Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Joshi wa Dan ga Dalam Kalimat Bahasa Jepang

(1)

(Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Tingkat II Tahun Akademik 2008-2009 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia

Windi Dahlianti 63804029

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2011


(2)

i

Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia)

Joshi は dan が dalam bahasa Jepang memiliki bermacam-macam fungsi. Dengan banyaknya fungsi yang hampir sama pada penggunaan kedua joshi

tersebut, mengakibatkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam penggunaan kedua joshi tersebut. Dengan adanya hal tersebut, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam

Penggunaan Joshi‟wa‟ dan„ga‟Dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

Dalam penelitian ini penulis akan mengukur seberapa besar tingkat kesalahan, bentuk kesalahan, dan faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan mahasiswa melalui tes dan angket tertutup, dengan menggunakan metode deskriptif.

Pengolahan data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase statistik, sehingga dapat diketahui tingkat kesalahan mahasiswa pada keseluruhan penggunaan Joshi は sebesar 29.6%, menunjukkan bahwa Hampir setengah

mahasiswa mengalami kesalahan pada joshi, dan tingkat kesalahan pada keseluruhan penggunaan joshi が sebesar 25.7%, menunjukkan bahwa

Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan pada joshi, dengan satu bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa, yaitu Kondoo (alternating form)yang memiliki dua variasi, yaitu ”Tertukar antara penggunaan joshi

dengan joshi が begitupun sebaliknya, dan “Terukar” dengan joshi yang lain

を 、 に 、 .

Penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan kedua joshi tersebut adalah faktor Error (kesalahan), yang disebabkan oleh lemahnya kemampuan mahasiswa terhadap penggunaan kedua fungsi joshi tersebut. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa jarang mempelajari kembali materi mengenai kedua joshi

tersebut, dan mahasiswa belum menemukan strategi belajar yang cocok, untuk mengurangi kesalahan- kesalahan tersebut.

Berdasarkan hal diatas, diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan metode pembelajaran bahasa Jepang khususnya pada kedua joshi tersebut, dengan menemukan strategi belajar yang cocok agar tidak terjadi lagi kesalahan, dan diharapkan selalu berkonsentrasi ketika mengerjakan soal, terutama yang berhubungan dengan kedua joshi tersebut.


(3)

ii

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF STUDENT ERROR IN THE USE OF JOSHI‘WA’ AND’GA’ IN JAPANESE SENTENCES

Joshi‘wa’ and’ga’ in Japanese has various functions .There are plently of nearly same functions on the two joshi, cause students have difficulty in the use of the two joshi, because of the case, so that the writer in tends to carry the research out entitled “ The analysis of student error in the use of joshi

wa’ and’ga’ in Japanese sentences”.

In this research the writer will count on how much is the error that student made, and the factor which causes error that is made by student with using the test , closed quitioner, with using descriptive method.

The tabulation of Data test, the writer analyzes it with using percentage formula of statistic to count the amount of students errors. Through the data test can be known the level of mistake of the students on all the uses of joshi of 29.6%, shows that almost the half of students have errors on joshi , and the level of mistake of the students on all the use of joshiof 25.7%, shows that almost the half of students have errors on joshi, with one form of error that is made by student, that is Kondoo (alternating form) or the subtitution that has two variations, they are : the changed one between the uses of joshi and joshi

, like wise performation, and the changed one between the use of other joshi

を 、 に 、 .

Causal of students errors in use of two joshies functions are caused by “Errors” factor, cause the weak of students ability towards the use of two joshies functions that is are caused of the students understanding to the use of two joshies are still poor and students often get the changed form, for the students rare to relearn the material of the use of functions on josh and joshi, and also students do not find the compatible learning strategy to cut back the errors.

According to the case above, is expected the students can improve the Japanese learning method, especially on two of those joshies with finding the compatible learning method our in order that will not make the mistake, and always hoped to focuss, when they fill our the materials, primarily that related to the joshies.


(4)

iii

Komputer Indonesia, dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah S.W.T, atas

do‟a, berkah, rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi bahasa Jepang dengan judul “ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN JOSHI ‟wa‟ DAN„ga‟ DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG”, untuk memenuhi salah satu syarat dalam ujian Sarjana pada Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengalami banyak kendala-kendala dari berbagai macam faktor. Akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dan selalu mendukung penulis dalam membuat skripsi ini, akhirnya semua kendala-kendala tersebut dapat teratasi, sehingga penulis pun bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Moh Tadjuddin, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Ibu. Fenni Febrianty, S.S. M.Pd, selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang dan sekaligus sebagai Dosen pembimbing pendamping, Terimakasih juga windi ucapkan atas segala waktu dan kesempatan yang telah sensei berikan kepada windi, tanpa adanya bimbingan dari sensei, skripsi ini tidak akan selesai dengan baik.

3. Ibu. Pitri Haryanti, M.Pd, selaku Dosen Wali dan Dosen pembimbing pertama, Terimakasih atas segala waktu dan kesempatan yang telah sensei berikan kepada windi, tanpa adanya bimbingan dari sensei, skripsi ini tidak akan selesai dengan baik.


(5)

iii

sensei berikan kepada saya selama menjadi mahasiswa. とてもうありがとう

いま 。

6. Saori Sensei, Terimakasih atas segala arahan dan bimbingannya yang telah sensei berikan kepada saya selama menjadi mahasiswa. とてもうありがとう

いま 。

7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar UNIKOM khususnya para pengajar Sastra Jepang, yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. 8. Kepada seluruh Staf Skertariat Program Studi Sastra Jepang: Teh. Tias, Teh.

Asti, dan Teh. Soffie, Terimakasih atas segala bantuannya dalam segala proses Akademik di UNIKOM.

9. Anakku Alkha Diano Mahesa Benz (KAKA) tersayang dan Suamiku tercinta (By-Donns), yang selalu memberikan do‟a serta dukungannya selama ini. 10.Seluruh keluargaku: Bapa, Mamah, Deni, Lia, Neng Shindy, yang selalu

memberikan do‟a serta memberikan dukungannya selama ini.

11.Seluruh Keluarga dari pihak Suamiku: Bapa dan Mamah mertua, Ema Haji, Lia, dan De.Vega yang selalu memberikan do‟a serta memberikan dukungannya selama ini.

12. Seluruh keluarga Wa Haji Omas, yang selalu memberikan do‟a serta memberikan dukungannya selama ini.

13.Teman-teman seangkatanku (2004) yang sudah lulus lebih dulu: Tya, Mesi Ujiie, Diana, Irwan, Ryan, Tina, Nita, Fina, Waway, Nia, Gres, dan Ela. Terimakasih atas semuanya.


(6)

iii

16.Teman-teman 2006 yang sebentar lagi akan menyusul kami: Mpi, Nita, Ical,

dan Adri. 皆がん ってく い!

17.Seluruh teman-teman 三年生angkatan 2008: Lista, Fitriani, Fitri, Dini, Mei, Icha, Zikri, dan Aldi. Terimakasih atas kerjasamanya.

18.Seluruh teman-teman 四年生angkatan 2007, Terimakasih atas semuanya. 19.Chandra 二年生, Terimakasih atas bantuannya.

20.Ika (yang sudah menjadi sensei) Terimakasih atas bantuannya. 21.Chandra (Sastra Inggris), Terimakasih atas bantuannya.

22.Dira yang manis, Terimakasih atas bantuannya.

23.Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moral maupun materialnya.

Bandung, Juli 2011


(7)

1.1. Latar Belakang

Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan, dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pikiran, pendapat, perasaan, berita atau hal-hal lain kepada orang lain sebagai bahan informasi. Khususnya mengenai bahasa lisan Dahidi & Sudjianto (2004: 54) menyatakan bahwa:

Bahasa lisan adalah bahasa yang diungkapkan dengan menggunakan alat ucap manusia, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa tulisan adalah menyampaikan informasi secara tertulis dengan menggunakan huruf-huruf yang dapat dibaca, diterima, dan dimengerti oleh penerima informasi tersebut.

Sebagai salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di Indonesia saat ini, bahasa Jepang memiliki berbagai karakteristik salah satunya yang berkaitan dengan kosakata. Berbicara tentang kosakata, secara gramatikal kosakata bahasa Jepang dapat diklasifikasikan kedalam 10 kelompok kelas kata, salah satunya adalah joshi. Joshi berperan sebagai kerangka dalam membentuk suatu kalimat. Ada beberapa pendapat mengenai arti dan fungsi joshi, salah satunya dari Sugihartono (2001 : 8) yang menyatakan bahwa :

Joshi adalah Jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang berfungsi membantu dan menentukan arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan, dan lain-lain dalam suatu kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun tulisan.


(8)

Sementara itu definisi joshi menurut Hirai (1982 : 161) adalah :

Joshi adalah kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan dipakai setelah suatu kata untuk menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata yang lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi.

Dari kedua definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa joshi adalah kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk yang berfungsi membantu dan menentukan arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lain- lain dalam suatu kalimat bahasa Jepang.

