ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN JOOTAI NO FUKUSHI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN JOOTAI NO
FUKUSHI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memperoleh
gelar sarjana pendidikan bahasa Jepang (S1)

oleh
Giyatmi
NIM 2302408033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

pada :
Hari
: Kamis
Tanggal
: 28 Februari 2013

Panitia Ujian Skripsi
Ketua,

Sekretaris,

Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum
NIP:196408041991021001

Retno Purnama Irawati, S.S.,M.Pd
NIP:19780725200512002

Penguji I,

Setiyani Wardhaningtyas,S.S.,M.Pd

NIP. 197208152006042002

Penguji II/Pembimbing II,

Penguji III/Pembimbing I,

Silvia Nurhayati, M.Pd
NIP. 19781132005012001

Andy Moorad Oesman, S. Pd, M. Ed
NIP. 197311262008011005
ii

PERNYATAAN
Dengan ini saya,
Nama

: Giyatmi

NIM


: 2302408033

Prodi

: Pendidikan Bahasa Jepang

Jurusan

: Bahasa dan Sastra Asing

Fakultas

: Bahasa dan Seni

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Kesalahan Penggunaan Jootai no Fukushi dalam kalimat bahasa Jepang”
yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana ini merupakan hasil karya saya sendiri. Skripsi ini saya hasilkan setelah
melalui penelitian, pembimbingan, diskusi dan pemaparan ujian. Semua kutipan

baik langsung maupun tidak langsung, baik yang diperoleh melalui sumber
kepustakaan maupun sumber lainnya telah disertai keterangan mengenai identitas
sumbernya dengan cara sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah.
Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini telah
membubuhkan tanda tangan sebagai keabsahannya, seluruh isi karya ini menjadi
tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidakabsahan, saya
bersedia menerima akibatnya.

Semarang, 28 Februari 2013
Yang membuat pernyataan,

Giyatmi
NIM 2302408033

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“...Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya.
Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, ia akan tetap tinggal

dibumi...” ( QS.Ar Ra’d 17)
“Harapan itu layaknya cahaya, Tak selalu terang...tapi ia ada”
“Laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha...”(QS. Albaqarah :286)
(Allah tidak membebani hambanya melainkan sesuai dengan kesanggupannya)
Man Jadda Wa Jadda
Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti berhasil

Persembahan:
 Ibu, kakak dan keluarga tercinta
 Dosen bahasa Jepang tercinta
 Sahabatku, Intan dan Darmayanti
 Nilam Syifa, Helida, dan Fradizta
 Rina, Helmi, Ika senpai, Fitri, Ayu, Ike,
Hafidza dan Nikah (AMORA^^)
 My Best Friends ”Yondaime Nakama”
 Pembaca Karya Ini

iv

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan
judul “Analisis Kesalahan Penggunaan Jootai no Fukushi dalam kalimat
bahasa Jepang”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa dan Sastra
Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang tahun 2012-2013.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan rasa
hormat kepada beberapa pihak berikut ini :
1.

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin atas penulisan
skripsi ini.

2.

Dr. Zaim Elmubarok, S.Ag, M.Ag., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Asing yang telah memberikan ijin atas penulisan skripsi ini.


3.

Ai Sumirah Setiawati, S.Pd, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Jepang yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4.

Andy Moorad Oesman S.Pd, M.Ed., dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengoreksi serta memberikan
masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5.

Silvia Nurhayati S.Pd, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan mengoreksi serta memberikan
masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

6.


Setiyani Wardaningtyas S.S, M.Pd., selaku dosen penguji utama yang
telah memberikan masukan, kritik, dan saran hingga terselesaikannya
skripsi ini.

7.

Wakana Yuiko, MA., selaku tenaga ahli pendidikan Bahasa Jepang Unnes
dari Japan Foundation yang telah meluangkan waktu untuk membimbing
dan memeriksa data penelitian dalam penulisan skripsi ini.

8.

Dosen prodi pendidikan bahasa Jepang yang telah memberikan ilmunya.

v

9.

Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran pembaca yang bersifat positif dan membangun demi kemajuan dan
kesempurnaannya.

Semarang, 28 Februari 2013

Penulis

vi

ABSTRAK
Giyatmi. 2013. Analisis Kesalahan Penggunaan Jootai No Fukushi dalam
Kalimat Bahasa Jepang. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing
I. Andy Moorad Oesman, S. Pd, M.Ed. Pembimbing II. Silvia
Nurhayati, S.Pd, M.Pd
Kata kunci: Analisis, Kesalahan, Jootai no fukushi
Jootai no fukushi merupakan fukushi yang menerangkan kata kerja
dan secara jelas menerangkan keadaan dari suatu pekerjaan atau aktivitas.

Jootai no fukushi merupakan jenis fukushi yang paling banyak ditemukan
pada buku Minna no nihongo yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Jepang di UNNES. Dalam buku Minna no nihongo, 48 dari 89 fukushi
yang ada merupakan jootai no fukushi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
mahasiswa prodi pendidikan bahasa Jepang UNNES angkatan 2010,
prosentase kesalahan penggunaan jootai no fukushi kurang lebih sebesar
42,5%. Hasil studi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa masih
terdapat beberapa kesalahan-kesalahan dalam penggunaan jootai no
fukushi yang perlu lebih diperhatikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan
penggunaan jootai no fukushi dan penyebab terjadinya kesalahan sehingga
dapat dijadikan sebagain bahan evaluasi dan pencarian solusi untuk
pembelajaran jootai no fukushi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V
Pendidikan Bahasa Jepang Unnes angkatan 2010 dengan sampel sebanyak
35 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui prosentase kesalahan jootai
no fukushi adalah sebesar 43,5%. Kesalahan tersebut tergolong pada
tingkat cukup rendah, namun ada beberapa kesalahan yang perlu lebih

diperhatikan yaitu kesalahan dalam menggunakan jootai no fukushi yang
memiliki kemiripan arti dan fungsi, kesalahan dalam memahami konteks
kalimat dan kesalahan karena sama sekali tidak memahami arti dan fungsi
jootai no fukushi. Penyebab terjadinya kesalahan tersebut adalah karena
ketika mempelajari jootai no fukushi, mahasiswa hanya memperhatikan
makna secara leksikal. Mahasiswa juga hanya memperhatikan fungsi
fukushi secara umum, dan kurang memperhatikan konteks kalimat.

