Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru Dalam Kalimat Bahasa Jepang

(1)

概要の

動詞 あ る のぼる の用法に けるの

学生の誤用分析の の

の 日本語の品詞分類はㄸㄷに分 れ いる それは 動詞 形容詞

形容動詞 名詞 福祉 連体詞 接続詞 感動詞 助動詞 司 いうこ

ある 1 の中に動詞 ある ふ はインゼネシゕ語中に 動詞は何

に 状況を使うこ ある し し 日本語の言語 は いく の言

葉 あるように聞こえる音声を別の言葉の意味は非常に似 いる類義語

いうこ ある 類義語の使用 多い ある の

の この研究は をんSKRIPTIァ いう方法を使用する ススセ インタ

ーテュー いう二 の研究の道具を使用し ススセ 学習者の誤りに け

る誤用形を知りに行い インターテュー 学習者の誤りに ける誤用系

その誤用に対する影響する要素を知りに行う の

研究のポプレーション サンプレはインゼネシゕ.コンデューター.

大学の日本語学科ののㄹㄷㄷㄽーㄹㄷㄷㄾ学生の 年生 のㄸㄷ人 ある

ズータの収集の方法は文献調査 あ る のぼるを問題にし いる イ

ンターテュー 用いる の の

の の の


(2)

筆者は以 の解 に のように結論を述べる の

ㄸの あ るを学習するには使用の誤用になる 答えた学習者はㄹ

ㄼ% ある の

ㄹ.の のぼるを学習するには使用の誤用になる 答えた学習者はㄻ

ㄼ,ㄿ% ある の

ㄺ.の 学習者のあ る のぼるの平均点 ㄺㄼ,ㄻ% ある の

の インターテューによ 誤りに ける誤用は の要素に原因され

る 内部の要素を学習するにはそれは困難 集中力の 如の授業を受け

いる時点 考えられ いる素材は 自己のモチベーションの 如 の

外部の要素を学習するには施設やイントボの少ない完全な研究

講師 らの資料の 明の 如 本研究の結果 学生生 ポトゔレンスの

源を探し は 文日本語の文章の多くは 研究 実践を ん たくさん


(3)

感謝 言葉

Allah SWT 陰 動詞あ ぼ 用法 学生

誤用分析 言う論文 作成 まし 機会 筆者

本論 完成 助 く っ 以 人々 感謝 申し 思いまし

1. ン ネシ コン ュ タ 大学 文学部長 Prof. Dr. Moh. Tadjuddin,MA.

2. ン ネシ コン ュ タ 大学 日本語学科長 一指導教官

し Soni Mulyawan Setiana,M.Pd

3. 日本語学科 教師 し Fenny Febrianty, SS, M.Pd 4. 日本語学科 教師 し Pitri Haryanti. S.Pd 5. 日本語学科 教師 し Dewi Soetanti, SS, M.Pd

6. 授業 び論文 作成 間 絶え 支持 え 最愛し い

母 父 姉 弟

7. 恋人 Silfa

8. 愛し い 友達 JF “Ju`on Freak” : Tins “Yunho” , Fina “Junsu” , Nita “Changmin” , Q-Why , Nia Irwan , Ryan 四年生 友達 Riska , Cucu , Maya

9. 宿友達 Kidungs Member : Vya , Galih , Willy , Zerry , Sani , Jemmi , Nti , Tigor , Ani , Kris , Bayu

, Uchi

10. 東方神起, BIGBANG, SUJU, 2NE1.

11. ン ネシ コン ュ タ 大学 日本語学科 スタッ Tyas

, Asti , Budi

12. ン ネシ コン ュ タ 大学 日本語学科 学習者 13. そ 他 方々


(4)

前書

本研究 動詞 あ ぼ 用法 学生 誤用分

析 ン ネシ コン ュ タ 大学 日本語学科200 /200 学

年 年生 中心 研究 いうタ ル あ 筆者 文献調査

あがる のぼるを問題にし いる インタービュー 用いる

今回 研究 内容 見 単純 あ っ 研究

続 う 思っ 今回 し く 本研究 ま 明 あ

皆様 指導 提案 い う 考え

最後 本研究 完成 っ 一人一人 名前 挙 出

来 い 皆様 指導 感謝し い 思う


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan sukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi Sastra Jepang yang berjudul “ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN VERBA AGARU DAN NOBORU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG” sesuai pada waktunya.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Moh Tadjudin, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Bapak. Soni Mulyawan Setiana, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang dan Pembimbing Utama pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas waktu yang telah diberikan.

3. Ibu. Pitri Haryanti. S.Pd, selaku Dosen Wali terima kasih atas arahannya selama penulis menjadi mahasiswa.

4. Ibu. Fenny Febrianty. S.S. M.Pd, selaku Staff Pengajar Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia.

5. Ibu. Dewi Soetanti, S.S, M.Pd selaku Staff Pengajar Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia.


(6)

6. Seluruh Dosen dan Staff Sastra Jepang Universitas Komputer Indonesia. 7. Ibu, Ayah serta keluarga terima kasih atas doa dan dukungan yang telah

diberikan.

8. Bang Silfa (恋人) terima kasih untuk semua doa, perhatian, cinta dan nasehat yang diberikan.

9. Teman-teman JF “Ju`on Freak” : Tins “Yunho”, Fina “Junsu”, Nita “Changmin”, Q-Why, Nia terima kasih atas pertemanan yang telah diberikan selama ini. Alex (Komeng), Ceu2 (semoga cepat nyusul kita-kita). Ika, Ela, Maya dan Cucu. Juga buat Irwan dan Ryan terima kasih atas sarannya.

10.Teman-teman Kidung : Jeung Vya dan Mas Galih, Willy, Sani (ex Kidung) Jemmy “Gendat”, Wenceu, Nti, The Sister`s Saragih, Tigor “Tinceu”, Bayu (jangan pacaran terus, beresin kuliahnya), Reni, juga buat Teh Diana.

11.Teh Tyas terima kasih atas bantuannya.

12.TVXQ, SUPER JUNIOR, 2NE1, BIG BANG terima kasih atas lagu-lagunya yang membuat semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 13.Teman-teman tingkat III, terima ksih atas kerjasamanya.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terhindar dari kekurangan dan jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis berusaha semaksimal mungkin dengan bantuan dari beberapa pihak.

Bandung, Juli 2009 Penulis


(7)

ABSTRAK

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN VERBA AGARU DAN NOBORU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Mahasiswa Tingkat III Tahun Ajaran 2008-2009 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia)

Salah satu kendala yang dihadapi oleh pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah Ruigigo. Ruigigo yaitu beberapa kata yang memiliki ucapan yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip. Dalam bahasa Jepang banyak Ruigigo yang sangat sulit untuk bisa dipadankan ke dalam bahasa Indonesia satu persatu. Contohnya Noru, Agaru dan Noboru yang mempunyai makna naik. Tetapi dalam penggunaannya tidak bisa digunakan dalam kalimat yang sama. Noru digunakan untuk naik kendaraan, Agaru digunakan untuk naik tangga sedangkan Noboru digunakan untuk naik pohon. Sehingga dengan perbedaan itu mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan kata-kata yang bermakna ruigigo. Dengan dilatar belakangi oleh perbedaan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengukur seberapa besar kesalahan, faktor penyebab kesalahan dan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan metode Deskriptif. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua teknik pengumpulan data sekaligus, yaitu: tes dan wawancara. Maksud penulis menggunakan tes adalah untuk mengetahui seberapa besar kesalahan yang terjadi sedangkan wawancara bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan apa saja yang mempengaruhi terjadinya kesalahan.

Setelah menganalisis semua data dan melihat hasil yang di dapatkan dari seluruh penelitian, maka dapat penulis simpulkan bahwa mahasiswa mengalami kesalahan paling banyak dalam penggunaan verba noboru sebesar 45,7% sedangkan kesalahan pada penggunaan verba agaru sebesar 25%. Kesalahan terjadi karena kurang pahamnya mahasiswa terhadap fungsi dari masing-masing verba tersebut. Hal itu disebabkan karena dua faktor error yaitu: faktor internal antara lain mahasiswa menganggap materi yang diterima sulit dan tidak adanya motivasi dari diri sendiri. Faktor eksternal yaitu materi yang terlalu sulit, kurang lengkapnya sarana dan prasarana belajar, kurangnya penjelasan dan pemberian materi dari dosen.

Hasil akhir dari penelitian ini, diharapkan mahasiswa dapat dapat meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa dengan cara banyak membaca kalimat-kalimat bahasa Jepang, belajar dan berlatih, mencari sumber-sumber referensi dan banyak bertanya kepada dosen dan teman.


(8)

ABSTRACT

THE ANALYSIS ERRORS STUDENT USING VERBA AGARU AND NOBORU IN JAPANESE SENTENCES

One of the obstacles faced by Japanese learners in Indonesia is Ruigigo. Ruigigo is the few words that have a different speech, but have very similar meanings. In many Japanese Ruigigo which is very difficult to be able to Indonesian items. For example Noru, Agaru and Noboru have increased significance. But in it s use can not be used in the same sentence. Noru used to ride the vehicles, Agaru used to ascend the stairs while Noboru used to ascend the tree. So that the differences that students have difficulties in using the word that means ruigigo. Hence, a research to discover the analysis errors student using verba agaru and noboru in Japanese sentences.

In this research, author will measure how big a errors, factors and causes of errors are made by the students using the methods Descriptive. On this research the author uses two techniques of collecting data at a time, namely: a test and interview. Purpose is the author using the test to find out how big a mistake that occurred while the interviews aimed to find out the factors are difficult affecting errors.

After analyzing all the data and see the results of all the available research, the author can conclusion that students have at most an errors in the use of verba noboru of 45.7% while the errors on the use of verba agaru of 25%. An error occurred because the less understand students to the function of each of these verba. This is caused by two factors, namely error: internal factors, among others, students who received the material difficult and the lack of self-motivation. External factors, namely the material that is too difficult, lack of full facilities and infrastructure study, and lack of explanation of the material from the lecturers.