Dalam Dahidi dan Sugihartono (2001 : 181) disebutkan bahwa

“berdasarkan fungsinya joshi dibagi menjadi empat macam, yaitu: kakujoshi, fukujoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi”. Dari keempat macam joshi tersebut menurut penulis terdapat lebih dari 10 joshi yang masing-masing jenisnya memiliki fungsi dan arti yang hampir sama, diantaranya adalah fungsi antara joshi

‟wa‟ dan が „ga‟.

Dalam bahasa Jepang, joshi termasuk fukujoshi, yang dapat diartikan sebagai adalah, walaupun kata tersebut dapat dihilangkan tanpa mengubah arti. Kemudian joshi pun akan menunjukkan maknanya secara jelas jika digabungkan dengan kata lain yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk sebuah bunsetsu / kalimat.

Sementara itu, ‘joshi が termasuk kakujoshi, yang biasanya dipakai setelah taigen (meishi / nomina) untuk menyatakan hubungan antara satu bunsestu


(9)

Joshi memiliki 18 macam fungsidan Joshi が memiliki 23 macam fungsi. Dengan banyaknya fungsi dari Joshi dan が , maka kedua joshi

tersebut sering diperbandingkan . Hal ini karena ”antara Joshi dan が memiliki persamaan selain memiliki perbedaan- perbedaan yang mendasar ” (Sudjianto, 2000 : 38).

Persamaan dan perbedaan Joshi dan が , dapat dilihat dari contoh kalimat, seperti berikut ini :

(16). 太郎 学校に行 ました

Tarou wa gakkou ni ikimashita.

Tarou sudah berangkat ke sekolah. (Minna no Nihongo, 1998:216)

(17). 太郎が学校に行 ました

Tarou ga gakkou ni ikimashita.

Taro[lah] yang sudah berangkat ke sekolah.

(Minna no Nihongo, 1998:216)

Jika dilihat dari contoh kalimat (16) dan (17) tersebut diatas, penggunaan antara Joshi dan が hampir tidak bisa dibedakan, karena kedua kalimat tersebut memiliki persamaan, yaitu bisa saja kedua contoh kalimat tersebut menggunakkan Joshi atau が . Akan tetapi kedua contoh kalimat tersebut memiliki perbedaan yaitu dilihat dari maksud yang akan disampaikan. Karena jika dalam suatu kalimat menggunakkan joshi が , seperti kalimat (17),makamaksud


(10)

yang akan disampaikan dalam kalimat tersebut adalah subjek, karena subjeklah yang menjadi bagian penting dari kalimat atau bagian yang akan ditegaskan dalam kalimat tersebut. Tetapi dalam kalimat (16), jika sebuah topik ditunjukkan dengan

Joshi , makamaksud yang akan disampaikan dalam kalimat tersebut adalah seluruh kalimatnya, karena kalimat tersebut hanya sebagai bahan informasi subjek.

Dengan adanya perbedaan penggunaan joshi dan が seperti pada kalimat (16) dan (17), bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesalahan saat mahasiswa menggunakan kedua joshi tersebut, seperti tertukarnya penggunaan antara joshi dengan が ataupun tertukar dengan joshi lain. Contoh dari penggunaan joshi dan が , yang mungkin saja membingungkan mahasiswa, terdapat dalam contoh kalimat yang berfungsi sebagai anak kalimat, sebagai berikut :

( 18). あ たが行け 、私も行 ます (o)

Anata ga ikeba, watashi mo ikimasu. (Chandra, 2009 : 9)

(19) あ た いけ 、私も行 ます (*)

Anata wa ikeba, watashi mo ikimasu. (Chandra, 2009 : 9)

Fungsi joshi„ga’ pada kalimat (18) sebagai anak kalimat, dan merupakan contoh kalimat yang menggunakan joshi yang tepat (o), karena dalam anak kalimat joshi yang seharusnya digunakan adalah joshi が , yang memiliki maksud menekankan subjek dan subjeklah yang merupakan bagian terpenting


(11)

dalam kalimat tersebut. Sedangkan pada kalimat (19) merupakan contoh kalimat yang menggunakan joshi yang salah (*), karena joshi tidak bisa digunakan dalam anak kalimat atau klausa, dan jika menggunakan joshi

tidak ada penegasan dari maksud kalimat yang akan disampaikan.

Dengan adanya hal-hal tersebut yang kemungkinan mahasiswa mengalami suatu kesalahan dalam penggunaan Joshi dan が , maka penulis bermaksud untuk meneliti tentang kesalahan mahasiswa dalam penggunaan Joshi dan が terhadap Mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia.

Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN JOSHI ‟wa‟ dan„ga‟ DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG .

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar tingkat kesalahan mahasiswa dalam penggunaan Joshi

‟wa‟ dan が „ga‟dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Apa bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan Joshi


(12)

3. Apa faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan Joshi

‟wa‟ dan が „ga‟dalam kalimat bahasa Jepang?

1.3. Batasan Masalah

Dari 18 fungsi penggunaan joshi dan 23 fungsi penggunaan joshi

, penulis hanya akan membatasi tentang kesalahan mahasiswa sebanyak12 fungsi joshi dan 10 fungsi joshi が dalam kalimat bahasa Jepang level dasar secara tertulis yang terdapat dalam buku Minna no Nihongo, Nihongo no Shoho, Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang, Gramatika bahasa Jepang

modern seri B, dan 日本語文法 フ

.

マ ターシ ー 1 とが.

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesalahan mahasiswa dalam

penggunaan Joshi ‟wa‟ dan が „ga‟dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Untuk mengetahui bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam

penggunaan Joshi ‟wa‟ dan が „ga‟dalam kalimat bahasa Jepang. 3. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan

Joshi ‟wa‟ dan が „ga‟dalam kalimat bahasa Jepang.

1.5. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya bagi:


(13)

a. Penulis

Untuk memperdalam kemampuan dan pemahaman penulis tentang bahasa Jepang pada umumnya, dan terutama dalam penggunaan Joshi dan

が dalam kalimat bahasa Jepang. b. Pembaca

Dapat memberikan informasi mengenai fungsi penggunaan Joshi

dan が dalam kalimat bahasa Jepang, dan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penggunaan joshi dan が dalam kalimat bahasa Jepang.

c. Pengajar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan pada saat menentukan metode belajar yang tepat, agar mahasiswa tidak lagi melakukan kesalahan dalam pengunaan fungsi joshi dan が dalam kalimat bahasa Jepang.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca mengerti dan memahami penelitian ini, maka penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang uraian Latar belakang, Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Definisi operasional, dan Sistematika penulisan.


(14)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas tentang Analisis kesalahan berbahasa, Mistake dan Error, Bentuk kesalahan berbahasa, Tujuan analisis kesalahan, dan penjelasan dari Joshi dan が beserta contohnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang Metode penelitian, Objek penelitian, Teknik pengumpulan data, Teknik analisis data, dan Prosedur penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas Tingkat kesalahan mahasiswa dalam penggunaan joshi dan joshi が dalam kalimat bahasa Jepang, Bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan Joshi

dan が dalam kalimat bahasa Jepang, serta Faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan Joshi dan が dalam kalimat bahasa Jepang.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Mengemukakan kesimpulan dari isi penelitian serta memberikan saran berdasarkan hasil penelitian yang didapat.


(15)

2.1 Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya bahasa. Bahasa yang dimaksud bisa bahasa ibu (misalnya bahasa daerah), bahasa nasional (misalnya bahasa Indonesia), bisa juga bahasa asing. Kemampuan menguasai bahasa secara baik hanya dapat dilakukan seseorang dengan cara mempelajarinya. Seperti yang dikemukakan oleh Tarigan (1998 : 67) dibawah ini bahwa :

Hubungan antara pengajar bahasa dan kesalahan berbahasa sangat erat kaitannya, karena dalam kesalahan berbahasa tersebut tidak hanya dibuat oleh pembelajar yang mempelajari bahasa yang dipelajarinya, tetapi juga dibuat oleh pembelajar yang mempelajari bahasa ibu.

Dari pernyatan diatas menurut pengalaman para pengajar di lapangan menyatakan bahwa kesalahan berbahasa yang dibuat oleh pembelajar seringkali di luar dugaan. Artinya kesalahan itu ada yang sesuai dengan perkiraan tetapi banyak juga di luar perkiraan pengajar.

2.1.1 Mistake dan Error

“Mistake (kekeliruan) disebabkan oleh faktor performasi, yang berupa faktor- faktor kelelahan, keletihan dan kurangnya perhatian” (Tarigan, 1998 : 69). Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau faktor lupa bisa menyebabkan


(16)

kekeliruan atau mistake dalam melafalkan bunyi, bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat. Kemudian kekeliruan pun dapat terjadi pada setiap tataran ketatabahasaan, tetapi dapat diperbaiki kembali oleh pembelajar itu sendiri apabila berhati- hati, mawas diri, fokus dan berusaha. Berkenaan dengan ini lebih lanjut Tarigan (1998 : 69) menyatakan bahwa :

Error (kesalahan) disebabkan oleh faktor kompetensi, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa dan merupakan penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pembelajar yang sedang berkembang mengenai system bahasa kedua.