vii

RANGKUMAN

Giyatmi. 2013. Analisis Kesalahan Penggunaan Jootai No Fukushi dalam
Kalimat Bahasa Jepang. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Asing,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing
I. Andy Moorad Oesman, S. Pd, M.Ed. Pembimbing II. Silvia
Nurhayati, S.Pd, M.Pd

Kata kunci

: Analisis, kesalahan, jootai no fukushi

A. Latar Belakang
Fukushi (kata keterangan) merupakan salah satu kelas kata yang
termasuk dalam jenis jiritsugo, yaitu kata yang dapat berdiri sendiri
sebagai bunsetsu (frase) dan dapat menunjukkan arti meskipun tidak
mendapat bantuan dari kata lain. Fukushi dibagi menjadi beberapa jenis
antara lain; jootai no fukushi, teido no fukushi dan chinjutsu no fukushi.
Jootai no fukushi merupakan fukushi yang menerangkan kata kerja
dan secara jelas menerangkan keadaan dari suatu pekerjaan atau aktivitas.
Jootai no fukushi merupakan jenis fukushi yang paling banyak ditemukan
pada buku Minna no nihongo yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Jepang di Unnes. Hal tersebut tersebut ditunjukkan dengan jumlah jootai
no fukushi yang terdapat pada buku Minna No Nihongo, 48 dari 89 fukushi
yang ada merupakan jootai no fukushi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada mahasiswa prodi
pendidikan bahasa Jepang Unnes Angkatan 2010, prosentase kesalahan
penggunaan jootai no fukushi kurang lebih sebesar 42,5%. Hasil studi
pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang
tidak memahami penggunaan jootai no fukushi sehingga cenderung salah
dalam menggunakan jootai no fukushi dalam kalimat.

viii

Berdasarkan permasalahan tersebut,

pemahaman mengenai

penggunaan jootai no fukushi secara tepat menjadi faktor yang penting
dalam pembelajaran bahasa Jepang agar pembelajar dapat menggunakan
jootai no fukushi dengan baik dan benar. Jika pembelajar mampu
memahami jootai no fukushi dengan benar, maka kemampuan pembelajar
dalam menggunakan jootai no fukushi pun akan semakin meningkat. Pada
penelitian ini, peneliti akan menganalisis kesalahan penggunaan jootai no
fukushi dan penyebabnya, sehingga apabila telah diketahui kesalahan apa
yang terjadi pada mahasiswa, hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi serta untuk mencari solusi dalam meningkatkan pemahaman dan
kemampuan mahasiswa dalam menggunakan jootai no fukushi.
B. Landasan Teori
1. Kelas Kata (Hinshi)
Gramatika Bahasa Jepang memiliki pengklasifikasian kelas kata
yang disebut hinshi bunrui. Kelas kata tersebut diklasifikasikan
berdasarkan fungsi, bentuk maupun sifatnya. Murakami dalam Sudjianto
(2007: 148) mengemukakan pembagian kelas kata ke dalam beberapa jenis
berdasarkan fungsi dan sifatnya. Pembagian tersebut dijelaskan melalui
bagan sebagai berikut:

dooshi
mengalami
konjugasi/ deklinasi

menjadi predikat

yoogen

keiyooshi
keiyoodooshi

jiritsugo

menjadi
subyek
tidak mengalami
konjugasi/
deklinasi

tango

Berdasarkan bagan

taigen

menjadi
keterangan

tidak
tersebut,menjadi
dapat
subyek

meishi
menerangkan
yoogen

fukushi

menerangkan
taigen

rentaishi

disimpulkan bahwa
fukushi
menjadi
tidak

penyambung

setsuzokushi

menjadi
merupakan kata yang termasuk dalam kelompok
jiritsugo, dapat berdiri
keterangan

tidak menjadi

sendiri tanpa mendapat bantuan dari kata lain, berfungsi penyambung
sebagai kata
mengalami konjugasi/ deklinasi

jodooshi

tidak mengalami konjugasi/
deklinasi

joshi

fuzokugo

ix

kandooshi

keterangan yang menerangkan yoogen (verba dan adjektiva)

, tidak

mengalami perubahan dan tidak dapat menjadi subyek.
2. Fukushi (kata keterangan)
Matsuoka dalam buku Sudjianto (2007;165) mengemukakan
bahwa fukushi adalah kata-kata yang menerangkan kata kerja, kata sifat
dan kata keterangan yang lainnya, tidak dapat mengalami perubahan dan
berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana atau
perasaan pembicara.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama fukushi adalah

untuk menyatakan keadaan atau derajat suatu

aktivitas pada kata kerja, kata sifat dan kata keterangan lain.
Takanao (1984:116-117) dalam buku Sudjianto (2007;166)
membagi fukushi menjadi tiga jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Jootai no fukushi
Isami (1986:146) dalam buku Sudjianto (2004:74) menyatakan
bahwa jootai no fukushi merupakan fukushi yang sering digunakan untuk
menerangkan verba, dan secara jelas menerangkan keadaan pekerjaan atau
perbuatan tersebut. Misalnya:
Shikkari to nigiru (Memegang dengan kuat)
Yukkuri to aruku. (Berjalan dengan pelan-pelan)
Hakkiri to mieru. (Terlihat dengan jelas)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama jootai no fukushi adalah menerangkan kata kerja atau perbuatan dari
sesuatu
b.

