22
D. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode baca markah. Metode baca markah menurut Sudaryanto 1993: 95
disebut juga metode membaca pemarkahan: pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas konsituen tertentu, dan kemampuan
membaca peranan pemarkahan itu marker berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Artinya peneliti dalam menganalisis berdasarkan data
dapat menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas tentang satuan lingual yang dianalisis sesuai dengan kemampuan membaca peranan dalam
melihat tanda pengenal akan status satuan lingual yang diamatinya. Langkah-langkah dari metode baca markah tersebut dalam praktiknya
dilakukan oleh peneliti setelah merekam percakapan dengan bahasa lisan dan kemudian menyalin ke dalam bentuk bahasa tulis, peneliti mulai menganalisis
hasil salinan tersebut sebagai hasil percakapan antara kru bus, calon penumpang, dan penumpang yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-
kalimat tersebut menunjukkan kejatian satuan lingual atau identitas tentang satuan lingual yang dianalisis sesuai dengan kemampuan membaca peranan.
Kelebihan dari metode baca markah ini mempermudah peneliti untuk mencari kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu dalam sustu kalimat.
Misalnya kalimat yang digunakan oleh kru bus berbeda dengan kalimat yang digunakan oleh calon penumpang dan penumpang.
Contoh:
23 1.
Sragen–sragen, prei kiri, yo terus Tuturan di atas merupakan bentuk tindak tutur representatif, yaitu
tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. tuturan tersebut termasuk ke dalam tuturan representatif
dengan tujuan memberitahu. Memberitahu adalah menjadikan supaya tahu atau mengerti
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 124. Jadi tindak tutur memberitahu adalah tindak ujaran yang dilakukan oleh penutur untuk
mengatakan sesuatu yang belum diketahui mitra tutur agar mitra tutur tersebut tahu atau mengerti.
Tuturan pada data 1 berlangsung di depan Universitas Negeri Sebelas Maret, kira-kira pukul 10.30 WIB. Tuturan tersebut disampaikan
kondektur bus penutur kepada sopir bus mitra tutur. Penutur memberitahu bahwa disebelah kiri ada penumpang tetapi terhalang
kendaraan yang berhenti di pinggir jalan sehingga bus harus berhenti di depan kendaraan yang berhenti di pinggir jalan tersebut dan menunggu
penumpang yang akan naik bus. Faktor penentu adanya tindak tutur memberitahu ini yaitu adanya sesuatu hal yang ingin diberitahukan yaitu
adanya kendaraan di sebelah kiri dengan menggunakan kata prei kiri. 2.
Yo Nglarangan, Nglarangan persiapan. Tuturan di atas merupakan bentuk tindak tutur menegaskan, yaitu
memberitahukan dengan sungguh-sungguh tentang sesuatu yang sudah pasti KBBI, 2007: 1021. Jadi tindak tutur ini merupakan pengulangan
24 tentang tuturan yang sebelumnya dengan maksud menegaskan tentang apa
yang telah dituturkan sebelumnya. Tindak tutur tersebut dituturkan kernet bus kepada penumpang.
Tindak tutur data 2 terjadi ketika kernet bus berdiri di pintu depan dan menyerukan ujaran tersebut dengan nada diperpanjang. Jadi tindak tutur
ini merupakan tindak tutur menegaskan yang ditandai dengan kata Nglarangan.
E. Sistematika Penelitian