara modern lalu dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 5 kelompok. Setiap kelompok berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi dan diakhiri dengan kesimpulan hasil diskusi dan presentasi yang dilakukan oleh peneliti dan siswa.

Peneliti dan siswa meyimpulkan pelajaran dan dilanjutkan dengan menulis pekerjaan rumah.

Pada saat KBM berlangsung siswa sudah mulai terampil belajar dengan menggunakan media gambar.

6) Pertemuan Keenam Kamis, 14 Maret 2013

Peneliti mengadakan apersepsi berupa tanya jawab tentang keuntungan dan kelemahan menggunakan alat produksi sederhana dan modern, siswa aktif menjawab.

Peneliti menjelaskan materi pembelajaran tentang keuntungan dan kelemahan menggunakan alat produksi sederhana dan modern, dengan menggunakan media gambar. Lalu dilanjutkan dengan pembagian kelompok yang terdiri dari 5 kelompok. Setiap kelompok berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi dan diakhiri dengan


(53)

kesimpulan hasil diskusi dan presentasi yang dilakukan oleh peneliti dan siswa.

Peneliti dan siswa menyimpulkan pelajaran dan dilanjutkan dengan menulis pekerjaan rumah.

Pada saat KBM berlangsung siswa sudah mulai aktif dalam mengeluarkan pendapat pada kegiatan diskusi, setiap kelompok sudah terbiasa dengan model pembelajaran yang diberikan peneliti.

7) Pertemuan Ketujuh Rabu 20 Maret 2013

Pada pertemuan ketujuh ini peneliti memberikan tes akhir siklus I dengan materi pengertian teknologi produksi. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa

Siklus I

Nilai KKM 70

1 Siswa 1 65 Tidak Tuntas

2 Siswa 2 65 Tidak Tuntas

3 Siswa 3 70 Tuntas

4 Siswa 4 60 Tidak Tuntas

5 Siswa 5 75 Tuntas

6 Siswa 6 70 Tuntas

7 Siswa 7 65 Tidak Tuntas

8 Siswa 8 70 Tuntas


(54)

44

No Nama Siswa

Siklus I

Nilai KKM 70

10 Siswa 10 80 Tuntas

11 Siswa 11 55 Tidak Tuntas

12 Siswa 12 60 Tidak Tuntas

13 Siswa 13 70 Tuntas

14 Siswa 14 60 Tidak Tuntas

15 Siswa 15 70 Tuntas

16 Siswa 16 70 Tuntas

17 Siswa 17 75 Tuntas

18 Siswa 18 65 Tidak Tuntas

19 Siswa 19 65 Tidak Tuntas

20 Siswa 20 60 Tidak Tuntas

21 Siswa 21 60 Tidak Tuntas

22 Siswa 22 65 Tidak Tuntas

Jumlah 1455

Rata-rata 66,14

Nilai Tertinggi 80

Nilai Terendah 55


(55)

c. Analisis Data Observasi, Wawancara, dan Skala Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan peneliti kolaborator. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, peneliti mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selama siswa melakukan pembelajaran IPS dengan model cooperatif learning tipe picture and picture, peneliti dan kolaborator melakukan monitoring pelaksanaan tindakan siklus I dengan mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel. 4.2. Berikut:

Tabel 4.2.

Hasil Skor Lembar Observasi Siswa pada Siklus I

No Pertemuan

Hasil Observasi Siswa

Jumlah Skor Rata-rata Prosentase

1 Pertemuan 1 12 0.43 43%

2 Pertemuan 2 14 0.50 50%

3 Pertemuan 3 16 0.57 57%

4 Pertemuan 4 18 0.64 64%

5 Pertemuan 5 20 0.71 71%

6 Pertemuan 6 23 0.82 82%

Dari hasil lembar observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I, aktifitas siswa semakin meningkat dari pertemuan pertama sampai pertemuan keenam.

Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa pada siklus I untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:


(56)

46

1. Siswa tidak menyukai pelajaran IPS ketika disampaikan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Siswa tidak semangat dalam belajar IPS sehingga membuat siswa tidak berani untuk bertanya kepada peneliti.

3. Sebagian besar siswa masih takut untuk melakukan presentasi di depan kelas.

d. Tahap Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan sebagai tahapan terakhir dari masing-masing pertemuan siklus, tahapan ini dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator untuk membahas kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran, yang telah dilaksankan pada pertemuan 1 s/d 6 dalam siklus I.

Pada pelaksanaan siklus I masih terdapat kekurangan yang masih harus diperbaiki, karena belum memenuhi target keberhasilan belajar, dengan nilai rata-rata 66,14 nilai terendah 55, nilai tertinggi 80 dan presentase keberhasilan 59% dari jumlah siswa.