Teido no fukushi
Teido no fukushi adalah fukushi yang menerangkan yoogen (verba,

adjektiva – i, adjektiva – na), menyatakan standar (batas, tingkat, derajat)
suatu keadaan atau suatu perbuatan (Murakami Motojiro, 1986 : 95 dalam

x

Sudjianto 2007 :167). Berdasarkan fungsinya, teido no fukushi dibagi
menjadi beberapa jenis antara lain:
a. Teido no fukushi yang menerangkan adjektiva – i, contoh: sukoshi
atsui
b. Teido no fukushi yang menerangkan adjektiva- na,contoh:zuibun
nigiyaka
c. Teido

no

fukushi

yang

menerangkan

verba,contoh:kanari

wakarimasu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama teido no fukushi adalah menerangkan keadaan yang menyatakan
standar meliputi batas, tingkat dan derajat
c. Chinjutsu no fukushi
Chinjutsu no fukushi merupakan adverbia yang digunakan untuk
menerangkan suatu pernyataan dalam predikat.
Misalnya:
Kesshite makenai (sama sekali tidak akan kalah)
Marude yume no youda (seolah-olah bagaikan mimpi)
Moshi shippai shitara dousuru? (Bagaimana jika gagal?)
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama chinjutsu no fukushi adalah menerangkan suatu pernyataan dalam
predikat secara khusus.
3. Pembelajaran fukushi
Hayashi dalam buku Nihongo kyouiku Handobukku (1990;456)
menyatakan bahwa dalam pembelajaran fukushi perlu memperhatikan hal
berikut:
副詞

意味



学習

教え



伴う

文型



文型練習



Fukushi no imi wo oshieru koto ni wa muzukashisa ga tomonau. Bunkei o
shimeshite bunkei renshuu no naka de gakushuusa na kereba naranai.

xi

Dalam mengajarkan arti fukushi, akan disertai kesulitannya. (Pembelajar)
harus mempelajari (fukushi) dalam latihan pola kalimat.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa dalam
mengajarkan arti dari fukushi, pembelajar harus lebih ditekankan
penggunaan fukushi dalam latihan pola kalimat.
4. Analisis Kesalahan
Pengertian analisis kesalahan dalam Shinpan Kyooiku Jiten
(2005:169) adalah sebagai berikut:
誤用研究

学習者


考え










日本語教育・日本語学習



存在



役立


研究



Goyookenkyuu wa gakushuusha ga okosu ayamari ni tsuite, dono yoona
ayamari sonzaisurunoka, dooshite ayamari o okosunoka, donoyooni
teiseisureba yoika nado o kangae, nihongo kyooiku, nihongo gakushuu
nadoni yakudatsutosuru kenkyuu dearu.
Penelitian kesalahan adalah penelitian mengenai kesalahan yang
dilakukan pembelajar seperti; bagaimana tingkat kesalahannya, mengapa
timbul kesalahan dan bagaimana perbaikannya sehingga bermanfaat bagi
pembelajaran Bahasa Jepang ataupun pelajaran Bahasa Jepang.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V
Pendidikan Bahasa Jepang UNNES Angkatan 2010. Sampel yang
digunakan sebanyak 35 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan tes. Langkah-langkah teknik analisis
data yang digunakan adalah mengoreksi jawaban salah dan benar pada
setiap soal instrumen tes, memberikan skor 0 untuk jawaban salah dan 1
untuk jawaban benar, menyusun tabel frekuensi dan prosentase jawaban,
menghitung frekuensi dan prosentase jawaban salah pada tiap soal,

xii

menghitung tingkat kesalahan secara keseluruhan, menganalisis dan
menginterpretasikan

kesalahan

sesuai

dengan

tingkatannya,

dan

menyimpulkan hasil analisis data.
D. Hasil penelitian
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat diketahui
prosentase rata-rata kesalahan penggunaan jootai no fukushi adalah
sebesar 43,5%. Adapun jenis dan faktor penyebab kesalahan penggunaan
jootai

no fukushi adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam penggunaan jootai no fukushi.
Kesalahan mahasiswa dalam menggunakan jootai no fukushi
adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam menggunakan jootai no fukushi yang memiliki
kemiripan arti, misal: „choudo‟ dan „pittari.
2. Kesalahan dalam menggunakan jootai no fukushi yang memiliki
kemiripan fungsi, misal: „sorosoro‟,„korekara‟ dengan „imanimo‟,
„zutto‟ dengan „chanto‟, dan „yukkuri‟ dengan „dandan‟
3. Kesalahan dalam memahami konteks kalimat yaitu konteks kalimat
menawarkan dengan konteks kalimat perintah. Misal: penggunaan
„jiyuuni‟ dan „chanto‟ dalam kalimat “gohan o nokosanaide,...........
saigomade tabenasai”. Kesalahan tersebut juga terdapat pada
penggunaan

„chanto‟

dalam

modorimasukara,...........

kalimat

douzo

“shujin

biirudemo

wa

meshi

sugu
agatte

omachikudasai”
4. Kesalahan karena sama sekali tidak memahami arti dan fungsi
jootai no fukushi. Misal, penggunaan „tamani‟ dalam kalimat
“.........imakara siai ga hajimaru tokorodesu.
2. Faktor penyebab terjadinya kesalahan.
Kesalahan mahasiswa dalam menggunakan jootai no fukushi
terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:

xiii

a. Mahasiswa dalam mempelajari jootai no fukushi hanya memperhatikan
arti secara leksikal saja sedangkan pemahaman makna jootai no
fukushi secara gramatikal masih kurang .
b. Mahasiswa dalam mempelajari fungsi jootai no fukushi hanya
memahami fungsinya secara umum, sedangkan pemahaman fungsi
jootai no fukushi dalam kalimat secara lebih spesifik masih kurang.
c. Mahasiswa

dalam

mempelajari

jootai

no

fukushi

kurang

memperhatikan konteks kalimat secara gramatikal. Misalnya pola
kalimat ~tekudasai hanya mereka pahami sebagai kalimat perintah saja.
d. Mahasiswa

dalam

mempelajari

jootai

no

fukushi

kurang

memperhatikan arti dan fungsi jootai no fukushi dalam kalimat.
E. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas,
diperoleh kesimpulan bahwa prosentase kesalahan mahasiswa semester V
program studi pendidikan bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang
Angkatan 2010 dalam menggunakan jootai no fukushi adalah sebesar
43,5%. Prosentase tersebut menunjukkan bahwa kesalahan mahasiswa
tergolong cukup rendah. Meskipun tingkat kesalahan mahasiswa tergolong
cukup rendah, namun ada beberapa kesalahan yang harus lebih
diperhatikan oleh mahasiswa dan pengajar agar tingkat kesalahan
mahasiswa dalam menggunakan jootai no fukushi bisa dikurangi.
Kesalahan tersebut dapat diatasi dengan cara meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang jootai no fukushi dari segi makna
gramatikal, fungsi dan konteks kalimat.

