Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PENGGUNAAN ALAT KOTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh :

Dewi Fatimah
108104000024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M

PERI,IYATAAN PERSETUJUAN
Slaipsi denganjudul


FAKTOR-FAKTOR YANG BERIIUBUNGAN DENGAN PENGGIJNAAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMUR
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skipsi
Program Studi llmu KepeBwata[ Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh

DEWI FATIMAH
MM:108104000024

Pembimbiry I

Pembimbing II

lt


,kwL

/---)

//U^-"*

Puspita Palupi. S.Kep.. M.Kep.. Ns.Sp.Kep.Mat Irma Nurbaeti. S.Kp. M.Kep. Sp.Mat
NIP: 198011192011012006
NIP: 197005011996012001

PROGRAM STI]DI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAII
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 IV2O13

M


SKRIPSI DENGAN JUDUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERIIUBI]NGAN DENGAN PENGGUNAAI\ ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAIIIM (AKDR) DI WILAYAII KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN PASAR REBO JAKARTA TIMI'R
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh

Nama : DewiFatimah

NIM

:108104000024

Pembimbing I

*,,onu

Pembimbing

*u,,o,fuil",..,*"..,.""o.ru,

NIP: 19801119201 1012006
Penguj i

II

Irma Nurbaeti. S.Kp. M.Kep. Sp.Mat
NIP: 19700501 1996012001

I

PengujiII

^br
uwYt,Puspita Palupi. S.Kep.. M.Kep.. Ns.Sp.Kep.Mat
NIP: 19801 I I9201 1012006

Irma Nurbaeti. S.Kp. M.Kep. Sp.Mat

Dekan Fakultas IImu Kedokemn dan


7:

NIP: 19700501 1996012001

Imu

Kesehatan

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama

: Dewi Fatimah

NIM

: 108104000024

Mahasiswa Program : Ilmu Keperawatan

Tahun akademik

: 2008

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN PASAR REBO
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta,

Januari 2013

Dewi Fatimah


iii

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Dewi Fatimah

Tempat, Tgl. Lahir

: Kebumen, 14 Desember 1989

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan


Status

: Belum Menikah

Alamat

: Jl. Raya Tengah Gg. Rukun Rt 004 Rw 03 No. 18
Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur
13760

No. Telp

: 085710465099

Email

: dewi_rosandi69@yahoo.com

Riwayat Pendidikan


:

1996 – 1999

: Madrasah Ibtidaiyah Krakal Alian, Kebumen

1999 – 2002

: SDN Gedong 05 Pagi

2002 – 2005

: MTs N 6 Jakarta

2005 – 2008

: MAN 6 Jakarta

2008 – sekarang


: S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

:

2006 – 2008

: Anggota KIR (Karya Ilmiah Remaja) MAN 6
Jakarta

2006 – 2008

: Anggota ROHIS MAN 6 Jakarta

2006 – 2007

: Anggota OSIS MAN 6 Jakarta


2010 – Sekarang

: Anggota LKMI – HMI Cabang Ciputat

2012 – Sekarang

: Relawan LK ESQ

iv

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Januari 2013
Dewi Fatimah, NIM : 108104000024
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo
xvi + 88 halaman + 15 tabel + 2 bagan + 4 lampiran
ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan. Untuk
mengendalikan jumlah penduduk, maka Pemerintah mencanangkan Program
Keluarga Berencana (KB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR).
Metode penelitian ini bersifat analitik kuantitatf dengan pendekatan case
control study dan pengambilan sampel menggunakan tekhnik cluster sampling
dengan besar sampel sebanyak 110 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan
September-Oktober 2012 dan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.
Uji bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square pada α = 0,05.
Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan yang baik tentang AKDR (48,2%), bersikap positif (50,0%), berusia
>30 tahun (88,2%), berpendidikan SMA (52,7%), tersedia pelayanan KB (57,3%),
dan diberi dukungan oleh suami untuk menggunakan AKDR (50,9%). Hasil
analisa bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan
penggunaan AKDR adalah sikap (Pvalue=0,000), usia (Pvalue=0,002), tingkat
pendidikan (Pvalue=0,000), dan partisipasi suami (Pvalue=0,000), sedangkan faktor
yang tidak berhubungan adalah pengetahuan (Pvalue=0,151) dan pelayanan KB
(Pvalue=0,847).
Disarankan bagi petugas kesehatan untuk memberikan paket edukasi bagi
pasangan suami istri tentang KB terutama AKDR serta meningkatkan peran
petugas kesehatan dalam memfasilitasi dan memotivasi pasangan suami istri yang
ingin ber-KB.

