12 Misalnya:
Mengapa di dunia ini ada matahari? Mengapa matahari bersinar?
Mengapa jika matahari tenggelam hari menjadi gelap? g
Fungsi Imajinatif the imaginative function. Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai pencipta semesta, gagasan, atau kisah yang
imajinatif. Fungsi ini biasanya untuk mengisahkan cerita-cerita, dongeng-dongeng, membacakan lulucon, atau menuliskan cerpen,
novel, dan sebagainya. Melalui bahasa kita bebas menciptakan mimpi-mimpi yang mustahil sekalipun jika yang kita inginkan
memang seperti itu. Dengan bahasa kita bebas berimajinasi.
3. Ragam Bahasa
Ragam bahasa merupakan istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan salah satu dari sekian banyak variasi, yang ada dalam
pemakaian bahasa. Nababan 1995: 4. Mengemukakan bahwa ragam bahasa juga mencakup bahasa yang sistemnya tergantung pada situasi
keadaan berbahasa. Dengan demikian yang dimaksud ragam bahasa adalah istilah untuk menunjuk suatu bentuk keanekaragaman bahasa sesuai
dengan perbedaan pemakaian yang meliputi situasi dan keadaan berbahasa seperti penutur atau pembicara, yang diajak bicara, topik pembicaraan, dan
media pembicaraan. Joos dalam Nababan, 1995: 22 menyatakan bahwa ragam bahasa
menurut fungsi dan situasinya dapat dibagi menjadi lima, yaitu:
13 a. Ragam beku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
situasi-situasi khitmat dan upacara-upacara resmi. b. Ragam resmi formal adalah ragam bahasa yang dipakai dalam
pidato-pidato resmi, rapat. c.Ragam usaha adalah ragam bahasa yang sesuai dengan
pembicaraan biasa di sekolah, perusahaan. d. Ragam santai ialah ragam bahasa antar teman, rekreasi, dan
sebagainya. e. Ragam akrab adalah ragam bahasa yang dipakai dalam keluarga
atau teman, yang tidak perlu berbahasa secara lengkap, tetapi cukup dengan ucapan-ucapan singkat saja.
Berdasarkan pendapat Martin Joos tersebut maka tindak tutur kru bus Jurusan Solo-Sragen dalam ragam usaha. Hal ini disebabkan karena
dalam transportasi terdapat ragam bahasa tersendiri yang digunakan supaya komunikasi dapat berjalan dengan cepat dan lancar.
Ragam bahasa menurut sarananya lazim dibagi atas ragam lisan dan tulisan. Hal yang membedakan ragam lisan dan tulisan adalah yang
berhubungan dengan suasana peristiwa. Jika menggunakan suasana tulisan, penutur beranggapan bahwa lawan tutur tidak ada dihadapan
penutur, akibatnya penutur perlu menggunakan bahasa dengan lebih terang dan jelas karena ajaran penutur tidak dapat disertai dengan gerak isyarat,
pandangan, atau anggukan, tanpa penegasan dipihak penutur atau pemahaman dipihak lawan tutur. Itulah sebabnya kalimat dalam ragam
14 tulis harus lebih cermat sifatnya. Fungsi gramatis seperti subyek, predikat,
dan obyek dan hubungan diantara fungsi masing-masing harus nyata, sedangkan dalam ragam lisan karena penutur bahasa berhadapan dengan
pandangan, unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Berdasarkan uraian di atas, khususnya ragam bahasa lisan dan tulis
dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahasa lisan cenderung tidak memperhatikan struktur bahasa tetapi lebih mengarah pada penggunaan
bahasa yang bersifat komunikatif. Demikian juga dengan pemakaian bahasa dalam tindak tutur kru bus jurusan Solo-Sragen. Interaksi antara
penutur dan lawan tutur yang menggunakan ragam bahasa lisan dapat berjalan lancar tanpa memperhatikan struktur bahasa yang lengkap serta
menggunakan ragam usaha karena dipakai dalam usaha transportasi.
4. Pengertian Pragmatik