xiv

日本語文



:分析

情態副詞使用 誤用分析

誤用

副詞

A. 背景
国語辞典

副詞

品詞

い語
副詞
UNNES




単独

種類

状態

日本語

学習

副詞

89

48

予備調査結果
誤用率

副詞




立大学

日本語教育プ

本研究

目的

程度

状態

副詞

副詞

副詞

陳述

副詞

誤用率






42,5%






い学生

2010 年度

情態副詞

誤用

書い



本研究

誤用種類



使う

学生

主語

日本語

情態副詞

問題

学生

活用

連用修飾語



状態



自立語

使

学生



B. 基礎的



原因

誤用


ン国

分析


理論

1) 品詞分類
Sudjianto (2007)


形容詞

助動詞

助詞

形容動詞


日本語

品詞





副詞

連体詞

(p.147) 述

xv



品詞
接続詞,感動



2) 副詞
Sudjianto (2007)

副詞

修飾



主語

副詞

機能

い語







副詞

状態

副詞

状態

副詞

種類

動詞

用言

動詞

形容詞

形容動詞

変化
分類





修飾

副詞



(p.165)





例え



状態


程度

副詞

程度

副詞

次数



陳述

副詞

陳述

副詞

用言

修飾

副詞

例え

述語

修飾

全体

文章



関連

副詞





学習

林(1990)


標準

いぶ


3) 副詞

基準

文型練習

副詞

意味



学習

教え






xvi

伴う

文型

(p.456)



C. 誤用研究
新版日本語教育辞典




役立



存在




考え

(p.169) 書い

量的

記述的



日本語教育

日本語学習



いうアプ

ン国立大学日本語教育プ






方法

本研究

35 人

学習者




研究

D. 研究

誤用研究



分析方法

使用

対象

2010 年度 学生





ンプ

本研究





使用



1.

い答え

間違い答え

2.

い答え

1点

チェッ

間違い答え

3. 間違い答え パセン
4. 間違い答え



0点





処理

分析

5. 結論
E. 研究

結果

1. 情態

副詞

誤用

タ分析
状態副詞

学生
誤用

状態副詞





xvii



誤用率

43,5%



a) 似



意味

状態副詞



誤用

例え





b) 機能

状態

副詞

誤用

例え




c) 文

状況理解

最後



d) 状態

副詞

試合
2. 誤用

例え


意味




機能


理解



誤用



使う
例え

.......今



使う

原因

状態

副詞

a) 学生






機能

副詞

一般的
状態
状態


d) 学生

原因

考え



学生

誤用

状態

b) 学生

c)

誤用

学習



副詞









副詞

文法的











状態副詞

副詞

考え



機能

学習



理解





学習









文法的

状況



状態

副詞

学習



考え



意味



F. 結論
研究

結果

誤用率

学生


状態副詞

状態副詞

xviii

誤用

誤用率

43,5% あ






, 状態副詞



使用
学生

機能

理解
副詞
考え

学習
いい

xix




い学生
文法的

意味







状況



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
PERNYATAAN........................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...........................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................
ABSTRAK................................................................................................
RANGKUMAN.........................................................................................
MATOME.................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Batasan Masalah........................................................................
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi....................................................
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kelas Kata (Hinshi)..................................................................
2.2 Kata Keterangan (Fukushi).......................................................
2.2.1 Pengertian....................................................................
2.2.2 Jenis- jenis fukushi.......................................................
2.3 Pembelajaran Fukushi.............................................................
2.4 Analisis Kesalahan.....................................................................
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian................................................................
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................
3.5 Validitas Instrumen....................................................................
3.6 Reliabilitas Instrumen................................................................
3.7 Analisis Data..............................................................................

i
ii
iii
iv
v
vii
viii
xix
xxi
1
4
4
5
5
6
7
10
10
12
14
15
18
19
19
19
21
22
23

BAB 4 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
4.1 Deskripsi Data............................................................................ 25
4.2 Analisis dan Interpretasi Data.................................................... 25
4.2.1 Perolehan nilai................................................................. 25

xx

4.2.2 Tingkat Kesalahan dan analisis
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................
5.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xxi

56
58

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

Kisi- kisi instrumen tes

20

Tabel 2

Klasifikasi tingkatan maksimum-minimum

24

Tabel 3

Daftar nilai tes

26

Tabel 4

Frekuensi dan prosentase jawaban salah

28

xxii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang disebut dengan Hinshi
Bunrui. Kata (tango) dalam Hinshi Bunrui, dibagi menjadi dua kelompok
yaitu jiritsugo dan fuzokugo. Jiritsugo adalah tango yang dapat berdiri sendiri
sebagai bunsetsu (frase) dan dapat menunjukkan arti meskipun tidak mendapat
bantuan dari kata lain. Sedangkan fuzokugo adalah tango yang tidak dapat
berdiri sendiri sebagai bunsetsu dan tidak memiliki arti jika tidak digabungkan
dengan kata yang lain.
Kata yang terdapat pada dua kelompok besar jiritsugo dan fuzokugo
diklasifikasikan menjadi 10 kelas kata, delapan kelas kata diantaranya
termasuk jiritsugo, dan dua kelas kata lainnya termasuk fuzokugo. Tango yang
termasuk dalam jiritsugo yaitu verba (dooshi), adjektiva-i (i-keiyoushi),
adjektiva-na (na-keiyoushi), nomina (meishi), prenomina (rentaishi), interjeksi
(kandooshi), konjungsi (setsuzokushi), dan adverbia (fukushi). Sedangkan
tango yang termasuk dalam fuzokugo adalah partikel (joshi) dan verba bantu
(jodooshi).
Setiap kelas kata tersebut memiliki karakteristik tersendiri dalam
bahasa Jepang. Begitu juga dengan fukushi. Fukushi memiliki karakteristik
dan peranan tersendiri yang tidak dimiliki oleh kelas kata lain dalam bahasa
Jepang. Adapun karakteristik dari kelas kata fukushi diantaranya adalah dapat
1

