Pengertian Komunitas Merek Brand Community

commit to user 33 bahwa komunikasi yang dilakukan secara langsung ditujukan untuk memperoleh respons atau transaksi yang terjadi dalam waktu singkat. Direct marketing juga merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan kepada target market untuk menilai dan mempertimbangkannya dalam suatu proses pengambilan keputusan., hal ini memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang-ulang. Proses ini biasa disebut dengan follow up process. Rd. Soemanagara, 2006: 37 Beberapa bentuk pendekatan dari direct marketing adalah melalui direct mailing atau melaui telemarketing. Yang dimaksud dengan telemarketing dalam direct marketing adalah penggunaan fasilitas teknologi tinggi untuk mencapai target market yakni melalui email ataupun penggunaan telepon sehari-hari.

3. Pengertian Komunitas Merek Brand Community

Dewasa ini terdapat dua jalur utama yang bisa ditempuh setiap perusahaan dalam rangka mendapatkan merek kuat: 1 membangun dan mengembangkannya sendiri; 2 membeli merek atau perusahaan yang memiliki merek potensial spesifik. Brand Community adalah suatu komunitas yang disusun atas dasar suatu kedekatan dengan suatu produk atau merek. Perkembangan terakhir dalam pemasaran dan penelitian perilaku konsumen sebagai hasil dari hubungan antara merek, identitas individu, dan budaya. Diantara konsep yang commit to user 34 menjelaskan perilaku konsumen, konsep dari brand community fokus pada koneksi antara konsumen dengan suatu merek tertentu. Istilah “brand community” pertama kali dikemukakan oleh Muniz O’Guinn 1995 dalam Association for Consumer Research Annual Conference in Minneapolis. Pada tahun 2001 artikel berjudul “brand community” dipublikasikan dalam jurnal penelitian konsumen SSCI, mereka menjelaskan konsep brand community sebagai “suatu bentuk komunitas yang terspesialisasi, komunitas yang memiliki ikatan tidak berbasis pada ikatan secara geografis, namun lebih didasarkan pada seperangkat struktur hubungan social dintara penggemar merek tertentu.” Schouten Mc Alexander 1995 mendefinisikan brand community komunitas merek sebagai kelompok social yang berbeda yang dipilih secara pribadi berdasarkan pada persamaan komitmen terhadap kelas produk tertent, merek, dan aktivitas konsumsi. Muniz O’Guinn juga menjelaskan tentang tiga komponen dari brand community, yaitu : a. Consciousness of kinds Consciousness of kinds mengacu pada hubungan interistik dan perasaan kolektif diantara para anggota dan sekaligus merasakan perbedaan dengan mereka yang tidak termasuk anggota komunitas. Consciousness of kinds juga mencakup rasa kepemilikan komunitas dari orang yang memiliki ketertarikan yang sama. Anggota komunitas cenderung untuk mengidentifikasi dirinya commit to user 35 dengan yang lain. Melalui konsumsi suatu merek, anggota komunitas merasa bahwa mereka saling memahami satu sama lain. b. Shared ritual and tradition Salah satu komponen utama dari suatu komunitas adalah adanya rituals and tradition yang tersebar di seluruh anggota komunitas dan membuat unik komunitas tersebut. Rituals and tradition ini disebar melalui anggota dan mereka mendefinisikan karakter dan budaya komunitas. Dalam brand community, rituals and tradition secara dominan berhubungan dengan merek – penggunaan dari suatu merek, tujuan dari penggunaan suatu merek, asosiasi dengan merek, pengetahuan tentang merek, keinginan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang berhubungan dengan merek. Rituals and tradition dicetuskan tidak hanya oleh pengguna merek anggota komunitas tetapi juga oleh pembuat merek perusahaan. Dalam menciptakan rituals and tradition diusahakan dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi anggota terhadap merek, perusahaan memperoleh keuntungan dalam membangun loyalitas awal selama siklus penggunaan dari suatu merek. c. Sense of moral responsibility Komponen ini mengacu pada sejumlah kesadaran akan tanggung jawab moral sebagai suatu perasaan akan kewajiban commit to user 36 terhadap komunitas secara keseluruhan dan pada setiap anggota komunitas. Komponen ini diharapkan akan menjadi suatu akasi yang kolektif ketika komunitas mereka berada dalam ancaman. Muniz O’Guinn, 1995: 87 Sebuah penelitian tentang komunitas merek dalam industry majalah di New Zeeland menemukan terdapat 5 karakteristik yang mendorong terbentuknya komunitas merek, yaitu : a. Brand Image Citra merek yang terdefinisi dengan baik akan membentuk komunitas merek. b. Aspek Hedonis Komunitas merek umumnya lebih cepat pada produk yang kaya akan kualitas daya ekspresi, pengalaman dan hedonis. c. Sejarah Merek yang memiliki sejarah hidup yang panjang akan lebih memungkinkan terciptanya komunitas merek secara alamiah. d. Konsumsi publik Produk-produk yang dikonsumsi secara publik mampu menciptakan komunitas mereknya. Produk yang di konsumsi public akan melahirkan konsumen yang saling berebagi apresiasi dengan sesamanya, hal ini menjadikan kesempatan untuk menciptakan komunitas merek lebih tinggi. commit to user 37 e. Persaingan yang tinggi Tingginya persaingan produk mendorong konsumen setianya untuk bersatu dan membentuk komunitas terhadap merek yang disukai. Davidson et.al, 2007: 28

F. Metodologi Penelitian