The end result of this research, students can be expected to improve the way students learn to read the sentence-a lot of Japanese sentences, study and practice, searching for sources of reference and ask a lot of friends and lecturers.


(9)

要旨

動詞 あ ぼ 用法 け 学生 誤用分析

日本語 品詞分類 分 い そ 動詞 形容詞 形容動詞

名詞 福祉 連体詞 接続詞 感動詞 助動詞 司 いうこ あ 1 中

動詞 あ イン ネシ 語中 動詞 何 状況 使うこ あ し

し 日本語 言語 いく 言葉 あ う 聞こえ 音声 別 言葉

意味 非常 似 い 類義語 いうこ あ 類義語 使用 多い あ

こ 研究 K IP I いう方法 使用す ス インター ュー い

う二 研究 道具 使用し ス 学習者 誤 け 誤用形 知 行い

インター ュー 学習者 誤 け 誤用系 そ 誤用 対す 影響す 要素

知 行う

研究 ポプレーション サンプレ イン ネシ .コン ューター.大学 日本

語学科 ー 学生 生 人 あ ータ 収集 方法 文

献調査 あ ぼ 問題 し い インター ュー 用い

筆者 以 解 う 結論 述べ あ 学習す

使用 誤用 答えた学習者 % あ ぼ 学習す 使用

誤用 答えた学習者 , % あ 学習者 あ ぼ 均点

, % あ

インター ュー 誤 け 誤用 要素 原因さ 内部

要素 学習す そ 困難 集中力 如 授業 受け い 時点 考え

い 素材 自己 モチベーション 如

外部 要素 学習す 施設やイン 少 い完全 研究 講師

資料 明 如 本研究 結果 学生生 レンス 源 探し 文

日本語 文章 多く 研究 実践 たくさ 友人や講師 依頼 学


(10)

動詞

あがる

のぼる

の用法における

学生の誤用分析

論文

日本語文学士号をおける条件の一つを満たすために提出いたします

筆者:

SETIA HERLIANA 63804002

インドネシア

コンピュ

大学

文学部日本語学科


(11)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM PENGGUNAAN VERBA AGARU DAN NOBORU DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(Studi Kasus Mahasiswa Tingkat III Tahun Ajaran 2008-2009 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Komputer Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra

Universitas Komputer Indonesia

SETIA HERLIANA NIM. 63804002

JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(12)

(13)

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pengolahan data pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, hampir sebagian responden dapat menjawab pertanyaan tentang agaru, tetapi responden mengalami banyak kesalahan dalam menjawab pertanyaan tentang noboru. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kesalahan agaru sebesar 25% sedangkan noboru 45,8% dari jumlah pertanyaan masing-masing verba sebanyak 12 soal.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan sehingga terjadi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru yaitu faktor error. Dengan bentuk kesalahan sebagai berikut :

1) Gokeisei (misinformation) atau salah informasi. Kesalahan ini terjadi pada tataran morfem (keitaki ayamari) baik berupa konjugasi atau pemakaian konjungsi dan ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kesalahan ini terjadi akibat pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat. Yaitu: mahasiswa tertukar dalam penggunaan verba agaru dan noboru.


(14)

56

c. Hal-hal yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru yaitu:

1) Banyak membaca kalimat-kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba agaru dan noboru.

2) Belajar dan berlatih menggunakan verba agaru dan noboru ke dalam kalimat bahasa Jepang.

3) Mencari sumber-sumber referensi yang berhubungan dengan penggunaan verba agaru dan noboru.

4) Banyak bertanya kepada dosen dan teman.

5.2 Saran

Setelah melalui rangkaian proses penelitian, penulis mengungkapkan beberapa saran sebagai berikut:

a) Bagi mahasiswa jurusan sastra Jepang

Saran penulis bagi mahasiswa jurusan sastra Jepang yaitu banyak membaca kalimat bahasa Jepang yang menggunakan verba agaru dan noboru serta memotivasi diri dan mencari cara belajar yang tepat agar dapat menerima pelajaran yang telah diberikan dengan.

b) Pengajar jurusan satra Jepang

Untuk mengurangi kesalahan mahasiswa dalam penggunaan ruigigo terutama verba agaru dan noboru diharapkan pengajar dapat memberikan metode pengajaran yang lebih menarik lagi dan tidak monoton.


(15)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1Tingkat Kesalahan dalam Penggunaan Verba Agaru dan Noboru

Berdasarkan hasil analisis data wawancara dan tes yang dilakukan oleh responden (Mahasiswa Sastra Jepang UNIKOM Tahun Ajaran 2006-2007), maka penulis dapat memaparkan hasilnya dalam tabel dan penjelasan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Daftar Jumlah Kesalahan Dalam Penggunaan Verba Agaru Dan Noboru

Persentase Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10

Salah Benar 1 X X X X X X O X X X 90% 10% 2 X X O O X O X O O O 40% 60% 3 X X X O O O O O O O 30% 70% 4 X X X X X O X X X X 90% 10% 5 X X X O X X X X O O 70% 30% 6 O O X O X O O O O O 20% 80% 7 O O O O O O O O O O 0% 100% 8 X X X O X X X X X O 80% 20% 9 X X O X O O O O O X 40% 60% 10 O O X X X X O X X O 60% 40% 11 O O X O O X O O X O 30% 70%

12 O O X O O O X O O X 30% 70%

13 O O O O O O O O O O 0% 100% 14 O O X O O O O O O O 10% 90% 15 X X X O O O O O O X 40% 60% 16 O O X X O O O X X O 40% 60% 17 O O O X O O O O O X 20% 80% 18 O O X O O X O O O O 20% 80% 19 O O O O O O O O O O 0% 100% 20 X X O X X O X O O X 60% 40%

21 O O O O O O O O O O 0% 100%

22 O O O O O O O O O O 0% 100% 23 X X X X X O O X O O 60% 40%

No Soal

24 O O X O O O X O O O 20% 80%

Jumlah 10 10 16 8 9 6 7 7 6 7

Ket : X = Salah O = Benar


(16)

Berdasarkan data tabel di atas, maka tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba agaru adalah 25% . Hasil ini dapat diformulasikan menjadi :

X agaru = 30 x 100% = 25% 120

Tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba noboru adalah 45,8%. Hasil ini dapat diformulasikan menjadi :

X noboru = 55 x 100% = 45,8% 120

Setelah peneliti menganalisis semua data yang diperoleh dan melihat hasil penelitian yang menunjukan tingkat kesalahan, mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru sebesar 35,4%. Dengan penghitungan rumus sebagai berikut :

Dengan masing-masing tingkat kesalahan pada penggunaan verba agaru dan noboru, sebagai berikut :

X = 85 x 100% = 35,4% 24* 10


(17)

1. Tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba agaru sebesar 12,5%.

2. Tingkat kesalahan responden dalam menggunakan verba noboru sebesar 22,9%.

4.1.1 Bentuk kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru

Berdasarkan hasil penelitian, kesalahan penggunaan verba agaru dan noboru sebagai berikut, yaitu :

1. Soal no 1 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan. (57) 最近 ろ憲法改正 話題 ぼ いる

Saikin goro kenpou kaisei ga wadai ni nobotte iru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(58) 最近 ろ憲法改正 話題 あ いる Saikin goro kenpou kaisei ga wadai ni agatte iru.

Tabel 4.2

Persentasi kesalahan soal no 1

Persentase Jawaban yang salah 90%

Jawaban yang benar 10%


(18)

2. Soal no 2 tentang agaru yang menyatakan naik. (59) エヤベーター 屋上 あ る

Erebeeta de okujooni agaru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (60) エヤベーター 屋上 ぼる

Erebeeta de okujooni noboru.

Tabel 4.3

Persentasi kesalahan soal no 2

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 2. 3. Soal no 3 tentang agaru yang menyatakan naik.

(61) 舞台 幕 あ る Butai no maku ga agaru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (62) 舞台 幕 ぼる


(19)

Tabel 4.4

Persentasi kesalahan soal no 3

Persentase Jawaban yang salah 30%

Jawaban yang benar 70%

Dari tabel di atas, 30% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 3. 4. Soal no 4 tentang noboru yang menyatakan peningkatan yang

berkesinambungan. (63) 煙を ぼる

Kemuri wo noboru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (64) 煙をあ る

Kemuri wo agaru.

Tabel 4.5

Persentasi kesalahan soal no 4

Persentase Jawaban yang salah 90%

Jawaban yang benar 10%

Dari tabel di atas, 90% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 4. 5. Soal no 5 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan.

(65) あ うわ ぼ いる Anata no koto ga uwaza ni nobotte iru.


(20)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (66) あ うわ あ いる

Anata no koto ga uwaza ni agatte iru.

Tabel 4.6

Persentasi kesalahan soal no 5

Persentase Jawaban yang salah 70%

Jawaban yang benar 30%

Dari tabel di atas, 70% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 5. 6. Soal no 6 tentang agaru yang menyatakan suatu hal menjadi lebih tinggi.

(67) 父 俸給 あ る

Chichi wa houkyuu ga agaru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (68) 父 俸給 ぼる

Chichi wa houkyuu ga noboru.

Tabel 4.7

Persentasi kesalahan soal no 6

Persentase Jawaban yang salah 20%


(21)

Dari tabel di atas, 20% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 6. 7. Soal no 7 tentang agaru yang menyatakan suatu hal menjadi lebih tinggi.

(69) そ 車 スピーチ あ る Sono kuruma wa supiido ga agaru.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

8. Soal no 8 tentang noboru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(70) 煙突 煙 上 ぼ いる Entotsu no kemuri ga massugu ue ni nobotte iru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(71) 煙突 煙 上 あ いる Entotsu no kemuri ga massugu ue ni agatte iru.

Tabel 4.8

Persentasi kesalahan soal no 8

Persentase Jawaban yang salah 80%

Jawaban yang benar 20%

Dari tabel di atas, 80% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 8. 9. Soal no 9 tentang agaru yang menyatakan selesai atau habis.

(72) 仕事 半日 あ る


(22)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (73) 仕事 半日 ぼる

Kono shigoto wa hannichi ga noboru hazuda.