Kesalahan pun terjadi akibat sistematis, konsisten, dan dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki dan merupakan gambaran pemahaman pembelajar terhadap system bahasa yang sedang dipelajarinya.

2.1.2 Bentuk Kesalahan Berbahasa

Bentuk-bentuk dari kesalahan dalam berbahasa menurut Dahidi (2001) antara lain:

1. Dakuraku (omission) atau penghilangan, yaitu kesalahan yang terjadi akibat tidak digunakannya unsur tertentu yang semestinya dipakai dalam tuturan kalimat.

2. Fuka (addition) atau penambahan, yaitu kebalikan dari omission. Kesalahan ini terjadi karena pembelajar memasukan unsur lain yang tidak perlu dimasukan kedalam kalimat.

3. Gokeisei (missinformation) atau salah informasi. Kesalahan ini terjadi pada tataran morfem (kaiteki ayamari) baik berupa konjugasi atau pemakaian


(17)

konjugasi dan ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah.

4. Kondoo (alternating form) atau bentuk pengganti. Kesalahan ini terjadi pemilihan kata (diksi) yang tidak sesuai baik bentuk jidoushi, tadoushi, modus, partikel, dll. Misalnya sering tertukar pemakaian ’wa’ dan ‘ga’, pemakaian い ‘Te iru’ dengan ‘Te aru’. 5. Ichi (misordering) yaitu salah susun. Kesalahan ini terjadi akibat letak atau

penerapan unsur yang tidak runtut (kesalahan struktur).

2.1.3 Tujuan Analisis Kesalahan

Analisis kesalahan menurut Sridhar dalam Tarigan (1990 : 69), bertujuan untuk :

1. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan dari yang mudah ke yang sukar, dari sederhana ke yang kompleks, dan seterusnya.

2. Menentukan jenjang penekanan, penjelasan, dan pelatihan berbagai butir bahan yang diajarkan.

3. Merencanakan pelatihan dan pengajaran remedial. 4. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.

2.2 Joshi

Joshi adalah kata bantu (partikel) yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa mengalami perubahan bentuk. Berikut pernyataan Joshi menurut Sugihartono


(18)

(2001 : 8), sebagai berikut :

Joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang berfungsi membantu dan menentukan arti, hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan, dan lain-lain dalam suatu kalimat Bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun tulisan.

Dari definisi tersebut terlihat bahwa, kedudukan Joshi dalam ragam lisan maupun tulisan merupakan hal yang sangat penting, karena berfungsi menentukan makna. Berikut penjelasan fungsi dari Joshi secara garis besarnya menurut Ramdhani (2001 : 5), sebagai berikut :

1. Menunjukkan posisi kata yang ditempel didepannya di dalam kalimat (apakah Subyek, obyek atau keterangan).

2. Berfungsi seperti kata depan yang memiliki arti seperti dalam bahasa Indonesia (di, ke, dari, sampai dan sebagainya) tapi ada juga yang tidak memiliki arti.

Kemudian Ramdhani (2001 : 6) pun menyatakan bahwa Joshi atau partikel pun memiliki sifat-sifat, antara lain :

1. Pada dasarnya tidak memiliki arti sendiri, partikel memiliki arti setelah mengikuti kata mandiri (kata yang berdiri sendiri).

2. Apabila berdiri sendiri secara fungsi, tidak dapat membentuk sebuah kalimat, secara fungsinya partikel dapat menjadi unsur pembentuk sebuah kalimat setelah mengikuti sebuah kata mandiri.


(19)

2.2.1 Joshi

Joshi termasuk fukujoshi yang ditulis dengan hiragana ‟ha‟, dan huruf normalnya dibaca “ha” misalnya pada kata い (hai atau iya). Namun saat berfungsi sebagai partikel dibaca „wa‟. Joshi ini akan menunjukan maknanya yang jelas setelah digabungkan dengan kata lain yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk sebuah kalimat. Berikut pendapat Chino (2004 : 1) tentang Joshi sebagai berikut :

Joshi memiliki bermacam-macam pemakaian, tetapi fungsi utamanya ialah untuk mengantar sebuah topik pembicaraan (terutama dalam percakapan) dalam sebuah kalimat yang berhubungan dengan topik tersebut. Secara teknis

tidak menunjukan suatu hal (subjek, objek, dll). Namun demikian, dalam pemakaiannya sering (tetapi tidak [harus] selalu) berada setelah subjek dalam kalimat.

Berikut ini adalah contoh penggunaan fungsi Joshi berdasarkan masing-masing fungsinya menurut tujuh sumber, antara lain :

1. Menyatakan subjek

(20) 私 日本人

Watashi wa Nihon jin desu.

Saya adalah orang Jepang (Nihongo no Shoho, 1985 : 1)

2. Menunjukan subjek pembicaraan


(20)

Indonesia wa kirei na kuni desu.

Indonesia adalah negeri yang sangat indah (Chandra, 2009 : 3)

3. Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu

(22) 私 本 読 好

Watashi wa hon wo yomu koto ga suki desu.

Saya suka membaca buku. (Nihonggo no Shoho, 1985 : 179)

4. Menjelaskan subjek

(23) 昨晩 寝 前 沢山 酒 飲

Sakuban wa neru maeni takusan osake wo nomimashita kara desu.

Karena tadi malam sebelum tidur, saya terlalu banyak minum

alkohol. (Sudjianto, 2000 : 32)

5. Dipakai setelah subjek

(24) ああ う 昨晩 何 あ

Aa..soudesuka, sakuban wa nani ga attan desuka. Ooh…begitu ya, apa yang sudah terjadi tadi malam?

(Sudjianto, 2000 : 32)

6. Menjelaskan keadaan subjek

(25) くえ 大 く い


(21)

Meja ini besar dan panjang.

(Nihonggo shoho, 1985 : 62)

7. Menegaskan objek

(26) ョン 時計

Jhon san no tokei wa kore desu.

Jam tangan Tuan Jhon adalah yang ini.

(Nihongo no Shoho, 1985 : 14)

8. Bentuk penyangkalan

(27) いいえ 昨日 雨

Iie, kinou wa ame wa furimasendeshita.

Tidak,kemaren tidakturun hujan. (Nihongo no Shoho, 1985 : 78)

9. Menyatakan kalimat yang tidak sederajat

(28) 車 性能 悪い 値段 高い

Kono kuruma wa seinou wa warui desuga, nedang ga takai desu.

Kemampuan monil ini jelek, tapi harganya mahal.

(Hisashi, 2005 : 60)

10. Menunjukan pengganti joshi atau partikel „no‟


(22)

Zou wa hana ga nagai desu.

Gajah memiliki hidung yang panjang. (Chino, 2004 :2)

11. Menunjukan suatu penekanan atau penegasan

(30) 電車 中 コ 吸 いけ

Densha no naka de wa tabako o sutte wa ikemasen.

Didalam Kereta api tidak boleh merokok.

(Sugihartono, 2001 : 140)

12. Menunjukan suatu hal yang bertentangan dengan dua hal

(31) 漢字 読 書け

Kanji wa yomemasu ga, kakemasen.

Saya bisa membaca kanji, tetapi tidak bisa menulisnya.

(Chandra, 2009 : 3)

13. Dipakai setelah nomina yang menjadi tema yang dibicarakan

(32) 日本語 本

Kore wa nihongo no hon desu.

Ini adalah buku bahasa Jepang. (Hisashi, 2005 : 1)

14. Menunjukan sebuah topik kalimat yang sudah diketahui secara umum


(23)

Ashita wa Nichiyoubi desu.

Besok adalah hari Minggu. (Chino, 2004 : 1)

15. Sebagai kata tanya verba intrasitif

(34) あ 人

Ano hito wa dare desuka.

Orang itu siapa? (Hisashi, 2005 : 1)

16. Menunjukan kejadian alam

(35) 昨日 雨

Kinou wa ame ga furimashitaka.

Apakah kemarin turun hujan? (Nihongo no Shoho, 1985 : 78)

17. Kata tanya menegaskan objek

(36) 山田 く 指輪

Yamada san ga kureta yubiwa wa dore desuka.

Yang manakah cincin pemberian Tuan Yamada?

(Minna no Nihongo, 1998 : 217)

18 Menunjukan subjek


(24)

Anata wa Karina san desuka.

Apakah anda Nyonya Karina? (Nihongo no Shoho, 1985 : 1)

Dari berbagai macam contoh fungsi kalimat menurut tujuh sumber diatas, menjelaskan bahwa dari keseluruhan sumber, fungsi joshi memiliki 18 macam fungsi yang masing- masing joshinya memiliki arti atau maksud, tergantung pada kalimat yang akan digunakan.

2.2.2 Joshi

‘Joshi termasuk kaku-joshi dan biasanya dipakai setelah taigen (meishi

/ nomina) untuk menyatakan hubungan antara satu bunsestu dengan bunsetsu lainnya‟ (Tadasu, 1989:48). Ada juga pernyatan lain mengenai Joshi menurut Sudjianto (2000 : 38), menyatakan bahwa ”Joshi ini sering diperbandingkan dengan Joshi , hal ini karena antara Joshi dan memiliki persamaan selain memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar ”.