2

berdiri sendiri sebagai bunsetsu dan dapat menjadi keterangan meskipun tidak
mendapat bantuan dari kata lain. Sebagai kata keterangan, kelas kata fukushi
tidak dapat menjadi subyek serta tidak dapat mengalami perubahan. Selain itu,
dilihat dari peranannya, fukushi merupakan kata yang dapat menerangkan
yoogen (verba dan adjektiva). Namun, fukushi dapat pula menerangkan
nomina, bahkan dapat pula menerangkan fukushi lainnya. Selain itu fukushi
juga memiliki peranan yang cukup penting dalam pembentukan kalimat, yaitu
untuk menjelaskan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan
pembicara sehingga makna dalam kalimat yang akan disampaikan lebih jelas.
Fukushi digolongkan

menjadi 3 jenis, yaitu 1) Jootai no fukushi,

merupakan adverbia yang digunakan untuk menerangkan verba, dan secara
jelas menerangkan keadaan dari suatu pekerjaan atau perbuatan. 2) Teido no
fukushi, merupakan adverbia yang digunakan untuk menyatakan suatu
tingkatan keadaan dan aktivitas yang berkenaan dengan kata kerja, kata sifat,
dan kata keterangan lain. 3) Chinjutsu no fukushi, adalah adverbia yang
digunakan untuk menerangkan suatu pernyataan dalam predikat.
Jootai no fukushi merupakan fukushi yang menerangkan kata kerja dan
secara jelas menerangkan keadaan dari suatu pekerjaan atau aktivitas. Jootai
no fukushi merupakan jenis fukushi yang paling banyak ditemui pada buku
Minna no nihongo yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang di
Universitas Negeri Semarang. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah jootai
no fukushi yang terdapat dalam buku Minna No Nihongo yaitu 48 dari 89
fukushi yang ada merupakan jootai no fukushi.

2

3

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswa
prodi pendidikan bahasa Jepang Unnes Angkatan 2010, prosentase kesalahan
penggunaan jootai no fukushi kurang lebih sebesar 42,5%. Hasil studi
pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang tidak
memahami penggunaan jootai no fukushi. Karena ketidakpahaman tersebut
mahasiswa cenderung salah ketika menggunakan jootai no fukushi dalam
kalimat.
Berdasarkan

permasalahan

tersebut,

pemahaman

mengenai

penggunaan jootai no fukushi secara tepat menjadi faktor yang penting dalam
pembelajaran bahasa Jepang agar pembelajar dapat menggunakan jootai no
fukushi dengan baik dan benar. Jika pembelajar mampu memahami jootai no
fukushi dengan benar, maka kemampuan pembelajar dalam menggunakan
jootai no fukushi pun akan semakin meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu adanya penelitian mengenai
analisis kesalahan penggunaan jootai no fukushi, sehingga apabila telah
diketahui kesalahan apa yang terjadi pada mahasiswa, hasilnya dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi serta untuk mencari solusi dalam meningkatkan
pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan jootai no
fukushi. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengangkat jootai no
fukushi sebagai topik penelitian dengan judul “Analisis kesalahan
Penggunaan Jootai no fukushi dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

3

4

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
a. Apa sajakah kesalahan penggunaan jootai no fukushi dalam kalimat
bahasa Jepang?
b. Apa sajakah penyebab terjadinya kesalahan penggunaan jootai no fukushi
dalam kalimat bahasa Jepang?
1.3 Pembatasan Masalah
Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada kesalahan mahasiswa
semester 5 pendidikan bahasa Jepang Universitas Negeri Semarang angkatan
2010 dalam menggunakan jootai no fukushi yang terdapat pada buku Minna
no nihongo.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui kesalahan penggunaan jootai no fukushi dalam kalimat
bahasa Jepang.
b. Mengetahui penyebab terjadinya kesalahan penggunaan jootai no fukushi
dalam bahasa Jepang.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

4

5

a. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembelajar bahasa jepang dalam
memahami kesalahan penggunaan jootai no fukushi pada kalimat bahasa
Jepang.
b. Dapat menjadi masukan bagi pengajar saat mengajarkan fungsi dan
penggunaan jootai no fukushi dalam kalimat bahasa Jepang.
c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian dengan tema mengenai jootai no fukushi selanjutnya.
1.6 Sistematika penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan, sari,
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran.
Bagian Isi terdiri dari beberapa bagian yaitu:
Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II yaitu landasan teori yang berisi uraian tentang kelas kata dalam bahasa
Jepang, fukushi, jenis-jenis fukushi, jootai no fukushi dan kerangka berpikir.
Bab III yaitu metodologi penelitian yang berisi populasi dan sampel, variabel
penelitian, metode pengumpulan data, penyusunan instrumen (tes), uji
validitas dan reliabilitas instrumen, dan metode analisis data.
Bab IV yaitu hasil penelitian dan pembahasan yang berisi hasil penelitian
yang diperoleh dan disertai dengan analisis data serta pembahasannya.

5

6

Bab V yaitu penutup yang berisi simpulan dan saran.
Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

6

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kelas Kata dalam Gramatika Bahasa Jepang
Kata dalam bahasa Jepang diklasifikasikan menjadi sepuluh kelas kata.
Berdasarkan karakteristiknya, sepuluh kelas kata tersebut dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu kosakata yang dapat berdiri sendiri sebagai frasa
(jiritsugo) dan kosakata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai frasa
(fuzokugo). Kata yang tergolong dalam kelompok jiritsugo dan fuzokugo
dibagi sesuai karakteristik dari kelas kata masing-masing. Berikut penjelasan
mengenai pembagian kelas kata tersebut (Sudjianto & Dahidi, 2004;147).
A. Jiritsugo
Jiritsugo merupakan kosakata yang dapat berdiri sendiri sebagai frasa
dan memiliki arti meskipun tidak digabung dengan kata lain. Kelas kata
yang termasuk dalam kelompok jiritsugo ini juga memiliki beberapa
karakteristik:
1. Kelas kata dalam yang dapat mengalami perubahan bentuk dan dapat
menjadi predikat (yoogen). Kelas kata yang memiliki karakteristik ini
yaitu:
-