Kata kunci
Daftar Bacaan

: Keluarga Berencana, Kontrasepsi, AKDR
: 54 (2001 - 2011)

v

NURSING SCIENCE STUDY
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Under graduated thesis, January 2013
Dewi Fatimah, NIM: 108104000024
Factors Associated With Used Intrauterine Device (IUD) Among Women
xvi + 88 pages + 15 table + 2 chart + 4 attachments

ABSTRACT
Indonesia’s population growth has increased. To control population, the
government launched a programme of family planning. This study aims to
determine the factors related to the use of an intrauterine device (IUD).
This research method is using quantitative analytical approach and using
with case control study. The sample is cluster sampling. I take the sample 110
women. This research was conducted in September-October 2012 further more.
The collecting data is collected by questionnaire and bivariate test using the chi
square in α = 0,05.
The results of univariate analysis showed that majority of respondents had
a good knowledge about IUD (48,2%), be positive (50,0%), the age > 30 years old
(88,2%), senior high school degree (52,7%), available family planning services
(57,3%), and getting support to use IUD from their husband (50,9%). The results
of bivariate showed that the factors that influence the use of IUD is attitude
(Pvalue=0,000), age (Pvalue=0,002), the degree of education (Pvalue=0,000), and the
support from their husbands (Pvalue=0,000), besides that there is a factor that’s
unrelated at all. It is knowledge (Pvalue=0,151) and family planning services
(Pvalue=0,847).
So, it is suggested for health workers to give the education for couples
about family planning programme, especially about IUD, and to improve the role
of health workers to facilityte and motivate the couples that want to get family
planning programme.

Keyword : family planning, contraception, IUD
Resource : 54 (2001 - 2011)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur”.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. DR. (hc). dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp.And, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah, AIF, PFK , selaku Pembantu Dekan
Bidang Akademik, Dr. H. Arif Sumantri, S. KM., M. Kes , selaku Pembantu
Dekan Bidang Administrasi, dan Dra. Hj. Farida Hamid, M.Pd, selaku
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep., MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) dan Ns. Eni Nur’aini Agustini, S. Kep., M. Sc, selaku
Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.

vii

4. Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns. Sp.Kep.Mat,

selaku dosen

pembimbing I dan Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku dosen
pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis dan banyak memberikan masukan, nasihat, serta arahan kepada
penulis selama menyusun skripsi.
5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang sangat
berguna, selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Segenap jajaran staff dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK)
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepala Dinas Kesehatan Jakarta Timur beserta seluruh stafnya karena telah
membantu dalam perizinan penelitian.
8. Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
9. Segenap responden di wilayah Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ibu yang telah memberikan doa,
kasih sayang, dan pengorbanan yang tak terhingga, serta kedua orang tua ku
(Ibu dan Bapak) yang selalu memberikan dukungan baik moril, materil, dan
nasihat untuk tetap semangat menggapai cita-cita, dan sebagai sumber
inspirasi serta kekuatan bagi penulis.

viii

11. Seluruh keluargaku, terutama kakak dan adikku tersayang “ Ainun Nurbaiti,
Zakiyah Husnul Karomah, dan Muhammad Amin Nugroho” yang selalu
memberikan doa dan semangat bagi penulis.
12. Sahabat-sahabat PSIK ’08 yang telah berjuang bersama-sama dalam
mengikuti perkuliahan di Keperawatan. Terima kasih untuk semua kenangan
dan kebersamaan yang indah selama ini.

Akhir kata, dengan segala keterbatasan yang ada dan kerendahan hati,
penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempuranaan. Penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun
pembaca lain. Terima kasih untuk semua bimbingan, arahan, kritikan dan saran
yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan
kemudahan kepada kita semua.

Jakarta,

Januari 2013

( Penulis )

ix

DAFTAR ISI

halaman
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................

iv

ABSTRAK .......................................................................................................

v

ABSTRACT .....................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ...........................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang .............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ........................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

7

1. Tujuan Umum ...........................................................................

7

2. Tujuan Khusus ..........................................................................

8

D. Manfaat Penelitian........................................................................

8

1. Manfaat Ilmiah ..........................................................................

8

2. Manfaat Praktis .........................................................................

8

E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................

9

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................

10

A. Keluarga Berencana .....................................................................

10

B. Kontrasepsi ...................................................................................

11

1. Metode Kontrasepsi Sederhana .................................................

13

2. Metode Kontrasepsi Barier .......................................................

15

x

3. Metode Kontrasepsi Modern .....................................................

17

C. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) .....................................

20

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan AKDR.............

33

1. Faktor Predisposisi ....................................................................

33

3. Faktor Pemungkin .....................................................................

36

4. Faktor Penguat ..........................................................................

37

E. Kerangka Teori .............................................................................

38

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .......

39

A. Kerangka Konsep .........................................................................

39

B. Hipotesis Penelitian ......................................................................

40

C. Definisi Operasional .....................................................................

41

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

43

A. Desain Penelitian ..........................................................................

43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................

43

C. Populasi dan Sampel ....................................................................

44

1. Populasi .....................................................................................

44

2. Sampel .......................................................................................

44

3. Besar Sampel .............................................................................

45

D. Alat Pengumpulan Data ...............................................................

47

E. Langkah Pengumpulan Data .........................................................

50

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................

51

1. Validitas ....................................................................................

51

2. Reliabilitas ................................................................................

52

G. Pengolahan Data...........................................................................

53

H. Analisa Data .................................................................................

54

1. Analisa Univariat ......................................................................

54

2. Analisa Bivariat .........................................................................

55

I. Etika Penelitian ..............................................................................

55

1. Prinsip Etika Penelitian .............................................................

55

2. Masalah Etika Penelitian ...........................................................

56

xi

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................