Berikut ini adalah contoh penggunaan fungsi Joshi berdasarkan masing-masing fungsinya menurut tujuh sumber, antara lain :

1. Menegaskan subjek

(38) 姉 作 料理 食べ

Ane ga tsukuta ryouri wa zenbu tabemashita.

Masakan yang dibuat oleh kaka saya, sudah saya makan semua.


(25)

2. Menegaskan objek

(39) ひ く車 渋滞

Hidoku kuruma ga jutai desune.

Mobil- mobil sangat berdesakan (macet) ya… (Hisashi, 2005 : 35)

3. Kata tanya sebagai pengganti subjek.

Ketika sebuah kata tanya “siapa” dan “apa” adalah subjek dalam

sebuah kalimat, maka akan selalu diikuti dengan “ga”, dan bukan dengan

wa”. Ketika menjawab pertanyaan pun,harus diikuti dengan “ga”.

(40) 人 課長

Dono hito ga kachou desuka.

Yang manakah kepala bagian? (Chino, 2004 : 7)

4. Menyatakan kalimat yang tidak sederajat

(41) 車 性能 悪い 値段 高い

Kono kuruma wa seinou wa warui desuga, nedan ga takai desu.

Kemampuan mobil ini jelek, tapi harganya mahal.

(Hisashi, 2005 : 60)

5. Menunjukan kata tanya sebagai pengganti objek.

(42) あ 日本語 話

Anata wa nihongo ga hanasemasuka.


(26)

6. Menegaskan keadaan

(43) ああ う 昨晩 何 あ

Aa..soudesuka, sakuban wa nani ga attan desuka. Ooh…begitu ya, apa yang sudah terjadi tadi malam?

(Sudjianto, 2000 : 32)

7. Dipakai sebelum bentuk masu.

(44) あ 電話 あ

Asokoni denwa ga arimasu.

Disana ada telephone. (Chino, 2004 : 10)

8. Digunakan dalam verba intransitif.

(45) 電気 く

Denki ga tsuku.

Lampu menyala. (Nihongo no Shoho, 1985 : 145)

9. Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu.

(46) 私 本 読 好

Watashi wa hon wo yomu koto ga suki desu.

Saya suka membaca buku. (Nihongo no Shoho, 1985 : 179)

10. Kata tanya menunjukan kejadian alam :


(27)

Kinou wa ame ga furimashitaka.

Apakah kemarin turun hujan? (Nihongo no Shoho, 1985 : 78)

11. Sebagai penghubung antar dua kalimat (“Tapi”, “Tetapi”)

(48) ひ 書け 漢字 け

Hiragana wa kakemasuga, kanji wa kakemasen.

Saya bisa menulis hiragana, tapi tidak bisa menulis kanji.

(Nihongo no Shoho, 1985 : 193)

12. Menyatakan suatu perbandingan.

(49) 日本語 ほう 中国語 い

Nihongo no hou ga Chugokugo yori muzukashii desu.

Bahasa China lebih sulit dibandingkan bahasa Jepang.

(Nihongo no Shoho, 1985 : 205)

13. Menunjukan suatu hal yang bertentangan dengan dua hal.

(50) 漢字 書け 読

Kanji wa kakemasuga, yomemasen.

Saya bias membaca kanji, tapi tidak bias menulisnya.

(Chandra, 2009 : 3)

14. Sebagai Anak kalimat

(51) あ いけ 私 行


(28)

Anata ga ikeba, watashi mo ikimasu.

Jika, kau akan pergi, sayapun akan pergi. (Chandra, 2009 : 8)

15. Digunakan untuk memperlunak nada bicara atau menghindari ketegasan.

(52) 空港 出迎え 来 い い

Kuukou made demukaeni kite itadakitai desuga.

Kami mengharapkan Anda datang menjemput kami di bandara.

(Chandra, 2009 : 10)

16. Menjadi kata pengantar menurut apa yang akan dikatakan selanjutnya dan langsung masuk kedalam topik pembicaraan.

(53) 済 本 見 く い

Sumimasenga, tosyoshitsu no hon o misete kudasai.

Maaf, Permisi. Tolong perlihatkan buku ruang baca.

(Chandra, 2009 : 10)

17. Menunjukan objek yang diinginkan

(54) 私 水 飲 い

Watashi wa mizu ga nomitai.

Saya ingin minum air putih. (Sudjianto, 2000 : 38)

18. Dapat memperhalus penolakan (“Maaf”)

(55) 部長 今会議中 い

Buchou wa ima kaigi chuu de gozaimasuga


(29)

19. Menunjukan sesuatu yang memiliki sifat atau keadaan :

(56) 像 鼻 い

Zou wa hana ga nagai desu.

Hidung gajah panjang. (Chandra, 2009 : 7)

20. Menunjukan kepemilikan sesuatu

(57) うえ 動物園 ン い

Ueno doubutsuen ni Panda ga iru.

Di kebun binatang Ueno ada Panda. (Sugihartono,2001:142)

21. Mengungkapkan sesuatu yang sederajat

(58) 値段 いい 品質 優 い

Nedan mo ii ga hinshitsu mo sugureteiru.

Harganya bagus, tentu barangnya pun berkualitas baik.

(Sugihartono, 2001 : 143)

22. Dipakai setelah kata benda (nomina) untuk menunjukan objek yang diinginkan

(59) 私 新 いカメ ほ い

Watashi wa atarashii kamera ga hoshi.

Saya ingin kamera baru. (Sudjianto, 2000 : 38)

23. Kata tanya menegaskan subjek


(30)

Yamada san ga watashi ni kureta nekutai wa doredesuka.

Dasi dari Yamada yang diberikan kepada saya, yang mana ?

(Minna no Nihongo, 1998 : 217)

Dari berbagai macam contoh fungsi kalimat menurut tujuh sumber diatas, menjelaskan bahwa dari keseluruhan sumber, fungsi joshi , memiliki 23 macam fungsi yang masing- masing joshinya memiliki arti atau maksud, tergantung pada kalimat yang akan digunakan.


(31)

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Deskriptif, „Metode Deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah dengan jalan mengumpulkan data,

menyusun, menganalisa dan menginterpretasikannya‟ (Surakhmad, 1984 : 147). Alasan digunakannya metode deskriptif, karena dalam penelitian ini penulis mengumpulkan, menyusun, menganalisa dan menginterpretasikan data dalam penelitian.

3.2. Objek Penelitian 3.2.1 Populasi

„Populasi adalah sekumpulan orang atau benda yang berciri sama dan dijadikan sampel penelitian‟ (Badudu, 1994 : 1081). Atau menurut

Sugiyono (2007 : 90) populasi adalah :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau generalisasi yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia tahun akademik 2008-2009.


(32)

3.2.2. Sampel

„Sample adalah data penelitian yang dipilih yaitu yang mewakili populasi hasil penelitian tersebut‟ (Badudu, 1994 : 1213). Dalam hal ini

yang dijadikan sampel adalah 8 orang mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia tahun akademik 2008-2009.

Alasan dipilihnya 8 orang mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang sebagai sampel penelitian, dikarenakan pemahaman tata bahasa Jepang dianggap sudah lebih baik dan sudah mempelajari semua fungsi dari

joshi dan が level dasar yang ada di buku Minna no Nihongo dan Nihongo no Shoho.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

3.3.1. Studi pustaka

Studi pustaka adalah suatu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan, mempelajari dan meneliti data-data dari berbagai sumber yang berhubungan dengan objek penelitian ini. Dalam kegiatan pustaka ini dilakukan pencarian dan pengumpulan buku-buku referensi yang relevan dari perpustakaan tentang joshi dan が . Pengumpulan data juga dilakukan melalui media cyber, dimana pencarian


(33)

data dilakukan melalui situs internet sebagai bahan penunjang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

3.3.2. Tes

Tes adalah pengukuran langsung untuk mengetahui sejauh mana kemampuan, keterampilan, kepandaian atau bakat seseorang yang diberikan secara tertulis atau lisan (Badudu, 1994 : 149). Tujuan dilakukan tes adalah untuk mengetahui tingkat kesalahan, bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan joshi dan が dalam kalimat bahasa Jepang dengan cara diklasifikasikan, dipersentasikan dan di interpretasikan.

Penelitian ini menggunakan tes tertulis, yaitu dengan memberikan tes kepada mahasiswa tingkat II Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra, berupa soal-soal mengenai penggunaan joshi dan が yang dalam satu fungsinya terdapat beberapa soal yang sama fungsinya dan juga dalam satu soal terdiri dari beberapa joshi dan が , lalu menjawabnya sesuai dengan fungsi joshi yang digunakan dalam kalimat bahasa Jepang yang dikosongkan. Soal tes terdiri dari 19 joshi dan 17 joshi

(format tes terlampir). Soal-soal dalam tes merupakan gabungan dari buku Nihonggo no Shoho, Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang, Gramatika bahasa Jepang modern seri B, Minna no nihongo dan 日本語文法 フ

.