Dooshi (kata kerja)
Misal:

-



(iku = pergi),

(nomu = minum)

Keiyoushi (kata sifat –i)
Misal:

い(samui = dingin), う

7

い(utsukushii = cantik)

8

-

Keiyoudooshi (kata sifat –na)


Misal:

(kireina = cantik),

(rippana =

anggun/gagah)
2. Kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan bentuk.
Kelas kata dalam kelompok jiritsugo yang tidak mengalami
perubahan bentuk ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Kelas kata yang dapat menjadi subyek (taigen), yaitu adalah meishi
(kata benda).
Misal:

(kuruma = mobil),

(hon = buku)

b. Kelas kata yang tidak dapat menjadi subyek. Kelas kata yang
termasuk dalam kelompok ini memiliki beberapa fungsi,
diantaranya adalah:
 Kelas kata yang berfungsi menerangkan yoogen, yaitu kelas
kata fukushi (adverbia).
Misal:

(kanarazu = pasti),

(sekkaku =

dengan susah payah)
 Kelas kata yang berfungsi menerangkan taigen, yaitu kelas
kata rentaishi (prenomina).
Misal:

(kono = ini),

(sono = itu)

 Kelas kata yang berfungsi sebagai kata sambung, yaitu
setsuzokushi (konjungsi).

8

9

Misal:

(sorekara = selanjutnya),

(shikashi

= tetapi)
 Kelas kata yang tidak menjadi penyambung, yaitu
kandooshi (kata seru).
Misal:

(moshi-moshi = halo)

B. Fuzokugo
Fuzokugo merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai
frasa dan tidak memiliki arti jika tidak digabung dengan kata lain. Kelas
kata yang termasuk dalam kelompok ini memiliki beberapa karakteristik
pula yaitu:
1. Kelas kata yang dapat mengalami perubahan, yaitu jodooshi (verba
bantu)


(~seru = bentuk pasif), ~

い(~rashii = kelihatannya)

2. Kelas kata yang tidak dapat mengalami perubahan, yaitu joshi
(partikel)
(ha),

(ga),

(no),

(ni),

(e),

(wo)

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa fukushi
merupakan kata yang termasuk dalam kelompok jiritsugo, dapat
berdiri sendiri tanpa mendapat bantuan dari kata lain. fukushi berfungsi
sebagai kata keterangan yang menerangkan yoogen (verba dan
adjektiva), tidak mengalami perubahan dan tidak dapat menjadi subyek.

9

10

2.2 Adverbia dalam bahasa Jepang (Fukushi)
2.2.1

Pengertian Fukushi
Secara umum, adverbia merupakan kata yang digunakan untuk
menerangkan kata lain, seperti kata kerja, kata sifat, kata benda maupun
kata keterangan itu sendiri. Seperti halnya yang disebutkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia bahwa pengertian adverbia adalah kata yang
memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina atau kalimat.
Sedangkan

Kridalaksana

(1993:2)

menjelaskan

bahwa

adverbia

merupakan kata yang digunakan untuk menerangkan verba, ajektiva, atau
adverbia lain.
Fukushi (adverbia) dalam bahasa Jepang diartikan sebagai kelas
kata yang dapat berdiri sendiri sebagai frasa dan memiliki arti meski tidak
digabung dengan kata lain. Fukushi tidak mengalami perubahan bentuk
dan dapat menjadi keterangan bagi yoogen (kata kerja dan kata sifat).
Fukushi dapat pula menerangkan kata benda dan kata keterangan lainnya.
Namun, fukushi tidak dapat menjadi subyek dan predikat. Hal ini
dijelaskan oleh Matsuoka dalam buku Sudjianto (2007;165) bahwa fukushi
adalah kata-kata yang menerangkan kata kerja, kata sifat dan kata
keterangan yang lainnya, tidak dapat berubah dan berfungsi menyatakan
keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana atau perasaan pembicara.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa fungsi utama fukushi
adalah untuk menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas pada kata kerja,
kata sifat dan kata keterangan lain.

10

11

2.2.2

Jenis - jenis fukushi
Fukushi dalam bahasa jepang dibagi menjadi beberapa jenis.
Terada Takanao (1984:116-117) dalam buku Sudjianto (2007;166)
membagi fukushi menjadi 3 jenis, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Jootai no Fukushi
Secara umum, jootai no fukushi diartikan sebagai fukushi yang
menerangkan keadaan dari kata kerja. Hal ini disampaikan Isami
(1986:146) dalam buku Sudjianto (2007:166) yang menyatakan bahwa
jootai no fukushi merupakan fukushi yang sering digunakan untuk
menerangkan verba, dan secara jelas menerangkan keadaan pekerjaan atau
perbuatan tersebut. Misalnya:
Shikkari to nigiru (Memegang dengan kuat)
Yukkuri to aruku. (Berjalan dengan pelan-pelan)
Hakkiri to mieru. (Terlihat dengan jelas)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama jootai no fukushi adalah menerangkan kata kerja atau perbuatan dari
sesuatu
2. Teido no fukushi
Secara umum, teido no fukushi sering dipahami sebagai fukushi
yang menerangkan tingkatan atau derajat suatu keadaan. Hal ini dijelaskan
oleh Murakami Motojiro dalam buku Sudjianto (2007:166) yang

11

12

menyatakan bahwa teido no fukushi adalah fukushi yang menerangkan
yoogen (verba, adjektiva – i, adjektiva – na), menyatakan standar (batas,
tingkat, derajat) suatu keadaan atau suatu perbuatan. Pada dasarnya kata –
kata yang diterangkan oleh teido no fukushi adalah adjektiva – i dan
adjektiva – na.
Berdasarkan fungsinya, teido no fukushi dibagi menjadi beberapa
jenis antara lain:
d. Teido no fukushi yang menerangkan adjektiva – i
Contoh :






Kyou wa sukoshi atsui desu.
(Hari ini lumayan panas)
e. Teido no fukushi yang menerangkan adjektiva- na
Contoh :
いぶ
Zuibun nigiyaka desune
(Cukup ramai,ya)
f. Teido no fukushi yang menerangkan verba
Contoh :






Terebi no nyuusu wa kanari wakarimasu.

