Tujuan, Peranan dan Fungsi serta Manfaat Ruang Terbuka Hijau

27 3. Ruang terbuka hijau mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural dan nilai estetika yang dimilikinya tidak hanya dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota. Untuk mendapatkan ruang terbuka hijau yang fungsional dan estetik dalam suatu sistem perkotaan maka luas minimal, pola dan struktur serta bentuk dan distribusinya harus menjadi pertimbangan dalam membangun dan mengembangkannya. Karakter ekologis, kondisi dan keinginan warga kota serta arah dan tujuan pembangunan dan perkembangan kota merupakan determinan utama dalam menentukan besaran ruang terbuka hijau fungsional itu. 4. Keberadaan ruang terbuka hijau penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. 5. Kelestarian ruang terbuka hijau suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

1.5.10 Tujuan, Peranan dan Fungsi serta Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan, dengan tujuan sebagai berikut : a. meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan ; dan b. menciptakan keserasian lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut : a. alat pengukur iklim amplitude. Penghijauan memperkecil amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara sejuk ; 28 b. penyaring udara kotor. Penghijauan dapat mencegah terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan industri dan gas beracun lainnya ; c. sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burungunggas ; d. sebagai penunjang keindahan. Tanaman ini memiliki bentuk teksur dan warna yang menarik ; dan e. mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen- elemen bangunan yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta lingkungan yang kompak dan serasi. Adapun manfaat RTH diwilayah perkotaan antara lain sebagai berikut : a. memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota ; b. memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota ; c. memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah ; d. sebagai tempat hidup satwa dan plasma nutfah ; e. sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin ; f. sirkulasi udara dalam kota ; dan g. sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi. Peranan dan Fungsi Ruang Terbuka Hijau Dalam masalah perkotaan, RTH merupakan bagian atau salah satu subsistem dari sistem kota secara keseluruhan. RTH sengaja dibangun secara merata di seluruh wilayah kota untuk memenuhi berbagai fungsi dasar yang secara umum dibedakan menjadi : a. Fungsi bio-ekologis fisik, yang memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara ’paru-paru kota’, pengatur iklim mikro, agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat 29 berlangsung lancar, sebagai peneduh, produsen oksigen, penyerap air hujan, penyedia habitat satwa, penyerap pengolah polutan media udara, air dan tanah, serta penahan angin ; b. Fungsi sosial, ekonomi dan budaya yang mampu menggambarkan ekspresi budaya lokal, RTH merupakan media komunikasi warga kota, tempat rekreasi, tempat pendidikan, dan penelitian ; c. Ekosistem perkotaan; produsen oksigen, tanaman berbunga, berbuah dan berdaun indah, serta mejadi bagian dari usaha pertanian, kehutanan ; dan d. Fungsi estetis, meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik. Mampu menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota. Juga bisa berekreasi secara aktif maupun pasif, seperti bermain, berolahraga, atau kegiatan sosialisasi lain, yang sekaligus menghasilkan ’keseimbangan kehidupan fisik dan psikis’. Dapat tercipta suasana serasi, dan seimbang antara berbagai bangunan gedung, infrastruktur jalan dengan pepohonan hutan kota, taman kota, pertanian dan perhutanan, taman gedung, jalur hijau jalan, bantaran rel kereta api, serta jalur biru bantaran kali Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Sedangkan menurut Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, fungsi RTHKP adalah antara lain : a. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan ; b. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara ; c. Tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati ; d. Pengendali tata air ; dan e. Sarana estetika kota. Manfaat Ruang Terbuka Hijau Manfaat RTH secara langsung dan tidak langsung, sebagian besar dihasilkan dari adanya fungsi ekologis, atau kondisi ’alami’ ini dapat dipertimbangkan sebagai pembentuk berbagai faktor. Berlangsungnya fungsi ekologis alami dalam lingkungan perkotaan secara seimbang dan lestari akan membentuk kota yang sehat dan manusiawi. Secara langsung, manfaat RTH 30 adalah berupa bahan-bahan yang untuk dijual dan kenyamanan fisik. Sedangkan RTH yang manfaatnya tidak langsung adalah perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati. Selain itu, RTH bermanfaat bagi kesehatan dan ameliorasi iklim Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05PRTM2008. Menurut Peraturan Menteri No.1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan, manfaat RTHKP adalah sebagai berikut : a. Sarana cerminan identitas daerah, penelitian, pendidikan dan penyuluhan ; b. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial ; c. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan ; d. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula ; e. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat ; f. Memperbaiki iklim mikro ; dan g. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

1.5.11 Pengaruh Vegetasi Terhadap Iklim Kota

Dokumen yang terkait

Perubahan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bogor dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.

0 1 31

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN BOYOLALI TAHUN 2015.

0 4 17

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN BOYOLALI TAHUN 2015.

0 2 12

PENDAHULUAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PERKOTAAN BOYOLALI TAHUN 2015.

1 9 41

ANALISIS PRIORITAS PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAUDAERAH PERMUKIMAN MELALUI PEMANFAATAN Analisis Prioritas Penataan Ruang Terbuka Hijau Daerah Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kotagede.

0 1 15

DAFTAR PUSTAKA Analisis Prioritas Penataan Ruang Terbuka Hijau Daerah Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kotagede.

0 2 6

ANALISIS PRIORITAS PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAUDAERAH PERMUKIMAN MELALUI PEMANFAATAN Analisis Prioritas Penataan Ruang Terbuka Hijau Daerah Permukiman Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Kotagede.

0 1 15

Penggunaan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Menghitung Persentase Ruang Terbuka Hijau di Daerah Permukiman Kota Denpasar.

0 1 11

Penggunaan Teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk Menghitung Persentase Ruang Terbuka Hijau di Daerah Permukiman Kota Denpasar.

0 0 7

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK MENENTUKAN LOKASI PRIORITAS PEMBANGUNAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA SURAKARTA

0 0 8