58

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................

58

B. Gambaran Umum Responden.......................................................

59

C. Analisa Univariat ..........................................................................

59

1. Variabel Independen .................................................................

59

a. Tingkat Pengetahuan .........................................................

59

b. Sikap..................................................................................

60

c.

Usia ..................................................................................

60

d. Tingkat Pendidikan ...........................................................

61

e. Pelayanan KB ....................................................................

61

f. Partisipasi Suami ...............................................................

62

2. Variabel Dependen ...................................................................

62

a. Pengguna AKDR ...............................................................

62

D. Analisa Bivariat ...........................................................................

63

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan AKDR .............

63

2. Hubungan Sikap Dengan Penggunaan AKDR ........................

64

3. Hubungan Usia Dengan Penggunaan AKDR ..........................

65

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Penggunaan AKDR ..

66

5. Hubungan Pelayanan KB Dengan Penggunaan AKDR ..........

67

6. Hubungan Partisipasi Suami Dengan Penggunaan AKDR .....

68

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................

69

A. Hubungan Faktor Pedisposisi Dengan Penggunaan AKDR ...........

69

1. Hubungan Pengetahuan Dengan Penggunaan AKDR ..............

69

2. Hubungan Sikap Dengan Penggunaan AKDR ..........................

72

3. Hubungan Usia Dengan Penggunaan AKDR ...........................

74

4. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Penggunaan AKDR ...

76

B. Hubungan Faktor Pemungkin Dengan Penggunaan AKDR ...........

78

1. Hubungan Pelayanan KB Dengan Penggunaan AKDR ............

78

C. Hubungan Faktor Penguat Dengan Penggunaan AKDR ................

79

1. Hubungan Partisipasi Suami Dengan Penggunaan AKDR .......

79

D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................

81

xii

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

82

A. Kesimpulan .....................................................................................

82

B. Saran ................................................................................................

83

1. Bagi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo...................................

83

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan dan Ilmu Keperawatan

83

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ..........................................................

84

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

85

xiii

DAFTAR TABEL

No Tabel

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................... 41
Tabel 4.1 Daftar RT ..................................................................................................... 47
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .......... 59
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap ................................... 60
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ..................................... 60
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 61
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelayanan KB ..................... 61
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Partisipasi Suami ................ 62
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan AKDR ............ 62
Tabel 5.8 Analisa Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Penggunaan AKDR....... 63
Tabel 5.9 Analisa Hubungan Sikap Dengan Penggunaan AKDR ............................... 64
Tabel 5.10 Analisa Hubungan Usia Dengan Penggunaan AKDR ............................... 65
Tabel 5.11 Analisa Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Penggunaan AKDR ....... 66
Tabel 5.12 Analisa Hubungan Pelayanan KB Dengan Penggunaan AKDR ............... 67
Tabel 5.13 Analisa Hubungan Partisipasi Suami Dengan Penggunaan AKDR........... 68

xiv

DAFTAR BAGAN

No Bagan

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 38
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 39

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Informed Consent
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner
Lampiran 4 : Lembar Hasil Pengolahan Data-Data Penelitian

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan
tiap tahunnya, diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia tahun 2011
telah bertambah menjadi 241 juta jiwa. Hal ini merupakan masalah yang
cukup serius, tidak saja bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia
tetapi juga negara-negara lain di dunia (BKKBN, 2011).
Sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 diketahui bahwa
jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326 orang, yang terdiri atas
119.630.913 penduduk laki-laki dan 118.010.413 penduduk perempuan.
Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,49% per tahun
dari jumlah penduduk di tahun sebelumnya (Profil Kesehatan Indonesia,
2010). BKKBN (2011) memperkirakan laju pertumbuhan penduduk Indonesia
terus meningkat dan diperkirakan akan mencapai 450 juta jiwa pada tahun
2045, dalam hal ini terdapat satu orang penduduk Indonesia dari 20 penduduk
dunia.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah
yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan
taraf hidup warga negaranya. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang
besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, pemerintah
mencanangkan suatu Program Keluarga Berencana (KB) Nasional. Program
KB Nasional merupakan program pembangunan sosial dasar yang sangat
penting artinya bagi pembangunan nasional dan kemajuan bangsa. Undang1

2

Undang Kesehatan RI Nomor 10 tahun 1992 pasal 1 ayat 12 menyatakan
bahwa KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera (BKKBN, 2008).
Program KB sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang
kependudukan memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan
kesehatan, oleh sebab itu program KB memiliki posisi strategis dalam upaya
pengendalian laju pertumbuhan penduduk (Suratun, 2008). Pada tahun 2003,
program KB telah sukses mengendalikan laju dan pertumbuhan penduduk
menjadi 1,49 % per tahun dari 2,34 % pada tahun 1970 sampai 1980, serta
telah mampu menurunkan rata-rata angka kelahiran atau TFR dari 5,6 % anak
per wanita usia subur (WUS) pada tahun 1970 menjadi 2,6 % anak per WUS
tahun 2002 sampai 2003. Program KB pada tahun 2004 dinilai berjalan
lamban sehingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun (BKKBN,
2011).
Tujuan utama pelaksanaan KB adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada
umumnya. Keberhasilan pelaksanaan KB diharapkan angka kelahiran dapat
diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak
melebihi kemampuan kenaikan produksi, maka dengan demikian taraf
kehidupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih meningkat
(Bappenas, 2010).