12

13

Saya lumayan mengerti isi berita di televisi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama teido no fukushi adalah menerangkan keadaan yang menyatakan
standar meliputi batas, tingkat dan derajat
3. Chinjutsu no fukushi
Chinjutsu no fukushi adalah fukushi yang tidak hanya menerangkan
predikat saja, tetapi berhubungan dengan seluruh kalimat, disebut juga
jojutsu no fukushi atau koo‟o no fukushi (Sudjianto:168).
Kesshite makenai (sama sekali tidak akan kalah)
Marude yume no youda (seolah-olah bagaikan mimpi)
Moshi shippai shitara dousuru? (Bagaimana jika gagal?)
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa fungsi
utama chinjutsu no fukushi adalah menerangkan suatu pernyataan dalam
predikat secara khusus.
2.3 Pembelajaran Fukushi
Pengajar maupun pembelajar pasti akan mengalami kesulitan
tersendiri dalam proses pembelajaran fukushi. Oleh karena itu dalam
pembelajaran fukushi, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.
Hayashi dalam buku Nihongo kyouiku Handobukku (1990;456)
menyatakan pendapatnya bahwa dalam pembelajaran fukushi perlu
memperhatikan hal sebagai berikut:

13

14

副詞

意味



学習

教え



伴う

文型



文型練習



Fukushi no imi wo oshieru koto ni wa muzukashisa ga tomonau. Bunkei o
shimeshite bunkei renshuu no naka de gakushuu sasena kereba naranai.
Dalam mengajarkan arti fukushi, akan disertai kesulitannya. (Pembelajar)
harus mempelajari (fukushi) dalam latihan pola kalimat yang menunjukkan
pola kalimat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa dalam
mengajarkan arti dari fukushi, pembelajar harus lebih ditekankan pada
penggunaan fukushi dalam latihan pola kalimat.
2.4 Analisis kesalahan
Secara umum analisis kesalahan dipahami sebagai penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesalahan pembelajar, penyebab
kesalahan tersebut serta bertujuan untuk mencari pemecahan masalah dalam
rangka perbaikan dalam pembelajaran. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam
Shinpan Nihongo Kyouiku Jiten (2005:169) bahwa analisis kesalahan adalah
sebagai berikut:
語用研究

学習者


考え







日本語教育




日本語学習

役立





存在


研究



Goyoo kenkyuu wa gakushuusha ga okosu ayamari ni tsuite, dono yoona
ayamari sonzai suru noka, dooshite ayamari o okosu noka, dono yooni teisei

14

15

sureba yoika nado o kangae, nihongo kyooiku, nihongo gakushuu nadoni
yakudatsu to suru kenkyuu dearu.
Penelitian kesalahan adalah penelitian mengenai kesalahan yang dilakukan
pembelajar seperti; bagaimana tingkat kesalahannya, mengapa timbul
kesalahan

dan

bagaimana

perbaikannya

sehingga

bermanfaat

bagi

pembelajaran Bahasa Jepang ataupun pelajaran bahasa.
Menurut Pateda (1989:37) analisis kesalahan merupakan kegiatan
dalam rangka menemukan kesalahan, mengklasifikasikan dan khususnya
untuk melakukan tindakan perbaikan atau remedial. Arti dari analisis
kesalahan ini lebih dipertegas oleh Tarigan dan Tarigan (1995:75-76) yang
menyatakan bahwa kesalahan biasanya disebabkan oleh faktor kompetensi,
artinya pembelajar belum memahami sistem linguistik yag digunakannya.
Kesalahan ini bersifat konsisten dan berlangsung lama jika tidak diperbaiki.
Sedangkan kekeliruan biasanya disebabkan oleh faktor performasi yaitu
keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan. Kekeliruan ini bersifat
acak dan tidak berlangsung lama.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian kesalahan adalah penelitian mengenai kesalahan yang dilakukan
pembelajar sebagai bahan evaluasi dalam menentukan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan pembelajar.

15

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan non eksperimen dengan
metode penelitian deskriptif kuantitatif. Best menjelaskan bahwa penelitian
deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai apa adanya (1982:119). Dengan kata lain,
metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hipotesisnya
berkaitan dengan kejadian atau keadaan sekarang serta digunakan untuk
melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mendapatkan
informasi secara detail melalui analisa hasil tes mahasiswa mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan jootai no fukushi. Kemudian
hasil tes tersebut diidentifikasi kesalahan penggunaannya, dijabarkan serta
dievaluasi berdasarkan analisis peneliti dengan disertai teori-teori yang
mendukung penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif karena data yang telah diperoleh dihitung menggunakan rumus
statistik untuk mendapatkan hasil yang valid.

16

17

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
semester 5 Pendidikan Bahasa Jepang UNNES angkatan 2010. Dipilihnya
mahasiswa pada semester tersebut karena mereka telah mempelajari jootai no
fukushi yang dijadikan objek penelitian dan berdasarkan studi pendahuluan
mengalami kesulitan sehingga terdapat kesalahan dalam penggunaannya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 35 mahasiswa yang
dipilih

dengan

teknik

random.

Teknik

random

merupakan

teknik

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai kesalahan mahasiswa semester 5 Pendidikan
Bahasa Jepang angkatan 2010 dalam menggunakan jootai no fukushi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang berbentuk pilihan ganda. Tes
tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan serta kesalahan mahasiswa
dalam menggunakan jootai no fukushi. Berikut langkah-langkah yang dibuat
dalam menyusun instrumen tes, yaitu:

17

18

1) Mengumpulkan materi mengenai jootai no fukushi yang akan
diteliti. Dalam hal ini jootai no fukushi yang akan digunakan
adalah yang telah diajarkan pada mahasiswa semester 5 yang
terdapat dalam buku Minna no nihongo jilid 1 dan 2.
2) Menyusun kisi-kisi soal tes.
Tabel 1 Kisi-kisi instrumen tes
No

TUJUAN

INDIKATOR

MATERI/BAB

ITEM
PERTANYAA
N
No 1
No 2
No 3
No 4, 19
No 5
No 6, 16
No 7, 22

1

Mengetahui
kemampuan
mahasiswa
dalam
menggunakan
jootai no
fukushi yang
menerangkan
keadaan