(34)

Adapun soal tes yang penulis berikan kepada mahasiswa sesuai dengan masing- masing fungsi dari joshi dan が , adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar Soal Tes dalam Penggunaan Joshi

No Fungsi No Soal

1 Menegaskan objek 2, 5.2, 8, 12

2 Bentuk penyangkalan 10.3, 10.2

3 Menyatakan kalimat yang tidak sederajat 11.2 4 Kata tanya yang menegaskan objek 4.2

5 Menunjukan subjek pembicaraan 9

6 Dipakai setelah subjek 1.2

7 Menjelaskan subjek 1.3, 5.3, 4.1

8 Menyatakan subjek 5.1

9 Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu 7 10 Menunjukan pengganti joshi ‘no’. 11.1, 1.1

11 Menjelaskan keadaan subjek 3

12 Sebagai Kata tanya yang menunjukan keadaan alam 10.1

Jumlah Total Soal 19

Tabel 3. 2

Daftar Soal Tes dalam Penggunaan joshi

No Fungsi No Soal

1 Kata tanya pengganti subjek 13

2 Bentuk pengandaian 15


(35)

4 Menegaskan Objek 6.1, 4.1, 5, 9, 1.1 5 Menyatakan kalimat yang tidak sederajat 11

6 Menegaskan keadaan 1.2

7 Kata tanya pengganti objek 6.2

8 Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu 7 9 Kata tanya menunjukan kejadian alam 10 10 Menyatakan suatu perbandingan 14

Jumlah Total Soal 17

3.3.3 Angket

Dalam penelitian ini penulis memberikan angket tertutup. Angket tertutup adalah suatu media yang digunakan penulis untuk mendapatkan informasi yang berupa pertanyaan- pertanyaan yang sudah disediakan ruang jawaban bagi responden. Dalam angket tertutup ini, penulis memberikan lima soal (format angket terlampir) pada mahasiswa tingkat II Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra, yang diajukan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan mahasiswa mengenai penggunaan

joshi dan が . Tujuan dilakukan angket adalah untuk mengetahui faktor- faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan mahasiswa mengenai penggunaan joshi dan が . Berikut adalah pernyataan angket menurut Daryanto (1998 : 42), sebagai berikut :

Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir- formulir yang berisi daftar pertanyaan tertulis tentang suatu masalah dengan ruang dan jawaban yang telah disediakan bagi setiap pertanyaan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti


(36)

3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1. Data Tes

Teknik pengolahan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah atau menganalisis data-data yang sudah diperoleh melalui teknik pengumpulan data, hingga pada penarikan kesimpulan.

Untuk mengetahui tingkat dan bentuk kesalahan dalam penggunaan

joshi dan が dalam kalimat bahasa Jepang, penganalisaan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Memeriksa Tes

Suatu jawaban yang diperoleh dari para responden, akan dianggap betul atau salah berdasarkan atas kunci jawaban (terlampir) yang sudah disiapkan sebelumnya. Kunci jawaban disusun berdasarkan penggunaan joshi atau partikel dan が yang terdapat dalam buku Nihonggo no Shoho, Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang, Gramatika bahasa Jepang modern seri B, Minna no

nihongo dan 日本語文法 フ

.

マ ターシ ー 1 とが.

Jawaban yang sama dengan kunci jawaban dianggap benar,

sedangkan jawaban yang berbeda dengan kunci jawaban dianggap salah.

b. Menjumlahkan jawaban salah.

1. Mengelompokan jawaban-jawaban yang salah dari masing-masing joshi dan が sesuai dengan fungsinya.


(37)

2. Menghitung seluruh tingkat kesalahan penggunaan joshi

sesuai fungsinya dari keseluruhan responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Riduwan dan Lestari, 2001 : 108)

3. Menghitung seluruh tingkat kesalahan penggunaan joshi

sesuai fungsinya dari keseluruhan responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan dan Lestari, 2001 : 108)

Keterangan :

n = Nilai rata-rata (Mean)

∑p = Jumlah jawaban yang salah dari seluruh responden

∑n = Jumlah seluruh soal w = Jumlah responden


(38)

4. Mengelompokan jawaban-jawaban yang salah dari penggunaan

joshi dan が , dengan satu macam bentuk kesalahan

Kondoo (alternating form) kedalam dua variasi bentuk kesalahan

(“Terukar” antara penggunaan joshi dengan joshi

begitupun sebaliknya, dan “Tertukar” dengan joshi yang lain を 、 に 、 ), dengan mengurutkan beberapa soal yang sesuai dengan fungsinya masing- masing.

5. Menghitung persentase dua variasi bentuk kesalahan tersebut ke dalam tabel dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :

Keterangan :

n = Nilai

w = Jumlah Responden

∑p = Jumlah jawaban yang salah

Kemudian menggunakan standar nilai, sebagai berikut :

Tabel 3.3

Interval Nilai Penafsiran

100,00% Seluruhn

96.00% - 99.00% Hampir seluruhn 76,00% - 95,00% Sebagian besar 51,00% - 75,00 % Lebih dari setengah


(39)

(Sugihartono dalam Ilham Tanjung, 2009 : 56)

6. Mengklasifikasikan kedua variasi bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan joshi dan が sesuai dengan tabel masing- masing variasi bentuk kesalahan, dengan mengurutkan persentase dari tertinggi hingga terendah.

3.4.2. Data Angket

Data yang diperoleh dari angket dianalisis dengan tahapan sebagai berikut :

a. Mengklasifikasikan dan menghitung jawaban-jawaban responden berdasarkan masing-masing soal pertanyaan dalam angket kedalam tabel. b. Menginterpretasikan data angket, dengan menggunakan standar interpretasi,

sebagai berikut :

Tabel 3.4

Interval Nilai Penafsiran

100,00% Seluruh

96.00% - 99.00% Hampir seluruh 76,00% - 95,00% Sebagian besar 51,00% - 75,00 % Lebih dari setengah

50,00% Setengah

25,00% - 49,00% Hampir setengah 06,00% - 25,00% Sebagian kecil 01,00% - 05,00% Hampir tidak ada


(40)

50,00% Setengah

25,00% - 49,00% Hampir setengah 06,00% - 25,00% Sebagian kecil 01,00% - 05,00% Hampir tidak ada

00,00% Tidak ada

(Sugihartono dalam Ilham Tanjung, 2009 : 56)


(41)

Setelah peneliti memberikan tes dan angket kepada delapan orang mahasiswa tingkat II Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia tahun ajaran 2008-2009, yang bertempatkan di depan Lab 3 Lt.2, pada tanggal 11 Juni 2010, pukul 11.30 s/d 12.00, akhirnya penulis mendapatkan data yang berhubungan dengan penelitian ini yang dapat membantu proses penelitian.

Berdasarkan data dari tes kemampuan dan angket, maka dapat diketahui tingkat kesalahan dan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa, serta faktor-faktor kesulitan yang menyebabkan terjadinya kesalahan.

4.1 Tingkat Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Joshidan

4.1.1 Tingkat kesalahan dalam penggunaan Joshi

Berdasarkan data-data yang didapat dari tes tersebut, penulis akan memaparkan dan menjelaskan hasil analisis tes kedalam tabel yang terdapat pada halaman berikut ini :


(42)

Tabel 4.1

Daftar Jumlah Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Joshi

Responden

1 2 3 4 5 6 7 8

No Fungsi No Soal

1 Menegaskan objek 2 O X X X X X X X

5.2 X X X X X X O O

8 O X X O O O O X

12 O X O O O O O O

2 Bentuk penyangkalan 10.3 O X X X X X X X

10.2 O O O O O O O O

3 Menyatakan kalimat yang tidak sederajat 11.2 X X X O X X X X 4 Kata tanya yang menegaskan objek 4.2 O X X O O O X O 5 Menunjukan subjek pembicaraan 9 O O O X O X O X 6 Dipakai setelah subjek 1.2 O O X O O X O O

7 Menjelaskan subjek 1.3 X O O O O O X O

5.3 O O O O O X X O

4.1 O O O O O O O O

8 Menyatakan subjek 5.1 O O O O O O O X

9 Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu 7 O O O O O O O X 10 Menunjukan pengganti joshi „no‟ 11.1 O O O O O O O O

1.1 O O O O O O O O

11 Menjelaskan keadaan subjek 3 O O O O O O O O 12 Kata tanya yang menunjukan keadaan

alam 10.1 O O O O O O O O

Jumlah Kesalahan 3 7 7 4 4 7 6 7

Total Jumlah Soal 19 Total Jumlah Kesalahan 45

(Sumber : Hasil Tes)

Keterangan :

X = Salah O = Benar


(43)

Berdasarkan data pada tabel 4.1, maka tingkat kesalahan responden dalam

menggunakan joshi dapat diketahui sebagai berikut :

Keterangan :

45 = Total Jumlah Kesalahan 19 = Total Jumlah Soal 8 = Jumlah Responden

Angka 29.6% diatas, menunjukan bahwa Hampir setengah mahasiswa melakukan kesalahan dalam penggunaan joshi.