3

KB

dalam

kesehatan

reproduksi

berperan

untuk

menunjang

tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan
berlangsung dalam keadaan dan saat yang tepat akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Selain itu juga berperan dalam
menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menunda
kehamilan melalui pendewasaan usia hamil, menjarangkan kehamilan atau
membatasi kehamilan bila anak sudah dianggap cukup (Pinem, 2009).
Jumlah peserta KB baru di Indonesia secara nasional pada Agustus
2011 sebanyak 687.715 orang. Metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan adalah suntik sebanyak 356.532 orang (51,84%), pil sebanyak
211.220 orang (30,71%), kondom sebanyak 58.875 orang (8,56%), AKDR
sebanyak 30.455 orang (4,43%), implant sebanyak 24.924 orang (3,62%),
MOW sebanyak 5.357 orang (0,78%), dan MOP sebanyak 352 orang (0,05%)
(BKKBN, 2011).
Peserta KB aktif di DKI Jakarta tahun 2010 sebanyak 1.225.738 orang,
terdiri dari peserta KB baru 439.797 orang (35,88%) dan peserta KB aktif
1.009.579 orang (82,36%). Metode kontrasepsi yang digunakan yaitu AKDR
47.504 orang (10,80%), MOW 3.112 orang (0,71%), MOP 785 orang (0,18%),
kondom 28.493 orang (6,48%), implant 14.306 orang (3,25%), suntik 221.235
orang (50,30%), dan pil 124.362 orang (28,28%) (Profil Kesehatan Indonesia,
2010).
AKDR merupakan metode kontrasepsi yang reversibel, berjangka
panjang, dan dapat dipakai 5-10 tahun. AKDR merupakan metode kontrasepsi
yang sangat efektif dengan 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan atau satu

4

kegagalan dalam 125-170 kehamilan dan AKDR dapat segera efektif setelah
pemasangan (Pinem, 2009). AKDR memiliki efektivitas sebesar 99,7%.
Efektivitas KB AKDR ini lebih baik dibandingkan KB jenis lain, seperti
koitus interuptus efektivitasnya mencapai 81%, kondom efektivitasnya
mencapai 85%, diafragma efektivitasnya mencapai 82%, spermisida
efektivitasnya mencapai 80%, pil efektivitasnya mencapai 97%, suntik
efektivitasnya mencapai 95%, dan impant efektivitasnya mencapai 97%
(Hartanto, 2004).
AKDR dapat diterima masyarakat dunia, termasuk Indonesia dan
menempati peringkat ketiga dalam pemakaian. Keuntungan penggunaan
AKDR yaitu dapat diterima masyarakat dengan baik, pemasangan tidak
memerlukan teknis medis yang sulit, kontrol medis yang ringan, penyulit tidak
terlalu berat, dan pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik
(Manuaba, 2009). Terdapat beberapa kerugian dari penggunaan AKDR,
seperti waktu menstruasi yang memanjang, perdarahan saat menstruasi, nyeri
abdomen, paparan infeksi, perasaan tidak nyaman, demam, menggigil, dan
kehilangan benang pengikat (Bobak, 2004).
Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang menggunakan
kontrasepsi berupa AKDR, sebagian besar penggunanya terdapat di Cina. Di
negara maju, angka penggunaan AKDR sebanyak 6%. Pengguna kontrasepsi
AKDR di Indonesia sebesar 22,6% dari semua pengguna metoda kontrasepsi.
AKDR sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif
mampu menghindari terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup
panjang yaitu 5-10 tahun (Hanafiah, 2005).

5

Penggunaan AKDR dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu
penelitian yang telah dilakukan oleh Imroni, Fajar, & Febry (2009) di Desa
Parit Kecamatan Indralaya Utara melaporkan bahwa pengguna AKDR 82,8%
ibu berpendidikan rendah, sedangkan 17,2% ibu lainnya berpendidikan tinggi;
59,8% ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, sedangkan 40,2%
ibu lainnya memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi; 51,7% ibu mempunyai
sikap yang positif, sedangkan 48,3 % ibu lainnya mempunyai sikap yang
negatif; 74,7% ibu mendapatkan pelayanan konseling KB yang baik,
sedangkan 25,3% ibu lainnya mendapatkan pelayanan konseling yang kurang
baik; 55,2% suami berperan dalam penggunaan KB pada ibu, sedangkan
44,8% suami lainnya tidak berperan dalam penggunaan KB pada ibu.
Winda (2011) mengungkapkan hasil penelitiannya tentang faktorfaktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu menggunakan AKDR yang
dilakukan di Sumatera Utara bahwa mayoritas responden penelitiannya
berusia di atas 35 tahun (61,7%), berpendidikan SMA (61,7%), mempunyai
satu sampai dua orang anak (51,1%), memiliki pengetahuan yang kurang
tentang AKDR (80,9%), menyatakan bahwa efek samping merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan responden tidak menggunakan AKDR (59,6%),
bersikap negatif terhadap AKDR (57,4%), dan tidak diberi dukungan oleh
petugas KB untuk menggunakan AKDR (72,3%).
Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo di bagian
KB didapatkan bahwa jumlah peserta KB aktif pada bulan Maret 2012
sebanyak 1060 orang. Metode kontrasepsi yang digunakan yaitu AKDR
sebanyak 100 orang (9%), MOW 12 orang (1%), MOP 2 orang (0,2%),