Menggunakan
Jootai no fukushi
yang menerangkan
keadaan dalam
kalimat

Kichinto ( BAB 38)
Hakkiri (BAB 27)
Yukkuri ( BAB
14,17)
Chanto ( BAB 45)
Pittari (BAB 43)
Kyuu ni ( BAB 45)
Dandan (BAB 19)

2

Mengetahui
kemampuan
mahasiswa
dalam
menggunakan
jootai no
fukushi yang
menerangkan
waktu

Menggunakan
Jootai no fukushi
yang menerangkan
waktu dalam
kalimat

Imanimo (BAB 43)
Suguni (BAB 14)
Shibaraku (BAB
28)
Choudo BAB 46

No 8
No 9
No 10, 25

Tamani (BAB 49)
Sorosoro (BAB 8)
Hajimete (BAB 12)
Zutto

No 15
No 13, 23
No 11
No 12

Mengetahui
kemampuan
mahasiswa
dalam
menggunakan
jootai no
fukushi yang
menunjukkan
sudah atau
belum
terjadinya suatu
perbuatan

Menggunakan
Jootai no fukushi
yang menerangkan
sudah atau belum
terjadinya suatu
perbuatan dalam
kalimat

Tattaima (BAB 46)
Sakini ( BAB 34)
Mada (BAB 8)

No 14, 21
No 17, 24
No 20

3

18

No 18

19

3) Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi soal tes.

4) Mengkonsultasikan

instrumen

penelitian

kepada

dosen

pembimbing dan dosen ahli untuk mengetahui kelayakan
instrumen tersebut.
5) Menguji tes yang telah dibuat pada mahasiswa non sampel.
3.5 Validitas Instrumen
Sebuah instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen yang
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Oleh karena itu sebuah
instrumen harus diuji kevalidannya sehingga dapat diketahui apakah
instrumen tersebut layak atau tidak untuk digunakan dalam sebuah penelitian.
Dalam penelitian ini uji validitas intsrumen yang digunakan adalah validitas
isi. Validitas ini tidak ditentukan dengan penghitungan secara pasti, tetapi
ditentukan dengan menyesuaikan instrumen dengan isi materi yang telah
diajarkan. Berdasarkan hal tersebut, kevalidan instrumen dalam penelitian ini
diuji dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan dosen ahli.
3.6 Reliabilitas Instrumen
Instrumen dalam sebuah penelitian dikatakan memiliki reliabilitas
yang tinggi apabila tes yang dibuat memiliki hasil yang tetap dalam
mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain, semakin tinggi
reliabilitas maka semakin tinggi keyakinan bahwa instrumen tersebut akan
menghasilkan hasil yang sama meskipun diujikan berkali-kali.

19

20

Untuk mengukur reliabilitas, peneliti menggunakan rumus KR-20.
Rumus yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Keterangan:
r

: koefisien reliabilitas tes

k

: jumlah butir soal

p

: proporsi jawaban benar

q

: proporsi jawaban salah

St2

: varians total
Rumus tersebut digunakan dengan membandingkan skor setiap

butir soal. Adapun langkah-langkah selanjutnya dalam menggunakan
rumus tersebut adalah:
(1) Menganalisis jawaban benar dan jawaban salah dengan cara memberi
skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah.
(2) Jawaban benar persampel dihitung (secara horisontal) sebagai bahan
untuk mengetahui besarnya mean dan standar deviasi.
(3) Jawaban benar perbutir soal dihitung (secara vertikal) sehingga dapat
dihitung proporsi jawaban benar(p) dan jawaban salah(q). Nilai (p)
dicari dengan cara jumlah benar dibagi jumlah sampel, sedangkan nilai
(q) diperoleh dengan rumus “1-p”. Kemudian antara (p) dan (q)
dikalikan sehingga akan diperoleh ∑pq.

20

21

Dari penghitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diketahui
nilai r hitung (nilai koefesien reliabilitas) adalah 0,768. Sehingga r
hitung > r tabel pada kisaran 5% atau sebesar 0,632. Berdasarkan hasil
tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
reliabel.
3.7 Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik
analisis data. Teknik analisis data pada instrumen tes ini adalah sebagai
berikut:
1) Mengoreksi jawaban yang salah dan yang benar pada setiap soal
2) Memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban
salah pada setiap soal
3) Menyusun tabel frekuensi dan prosentase jawaban
4) Menghitung frekuensi dan prosentase jawaban yang salah pada tiap
soal dengan menggunakan rumus:

P

: prosentase kesalahan

f

: frekuensi jawaban salah

x

: jumlah responden

5) Menghitung tingkat kesalahan penggunaan jootai no fukushi
dengan rumus:

21

22

Keterangan:
Tk

: tingkat kesalalahan

p

: prosentase kesalahan pada tiap soal

n

: jumlah soal

6) Menginterpretasi tingkat kesalahan penggunaan joutai no fukushi
menggunakan tabel interpretasi kategori tingkatan nilai maksimum
dan minimum (Masri 1995: 136- 137) sebagai berikut:
Tabel 2 Interpretasi Tingkatan Nilai Maksimum Minimum

Prosentase

Interpretasi

85% - 100%

Sangat tinggi

75% - 84%

Tinggi

60% - 74%

Cukup tinggi

45% - 59%

Sedang

30% - 44%

Cukup rendah

15% - 29%

Rendah

0% - 14%

Sangat rendah

7) Menganalisis jenis dan penyebab kesalahan mahasiswa dalam
menggunakan joutai no fukushi.

22

BAB IV
ANALISIS DAN INTERPRETASI
4.1. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran
instrumen kepada responden penelitian yaitu mahasiswa semester 5
Pendidikan Bahasa Jepang UNNES Angkatan 2010 dengan sampel
penelitian sebanyak 35 mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes.
Penyebaran instrumen tes dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22
November 2012 dengan alokasi waktu selama 30 menit. Instrumen tes
terdiri dari 25 soal pilihan ganda.
4.2. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang telah diperoleh dari hasil tes akan diinterpretasikan dan
dianalisis pada pembahasan berikut ini:
4.2.1 Perolehan Nila