Tabel 4.9

Persentasi kesalahan soal no 9

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 9. 10. Soal no 10 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan.

(74) ろ彼 離婚 ん 人々 話題 ぼ いる

Kono goro kare no rikon ga sakan ni hitobito no wadai ni nobotte iru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(75) ろ彼 離婚 ん 人々 話題 あ いる

Kono goro kare no rikon ga sakan ni hitobito no wadai ni agatte iru.

Tabel 4.10

Persentasi kesalahan soal no 10

Persentase Jawaban yang salah 60%

Jawaban yang benar 40%


(23)

11. Soal no 11 tentang noboru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(76) 風船 空 ぼる

Fuusen ga sora ni noboru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (77) 風船 空 ぼる

Fuusen ga sora ni agaru.

Tabel 4.11

Persentasi kesalahan soal no 11

Dari tabel di atas, 30% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 11. 12. Soal no 12 tentang agaru yang menyatakan selesai atau habis.

(78) れ ダランハ 最初 あ る Dareka toranpu de saikin ni agaru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (79) れ ダランハ 最初 ぼる

Dareka toranpu de saikin ni noboru.

Persentase Jawaban yang salah 30%


(24)

Tabel 4.12

Persentasi kesalahan soal no 12

Persentase Jawaban yang salah 30%

Jawaban yang benar 70%

Dari tabel di atas, 30% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 12. 13. Soal no 13 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang

lebih tinggi.

(80) 今度 休 山 ぼる 楽し

Kondo no yasumi ni noboru no ga tanoshimida.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan.

14. Soal no 14 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang lebih tinggi.

(81) 子供 ろ よ 木 ぼ Kodomo no koro, yoku kono ki ni nobotta. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(82) 子供 ろ よ 木 あ


(25)

Tabel 4.13

Persentasi kesalahan soal no 14

Persentase Jawaban yang salah 10%

Jawaban yang benar 90%

Dari tabel di atas, 10% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 14. 15. Soal no 15 tentang agaru yang menyatakan selesai atau habis.

(83) 今度 旅行 安 あ

Kondo no ryokou wa yasuku agatta. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (84) 今度 旅行 安 ぼ

Kondo no ryokou wa yasuku nobotta.

Tabel 4.14

Persentasi kesalahan soal no 15

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 15. 16. Soal no 16 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang

lebih tinggi.

(85) ケーノャカー 頂上 ぼる Keeburukaa de ikujou ni noboru.


(26)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (86) ケーノャカー 頂上 あ る

Keeburukaa de okujou ni agaru.

Tabel 4.15

Persentasi kesalahan soal no 16

Persentase Jawaban yang salah 40%

Jawaban yang benar 60%

Dari tabel di atas, 40% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 16. 17. Soal no 17 tentang agaru yang menyatkan suatu hal menjadi lebih tinggi. (87) あ 人 人気 あ る

Ano hito wa ninki ga agaru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (88) あ 人 人気 ぼる

Ano hito wa ninki ga noboru.

Tabel 4.16

Persentasi kesalahan soal no 17

Persentase Jawaban yang salah 20%

Jawaban yang benar 80%


(27)

18. Soal no 18 tentang nonoru yang menyatakan peningkatan yang berkesinambungan.

(89) し を ぼる Hashigo wo noboru.

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut : (90) し をあ る

Hashigo wo agaru.

Tabel 4.17

Persentasi kesalahan soal no 18

Persentase Jawaban yang salah 20%

Jawaban yang benar 80%

Dari tabel di atas, 20% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 18. 19. Soal no 19 tentang agaru yang menyatak selesai atau habis.

(91) 雨 あ れい 虹

Ame ga agatte kireina niji ga kakatta.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan. 20. Soal no 20 tentang agaru yang menyatakan naik.

(92) 空 凧 あ る Sora ni tako ga agaru.


(28)

(93) 空 凧 ぼる Sora ni tako ga noboru.

Tabel 4.18

Persentasi kesalahan soal no 20

Dari tabel di atas, 60% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 20. 21. Soal no 21 tentang noboru yang menyatakan naik menuju ketempat yang

lebih tinggi.

(94) 裏山 ぼり山菜を採る Urayama ni nobori sansai o toru.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan. 22. Soal no 22 tentang agaru yang menyatakan suatu hal menjadi lebih tinggi.

(95) そ 学生 学業成績 あ る

Sono gakusei wa gakugyouseiseki ga agaru.

Responden 100% bisa menjawab dengan benar tanpa ada kesalahan. 23. Soal no 23 tentang noboru yang menyatakan sebagai topik pembicaraan.

(96) 新しい食品 ん 口 ぼ いる

Atarashi shokuhin ga minna no kuchi ni nobotte iru.

Persentase Jawaban yang salah 60%


(29)

Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(97) 新しい食品 ん 口 あ いる Atarashi shokuhin ga minna no kuchi ni agatte iru.

Tabel 4.19

Persentasi kesalahan soal no 23

Persentase Jawaban yang salah 60%

Jawaban yang benar 40%

Dari tabel di atas, 60% terjadi bentuk kesalahan dalam pengerjaan soal no 24. 24. Soal no 24 tentang agaru yang menyatakan naik.

(98) 夜空 鮮や 花火 あ る Yozora ni azayakana hanabiga, tsugitsugi to agaru. Terjadi bentuk kesalahan sebagai berikut :

(99) 夜空 鮮や 花火 ぼる Yozora ni azayakana hanabiga, tsugitsugi to noboru.

Tabel 4.20

Persentasi kesalahan soal no 24

Persentase Jawaban yang salah 20%

Jawaban yang benar 80%


(30)

4.2Faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan agaru dan noboru Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan responden mengalami kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru, penulis menggunakan teknik analisis data berupa wawancara kepada seluruh responden mahasiswa tingkat III angkatan 2006/2007 jurusan sastra Jepang UNIKOM yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2009.

Hasil wawancara tersebut dapat penulis deskripsikan sebagai berikut :

1. Hampir dari sebagain responden merasa tidak mengerti, hal ini dikarenakan responden kurang memahami dari masing-masing fungsi kedua verba tersebut. 2. Walaupun ada juga yang mengerti tentang kedua verba tersebut, tetapi masih

juga sulit untuk dapat membedakan penggunaannya dalam kalimat bahasa Jepang, sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam mengisi soal tes tersebut.

Berikut ini adalah jawaban responden yang penulis dapat melalui wawancara untuk mengetahui faktor kesulitan responden yang mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru.

1. Faktor internal yaitu:

1) Materi yang dianggap sulit

2) Kurang konsentrasi pada saat menerima pelajaran 3) Tidak adanya motivasi dari diri sendiri.

2. Faktor eksternal yaitu:


(31)

2) Kurangnya penjelasan dan pemberian materi dari dosen.

4.3Hal-hal yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru

Upaya-upaya yang dilakukan responden untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru dalam bahasa Jepang cukup beragam. Yaitu, dengan meningkatkan frekuensi belajar dan berlatih, banyak membaca, mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut, serta sering berkonsultasi pada dosen dan rekan-rekannya. Berikut adalah jawaban responden yang penulis dapat untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh responden.

Tabel 4.21

Upaya yang dilakukan mahasiswa

Keterangan :

A : Banyak Membaca B : Belajar dan Berlatih

C : Mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut D : Sering berkonsultasi kepada dosen dan rekan

Jawaban Responden

Persentase

B 40% C 10% D 10% A & B 10%

B & C 10% B & D 10% A, C & D 10%


(32)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa 40% responden melakukan upaya dengan belajar dan berlatih, 10% responden dengan cara mencari referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut, 10% responden dengan cara sering berkonsultasi kepada dosen dan rekan, 10% responden dengan cara banyak membaca, belajar dan berlatih, 10% responden dengan cara belajar dan berlatih serta mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut, 10% responden dengan cara mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut dan sering berkonsultasi kepada dosen dan rekan, dan 10% responden dengan cara banyak membaca, mencari sumber referensi yang berhubungan dengan kedua verba tersebut serta sering berkonsultasi kepada dosen dan rekan.


(33)

第三章 研究 方法論

3.1 研究 方法

Suryabrata (1997) 調査 よ 記述 研究方法を記述す ため 実

施さ 実際 問題を学科 方法を使用し い 現象 つい 説明す 本研究 ス ップを達成す 明確 具体的 目標を定義す

イン アプ ーチ ータ収集 準備を進め い

3.2 研究 対象

研究 ポプ ー ョン ンプ イン ネ ア.コン ューター.大学 日本語学科 2006.2007学生 三年生 10人 あ

3.3 ータ 収集 技法

ータ 収集 方法 文献調査 あ ぼ を問題 し い イ ンター ュー 用い

3.4 ータ 分析 技法


(34)

2. X = Σp * 100% 計算す q.Ñ


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif menurut Suryabrata (1997) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang ada dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual. Langkah dalam penelitian ini adalah mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai, merancangkan pendekatannya, mengumpulkan data dan menyusun laporan. (Suryabrata, 1997)

Alasan penggunaan metode ini adalah karena dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang analisis kesalahan penggunaan verba agaru dan noboru oleh mahasiswa, dengan cara mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis data serta menginterpretasikan data yang diperoleh dari mahasiswa.

3.2 Objek Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi adalah semua subjek, peristiwa, daerah yang dikenai penelitian. (Rahayu, 2007). Populasi dalam peneitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III angkatan 2006/2007 jurusan Sastra Jepang UNIKOM yang berjumlah sepuluh orang.


(36)

Alasan dipilihnya mahasiswa tingkat III Jurusan sastra Jepang UNIKOM sebagai populasi, karena pemahaman mahasiswa terhadap bahasa Jepang dan tata bahasa Jepang lebih baik daripada mahasiswa tinggat II.

3.2.2 Sampel

Sampel atau sampling adalah bagian dari populasi yang akan diambil sebagian objek atau subjek yang akan diteliti. (Rahayu, 2007). Tujuan dilakukannya sampling adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sugiyono (1994) menjelaskan bahwa sampling jenuh adalah “teknik penentuan _ample bila semua anggota populasi digunakan sebagai _ample. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatf kecil, kurang dari tiga puluh orang”.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa : 1. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan tema penelitian. Yaitu dengan cara menghimpun, mempelajari dan meneliti buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. Dan juga


(37)

sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti sebagai acuan referensi.