6

kondom 78 orang (7%), implant 32 orang (3%), suntik 474 orang (45%), dan
pil 462 orang (43%). Dari data-data tersebut dapat dilihat bahwa perempuan
yang menggunakan AKDR menduduki peringkat tiga dalam penggunaan
metode KB.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 10 orang
yang menggunakan alat kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Pasar Rebo ditemukan bahwa 4 orang menggunakan AKDR dan 6 orang
lainnya menggunakan KB jenis lain. Ibu yang tidak menggunakan AKDR
disebabkan karena ibu merasa takut pada saat pemasangan, tidak diizinkan
oleh suaminya, ibu merasa takut dan khawatir benang AKDR dapat terlepas
atau keluar dengan sendirinya, serta ibu tidak mengetahui ada jenis metode
kontrasepsi AKDR.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik
untuk meneliti lebih dalam mengenai “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di wilayah kerja
Puslesmas Kecamatan Pasar Rebo”.

B. Rumusan masalah
Pertumbuhan penduduk Indonesia cenderung mengalami peningkatan
tiap tahunnya. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi
negara-negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga negara-negara lain di
dunia. Upaya pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk yaitu
dengan mencanangkan suatu Program Keluarga Berencana (KB) Nasional
(BKKBN, 2008).

7

Jumlah peserta KB baru di Indonesia secara nasional pada Agustus
2011 sebanyak 687.715 orang. Metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan adalah suntik sebanyak 356.532 orang (51,84%), pil sebanyak
211.220 orang (30,71%), kondom sebanyak 58.875 orang (8,56%), AKDR
sebanyak 30.455 orang (4,43%), implant sebanyak 24.924 orang (3,62%),
MOW sebanyak 5.357 orang (0,78%), dan MOP sebanyak 352 orang (0,05%).
Data tersebut menunjukkan bahwa pengguna KB AKDR menempati posisi
keempat setelah metode KB suntik, pil, dan kondom. Alasan perempuan lebih
suka menggunakan KB hormonal yaitu cara pemakaiannya cepat, efek
sampingnya lebih sedikit, dan perempuan tidak perlu merasa takut saat
menggunakannya (BKKBN, 2011).
Peneliti tertarik untuk menggali “faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan penggunaan AKDR”. Diharapkan nantinya pengguna
metode KB AKDR akan semakin bertambah.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan penggunaan AKDR di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Pasar Rebo.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan penggunaan
AKDR di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

8

b. Diketahuinya hubungan sikap ibu dengan penggunaan AKDR di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
c. Diketahuinya hubungan usia ibu dengan penggunaan AKDR di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
d. Diketahuinya hubungan pelayanan KB dengan penggunaan AKDR di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
e. Diketahuinya hubungan partisipasi suami dengan penggunaan AKDR
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
f. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan penggunaan
AKDR di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya tentang AKDR dan
memberikan informasi mengenai metode KB AKDR dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan penggunaan KB AKDR.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum
keperawatan khususnya keperawatan maternitas tentang metode KB
AKDR.

9

b. Bagi pelayanan kesehatan atau keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai strategi promosi
kesehatan

bagi

masyarakat

dan

turut

berkontribusi

dalam

mensukseskan program pemerintah melalui program Keluarga
Berencana (KB).
c. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada seluruh kelompok masyarakat terutama
informasi bagi perempuan atau PUS mengenai metode KB AKDR.
Informasi yang diberikan kepada masyarakat disampaikan melalui
puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan desain
penelitian studi case control. Data yang dikumpulkan merupakan data primer
yang diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan tertutup dan pertanyaan
terbuka dengan kuesioner yang akan dijawab oleh perempuan yang
menggunakan KB.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval di
antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun,
2008). Keluarga Berencana menurut UU RI No 52 tahun 2009 yaitu upaya
mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Depdagri, 2009).
Berdasarkan dua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga
berencana adalah usaha-usaha yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun
individu untuk mengatur jarak kehamilan atau kelahiran dengan menggunakan
alat atau metode kontrasepsi.
Tujuan dasar Gerakan KB Nasional meliputi: 1) tujuan kuantitatif
yaitu menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk; 2) tujuan
kualitatif yaitu menciptakan atau mewujudkan Norma Keluarga Kecil yang
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Secara rinci tujuan dari gerakan KB yaitu:
1) menurunkan tingkat kelahiran; 2) meningkatkan jumlah peserta KB dan
tercapainya pemerataan serta kualitas peserta KB; 3) mengembangkan usahausaha untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak,
memperpanjang harapan hidup, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak
10