4.1.2 Tingkat kesalahan dalam penggunaan joshi

Berdasarkan data-data yang didapat dari tes, penulis dapat memaparkan dan menjelaskan hasil analisis tes tersebut kedalam tabel yang terdapat pada halaman berikut ini :


(44)

Tabel 4.2

Daftar Jumlah Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Joshi

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8

No Fungsi No Soal

1 Kata tanya pengganti subjek 13 O X X X X O O X

2 Sebagai anak kalimat 15 O X O X O X X X

3 Menegaskan subjek 2 O X O O X O X X

4..3 O X X O O X X O 8 O X X O O X O X 4..2 O X O O O O O X

4 Menegaskan objek 6.1 O O X X X X O O

4.1 O O O X O O O O 5 O X O O O O O O 9 O O O O O X O O 1.1 O O O O O O O O 5 Menyatakan kalimat yang tidak sederajat 11 O O O X O O O X

6 Menegaskan keadaan 1.2 O O O O X O O O

7 Kata tanya pengganti objek 6..2 O O O O O X O O 8 Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu 7 O O O O O O O O 9 Kata tanya menunjukan keadaan alam 10 O O O O O O O O 10 Menyatakan suatu perbandingan 14 O O O O O O O O

Jumlah Kesalahan 0 7 4 5 4 6 3 6

Total Jumlah Soal 17

Total Jumlah Kesalahan 35

(Sumber : Hasil Tes)

Keterangan : X : Salah O : Benar


(45)

Berdasarkan data pada tabel 4.2, maka tingkat kesalahan responden dalam menggunakan joshi が dapat diketahui sebagai berikut :

Keterangan :

35 = Total Jumlah Kesalahan 17 = Total Jumlah Soal 8 = Jumlah Responden

Angka 25.7% diatas, menunjukan bahwa Hampir setengah mahasiswa melakukan kesalahan dalam penggunaan joshi.

4. 2 Bentuk Kesalahan yang Dilakukan Mahasiswa dalam Penggunaan

Joshidan Joshi

4.2.1 Bentuk kesalahan dalam penggunaan joshi

Setelah penulis menganalisis data penelitian, maka dapat diketahui bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan joshi , yaitu terdapat satu macam bentuk kesalahan Kondoo (alternating form) dengan dua

variasi bentuk kesalahan (“Terukar” antara penggunaan joshi は dengan joshi

が begitupun sebaliknya,dan “Tertukar” dengan joshi yang lain ,


(46)

Kedua bentuk kesalahan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :

Keterangan :

n = Nilai

w = Jumlah Responden

∑p = Jumlah jawaban yang salah

Sehingga didapatkan hasil persentase bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa melalui tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Daftar Bentuk Kesalahan “Tertukar” antara penggunaan

joshi dengan joshi

No Fungsi No Soal

Jumlah Jawaban yang

salah

Persentase Interpretasi

1 Menegaskan Objek

10.3 7 87.50% Sebagian besar

2 4 50% Setengah

5.2 2 25% Hampir setengah

8 2 25% Hampir setengah

12 1 12.50% Sebagian kecil

2

Menyatakan kalimat yang sederajat


(47)

3

Sebagai kata tanya yang menegaskan objek

4.2 3 37.50% Hampir setengah

4 Menjelaskan Subjek

1.3 2 25% Hampir setengah

5.3 1 12.50% Sebagian kecil

a. Tertukar antarapenggunaan joshi dengan joshi

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, penulis akan memaparkan dan menjelaskan bentuk kesalahan terukar antara penggunaan joshi は dengan pengunaan joshi

が ini dari mulai persentase tertinggi hingga terkecil, menurut masing- masing fungsinya, yang dalam satu fungsinya ada beberapa soal yang memiliki fungsi yang sama, sebagai berikut :

1). Menegaskan objek (Soal no.10.3)

(61) いいえ うは雨は した

Iie, kinou wa ame wa furimasendeshita.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(62) いいえ うは雨が した

Iie, kinou wa ame ga furimasendeshita.

Berdasarkan kalimat (61), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は ,dan sebanyak tujuh orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (62), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 87.5%. Angka tersebut


(48)

menyatakan bahwa Sebagian besar mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no.10.3 yang berfungsi Menegaskan objek.

2). Menyatakan kalimat yang tidak sederajat (Soal no 11.2).

(71) こ 車は性能は悪い が 値段が高い

Kono kuruma wa seinou wa warui desuga, nedan ga takai desu

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(72) こ 車は性能悪がい が 値段が高い

Kono kuruma wa seinou ga warui desuga, nedan ga takai desu.

Berdasarkan kalimat (71), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は ,dan sebanyak enam orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (72), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 75%. Angka tersebut menyatakan bahwa Lebih dari setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no.11.2 yang berfungsi Menyatakan kalimat yang tidak sederajat.

3) Menegaskan objek (Soal no.2)

(73) 姉が作 た料理は 食べ した


(49)

Terjadi bentuk kesalahan, sebagai berikut:

(62) 姉は作 た料理が 食べ した

Ane wa tsukutta ryouri ga zenbu tabemashita.

Berdasarkan kalimat (61), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は ,dan sebanyak empat orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (62), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 50%. Angka tersebut menyatakan bahwa Setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 2. yang berfungsi Menegaskan objek.

4) Sebagai kata tanya yang menegaskan objek (Soal no 4.2).

(63) 山田さ がく た指輪は

Yamada san ga kureta yubiwa wa dore desuka.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(64) 山田さ はく た指輪が

Yamada san ga kureta yubiwa ga dore desuka.

Berdasarkan kalimat (77), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak tiga orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (78), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 37.5%. Angka tersebut


(50)

menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no.4.2 yang berfungsi Sebagai kata tanya yang menegaskan objek.

5). Menegaskan objek (Soal no 5.2)

(79) あ たは 金が いと は うし

Anata wa okane ga nai toki wa doushimasuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(80) あ たは 金が いと が うし

Anata wa okane ga nai toki ga doushimasuka?

Berdasarkan kalimat (79), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (80), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 5.2 yang berfungsi Menegaskan objek.

6). Menegaskan objek (Soal no.8)

(81) 田中さ が私 く たネクタイはこ

Tanaka san ga watashi ni kureta nekutai wa kore desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(82) 田中さ は私 く たネクタイがこ


(51)

Berdasarkan kalimat (81), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (82), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 8 yang berfungsi Menegaskan objek.

7). Menjelaskan subjek (Soal no 1.3)

(83) 昨晩は寝 前 沢山 酒 飲 した

Sakuban wa neru maeni takusan osake wo nomimashita

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(84) 昨晩が寝 前 沢山 酒 した

Sakuban ga neru maeni takusan osake wo nomimashita.

Berdasarkan kalimat (83), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (84), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 1.3 yang berfungsi Menjelaskan subjek.


(52)

8). Menjelaskan subjek (Soal no.5.3)

(85) 私は友達 金

Watashi wa tomodachi ni okane wokarimasu.

Terjadibentuk kesalahan sebagai berikut:

(86) 私が友達 金

Watashi ga tomodachi ni okane wokarimasu.

Berdasarkan kalimat (85), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (86), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 5.3 yang berfungsi Menjelaskan subjek

9). Menegaskan objek (Soal no.12)

(87) ジョンさ 時計はこ

Jhon san no tokei wa kore desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(88) ジョンさ 時計がこ


(53)

Berdasarkan kalimat (87), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (88), Karena mereka menggunakan joshi が dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 12 yang berfungsi Menegaskan objek.

b. Tertukar dengan joshi yang lain

Pada bentuk kesalahan tersebut, didapatkan hasil persentase bentuk kesalahan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Bentuk Kesalahan “Tertukar” dengan joshi yang lain

No Fungsi No Soal

Jumlah Jawaban yang salah

Persentase Interpretasi

1 Menegaskan objek

5.2 4 50.00% Setengahnya

2 3 37.50% Hampir

setengahnya 2 Menunjukan subjek

pembicaraan 9 3 37.50%

Hampir setengahnya 3

Dipakai setelah subjek 1.2 2 25%

Hampir setengahnya

4 Menegaskan subjek 5.3 1 12.50% Sebagian kecil

5 Menyatakan subjek 5.1 1 12.50% Sebagian kecil

6 Menyatakan kesukaan


(54)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, penulis akan memaparkan dan menjelaskan bentuk kesalahan tertukar dengan joshi yang lain

dari mulai persentase tertinggi hingga terkecil, menurut masing- masing fungsinya, yang dalam satu fungsinya ada beberapa soal yang memiliki fungsi yang sama, sebagai berikut :

1). Menegaskan Objek a. Soal no 5.2

(89) あ たは 金が いと は うし

Anata wa okane ga nai toki wa doushimasuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(90) あ たは 金が いと うし

Anata wa okane ga nai toki ni doushimasuka?

Berdasarkan kalimat (89), joshi yang harus digunakan adalah

joshi は , dan sebanyak tiga orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (90), Karena mereka

menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 50%. Angka tersebut menyatakan bahwa Setengah

mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 5.2 yang berfungsi Menegaskan Objek.