Hal ini terjadi karena ada beberapa hal yang menyebabkan hasil pembelajaran kurang optimal, beberapa di antaranya adalah:

(1) Kurang terbiasanya siswa menggunakan media pembelajaran

(2) Peneliti kurang berekspresi dengan baik dalam berkomunikasi dengan siswa

(3) Peneliti tidak memberikan penguatan yang baik pada siswa diakhir pembelajaran

(4) Kurang mengkondisikan kelas dengan baik

(5) Kurang membimbing siswa secara individu dalam proses belajar (6) Kurang menginformasikan dengan baik tema yang akan dipelajari

Kekurangan-kekurangan yang telah disebutkan di atas menyebabkan kondisi kelas menjadi ramai, masih banyak siswa yang mondar-mandir, mengganggu teman, bercanda bahkan sampai ada yang menangis dan lain-lain. Keadaan ini mengakibatkan hasil belajar pun kurang memuaskan. Dengan


(1)

F

{

{

n

z

rn

'g

o

fr

{

I

F

c

{

3

o

t,

m

f,


(2)

F

{

{

7

z

tn

!

o

f,

{

93

(7

v

{

3

o

g

m

*t

z


(3)

F

{

{

7

z

|tr

!

o

7

-{

g

I

7

{

3

o

g

m

7'


(4)

YATASA,H

ffl

TAHUL FAI*AH DEPOK

MAI}RAS,fiI IBTIDAITAff

MITMHIIT

EAI,AH

It8![

:

111.9.S2.?6,01*7

I

nf$It

3

SOTIOO4S

Jl. Madrasah Bojong KElurahan BakHjaya, Kecamaian Sukmajaya

Ksta Depsk

16418Telp: 0?1-77827404

NOMOR. 21 ot$WMyb,ir

N{nza

n

Yangbertanda tangan dibowah

ini,

kepala

MI

Miftahul

Falah Kecamaran Sukmqiaya Kota Depok

menerangkan dengan sebenornla

khwa

:

Nama

Jenis

Kel*niu

NIM

:

Rosyidat

l Pereupnaa

:

ffiOltfl)O9llB

Temprt

& Tgt

l*hir

:

Jekartr,

fr!

Oktohr

lffi

Alrmet

;

Kp

Boioag

RT.0ff,rO

No.t6 Baktijeya

Sukmniays

llopok

Menerangkan

bahua

Rama kruebut diatas tElah

melaksan*an perelitian

(riset)

di MI

tr,4i1ahul

Falsh untuk melmgkapi karya ilmiahnya (skrip$l) yang berjudul

s

pongunam

Model

Peubel*iaran Koopemtif Picture and Picturc

urtuk

Meningkatkrn

lI*gil

Behj*r

IpS

$igwa s.

Demikian surat ketcrangan

ioi

diberihn

agar dapetdipergmakan sebaik-baiknya

ti.

hpoh

Jud

2012

: 19680603200501 1002


(5)

KEMENTERI,AN AGNMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. JuaNa No gO Ciputat tO4l2ldonesia

FORM

(FR)

'

Tgl.

Terbit

:-TMareI-ZoiI

Nomor : Un.01/F. 1 1KM.O1 .3tOT

t\t

.t2}1g

!.rrp

: Ouiline/proposat

Hal

:

Permohonan

lzin

penelitian

Kepada yth.

Kepala Sekolah Ml. Miftahut Fatah di

Tempat

Assal a m u, al a i ku m wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa, : ROSYIDAH

:809018300565

Jurusan

:

pGMl

DMS

Semester

:

Uil

( delapan )

Judul

skripsi

:

Penggunaan Metode Picture

and picture Untuk

Meningkatkan Hasir Berajar

rps

siswa

di keras rV Mr.Miftahur Farah Depok

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menvusun

skripsi,

dan

;k";.

ffig#;T

peneritian

(riset)

di

instansi/sekotah/madrasan yang SauOara pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara,

kami ucapkan terima kasih. Wassal a m u'a I ai ku

m

wr.wb.

a.n. Dekan

NIP. 19761 1o720o7ott0t3

Jakarta,

07

Juli 2013

Nama NIM

Tembusan:

1.

Dekan F|TK

?

Pembantu Dekan Bidang Akademik


(6)

Nama

Tempat/Tanggal

Lahir

Jenis Kelamin

Agama

Alamat

Pendidikan

Pekerjaan

BIODATA PENULIS

Rosyidah

Jakafia,02 Oktober 1966 Perempuan

Islam

Kp. Bojong Rt. 05/020 No. 26

Kel. Bakti

Jaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok

1. Lulus SD Tahun 1982 2. Lulus

MTS

Tahun 1984 3: Lulus

MA

Tahun 1990

Tenaga Pengajar di

MI

Miftahul

Falah


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV Semester II Sdn Ketapang 01 Kecama

0 3 14

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Aro

0 1 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA Penggunaan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas IIA SD Islam Terpadu Ar

0 0 17

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS SIswa Kelas III SDN Puren.

1 2 250

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD

0 0 11