11

balita serta memperkecil kematian ibu karena resiko kehamilan dan
persalinan; 4) meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah
kependudukan; dan 5) mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu
sumber daya manusia (Hartanto, 2004).
Suratun (2008) mengungkapkan beberapa tujuan dari gerakan KB dan
pelayanan kontrasepsi, yaitu: 1) tujuan demografi adalah mencegah terjadinya
ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP); 2)
mengatur kehamilan dan menjarangkan kehamilan; 3) Married Conseling atau
nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah; 4) tujuan
akhir KB adalah tercapainya NKKBS dan membentuk keluarga berkualitas.
Sasaran KB dibagi menjadi dua hal, yaitu: 1) Sasaran langsung,
Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 1549 tahun; 2) Sasaran tidak langsung, meliputi kelompok remaja usia 15-19
tahun, organisasi, lembaga kemasyarakatan, institusi pemerintah maupun
swasta, tokoh masyarakat yang diharapkan dapat memberikan dukungannya
dalam pelembagaan NKKBS, dan wilayah-wilayah yang kurang pencapaian
target KB-nya (Suratun, 2008).
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti
melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Pengertian
dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun,
2008).

12

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas
(Sarwono, 2006). Tujuan kontrasepsi adalah mencegah fertilisasi dengan
mencegah implantasi sel telur yang sudah dibuahi (Brooker, 2009).
Kontrasepsi ialah pencegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya
konsepsi. Terdapat berbagai cara kontrasepsi, antara lain kontrasepsi suntikan,
kontrasepsi oral, kontrasepsi intravaginal, kondom, dan AKDR atau
intrauterine device (IUD), operasi (tubektomi atau vasektomi) atau cara
konvensional (Staf Pengajar FKUS, 2009).
Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan, yaitu: 1) tujuan umum,
pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu
terwujudnya NKKBS; 2) tujuan khusus yaitu penurunan angka kelahiran yang
bermakna. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu
ditempuh suatu kebijaksanaan untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat
melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat, serta
melahirkan pada usia tua. Untuk mencapai sasaran maka tujuan tersebut
dikategorikan menjadi tiga fase, yaitu fase menunda perkawinan atau
kesuburan, fase menjarangkan kehamilan, dan fase menghentikan kehamilan
atau kesuburan (Hartanto, 2004).
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik,
yaitu aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana (sebisa mungkin
tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter), murah, dapat diterima oleh banyak
orang, dan pemakaiannya jangka lama (continuation rate) tinggi. Sampai saat

13

ini belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau
sempurna. Saat ini pilihan metode kontrasepsi umumnya masih dalam bentuk
cafeteria atau supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri metode
kontrasepsi yang diinginkan (Hartanto, 2004).
Berikut merupakan beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat
digunakan oleh Pasangan Usia Subur (PUS), antara lain:
1) Metode kontrasepsi sederhana
a. Metode kalender
Metode ini didasarkan pada perhitungan mundur siklus
menstruasi wanita selama 6-12 bulan siklus yang tercatat. Cara
perhitungannya yaitu mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek
untuk menentukan awal dari masa subur dan mengurangi 11 hari dari
siklus haid terpanjang untuk menentukan akhir dari dari masa
suburnya (Everett, 2010).
b. Metode amenore laktasi (MAL)
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya
hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh
(full breast feeding), ibu belum haid, dan umur bayi kurang dari enam
bulan. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan
bayi mendapat cukup asupan per laktasi (Saifuddin, 2006).

14

c. Metode Termal (Temperatur)
Metode termal dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa
progesterone mempunyai efek termogenik (efek menaikkan suhu
tubuh). Wanita yang menggunakan metode ini harus mencatat suhu
basalnya setiap pagi. Pada saat ovulasi, progesteron yang dihasilkan
oleh korpus luteum akan menyebabkan kenaikan suhu tubuh sebesar
0,5º C. kenaikan ini akan bertahan sampai korpus luteum mengalami
degenerasi, yaitu beberapa hari sebelum dimulainya masa haid (Helen,
2001).
d. Metode Mukus Serviks
Wanita diajarkan untuk mengobservasi mukus serviksnya
dengan melihat tekstur, warna, dan banyaknya. Sebelum ovulasi, di
bawah pengaruh estrogen mukus serviks tampak seperti putih telur
(mentah) dan elastis, transparan, dan mengkilat disebut juga mukus
spinnbarkeit. Setelah ovulasi, mukus serviks menjadi kental dan kering
dibawah pengaruh hormon progesteron. Keuntungan metode mukus
serviks, yaitu tidak memiliki efek samping, dibawah pengontrolan
pasangan, dapat diterima oleh agama, dan tidak ada biaya yang harus
dikeluarkan(Everett, 2010).
e. Metode Simto-Termal
Metode ini merupakan kombinasi tiga metode (metode
kalender, metode termal, dan metode mukus serviks) dan dianggap
sebagai metode yang paling aman. Klien diajarkan cara menentukan
lokasi serviksnya dan memeriksa posisi serviks setiap hari, serta