(55)

b. Soal no.2

(91) 姉が作 た料理は 食べ した

Ane ga tsukutta ryouri wa zenbu tabemashita.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(92) 姉が作 た料理 食べ した

Ane ga tsukutta ryouri wo zenbu tabemashita.

Berdasarkan kalimat (91), joshi yang harus digunakan adalah

joshi は , dan sebanyak tiga orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (92), Karena mereka

menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 37.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 2 yang berfungsi Menegaskan Objek.

2). Menunjukan subjek pembicaraan (Soal no 9)

(93) ジャカルタは人が多い

Jakarta wa hito ga ooi desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(94) ジャカルタ 人が多い


(56)

Berdasarkan kalimat (93), joshi yang harus digunakan adalah joshi は , dan sebanyak tiga orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (94), Karena mereka menggunakan joshi

dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 37.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 9 yang berfungsi Menunjukan subjek pembicaraan.

3). Dipakai setelah subjek (Soal no 1.2).

(95) ああ う 昨晩は何があ た

Aaa…sou desuka. Sakuban wa nani ga attan desuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(96) ああ う 昨晩 何があ た

Aaa…sou desuka. Sakuban ni nani ga attan desuka?

Berdasarkan kalimat (95), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (96), Karena mereka menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 1.2 yang berfungsi Dipakai setelah subjek.


(57)

4) Menjelaskan subjek (Soal no.5.3)

(97) 私は友達 金

Watashi wa tomodachi ni okane wokarimasu.

Terjadibentuk kesalahan sebagai berikut:

(98) 私 友達 金

Watashi no tomodachi ni okane wokarimasu.

Berdasarkan kalimat (97), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (98), Karena mereka menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 5.3 yang berfungsi Menjelaskan subjek.

5) Menyatakan subjek (Soal no 5.1).

(99) あ たは 金が いと は うし

Anata wa okane ganai toki wa doushimasuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(100) あ た 金が いと は うし


(58)

Berdasarkan kalimat (99), joshi yang harus digunakan adalah joshi は , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (100), Karena mereka menggunakan joshi

dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 5.1 yang berfungsi Menjelaskan subjek.

6) Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu (Soal no 7)

(101) 私は本 読 ことが好

Watashi wa hon wo yomu koto ga suki desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(102) 私 本 読 ことが好

Watashi no hon wo yomu koto ga suki desu.

Berdasarkan kalimat (101), joshi yang harus digunakan adalah joshi

は , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (102), Karena mereka menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no. 7 yang berfungsi Menyatakan kesukaan terhadap sesuatu.


(59)

4.2.2 Bentuk kesalahan dalam penggunaan Joshi

Setelah penulis menganalisis data penelitian, maka dapat diketahui bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan joshi , yaitu terdapat satu macam bentuk kesalahan Kondoo (alternating form) dua variasi

bentuk kesalahan (“Terukar” antara penggunaan joshi は dengan joshi

begitupun sebaliknya,dan “Tertukar” dengan joshi yang lain ). Perolehan persentase kedua bentuk kesalahan tersebut akan dijelaskan dalam tabel 4.5 dan tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.5

Daftar Bentuk kesalahan “Tertukar” antara penggunaan

joshidengan joshi

No Fungsi No Soal

Jumlah Jawaban yang salah

Persentase Interpretasi

1 Kata tanya pengganti

subjek 13 4 50% Setengah

2 Sebagai anak kalimat 15 4 50% Setengah

3 Menegaskan subjek

2 3 37.50% Hampir setengah

4.3 1 12.50% Sebagian kecil

8 2 25% Hampir setengah

4.2 1 12.50% Sebagian kecil

4 Menegaskan objek 6.1 2 25% Hampir setengah


(60)

a. Tertukar antara penggunaan joshidengan joshi

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, penulis akan memaparkan dan menjelaskan bentuk kesalahan “tertukar” antara penggunaan joshi が dengan pengunaan

joshi は ini dari mulai persentase tertinggi hingga terkecil, menurut masing- masing fungsinya, yang dalam satu fungsinya ada beberapa soal yang memiliki fungsi yang sama, sebagai berikut :

1). Kata tanya pengganti subjek (Soal no 13).

(103) 人が田中さ

Dono hito ga Tanaka san desuka.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(104) 人は田中さ

Dono hito wa Tanaka san desuka ?

Berdasarkan kalimat (103), joshi yang harus digunakan adalah joshi が , dan sebanyak empat orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (104), Karena mereka menggunakan joshi は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 50%. Angka tersebut menyatakan bahwa Setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 13 yang berfungsi Kata tanya pengganti subjek.


(61)

2) Sebagai Anak kalimat atau klausa (Soal no 15)

(105) あ たがいけ 私も行

Anata ga ikeba, watashi mo ikimasu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(106) あ たはいけ 私も行

Anata wa ikeba, watashi mo ikimasu.

Berdasarkan kalimat (105), joshi yang harus digunakan adalah joshi が , dan sebanyak empat orang mahasiswa mengalami kesalahan “Tertukar” berdasarkan kalimat (106), Karena mereka menggunakan joshi は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 50%. Angka tersebut menyatakan bahwa Setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 15 yang berfungsi Sebagai bentuk pengandaian.

3) Menegaskan subjek. a. Soal no.2

(107) 姉が作 た料理は 食べ した

Ane ga tsukutta ryouri wa zenbu tabemashita.

Terjadi bentuk kesalahan, sebagai berikut:

(108) 姉は作 た料理が 食べ した


(62)

Berdasarkan kalimat (107), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak tiga orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar” berdasarkan kalimat (108), Karena mereka menggunakan joshi

は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 37.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 2 yang berfungsi Menegaskan subjek.

b. Soal no.8

(109) 田中さ が私 く たネクタイはこ

Tanaka san ga watashi ni kureta nekutai wa kore desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(110) 田中さ は私 く たネクタイがこ

Tanaka san wa watashi ni kureta nekutai ga kore desu.

Berdasarkan kalimat (109), joshi yang harus digunakan adalah joshi

が , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar” berdasarkan kalimat (110), Karena mereka menggunakan joshi

は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no.8 yang berfungsi Menegaskan subjek.


(63)

4) Menegaskan Objek a. Soal no 6.1

(111) ひ く車が渋滞

Hidoku kuruma ga jyuutai desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(112) ひ く車は渋滞

Hidoku kuruma wa jyuutai desu.

Berdasarkan kalimat (111), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar” berdasarkan kalimat (112), Karena mereka menggunakan joshi

は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no.6.1 yang berfungsi Menegaskan objek.

b. Soal no 9

(113) ジャカルタは人が多い

Jakarta wa hito ga ooi desu.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(114) ジャカルタは人は多い


(64)

Berdasarkan kalimat (113), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar” berdasarkan kalimat (114), Karena mereka menggunakan joshi

は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no.9 yang berfungsi Menegaskan objek.

5). Menegaskan objek a. Soal 4.3

(115). 山田さ がく た指輪は

Yamada san ga kureta yubiwa wa dore desuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(116) 山田さ はく た指輪が

Yamada san wa kureta yubiwa ga dore desuka?

Berdasarkan kalimat (115), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar” berdasarkan kalimat (116), Karena mereka menggunakan joshi

は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 4.3 yang berfungsi Menegaskan objek.


(65)

b. Soal no.4.2

(117) は昨日 山田さ が私 指輪 く した

Jitsu wa kinou, Yamada san ga watashi ni yubiwa wo kuremashita.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(118) は昨日 山田さ は私 指輪 く した

Jitsu wa kinou, Yamada san wa watashi ni yubiwa wo kuremashita.

Berdasarkan kalimat (117), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak satu orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar” berdasarkan kalimat (118), Karena mereka menggunakan joshi

は dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 4.2 yang berfungsi Menegaskan objek.

b. Tertukar dengan joshi yang lain

Pada bentuk kesalahan tersebut, didapatkan hasil persentase bentuk kesalahan dalam tabel berikut ini :


(66)

Tabel 4.6

Daftar Bentuk Kesalahan “Tertukar” dengan joshi yang lain

Berdasarkan tabel 4.6, penulis akan memaparkan dan menjelaskan bentuk kesalahan “tertukar” dengan pengunaan joshi lain, yaitu

dari mulai persentase tertinggi hingga terkecil, menurut masing- masing fungsinya, yang dalam satu fungsinya ada beberapa soal yang memiliki fungsi yang sama. 1. Menegaskan objek

a. Soal no 6.1

(119) ひ く車が渋滞

Hidoku kuruma ga jyuutaidesune…

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(120) ひ く車 渋滞

Hidoku kuruma nojyuutaidesune…

No Fungsi No Soal

Jumlah Jawaban

yang salah

Persentase Interpretasi

1 Menegaskan objek

6.1 2 25% Hampir

setengahnya

4.1 1 12.50% Sebagian kecil

5 1 12.50% Sebagian kecil

2 Menegaskan keadaan 1.2 1 12.50% Sebagian kecil 3 Kata tanya pengganti


(67)

Berdasarkan kalimat (119), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (120), Karena mereka menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 25%. Angka tersebut menyatakan bahwa Hampir setengahnya mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 6.1 yang berfungsi Menegaskan objek.

b. Soal no 4.1

(121) う しい う 顔が え

Ureshiisouna kao gamierundesune…

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(122) う しい う 顔 え

Ureshiisouna kao wo mierundesune…

Berdasarkan kalimat (121), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (122), Karena mereka

menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil

mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 4.1 yang berfungsi Menegaskan objek.