2. Tes

Tes adalah alat ukur yang penting dalam penelitian ini, nilai yang diperoleh dari tes yang baik atau buruk dapat dijadikan petunjuk mengenai taraf kemampuan yang diukur. (Djojosuroto, 2000). Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk memperoleh data mengenai tingkat kesalahan dan bentuk-bentuk kesalahan dalam penggunaan bentuk-bentuk agaru dan noboru dalam bahasa Jepang. Tes yang dilakukan berupa memilih verba (doushi) yang terdapat di dalam kurung sesuai dengan penggunaannya.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada sipeneliti. Wawancara dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui tes. Sebelum wawancara peneliti juga perlu mempersiapkan pedoman wawancara.


(38)

3.4 Teknik Analisis Data 3.4.1 Data Tes

Teknik pengolahan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah atau menganalisis data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang dilakukan hingga pada penarikan kesimpulan.

a. Tingkat kesalahan penggunaan bentuk agaru dan noboru dalam bahasa Jepang. Penganalisaan data yang diperoleh dari tes dilakukan dengan cara : 1) Memeriksa tes

Suatu jawaban dianggap betul atau salah berdasarkan atas kunci jawaban (terlampir) yang telah disiapkan sebelumnya. Kunci jawaban disusun berdasarkan penggunaan kalimat agaru dan noboru yang terdapat dalam Effective Japanese Usage Dictionary, Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang, Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten, Kanwa Jiten dan Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang.

Jawaban yang sama dengan kunci jawaban dianggap benar sedangkan jawaban yang berbeda dengan kunci jawaban dianggap salah.

2) Menghitung semua tingkat kesalahan dengan penggunaan bentuk verba agaru dan noboru dari keseluruhan dengan rumus rata-rata (Furqon, 2002) sebagai berikut :

X =

Σ

p * 100%


(39)

3) Menghitung rata-rata tingkat kesalahan penggunaan masing-masing dari verba agaru dan noboru dngan menggunakan rumus (Furqon, 2002) sebagai berikut :

X

agaru/noboru

=

Σ

p

agaru/noboru

* 100%

qagaru/noboru.

Ñ

Keterangan :

x = Rata-rata tingkat kesalahan

Σp = Jumlah jawaban yang salah dari seluruh responden q = Jumlah seluruh soal

Ñ = Jumlah Responden

4) Mengumpulkan dan mengidentifikasi kesalahan dalam penggunan verba agaru dan noboru.

5) Mengelompokan jawaban-jawaban yang salah dari masing-masing verba agaru dan noboru.

6) Mengklasifikasikan bentuk-bentuk kesalahan tersebut berdasarkan fungsinya. b. Bentuk-bentuk kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru

dalam bahasa Jepang. penganalisian bentuk-bentuk kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru dilakukan berdasarkan prosedur


(40)

1) Mengelompokkan jawaban-jawaban yang salah dari masing-masing bentuk verba agaru dan noboru.

2) Mengklasifikasikan kesalahan verba tersebut bedasarkan fungsinya.

3.4.2 Data Wawancara

Penganalisaan data yang diperoleh dari wawancara dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data pertanyaan.

2) Mengklasifikasikan dan menghitung jawaban-jawaban responden berdasarkan masing-masing pertanyaan dalam wawancara ke dalam tabel.


(41)

第 章

基本的 理論

2.1 日本語 動詞

影山 2001 動詞 文を作る 要 る重要 要素 ある 近

年 欧米 英語動詞 意味的性質 解明 目覚 しい勢い 進ん いる

井 田 Putri,2006 動詞 人や 動作 作田 表 語 定義

し いる

し し 中沢 Putri 2006 動詞 自立語 活用 り 単独 述

語 る ウ段 言い る を言い 定義し いる

2.2 あ る ぼる 使用

2.2.1 あ る 使用

Effective Japanese Usage Dictionary (2005) あ る 意味 よる

分類 分 られ いる

a. い所 ら高い所 移動 る ある

(1)エヤベータ 屋 あ る

(2)階段をあ 右 チ゚ 私 う


(42)

(4) 質問 あり ん 議長 聞 ぱ 数人 手 あ

(5)夜空 や 花火 あ

(6)大使館 庭 国旗 あ いる

(7)タドーダ 屋 ゚チトャーン あ いる

b.成績 .評 . 値段 価値や程 高 る

ある

(8) れ ろ急 成績 あ

(9)物価 あ る 給料 あ ら い 生活 大変

(10) や よう 思 運動を始 れ 効果 あ ら

c. 終わる 完了 る 意味 出る 意味 館長し

ふ ん 落 着 る 意味 よう 使う

(11) 雨 あ れあい 虹

(12) ふろ らあ ら冷 いビーャ 飲 い

(13) 私 始 舞台 立 あ し いセモフを忘れ

2.2.2 ぼる 使用

日本語 動詞用法辞典 (2004) ぼる 意味 よる分類 四 分


(43)

a. 移動し い ろ る

(14) 猿 木 ぼる

b. 高い地 る

(15) そ 男 大臣 ぼ

c. 話題 取り られる

(16) あ うわ ぼ

d.食 物 食卓 出 る

(17) 魚 食卓 ぼる

Effective Japanese Usage Dictionary (2005) ぼる 意味 よ

る分類 四 分 られ いる

a. い所 ら高い所 移動 る

高い所を目 し 徐々 移動し い 過程 重点 ある

(18) 今 休 山 ぼる 楽し

(19) 子供 ろ よ 木 ぼ

(20) 私 健康 エヤベーターを使わ 階段を ぼる し

いる

(21) 産卵 時期 る 産 れ 川を ぼ る

(22) 朝日 ぼる 一日 始 る


(44)

(23) 煙突 煙 ぼ いる

c. 話題 る 意味 よう 使う

(24) ろ彼 離婚 ん 人々 話題 ぼ いる

d. 食 し 出る 意 よう 使

(25) 最近 海外 ら 珍しい食 物 食卓 ぼるよう

2.3 言葉 誤用分析

言語 誤用分析 研究者 教師 サンプャを集 サンプャ 誤用を誤用

評価 れる いう方法えある 言語 クケゾム 反 ある 言語誤用

起 る そ い ん 第一言語を学習 る 対し 学習者 能力 刻当

る ある わ 習得 学習 ある Nurhadi (1995) 学習

式 明白 言語 学習 れる を能力 る認識的努力 ある そ 反対 習

得 る 第 言語能力 第一言語 範囲 り学習 り 持 れる

特 定義を 言語誤用 学習 言語習得 起 し う

ある 従 言語習誤 言語誤用 関 あり 特 第 言語習

得 ある

第 言語 能力 過程 習得 る言語前 影響 る る


(45)

時 第一言語 ら語彙 述 いる 構造 起 いる そ 移

転 誤りerror よび間 いmistake よび学習者 よ 新言語を作る

言語 いうinterlanguage ある

2.4 Error Mistake

Error 能力要素 原因 ある わ 言語 規則 知識 減られ

第 言語 クケゾム い 学習者 知識 拡大 れる ら ク

ケゾム的 反 ある Tarigan (1988) 訂 る そ 誤り 長

い間 起 る (p.143) 述 いる Error 学習 る ん クケゾム

対し 学習者 理解描写 ある 理解 拡大 る 誤り 減る

Mistake 運用 要素 原因 ある 起 反 疲れや びれ

や 注意 い いう運用 原因 る コンセンダヤークョンを

考える 学習者自分 訂 る 短い時間 り

Tarigan (1988) 誤用分析 起点 し error 適当 ある (p.78) 述

いる

2.5 誤用分析 目的 言葉


(46)

フ゛ーチトックを探 それ 学習者を作る誤用 防 れ 減ら

ら 有益 言語を教える教材 し 反復練習 試験 し 入れる

Nurhadi (1995) 理論的 有益 言語 教える方法を支える 言語誤


(47)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Verba dalam Bahasa Jepang

Menurut Kageyama (2001) ”Kata kerja adalah unsur penting, peneliti Amerika dan Eropa telah mendapat pengertian dari kata kerja bahasa Jepang dibuat dari kata kerja bahasa Inggris”.

Sedangkan menurut Ishida dalam Putri (2006) “Verba adalah kata yang menunjukkan perbuatan atau aktivitas suatu benda atau manusia”. Lain halnya dengan Nakagawa dalam Putri (2006) yang mendefinisikan verba sebagai kata yang dapat mengalami perubahan sebagai kata yang berdiri sendiri, dapat menjadi predikat, dan dinyatakan dengan suara akhir `u`.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan kalau kalimat yang secara tata bahasa lengkap hanya memerlukan verba, tidak seperti bahasa Indonesia, bahasa Jepang hanya perlu verba untuk membuat kalimat yang benar, karena itulah kenapa verba dikatakan unsur penting dalam membuat kalimat.

2.2Jenis-jenis Verba

Banyak istilah yang menunjukan jenis-jenis verba tergantung pada dasar pemikiran yang dipakainya. Diantaranya ada yang menunjukan jenis verba sebagai berikut :


(48)

1. Jid二ushi (iku ‘pergi’, kuru ‘datang’, okiru ‘bangun’, neru ‘tidur’ dan sebagainya. Kata-kata ini menunjukkan kelompok verba yang tidak berarti mempengaruhi pihak lain.

2. Tad二ushi (okosu ‘membangunkan’, dasu ‘mengeluarkan’ nagasu ‘mengalirkan’, dan sebagainya). Kata-kata ini menunjukkan kelompok verba yang menyatakan arti mempengaruhi pihak lain.

3. Shod二ushi (mieru ‘terlihat’, kikoeru ‘terdengar’, ikeru ‘dapat pergi’, kikeru dan sebagainya). Oleh karena merupakan kelompok verba yang memasukkan pertimbangan pembicara, maka tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif dan klausatif. Selain itu tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan kemauan. Di antara kata-kata yang termasuk kelompok ini, kelompok verba yang memiliki makna potensial seperti ikeru dan kikeru disebut kanou d二ushi

能動詞 ‘Verba Potensial’.