15

mengkaji pelunakan dan pembukaan ostium serviks. Ketika klien
hendak memasuki masa ovulasi, serviks meninggi pada vagina dan
hampir diluar jangkauan jarinya, serviks juga menjadi lunak disertai
sedikit pembukaan ostium serviks (Everett, 2010).
f. Senggama Terputus (Koitus Interuptus)
Senggama terputus adalah menarik penis keluar dari vagina
sebelum mencapai orgasme. Metode ini sangat sederhana dan tidak
perlu biaya atau alat. Metode ini merupakan metode tradisional dan
masih popular hingga saat ini. Metode ini tidak efektif digunakan,
karena keterlambatan menarik penis sebentar saja akan menyebabkan
tertinggalnya semen di dalam vagina. Efektivitas koitus interuptus
bervariasi, tetapi pada penggunaan yang cermat dan konsisten, metode
ini dapat mencapai 90%. Pada penggunaan yang kurang cermat dan
kurang komitmen angka tersebut dapat menurun sampai 81% (Gupte,
2004).
2) Metode Kontrasepsi Barier
a. Kondom
Kondom merupakan kontrasepsi yang mudah dan praktis
digunakan. Kondom mencegah kehamilan dengan menghambat sperma
masuk vagina sehingga mencegah pembuahan (fertilisasi). Efektivitas
kondom sebesar 85-98% dalam mencegah kehamilan. Selain
mencegah kehamilan , kondom juga dapat mencegah terjadinya infeksi
HIV-AIDS. Kondom efektif untuk menunda kehamilan jika digunakan
dengan tepat (Suwignyo, 2010).

16

b. Diafragma
Diafragma disebut juga “cap” atau “Dutch cup”, diafragma
merupakan sebuah metode kontrasepsi efektif tanpa menimbulkan
berbagai pengaruh hormonal. Alat tersebut berfungsi sebagai barier
serviks dan menghalangi pertemuan sperma dengan ovum sehingga
mencegah terjadinya fertilisasi. Apabila digunakan dengan spermisida,
keefektivan diafragma antara 82%-90% aman dalam mencegah
kehamilan, angka keamanan ini meningkat antara 92% -96% dengan
penggunaan yang dilakukan secara hati-hati dan konsisten. Bagi wanita
yang benar-benar cermat dalam menggunakan metode ini, metode ini
merupakan bentuk kontrasepsi yang sangat aman dan efektif tanpa
disertai pengaruh hormonal (Everett, 2010).
c. Spermisida
Spermisida mencegah kehamilan dengan membunuh sperma
dan mengubah pH vagina sehingga lingkungan di dalam vagina tidak
menguntungkan bagi sperma. Spermisida tersedia dalam berbagai
bentuk, seperti pesarium, gel, krim, dan busa. Spermisida mengandung
nonoxynol 9 atau oktosinol. Spermisida efektif dalam 80%-94%
mencegah kehamilan pada penggunaan yang sempurna dan efektif
99,9% jika digunakan sekaligus dengan penggunaan metode kondom
atau diafragma (Constance, 2009).
d. Cap
Cap berukuran lebih kecil dari diafragma dan hanya menutupi
serviks. Cap terbuat dari karet dan cara kerjanya sama seperti

17

diafragma, yaitu mencegah sperma bertemu dengan ovum sehingga
mencegah terjadinya fertilisasi. Untuk mengoptimalkan efektivitasnya,
cap sebaiknya digunakan bersama dengan spermisida. Terdapat tiga
jenis cap yang lazim digunakan saat ini, yaitu cervical cap, vault cap,
dan vimule cap (Everett, 2010).
e. Femidom
Femidom merupakan sebuah kondom poliuretan dengan
pelumas non-spermisida. Kondom tersebut memiliki dua cincin kecil,
satu cincin yang membantu insersi ke dalam vagina seperti tampon dan
satu cincin untuk menjaga agar kondom tetap pada tempatnya di luar
area genitalia. Femidom bekerja sebagai barier yang mencegah sperma
membuahi ovum dan memiliki efektivitas yang sama dengan kondom
pria, yaitu antara 85% -98% dalam mencegah kehamilan. Trussel et al
(1994) menemukan bahwa penggunaan femidom tampak potensial
untuk mengurangi risiko wanita mendapat HIV (Everett, 2010).
3) Metode Kontrasepsi Modern
a. Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil merupakan jenis kontrasepsi oral yang harus
diminum setiap hari yang bekerja mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma. Terdapat dua macam kontrasepsi pil
yaitu kontrasepsi kombinasi (pil kombinasi) yang mengandung
progesteron dan estrogen serta kontrasepsi pil progestin (minipil) yang
mengandung hormon progesteron (Saifuddin, 2003).