(68)

c. Soal no.5

(123) あ たは 金が いと は うし

Anata wa okane ga nai toki wa doushimasuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(124) あ たは 金 いと は うし

Anata wa okane wo nai toki wa doushimasuka?

Berdasarkan kalimat (123), joshi yang harus digunakan adalah

joshi が , dan sebanyak dua orang mahasiswa mengalami kesalahan

“Tertukar dengan joshi yang lain” berdasarkan kalimat (124), Karena mereka

menggunakan joshi dalam kalimat tersebut, dengan persentase yang didapat sebesar 12.5%. Angka tersebut menyatakan bahwa Sebagian kecil

mahasiswa mengalami kesalahan dalam soal no 5 yang berfungsi Menegaskan objek.

3) Menegaskan Keadaan (Soal no 1.2)

(125) ああ う 昨晩は何があ た

Aa…,soudesuka. Sakuban wa nani ga attan desuka?

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut:

(126) ああ う 昨晩は何 あ た


(1)

sering memperhatikan dosen ketika belajar. Lalu, sebanyak 12.5%, menyatakan bahwa sebagian kecil mahasiswa menggunakan strategi belajar aktif berkomunikasi dengan mengunakan bahasa Jepang.

Dengan adanya penjelasan dari kelima tabel angket diatas, menunjukan bahwa performasi lemahnya kemampuan mahasiswa terhadap penggunaan fungsi- fungsi pada joshi は dan が . Karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, pemahaman mahasiswa terhadap fungsi penggunaan joshi は masih kurang , lalu pemahaman mahasiswa terhadap penggunaan fungsi joshi が masih kurang, serta mahasiswa sering mengalami bentuk kesalahan kondoo (Tertukarnya antara penggunaan fungsi は dengan penggunaan fungsi joshi が begitupun sebaliknya, dan menukarnya dengan joshi lain ).

Kemudian ketiga penyebab tersebut pun disebabkan karena mahasiswa jarang mempelajari kembali materi mengenai penggunaan fungsi- fungsi pada joshi は dan が dan juga mahasiswa belum menemukan strategi belajar yang cocok, untuk mengurangi kesalahan- kesalahan tersebut.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Tingkat kesalahan Mahasiswa dalam penggunaan joshi dan joshi

a. Tingkat kesalahan dalam penggunaan joshi

Berdasarkan hasil analisis yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka tingkat kesalahan dalam penggunaan joshi sebesar 29.6%, atau dengan kata lain Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan pada joshi .

b. Tingkat kesalahan dalam penggunaan joshi が

Berdasarkan hasil analisis yang telah di bahas pada bab sebelumnya, maka tingkat kesalahan dalam penggunaan joshi が sebesar 25.7%, atau dengan kata lain Hampir setengah mahasiswa mengalami kesalahan pada joshi.

2. Bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan joshi dan joshi


(3)

bentuk kesalahan Kondoo (alternating form) atau bentuk pengganti yang memiliki dua variasi bentuk kesalahan, yaitu “terukar” antara penggunaan joshi

dengan joshi が begitupun sebaliknya, dan “tertukar” dengan joshi yang lain

を 、 に 、 , sesuai dengan fungsinya masing- masing. Dalam satu fungsinya terdapat beberapa soal yang memiliki fungsi yang sama.

a. Bentuk kesalahan “Tertukar” dari joshi terdiri dari sembilan macam. b. Bentuk kesalahan “Tertukar” antara joshi dengan joshi yang lain ( を 、

に 、 ), terdiri dari tujuh macam.

c. Bentuk kesalahan “Tertukar” dari joshi が terdiri dari delapan macam. d. Bentuk kesalahan “Tertukar” antara joshi が dengan joshi yang lain ( を 、

に 、 ), terdiri dari lima macam.

3. Faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan Joshi dan joshi

Dengan adanya penjelasan dari kelima tabel angket pada bab IV, menunjukan bahwa faktor penyebab kesalahan mahasiswa terhadap penggunaan joshi dan joshi が disebabkan oleh faktor Error (kesalahan), karena performasi lemahnya kemampuan mahasiswa terhadap penggunaan fungsi joshi

dan joshi が . Faktor tersebut disebabkan oleh pemahaman mahasiswa terhadap fungsi penggunaan joshi dan joshi が masih kurang , dan mahasiswa sering mengalami bentuk kesalahan kondoo (Tertukarnya antara


(4)

72

penggunaan fungsi ’wa’ dengan penggunaan fungsi joshi が begitupun sebaliknya, dan Tertukar dengan joshi lain を 、 、 に ).

Kemudian kedua penyebab tersebut pun disebabkan karena mahasiswa jarang mempelajari materi mengenai penggunaan fungsi- fungsi pada joshi dan が dan juga mahasiswa belum menemukan strategi belajar yang cocok, untuk mengurangi kesalahan- kesalahan tersebut.

5.2 Saran

Dari semua data yang telah diperoleh dalam penelitian ini, diharapkan menjadi langkah awal bagi kita semua untuk melakukan perubahan agar menjadi lebih baik lagi. Perubahan ini bertujuan untuk kemajuan Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra UNIKOM.

Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan:

1. Mahasiswa diharapkan lebih giat lagi belajar tentang fungsi penggunaan joshi dan が dengan menggunakan strategi atau sistem belajar yang disukai oleh mahasiswa tersebut, misalkan dengan membiasakan dan memberanikan diri dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jepang dengan teman dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dalam proses belajar mengajar diharapkan mahasiswa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran dan memperhatikan dosen ketika di kelas.

3. Diharapkan kepada mahasiswa untuk selalu berusaha dalam belajar bahasa Jepang.


(5)

Ajat,S, dkk (2001). Tata Bahasa Jepang Lengkap. Bandung : CV. Pionir Jaya Anwar, Desi (2004). Kamus Lengkap 10 Milliard Inggris- Indonesia, Indonesia-

Inggris,. Surabaya : Amelia

Chandra, T (2009). Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang. Jakarta : Evergreen Japanese Course.

Chandra, T (2009). Nihongo Nyumon Bahasa Jepang Untuk Pemula. Jakarta : Evergreen Japanese Course.

Chino, N (2004). Partikel Penting Bahasa Jepang. Jakarta-Indonesia : Kesaint Blanc.

Dahidi,A dan Sudjianto (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta- Indonesia : Kesaint Blanc.

Dahidi,A, dkk. (2001) Edisi Agustus. Analisis Kesalahan. Media Komunikasi. ASPBJI Korwil Jabar. Diterbitkan.

Herliana, Setia (2009). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Verba Agaru dan Noboru dalam Kalimat Bahasa Jepang. (Skripsi Program Strata Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : Tidak dipublikasikan). Hisashi (200). 日本語文法 ル .マ ターシ ー 1はとが, Japan : くろし

あ出版.

Kusumaningrum, Dyah (2009). Menerapkan Tata Bahasa Jepang Dalam Percakapan Sehari-hari. Jakarta : PT. Kawan Pustaka.

Mangunsuwito, (2001). Nihon Jiten. Bandung : CV.Yrama Widya.

Matsuura, Kenji (1994). Kamus Jepang- Indonesia. Japan : Kyoto Sangyo University Press.

Nelson, Andrew (2001). Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc

Riduwan dan Lestari, Tita (2001) Dasar- dasar Statistika. Bandung : PT. Alfabeta. Sudjianto (1996). Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri A. Jakarta-Indonesia :


(6)

Sudjianto (2000). Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri B. Jakarta-Indonesia : Kesaint Blanc.

Sugihartono (2001). Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang. Jakarta : Humaniora Utama Prees.

Supriyawan, Deni (2006). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Ungkapan Pengandaian (Ba, Tara, Nara, To. (Skripsi Program Strata Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : Tidak dipublikasikan). Yulia, Opi (2007). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Partikel

‘Ni’ dan ‘De’ Menyatakan Tempat. (Skripsi Program Strata Jepang

UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : Tidak dipublikasikan).

Ardiana, Leo dan Yonohudiyono (2008). Analisis Kesalahan berbahasa [Online]. Tersedia :http://massofa.wordpress.com/2008/08/23/metodologi-analisis-kesalahan berbahasa [9 maret 10]

Yumeko (2008). Berkenalan dengan Partikel Wa. [Online]. Tersedia :http://www.yumeko.web.id/2008/10/28/tutorial-watarasebashi-24-berkenalan-dengan-partikel-topik-wa/ [16 Februari 2010]

_______.1998. Minna no Nihongo. Japan : ーエーネットワーク. _______.論文ワーク ック. Japan : くろしあ出版.