Sedangkan Gabah Kering Giling GKG, adalah gabah yang
mengandung kadar air maksimal 14, kotoranhampa maksimal 3, butir hijaumengapur maksimal 5, butir kuningrusak maksimal 3 dan butir merah
maksimal 3.
1.5.3 Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman
pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang
Cina sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,
beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta Sub divisi
: Angiospermae Kelas
: Monotyledonae Keluarga
: Gramineae Poaceae Genus
:
Oryza
Spesies :
Oryza
spp. Terdapat 25 spesies
Oryza
, yang dikenal adalah
O. sativa
dengan dua subspecies yaitu Indica padi bulu yang ditanam di Indonesia dan Sinica padi
cere. Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering gogo yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.
Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I1, Pelita I2, Adil dan Makmur dataran tinggi, Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 dataran
rendah. Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute IRRI Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54
dataran rendah; PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 dataran rendah. Beras merupakan hasil dari pengolahan tanaman padi yang merupakan
makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan Negara Asia. Negara-
negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara Asia. Selain itu jerami padi
dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani.
1.5.4 Pendekatan Geografi
Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks
wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada dua hal penting yang perlu
dipahami, yaitu:
1. obyek studi geografi Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere
yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera, dan
2. pendekatan geografi
Mendasarkan pada obyek material ini, geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga memiliki obyek yang sama. Perbedaan
geografi dengan disiplin ilmu lain terletak pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget 1983 mengemukakan tiga pendekatan, yaitu:
1. pendekatan keruangan,
2. pendekatan kelingkungan, dan
3. pendekatan kompleks wilayah
Dalam penelitian ini penulis hanya mengambil satu pendekatan geografi dalam analisinya yaitu pendekatan keruangan seperti dijabarkan dalam teori
dibawah ini.
Pendekatan Keruangan.
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang
dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur spatial structure, pola spatial pattern, dan proses spatial processess Yunus, 1997.
Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses.
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu
dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. What? Struktur ruang apa itu?
Where? Dimana struktur ruang tesebut berada? When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu? How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.
Struktur keruangan berkenaan dengan elemen-elemen ruang. Elemen-
elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: 1 kenampakan titik point features, 2 kenampakan garis line features, dan 3
kenampakan bidang areal features.
Pola keruangan berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk
ruang. Fenomena titik, garis, dan areal memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implisit maupun eksplisit dalam hal agihan keruangan Coffey, 1989.
Beberapa contoh seperti
cluster pattern, random pattern, regular pattern, dan cluster linier pattern
untuk kenampakan-kenampakan titik dapat diidentifikasi Whynne-Hammond, 1985; Yunus, 1989.
Agihan kenampakan areal bidang dapat berupa kenampakan yang memanjang
linieraxialribon
; kenampakan seperti kipas
fan-shape pattern
, kenampakan membulat
rounded pattern
, empat persegi panjang
rectangula r pattern
, kenampakan gurita
octopus shape pattern
, kenampakan bintang
sta r shape pattern
, dan beberapa gabungan dari beberapa yang ada. Keenam bentuk pertanyaan geografi dimuka selalu disertakan dalam setiap analisisnya
Proses keruangan berkenaan dengan perubahan elemen-elemen
pembentuk ruang dalam ruang. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan dengan dimensi kewaktuan temporal dimension. Dalam hal
ini minimal harus ada dua titik waktu yang digunakan sebagai dasar analisis terhadap fenomena yang dipelajari.
Kerangka analisis pendekatan keruangan dapat dicontohkan sebagai berikut.
“….belakangan sering dijumpai banjir dan tanah longsor. Bencana itu terjadi di kawasan hulu sungai Konto Pujon Malang. Bagaimana memecahkan
permasalahan tersebut dengan menggunakan pendekatan keruangan? Untuk itu diperlukan kerangka kerja studi secara mendalam tentang
kondisi alam dan masyarakat di wilayah hulu sungai Konto tersebut. Pada tahap pertama perlu dilihat struktur, pola, dan proses keruangan kawasan hulu sungai
Konto tersebut. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomenaobyek-obyek yang terdapat di kawasan hulu sungai Konto. Setelah itu, pada tahap kedua dapat
dilakukan zonasi wilayah berdasarkan kerakteristik kelerengannya. Zonasi itu akan menghasilkan zona-zona berdasarkan kemiringannya, misalnya curam, agak
curam, agak landai, landai, dan datar. Berikut pada tahap ketiga ditentukan pemanfaatan zona tersebut untuk keperluan yang tepat. Zona mana yang
digunakan untuk konservasi, penyangga, dan budidaya. Dengan demikian tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatan ruang tersebut. Erosi dan tanah langsung
dapat dicegah, dan bersamaan dengan itu dapat melakukan budidaya tanaman pertanian pada zona yang sesuai.
Studi fisik demikian saja masih belum cukup. Karakteristik penduduk di wilayah hulu sungai Konto itu juga perlu dipelajari. Misalnya jenis mata
pencahariannya, tingkat pendidikannya, ketrampilan yang dimiliki, dan kebiasaan- kebiasaan mereka. Informasi itu dapat digunakan untuk pengembangan kawasan
yang terbaik yang berbasis masyarakat setempat. Jenis tanaman apa yang perlu ditanam, bagaimana cara penanamannya, pemeliharaannya, dan pemanfaatannya.
Dengan pendekatan itu terlihat interelasi, interaksi, dan intergrasi antara kondisi
alam dan manusia di situ untuk memecahkan permasalahan banjir dan tanah longsor.
1.5.5 Sistem Informasi Geografis SIG