2.3 Bentuk Konjugasi Verba

Selain itu juga menurut Sutedi (2008), perubahan bentuk kata (konjugasi) verba bahasa Jepang secara garis besarnya ada enam macam, seperti berikut:

1. 未然形 `mizenkei`, yaitu perubahan bentuk verba yang didalamnya mencakup bentuk menyangkal (bentuk NAI), bentuk maksud (bentuk OU/YOU), bentuk pasif (bentuk RERU), dan bentuk menyuruh (bentuk SERU).


(49)

2. 連用形 `renyoukei`, yaitu perubahan bentuk verba yang mencakup bentuk sopan (bentuk MASU), bentuk sambung (bentuk TE), dan bentuk lampau (bentuk TA).

3. 終止形 `shuushikei`, yaitu verba bentuk kamus atau yang digunakan di akhir kalimat.

4. 連 体 形 `rentaikei`, yaitu verba (bentuk kamus) yang digunakan sebagai modifikator.

5. 仮 定 形 `kateikei`, yaitu perubahan verba ke dalam bentuk pengandaian (bentuk BA).

6. 命令形 `meireikei`, yaitu perubahan ke dalam bentuk perintah.

2.4 Perbedaan Penggunaan Verba Agaru dan Noboru

Dalam Sutedi (2008) dikatakan kalau perbedaaan dan persamaan verba agaru dan noboru adalah sebagai berikut :

Persamaannya :

a. Persamaannya :

1. Kedua verba tersebut pada dasarnya berarti “naik” secara ruang dari bawah keatas.

Contoh :

(12) 子供 一階 ら 階 あ Kodomotachi ga ikkai kara nikai ni agatta.


(50)

(Anak-anak naik dari lantai 1 ke lantai 2). (13) 猿 木 ぼる

Saru ga ki ni noboru. (Kera naik keatas pohon).

2. Kedua verba tersebut _ias juga digunakan untuk menyatakan (gerak perpindahan mendatar), dan juga untuk menyatakan (perubahan suatu keadaan).

Contoh :

(14) 相手 ゴーャ 前 あ

Aite no gooru no mae ni agatte kita. (Maju (naik) ke gawang lawan) (15) い 川を ぼる

Ikada ga kawa wo noboru. (Kano menuju hulu sungai).

3. Kedua verba tersebut bisa digunakan dalam pola kalimat “~ o agaru/noboru” atau “~ ni agaru/noboru”.

(16) トケ 坂道をあ 行 Basu ga sakamichi wo agatte iku. (Bis menaiki tanjakan).

(17) あ 人 階段を ぼる Ano hito ga kaidan wo noboru.


(51)

(Orang itu menaiki tangga). b. Perbedaannya :

1. Agaru lebih menekankan pada tempat tujuan (totatsuten). Noboru penekanannya pada tempat yang dilaluinya (keiro). Lebih jauh lagi agaru lebih menekankan pada hasil/akibat dari gerak tersebut, sedangkan noboru penekanannya pada proses terjadinya gerak tersebut.

Contoh :

(18) 潜水夫 海 ら船 あ る Sensuifu ga umi kara fune ni agaru. (Penyelam naik dari laut ke kapal). (19) 子供 富士山 ぼる Kodomotachi ga fujisan ni noboru. (Anak-anak naik kegunung Fuji).

2. Subjek verba agaru semua jenis benda, baik yang bergerak sebagian saja ataupun secara keseluruhan, sedangkan subjek noboru terbatas pada benda yang bergerak secara keseluruhan dengan kemampuannya sendiri.

Contoh :

(20) 子供 手 あ

Kodomotachi no te ga agatte.

(Anak-anak mengangkat tangan). (21) 子供 山を ぼる


(52)

Kodomotachi ga yama wo noboru. Anak-anak naik gunung.

2.4.1 Penggunaan Verba Agaru

Dalam Effective Japanese Usage Dictionary (2005) dikemukakan beberapa macam penggunaan tentang agaru, yaitu :

a. Untuk bergerak menuju ke atas.

(22) エヤベーター あ る Erebeeta de okujoo ni agaru. (Saya naik ke atap dengan lift).

(23) 階段をあ 右 チア 私 う

Kaidan wo agatte sugu migi no doa ga, watashi no uchi desu. (Naik tangga lalu pintu sebelah kanan, adalah rumah saya). (24) 彼 ケゾーグ あ 話し始め

Kare wa suteeji ni agatte hanshi hajimeta.

(Dia pe rtama kali berbicara dan naik ke panggung).

(25) 質問 あり ん 議長 聞 ぱ 数人 手 あ

“Shitsumon arimasenka?’ to gichoo ga kikuto, patto suunin te ga agatta.


(53)

(Ketua rapat berkata, “Ada pertanyaan?” beberapa orang mengangkat tangannya).

(16) 夜空 や 花火 あ

Yozora ni azayakana hanabi ga, tsugitsugi to agatta.

(Kembang api terang di langit malam, naik satu setelah yang lainnya). (27) 大使館 庭 国旗 あ いる

Taishikan no niwa ni kokki ga agatte iru.

(Bendera nasional berkibar di halaman kedutaan) (28) タドーダ アチトャーン あ いる

Depaato no okujoo ni, adobaruun ga agatte iru. (Di atap departemen, berkibar balon untuk reklame).

b. Juga dapat menyatakan derajat atau suatu harga, menunjukan pangkat, reputasi, harga dan perpindahan ke arah yang lebih tinggi.

(19) 彼 ろ急 成績 あ

Kare wa konogoro kyuu ni seiseki ga agatta.

(Dia akhir-akhir ini dengan tiba-tiba prestasinya berkembang dengan baik).

(30) 物価 る 給料 あ ら い 生活 大変

Bukka wa agaru noni kyuuryoo wa agaranai node seikatsu ga taihen desu.


(54)

(Karena gaji saya tidak naik sedangkan harga barang naik kehidupan menjadi susah).

(31) や よう 思 運動を始め れ 効果 あ ら い

Yaseyoo to omotte undo wo hajimeta keredo, nakanaka koo ga agaranai.

(Saya mulai latihan untuk menurunkan berat badan, tapi tidak seefektif seperti yang diharapkan).

c. Selain itu, agaru dapat berarti “selesai atau lengkap”, “muncul”, menjadi gugup karena tekanan.

(32) 雨 あ れい 虹

Ame ga agatte kirei na niji ga kakatta. (Setelah hujan muncul pelangi yang indah).

(33) ふろ らあ ら冷 いニーャ 飲 い Ofuro kara agattara tsumetai hiru ga nomitai.

(Saya setelah keluar dari pemandian air panas ingin minum bir dingin). (34) 私 始め 舞台 立 あ し いセモネを忘れ

Watashi wa hajimete butaini tatta toki, agatte shimai serifu wo wasureta.

(Saya pada saat berdiri di panggung pertama kali, saya menjadi gugup dan lupa).


(55)

Agaru dalam Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar (1988) dikemukakan beberapa macam penggunaan tentang agaru, yaitu:

a. Pindah dari tempat rendah ke tempat tinggi. (35) エヤベーター る

Erebeetaa de okujou ni naru.

(Naik ke gedung di tingkat palng tinggi dengan lift). b. Sebagai tingkatan suatu hal (menjadi lebih tinggi).

(36) ケヌーチ あ る Supiido ga agaru.

(Kecepatan bertambah).

c. Menampakan hasil (dapat memperoleh hasil baik). (37) 相当 利益 あ る

Soutou no rieki ga agaru.

(Diperoleh keuntungan yang cukup besar). d. Membuka sepatu dan masuk ke dalam rumah.

(38) う う あ り い Douzou o agari kudasai. (Silahkan masuk). e. Muncul dalam bentuk yang nyata.

(39) 裏手 ら穂炎 あ


(56)

(Nyala api naik dari belakang).

f. Gugup atau bingung (tidak dapat berbuat seperti biasa karena tegang). (40) い 人 前 あ う 話 い

Oozei no hito no mae dewa agate umaku hanasenai.

(Di depan banyak orang saya tidak bias berbicara dengan baik karena gugup).

g. Selesai atau habis.

(41) 仕 半日 あ る

Kono shigoto wa hannichi de agaru hazu da.

(Pekerjaan ini tentu dapat diselesaikan dalam setengah hari saja). h. Disajikan (dipersembahkan kepada dewa atau Budha).

(42) 仏壇 燈明 あ いる Butsudan ni toumyou ga agate.

(Di tempat sembahyang agama Budha di rumah dipasang lilin). i. Sudah cukup digoreng (keadaan makanan yang digoreng sudah bisa dimakan.

(43) ネメイ あ いる う 食べ る Furai ga agate iru ka dou ka tabete miru.

(Mencoba makan satu gorengan untuk mengetahui apakah sudah cukup masak atau belum).

j. Ungkapan merendah yang berarti “pergi ke tempat dimana ada orang yang lebih atas”.


(57)

(44) 明日製品を あ り

Ashita seihin wo otodoke ni agarimasu.

(Besok barangnya akan saya antarkan kepada Anda).

2.4.2 Penggunaan Verba Noboru

Dalam Nihongo Kihon Doushi Youhou Jiten (2004) dikemukakan beberapa macam penggunaan tentang noboru, yaitu:

a. Digunakan pada kalimat yang keadaannya bergerak sampai tempat yang tinggi.

(45) 猿 木 ぼる Saru ga ki ni noboru.

(Kera naik ke atas pohon).

b. Digunakan pada saat keadaan berdiri di tempat atau posisi yang tinggi. (46) 男 大臣 位 ぼ

Sono otoko wa daijin no i ni nobotta.

(Laki-laki itu naik pangkatnya menjadi menteri).

c. Digunakan sebagai topik pembicaraan yang sedang dipersoalkan atau dipermasalahkan.

(47) あ うわ ぼ Anata no koto ga uwasa ni nobotta. (Ada kabar angin mengenai anda).