18

Pil kontrasepsi oral kombinasi bekerja dalam tiga cara, yaitu
menghentikan

ovulasi,

menebalkan

mukus

serviks

untuk

menghentikan sperma masuk uterus, dan membantu mencegah
terjadinya implantasi dengan mengubah endometrium. Metode ini
memiliki efektivitas antara 97%-99% dalam mencegah kehamilan.
Kontrasepsi pil oral progestin (mini pil) bekerja untuk mencegah
kehamilan dengan empat cara, yaitu membuat mukus serviks tidak
dapat

ditembus

oleh

sperma,

membuat

endometrium

kurang

menguntungkan untuk implantasi, menekan ovulasi pada beberapa
wanita, dan mengurangi fungsi tuba falopii. Mini pil memiliki
efektivitas sebesar 96%-99% dalam mencegah kehamilan (Everett,
2010).
b. Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi

implant

merupakan

batang

tunggal

yang

mengandung progestogen etonogestrel. Implant digunakan dengan cara
memasukkannya pada lengan bagian atas. Panjang implant sekitar 4
cm, dengan diameter 2 mm, dan bekerja sampai 3 tahun. KB implant
aman digunakan bagi wanita menyusui dan dapat dipasang setelah 6
minggu pasca persalinan. Efek samping yang biasanya terjadi adalah
perubahan pola haid dalam batas normal, perdarahan ringan diantara
masa haid, keluar flek-flek, dan tidak haid serta sakit kepala
(Suwignyo, 2010).

19

c. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Kontrasepsi Mantap (Kontap) merupakan suatu cara permanen
baik pada pria (vasektomi) dan pada wanita (tubektomi). Sterilisasi
pria (vasektomi) merupakan metode kontrasepsi yang melibatkan
eksisi atau pengangkatan bagian vas deferens berupa tuba yang
membawa sperma dari testis ke penis. Vasektomi 99,9% efektif dalam
mencegah kehamilan. Sterilisasi wanita (tubektomi) yaitu melakukan
blok atau eksisi tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara
ovum dan sperma serta mencegah terjadinya fertilisasi. Keuntungan
menggunakan Kontap yaitu tingkat keefektifannya tinggi, permanen,
dan dapat berfungsi secara efektif dengan segera (Everett, 2010).
d. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik yang beredar di Indonesia ada 2 macam
yaitu DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetaf) yang biasa disebut
Depo Provera dan NET ON (Noritesteron oenathate ) yang biasa
disebut Noristerat. Kontrasepsi suntik berfungsi mencegah kehamilan,
terutama dengan menghentikan ovulasi. Kedua jenis kontrasepsi ini
mempertebal mukus serviks sehingga mencegah penetrasi sperma serta
menyebabkan endometrium menjadi kurang menguntungkan untuk
implantasi. Kedua jenis kontrasepsi suntik ini juga memiliki efektivitas
99-100% dalam mencegah kehamilan dan merupakan bentuk
kontrasepsi reversibel yang paling efektif (Everett, 2010).

20

C. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik disertai barium
sulfat dan mengandung tembaga (Cu T 38OA ParaGard), progesteron
(progesterone T Progestasert system); atau levonorgestrel (Mirena). Alat ini
dimasukkan ke dalam ruang endometrium, melalui kanalis servikalis serta
memiliki ujung monofilament nilon yang membentang dari serviks ke vagina.
AKDR bekerja terutama dengan mencegah sperma membuahi ovum. Ketiga
AKDR ini bekerja dengan menciptakan infeksi lokal dan meningkatkan cairan
dalam tuba dan uterus yang dapat mengganggu transportasi sperma maupun
ovum. Selain itu, mirena dan progestasert mempertebal mukus serviks serta
mengganggu aktivitas endometrium sehingga menghambat gerakan sperma
(Geri & Carole, 2009).
AKDR ada yang diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari
tembaga atau mengandung hormon levonorgestrel. AKDR memiliki benang
yang menjulur ke vagina sehingga wanita dapat meyakinkan diri mereka dan
memastikan bahwa AKDR tetap di dalam. Lama pemakaian AKDR beragam,
dari 3 sampai 5 tahun. AKDR yang dipasang setelah usia 40 tahun dapat
dibiarkan in situ sampai menopause, tetapi sebaiknya dilepas 1 tahun setelah
menopause (Everett, 2010). Jenis AKDR yang dipakai di Indonesia antara lain
adalah (EPO, 2008) :
1) Copper-T
AKDR ini berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan

21

tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang
cukup baik.
2) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm
dan ditambahkan gulungan kawat tembaga. Luas permukaannya 200 mm²,
fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T.
3) Multi load
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke
ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm² atau 375 mm² untuk menambah efektifitas. Ada tiga
jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
4) Lippes loop
AKDR ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan
tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai
angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian AKDR jenis
ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

22

AKDR merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam rahim.
K

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Memengaruhi Lama Ketidaklangsungan Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) pada Ibu PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Patumbak Tahun 2013

2 81 143

Pengaruh Faktor Personal, Sosial dan Situasional terhadap Kelangsungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Marelan

2 68 119

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kalideres Tahun 2015

3 28 158

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT IBU TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR) DI PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO | Marikar | JURNAL KEPERAWATAN 9948 19801 1 SM

0 2 6

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 19

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 9

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 30

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 2 3

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Akdr) Pada Pasangan Suami Istri Di Desa Durin Jangak Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 30