(58)

d. Digunakan ketika makanan yang tersedia atau dikeluarkan. (48) 魚 食卓 ぼる

Sakana ga shokutaku ni noboru. (Ikan disediakan di meja makan).

Noboru dalam Effective Japanese Usage Dictionary (2005) memiliki makna : a. Berpindah dari posisi rendah ke posisi yang tinggi

(49) 今度 休 山 ぼる 楽し

Kondo yasumi ni yama ni noboru no ga tanoshimida. (Liburan kali ini mendaki gunung rasanya menyenangkan). (50) 子供 ろ よ 木 ぼ

Kodomono koro, yoku kono kini nobotta.

(Pada waktu kecil, saya sering memanjat pohon ini).

(51) 私 健康 め エヤベーターを使わ 階段を ぼる

し いる

Watashi wa kenkoo no tameni, erebeetaa wo tsukawazuni kaidan wo noboru kotoni shite iru.

(Saya untuk kesehatan, memutuskan untuk naik tangga dari pada lift). (52) 産卵 時期 る 産 れ 川を ぼ る


(59)

(Ikan salem pada masa bertelur, datang ke permukaan sungai saat melahirkan).

(53) 朝日 ぼる 一日 始 る

Asahiga noboru to, ichinichi ga hajimaru. (Ketika matahari terbit, hari saya di mulai). b. Peningkatan yang berkesinambungan

(54) 煙突 煙 ぼ いる Entotsu no kemuri ga massugu eu ni nobotte iru. (Asap dari cerobong asap naik ke atas).

c. Biasanya digunakan untuk mengartikan “menjadi topik pembicaraan”. (55) ろ彼 離婚 ん 人々 話題 ぼ いる

Konogoro kareno rikon ga sakan ni hitobito no wadai ni notte iru. (Tempo hari perceraian dia telah menjadi topik pembicaraan orang).

d. Untuk menyajikan makanan.

(56) 最近 海外 ら 珍しい食べ物 食卓 ぼるよう

Saikin, kaigai kara no mezurashii tabemono ga shokutaku ni noboru yooni natta.

(Akhir-akhir ini, kita telah mempunyai makanan lebih dari negara asing di meja makan).


(60)

2.5 Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa adalah prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sample, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sample, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya serta pengevaluasian atau taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan).

Kesalahan berbahasa timbul karena pelanggaran terhadap sistem bahasa yang sedang dipelajarinya. (Nurhadi). Pelanggaran ini berkaitan erat dengan penguasaan pembelajar terhadap bahasa yang sedang dipelajarinya. Ada dua istilah dalam proses penguasaan suatu bahasa yaitu pembelajaran dan pemerolehan. Pembelajaran adalah usaha sadar menguasai bahasa yang dipelajari secara formal dan eksplisit. Pemerolehan adalah penguasaan bahasa yang tidak berdasarkan suatu kehendak yang terencana dan tidak melalui usaha belajar yang formal maupun eksplisit (Nurhadi). Penguasaan bahasa kedua dalam lingkungan bahasa pertama biasanya di dapat melalui pembelajaran. Sedangkan penguasaan bahasa kedua dilingkungan bahsa kedua bisa di dapat melalui pembelajaran dan pemerolehan (Nurhadi).

Walaupun pembelajar dan pemeroleh mempunyai definisi yang berbeda, kesalah berbahasa sering terjadi dalam proses belajar dan proses memperoleh bahasa. Dengan kata lain terdapat kaitan erat antara pemerolehan bahasa dengan kesalahan berbahasa, khusunya pada pemerolehan bahasa kedua.

Dalam proses pemerolehan bahasa kedua, bahasa pertama atau bahasa yang diperoleh sebelumnya berpengaruh. Pandangan berpengarunya bahasa pertama


(61)

terhadap proses belajar bahasa kedua lahir karena menurut Dulay, secara disadari atau tidak, siswa melakukan transfer atau pemindahan kaidah bahasa baik pemindahan struktur maupun unsur-unsur bahasa lain dalam bahasa pertama ke dalam stuktur bahas kedua. Akibatnya terjadi pergantian struktur dan kode-kode bahasa dari pertama terhadap bahasa kedua yang dihasilkan. Bentuk pemindahan ini dapat berupa kesalahan atau error, kekeliruan atau mistake, atau berupa bahasa baru yang diciptakan oleh pembelajar yaitu bahasa antar (interlanguage).

2.6 Mistake dan Error

Kekeliruan (mistake) disebutkan oleh faktor performasi berupa faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian (Tarigan). Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat. Kekeliruan dapat terjadi pada setiap tataran ketatabahasaan, dan dapat diperbaiki oleh pembelajar sendiri bila lebih sadar, mawas dan memusatkan perhatian, serta bersifat sebentar. Pembelajar sebenarnya sudah tahu sistem linguistik bahasa yang digunakan, namun karena lupa akan sistem bahasa yang digunakannya, terjadilah kekeliruan. Sedangkan kesalahan (error) disebabkan oleh faktor kompetensi, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa dan merupakan penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pembelajar yang sedag berkembang mengenai sistem bahasa kedua (Tarigan). Kesalahan terjadi secara konsisten, sistematis dan dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki, dan merupakan gambaran pemahaman pembelajar terhadap


(62)

sistem bahasa yang sedang dipelajarinya. Bila pemahan kurang dapat terjadi kesalahan, sifat kesalahan yang permanen, sistematis dan perbaikannya memerlukan bantuan guru, menjadikan kesalahan (error) tepat dijadikan sumber data analisis kesalahan dibandingkan kekeliruan (mistake), yang sifatnya sementara dan dapat diperbaiki oleh sipembelajar sendiri.

2.7 Bentuk Kesalahan Berbahasa

Dahidi mengemukakan bahwa terdapat lima bentuk kesalahan berbahasa, diantaranya:

1. Dakuraku (omission) atau penghilangan adalah kesalahan yang terjadi akibat tidak digunakannya unsur tertentu yang semestinya dipakai dalam tuturan kalimat. Dapat juga dikatakan sebagai ketidakhadiran suatu tutur yang seharunya ada dalam ucapanyang baik dan benar (Tarigan, 1988). Kesalahan ini terdapat dan bervariasi selama tahap-tahap awal pemerolehan bahasa kedua dan kesalahan akan berkurang seiring kedewasaan secara kognitif pembelajar.

2 Fuka (addition) atau penambahan yaitu kebalikan dari omission. Kesalahan ini terjadi karena pembelajar memasukkan unsur lain yang tidak perlu kedalam kalimat atau aturan menurut Tarigan (1988), kesalahan ini biasanya terjadi pada tahapan akhir pemerolehan bahasa kedua ketika pembelajar telah


(63)

selesai menerima beberapa kaidah bahasa sasaran dan dapat diakibatkan dari pemakaian kaidah-kaidah tertentu yang terlalu teliti dan berhati-hati.

3. Gokeisei (misinformation) atau salah informasi. Kesalahan ini terjadi pada tataran morfem (keitaki ayamari) baik berupa konjugasi atau pemakaian konjungsi dan ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam dakuraku unsur itu tidak ada atau tidak tersedia, maka dalam gokeisei pembelajar menyediakan serta memberikan sesuatu walaupun hal itu tidak benar sama sekali. Menurut Tarigan (1988), kesalahan ini dibuat pembelajar yang lebih besar (secara kognitif) dengan membuat aneka bentuk kalimat yang lebih kompleks, namun cenderung menghasilkan kesalahan yang lebih besar pula.

4. Kondoo (alternating form) atau bentuk pengganti. Kesalahan ini terjadi akibat pemilihan kata (diksi) yang tidak tepat baik bentuk jidoushi, tadoushi, modus, partikel, dan lain-lain. Misalnya sering tertukar pemakaian `wa` dengan `ga`, pemakaian `te iru` dengan `te aru`, dan lain-lain.

5. Ichi (misordering) adalah salah susun. Kesalahan ini terjadi akibat letak atau penerapan unsur yang tidak runtut (kesalahan struktur).

Berdasarkan penyebabnya kesalahan berbahasa dibedakan sebagai berikut.

1. Kesalahan antarbahasa (interlingual error), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interfensi (pengaruh) bahasa ibu pembelajar terhadap bahasa yang sedang dipelajari.


(64)

2. Kesalahan intrabahasa (intralingual error) yaitu kesalahan yang tidak berhubungan dengan bahasa pertama, tetapi merupakan kesalahan perkembangan (development error) yang timbul pada proses pembelajaran bahasa sasaran. (Koyanagi, 2004).

Ada empat penyebab kesalahan berbahasa pada interlingual ini (Tarigan, 1988). 1. Overgeneralization, atau kesalahan akibat penyamarataan yang berlebihan.

Kesalahan ini disebabkan oleh perluasan kaidah-kaidah bahasa sasaran (bahasa kedua) pada konteks-konteks yang tidak tepat, mencakup pencitraan struktur yang menyimpang berdasarkan pengalamannya mengenai struktur-struktur lain dalam bahasa sasaran atau bahasa target. Hal ini dimungkinkan sebagai upaya pembelajar mengurangi beban linguistiknya.

2. Igorance of rule restriction atau ketidaktahuan akan pembatasan kaidah-kaidah. Kesalahan ini disebabkan kegagalan mengamati pembatasan-pembatasan atau restriksi-restriksi struktur yang ada, yaitu penerapan kaidah-kaidah terhadap konteks-konteks yang tidak menerima penerapan tersebut. Kesalahan ini berupa penghilangan atau penambahan objek atau unsur yang seharusnya tidak perlu.

3. Incomplete application of rules atau penerapan kaidah yang tidak sempurna. Yaitu terjadinya struktur-struktur yang penyimpangannya menggambarkan taraf perkembangan kaidah-kaidah yang diperlukan untuk menghasilkan unsur-unsur yang dapat diterima.


(65)

4. False concept hypothesizes atau salah menghipotesiskan konsep. Kesalahan ini terjadi karena pemahaman yang salah terhadap pembedaan-pembedaan terhadap bahasa target. Hal ini kadang-kadang berkaitan dengan gradasi butir-butir pengajaran yang tidak selaras.

2.8 Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa

Tujuan yang hendak dicapai dalam analisis kesalahan berbahasa adalah mencari umpan balik yang dapat digunakan sebagai titik tolak perbaikan pengajaran bahasa, yang pada gilirannya dapat mencegah atau mengurangi kesalahan yang mungkin dibuat oleh para pembelajar. Dengan adanya analisis kesalahan, dapat memberi masukan untuk penyusunan materi pengajaran bahasa, sebagai latihan-latihan yang bersifat remedial, dan sebagai alat untuk memilih butir-butir bagi evaluasi atau pengujian kemahiran pembelajar. Menurut Nurhadi (1995), analisis kesalahan berbahasa memberikan landasan untuk menunjang segi di daksis bagi metodologis pengajaran berbahasa.


(66)

第一章 序論

1.1 問題背景

日本文法 クラス 知 い いう言葉 10

動詞 形容詞 形容動詞 名詞 福祉 連体詞 接続詞 感動詞 助動詞

司 いうこ あ 1 日本語文法 動詞

インドネシア語中 動詞 何 状況 使うこ あ し

し 日本語 言語 いく 言葉 あ う 聞こえ 音声

言葉 意味 非常 似 い 類義語 いうこ あ 類義語 使用 多い

筆者 経験 基 い あ ぼ 使用 新しい日本語 学

学生 発生す 生徒 区 す こ い こ 二 動

詞 機能 理解し こ 現象 発生す こ あ こ

決 ミス 犯すこ 動詞 使用し 二 区 す 日本語

学習す 新しい生徒 作 こ

筆者 観察 インドネシア.コンピューター大学 日本語学科

. 学生 年生 問題 困 い 理由


(67)

1.2 問題設定

記 述べ 問題 背景 基 い 当研究 答え う う 問題 以

通 あ

.日本語 動詞 あ ぼ 使用 誤用 何

.動詞 あ ぼ 使用 誤 原因 何 ?

. 記 , 問題 減 す 対策 何

1.3 問題 目的

研究 目的 び意義 次 う あ

.日本語 動詞 あ ぼ 使用 御用 知

.動詞 あ ぼ 使用 誤 原因 知 あ

. 記 , い 減 す 対策 知 あ

1.4 研究 利益

以 的 基 い こ 研究 意義 次 う あ

.日本語 学生 特 Unikom 学生 本研究 日本語

動詞 あ ぼ い 使用 御用す こ 思う


(68)

動詞 あ ぼ い 使用 誤用知 こ 思う

.日本語 学習者 日本語 動詞 あ ぼ 使

い分け い 方向す こ 思う

1.5 本論 構成

第一章 序論

第一章 問題 背景 問題 設定 問題 目的 研究 利益 本論

構成 べ

第二章 基本的 理論

第二章 日本語 うし あ ぼ 使用 言葉 誤用分析

誤用分析 目的 言葉 述べ

第 章 研究 方法

第 章 研究 方法 データ 収集 技法 データ 分析 技法

び研究 対象 述べ

第四章

第四章 データ収集 加工 方法 研究技法 み データ 技法


(69)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang dibagi menjadi sepuluh bagian, yaitu: doushi (verba), keiyoushi (ajektiva-i), keiyoudoushi (ajektiva-na), meishi (nomina), fukushi (adverbia), rentaishi (prenomina), setsuzokushi (konjungsi), kandoushi (interjeksi), jodoushi (verba bantu) dan joshi (partikel). Salah satu dari sepuluh kelaskata dalam gramatika bahasa Jepang adalah doushi. Sutedi (2004) mengemukakan bahwa “doushi yaitu verba yang bisa berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk atau katsuyou, dan bisa berdiri sendiri”. Selain itu verba dalam bahasa Jepang mengalami perubahan bentuk (katsuyou) dan perubahan tersebut bermacam-macam sesuai dengan waktu terjadinya dan tujuan ungkapan penggunaannya.

Di dalam bahasa Indonesia biasanya sebuah kata kerja dipakai dalam berbagai situasi apapun. Tetapi didalam bahasa Jepang terdapat beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan yang berbeda namun memiliki makna yang sangat mirip yang disebut dengan istilah ruigigo, keberadaan serta penggunaan ruigigo dalam bahasa Jepang banyak dan luas sekali.

Dalam bahasa Indonesia, untuk menyatakan pemakaian suatu benda biasa diucapkan seperti: memakai baju, memakai kaca mata, dan lain-lain. Tetapi dalam bahasa Jepang pernyataan tersebut berbeda-beda tergantung benda yang dipakainya.


(70)

Contoh :

Tabel 1.1

Daftar Verba Dalam Bahasa Jepang Yang Berarti Memakai No. Verba Cara Baca Arti Digunakan Pada

1. る Kiru memakai baju dan kimono.

2. く Haku memakai celana, sepatu, sandal dan kaus kaki.

3. しめる Shimeru memakai dasi dan ikat pinggang. 4. ける Kakeru memakai kaca mata.

5. める Hameru memakai cincin. 6. ぶる Kaburu memakai topi. 7. まく maku memakai syal.

8. する suru memakai sarung tangan.

Sumber : Nihongo Shoho (2002)

Selain verba yang berarti “memakai” ada juga verba dalam bahasa Jepang yang berarti sama dalam bahasa Indonesia. Seperti berikut:

Tabel 1.2

Daftar Verba Dalam Bahasa Jepang Yang Berarti Naik No. Verba Cara Baca Digunakan Untuk

1. る noru naik kendaraan mobil, motor dan lain-lain.

2. ぼる noboru naik pohon, gunung, dan lain-lain. 3 あ る agaru naik tangga, meningkat, maju,

makan, minum dan gugup.


(71)

Contoh :

(1) 汽車に る。 Kisha ni noru. (naik kereta api.) (2) 山に ぼる。

Yama ni noboru.

(mendaki gunung.) (3) 物価 あ る。

Bukka ga agaru. (harga naik.)

(Matsuura,1994) Dari tabel 1.2 terlihat persamaan dan perbedaan penggunaan verba agaru dan noboru. Kedua verba tersebut mempunya fungsi yang berbeda. Verba agaru pada umumnya berfungsi untuk naik suatu barang, tingkatan suatu hal menjadi lebih tinggi, menampakan hasil dan muncul dalam bentuk yang nyata. Sedangkan noboru umumnya berfungsi untuk mendaki ketempat yang tinggi, menjadi topik pembicaraan dan peningkatan yang berkesianmbungan.

Dalam Sutedi (2008) dikatakan kalau perbedaaan dan persamaan verba agaru dan noboru adalah sebagai berikut :


(72)

Persamaannya :

a. Persamaannya :

1. Kedua verba tersebut pada dasarnya berarti “naik” secara ruang dari bawah keatas.

2. Kedua verba tersebut bisa juga digunakan untuk menyatakan (gerak perpindahan mendatar), dan juga untuk menyatakan (perubahan suatu keadaan).

3. Kedua verba tersebut bisa digunakan dalam pola kalimat “~ o agaru/noboru” atau “~ ni agaru/noboru”.

b. Perbedaannya :

1. Agaru lebih menekankan pada tempat tujuan (totatsuten). Noboru penekanannya pada tempat yang dilaluinya (keiro). Lebih jauh lagi agaru lebih menekankan pada hasil/akibat dari gerak tersebut, sedangkan noboru penekanannya pada proses terjadinya gerak tersebut.

2. Subjek verba agaru semua jenis benda, baik yang bergerak sebagian saja ataupun secara keseluruhan, sedangkan subjek noboru terbatas pada benda yang bergerak secara keseluruhan dengan kemampuannya sendiri. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat beberapa contoh kalimat berikut ini.

(4) 子供たち 一階 ら二階にあ った。 Kodomotachi ga ikkai kara nikai ni agatta. (Anak-anak naik dari lantai 1 ke lantai 2.)


(73)

(5) 潜水夫 海 ら船にあ る。 Sensuifu ga umi kara fune ni agaru. (Penyelam naik dari laut ke kapal.) (6) 猿 木に ぼる。

Saru ga ki ni noboru. (Kera naik keatas pohon.) (7) 子供たち 富士山に ぼる。 Kodomotachi ga fujisan ni noboru. (Anak-anak naik kegunung Fuji.)

(Sutedi, 2008) Pada contoh kalimat (4) dan (5) diatas verba noboru tidak dapat digunakan, karena kedua tempat tersebut merupakan tempat tujuan (titik akhir). Begitu juga pada contoh kalimat (6) dan (7) diatas verba agaru tidak dapat digunakan, karena kata ki (pohon) dan fujisan (gunung fuji) tidak bisa dijadikan tempat tujuan atau titik akhir dari gerak naik tersebut.

Perhatikan contoh kalimat berikut :

(8) 猫 屋根 てっぺんに{あ った/ ぼった} 。

Neko ga yane no teppen ni (agatta/nobotta). (Kucing naik ke puncak atap).


(74)

(9) 子供たち 山 頂上に{あ った/ ぼった}。 Kodomotachi ga yama no choujou ni (agatta/nobotta). (Anak-anak naik ke puncak gunung).

(Sutedi, 2008) Verba agaru dan noboru pada kedua contoh kalimat (8) dan (9) bisa digunakan, karena ada dua macam penafsiran. Pertama, jika kita menafsirkan bahwa puncak gunung dan puncak atap merupakan titik akhirnya, maka gunakan verba agaru. Kedua, noboru digunakan, jika kita memandang bahwa tempat tersebut bukan hanya berupa titik akhir (tempat tujuan) saja, melainkan juga sebagai tempat kegiatan/aktifitas naik tersebut.Dari contoh kalimat di atas dapat di lihat kalau verba agaru dan noboru sudah mempunyai ketentuan dalam kalimat tertentu.

Berdasarkan pengalaman penulis, kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru tidak hanya dapat terjadi pada mahasisiwa yang baru mempelajari bahasa Jepang, tetapi bisa juga terjadi pada mahasiswa yang telah lama mempelajari bahasa Jepang. Hal ini karena mahasiswa belum bisa membedakan dan memahami fungsi dari masing-masing penggunaan kedua verba tersebut. Inilah yang dapat memicu mahasiswa yang baru ataupun yang telah belajar bahasa Jepang dapat berbuat kesalahan dalam membuat dan membedakan kalimat dengan menggunakan verba agaru dan noboru. Seperti dalam contoh kalimat di bawah ini, pada saat pertama kali belajar bahasa Jepang, penulis sulit membedakan penggunaan kedua verba tersebut.


(75)

Contoh :

(10) リングにあ る。 Ringu ni agaru. Naik ke ring.

(11) 子供たち 山に ぼる。 Kodomotachi ga yama ni noboru. (Anak-anak naik gunung).

(Sutedi:2008) Dari contoh kalimat (10) dan (11), walaupun sama-sama mempunyai makna `naik`, verba agaru tidak bisa digunakan pada kalimat (11), hal inilah yang sempat

membuat penulis mengalami kesalahan dalam menggunakan kedua verba tersebut. Dilihat dari banyaknya aturan yang dipakai dalam penggunakan verba agaru

dan noboru, seperti diuraikan di atas, maka sebagai pembelajar bahasa Jepang wajib untuk menguasai aturan-aturan tersebut. Rumitnya aturan-aturan yang harus diperhatikan dalam penggunaan verba agaru dan noboru bisa menimbulkan peluang terjadinya kesalahan dalam penggunaannya.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan tersebut maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Penggunaan Verba Agaru dan Noboru Dalam Bahasa Jepang”.


(76)

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa banyak kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru?

2. Apa faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru?

3. Apa yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru?

Melalui penelitian ini peneliti hanya akan meneliti tentang kesalahan yang terjadi dalam penggunaan verba agaru dan noboru. Dalam pembatasan masalah peneliti hanya akan meneliti tentang seberapa besar kesalahan yang terjadi dalam penggunaan verba agaru dan noboru berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

1. Verba Agaru

a. Menyatakan naik.

b. Tingkatan suatu hal menjadi lebih tinggi. c. Menyatakan selesai atau habis..

2. Verba Noboru

a. Naik menuju ketempat yang labih tinggi.. b. Peningkatan yang berkesinambungan. c. Sebagai topik pembicaraan.


(77)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa banyak kesalahan mahasiswa dalam menggunakan verba agaru dan noboru.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru.

3. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1) Peneliti

Manfaat untuk penulis adalah penulis akan lebih tahu tentang penggunaan verba agaru dan noboru.

2) Mahasiswa.

Manfaat untuk mahasiswa adalah mahasiswa bisa mengetahui bentuk kesalahan dan bisa menggunakan verba agaru dan noboru yang benar dalam kalimat bahasa Jepang.

3) Pengajar

Manfaat untuk pengajar adalah pengajar bisa menentukan cara yang tepat dalam menyampaikan materi tentang penggunaan verba agaru dan noboru dalam kalimat bahasa Jepang.


(78)

1.5 Definisi Operasional

Bagian ini untuk menjelaskan lebih rinci istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Analisis kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru adalah penelitian terhadap mahasiswa untuk mengetahui bagaimana tingkat kesalahan mahasiswa dalam menggunakan verba agaru dan noboru yang dilihat dari segi fungsi.

1.6Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat dan jelas tentang latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang verba (dooshi), verba agaru dan noboru, analisis kesalahan berbahasa, bentuk kesalahan berbahasa dan tujuan analisis kesalahan berbahasa.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian, objek penelitian, tteknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menganalisa semua data yang di dapat melalui tes dan wawancara.


(79)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil yang didapat dari bab sebelumnya, dan menuliskan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini.


(80)

DAFTAR PUSTAKA

Dahidi, Ahmad, dkk. Edisi Agustus. Analisis Kesalahan. Media Komunikasi. ASPBJI Korwil Jabar. Diterbitkan.

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan Pertama). Jakarta : Kesaint Blanc

Djojosuroto, K. (2000). Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa Dan Sastra. Jakarta: Nuansa.

Furqon, D. (2002). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung. Alfabet. Himeno, Masako. (2004). Nihongo Hyougen Katsuyou Jiten. Kenkyusha. Kageyama, Taro. (2001). Doushi No Imi To Koubun : Japan.

Koizumi, Tamotsu et.al. (2004). Nihongo Kihon Doushi Yohou Jiten. Japan

Masayoshi, Hirose et.al (2001). Effective Japanese Usage Dictionary. Tokyo : Kodansha.

Matsuura, Kenji. (1994). Kemus Jepang Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Malang Press.

Putri, P.D. (2006). “Analisis Makna Verba Nigiru dan Tsukamu Sebagai Sinonim”, (Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang UPI Bandung, Fakultas Bahasa : tidak diterbitkan).

Rahayu, Sri Makmuroh. (2007). Metodologi Penelitian. Diktat Kuliah. Tidak Diterbitkan.

Supriyawan, Deni (2006). “Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Ungkapan Pengandaian (ba, tara, nara, to) bahasa Jepang”, (Skripsi Program Sastra Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : tidak diterbitkan).

Suryabrata, Sumardi. (1997). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Sutedi, Dedi (2008). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora.


(81)

Tarigan, (1988). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Cetakan X. Bandung:Angkasa.

Tooru, Aoyama. (1988). Kamus Pemakaian Bahas Jepang Dasar. Kokuritsu Nihongo Kenkyusho.

Taniguchi, Goro. (1995). Kamus Standar Indonesia Jepang. Jakarta: Dian Rakyat. Yulia, Opi. (2007). “Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Partikel Ni

dan De yang Menyatakan Tempat”, (Skripsi Program Sastra Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : tidak diterbitkan).

http://massofa.wordpress.com/2008/08/23/metodologi-analisis-kesalahan-berbahasa/ [26 November 2008]


(1)

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa banyak kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru?

2. Apa faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru?

3. Apa yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru?

Melalui penelitian ini peneliti hanya akan meneliti tentang kesalahan yang terjadi dalam penggunaan verba agaru dan noboru. Dalam pembatasan masalah peneliti hanya akan meneliti tentang seberapa besar kesalahan yang terjadi dalam penggunaan verba agaru dan noboru berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

1. Verba Agaru

a. Menyatakan naik.

b. Tingkatan suatu hal menjadi lebih tinggi. c. Menyatakan selesai atau habis..

2. Verba Noboru

a. Naik menuju ketempat yang labih tinggi.. b. Peningkatan yang berkesinambungan. c. Sebagai topik pembicaraan.


(2)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa banyak kesalahan mahasiswa dalam menggunakan verba agaru dan noboru.

2. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru.

3. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi kesalahan dalam penggunaan verba agaru dan noboru.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1) Peneliti

Manfaat untuk penulis adalah penulis akan lebih tahu tentang penggunaan verba agaru dan noboru.

2) Mahasiswa.

Manfaat untuk mahasiswa adalah mahasiswa bisa mengetahui bentuk kesalahan dan bisa menggunakan verba agaru dan noboru yang benar dalam kalimat bahasa Jepang.

3) Pengajar

Manfaat untuk pengajar adalah pengajar bisa menentukan cara yang tepat dalam menyampaikan materi tentang penggunaan verba agaru dan noboru dalam kalimat bahasa Jepang.


(3)

1.5 Definisi Operasional

Bagian ini untuk menjelaskan lebih rinci istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Analisis kesalahan mahasiswa dalam penggunaan verba agaru dan noboru adalah penelitian terhadap mahasiswa untuk mengetahui bagaimana tingkat kesalahan mahasiswa dalam menggunakan verba agaru dan noboru yang dilihat dari segi fungsi.

1.6Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan secara singkat dan jelas tentang latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang verba (dooshi), verba agaru dan noboru, analisis kesalahan berbahasa, bentuk kesalahan berbahasa dan tujuan analisis kesalahan berbahasa.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian, objek penelitian, tteknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menganalisa semua data yang di dapat melalui tes dan wawancara.


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil yang didapat dari bab sebelumnya, dan menuliskan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Dahidi, Ahmad, dkk. Edisi Agustus. Analisis Kesalahan. Media Komunikasi. ASPBJI Korwil Jabar. Diterbitkan.

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang (Cetakan Pertama). Jakarta : Kesaint Blanc

Djojosuroto, K. (2000). Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa Dan Sastra. Jakarta: Nuansa.

Furqon, D. (2002). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung. Alfabet. Himeno, Masako. (2004). Nihongo Hyougen Katsuyou Jiten. Kenkyusha. Kageyama, Taro. (2001). Doushi No Imi To Koubun : Japan.

Koizumi, Tamotsu et.al. (2004). Nihongo Kihon Doushi Yohou Jiten. Japan

Masayoshi, Hirose et.al (2001). Effective Japanese Usage Dictionary. Tokyo : Kodansha.

Matsuura, Kenji. (1994). Kemus Jepang Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Malang Press.

Putri, P.D. (2006). “Analisis Makna Verba Nigiru dan Tsukamu Sebagai Sinonim”, (Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang UPI Bandung, Fakultas Bahasa : tidak diterbitkan).

Rahayu, Sri Makmuroh. (2007). Metodologi Penelitian. Diktat Kuliah. Tidak Diterbitkan.

Supriyawan, Deni (2006). “Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Ungkapan Pengandaian (ba, tara, nara, to) bahasa Jepang”, (Skripsi Program Sastra Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : tidak diterbitkan).

Suryabrata, Sumardi. (1997). Metode Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Sutedi, Dedi (2008). Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora.


(6)

Tarigan, (1988). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa Cetakan X. Bandung:Angkasa.

Tooru, Aoyama. (1988). Kamus Pemakaian Bahas Jepang Dasar. Kokuritsu Nihongo Kenkyusho.

Taniguchi, Goro. (1995). Kamus Standar Indonesia Jepang. Jakarta: Dian Rakyat. Yulia, Opi. (2007). “Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Penggunaan Partikel Ni

dan De yang Menyatakan Tempat”, (Skripsi Program Sastra Jepang UNIKOM Bandung, Fakultas Sastra : tidak diterbitkan).

http://massofa.wordpress.com/2008/08/23/metodologi-analisis-kesalahan-berbahasa/ [26 November 2008]