83
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
“Tad adwyaktm, Aha hi”, artinya “Sesungguhnya Tuhan itu yang tak terkatakan”. Menggambarkan keagungan sifat-sifat Tuhan itu merupakan ajaran dari Vibhuti
Marga. Vibhuti Marga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata vibhu - ti vibhu ...adjective :
hadir di mana-mana; kekal; mengembang seluas-luasnya; kuat. ...masculine : yang kuasa; yang mahakuasa; brahman. M
ārga ...masculine : jalan; saluran; cara; gaya. Wibhuti M
ārga : Jalan atau cara – brahman Kamus Kecil Sansekerta – Indonesia, hal. 174 - 224. Vibhuti Marga berarti kebesaran dan kemuliaan Sang
Hyang Widhi Wasa Tuhan yang dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibhuti Marga adalah penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Sang Hyang
Widhi Wasa yang dihayati oleh para maharesi melalui spiritual yang kemudian dilukiskan dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya. Hakikat utama ajaran
Vibhuti Marga adalah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan persoalan- persoalan yang muncul mengenai sifat Ida Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang
Maha Esa yang transendental atau di luar alam indra.
B. Penerapan Vibhuti Marga dalam Kehidupan
Penerapan Vibhuti Marga dapat melalui empat jalan atau cara yang dapat dilakukan oleh umat Hindu untuk sampai kepada Sang Hyang Widhi antara lain seperti berikut
ini.
1. Ajaran Bhakti Marga Yoga
Bhakti merupakan kasih sayang yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan jalan kepatuhan atau bhakti. Bhaktiyoga disenangi oleh sebagian
besar umat manusia. Tuhan merupakan pengejawantahan dari kasih sayang, dan dapat diwujudkan melalui cinta kasih seperti cinta suami kepada istrinya yang menggelora
dan menyerap segalanya. Cinta kepada Tuhan harus selalu diusahakan. Mereka yang mencintai Tuhan tak memiliki keinginan ataupun kesedihan. Ia tak pernah membenci
makhluk hidup atau benda apa pun, dan tak pernah tertarik dengan objek-objek duniawi. Ia merangkul semuanya dalam dekapan tingkat kasih sayangnya.
Kama keinginan duniawi dan trisna kerinduan merupakan musuh dari rasa bhakti. Selama ada jejak-jejak keinginan dalam pikiran terhadap objek-objek
duniawi, seseorang tidak dapat memiliki kerinduan yang dalam terhadap Tuhan.
Buku Guru Kelas XI SMASMK 84
Atma-Nivedana merupakan penyerahan diri secara total setulus hati kepada Tuhan, yang merupakan anak tangga tertinggi dari Navavidha Bhakti, atau sembilan cara
bhakti. Atma-Nivedana adalah prapatti atau saranagati. Penyembah menjadi satu dengan Tuhan melalui Prapatti dan memperoleh karunia Tuhan yang disebut Prasada.
Bhakti merupakan suatu ilmu spiritual terpenting, karena mereka yang memiliki rasa cinta kepada Tuhan, sesungguhnya kaya. Tak ada kesedihan selain tidak memiliki
rasa bhakti kepada Tuhan.
2. Ajaran Jñana Marga Yoga
Jñanayoga merupakan jalan pengetahuan. Moksa tujuan hidup tertinggi manusia berupa penyatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa dicapai melalui pengetahuan tentang
brahman Tuhan Yang Maha Esa. Pelepasan dicapai melalui realisasi identitas dari roh pribadi dengan roh tertinggi atau brahman. Penyebab ikatan dan penderitaan
adalah avidya atau ketidaktahuan. Jiwa kecil, karena ketidaktahuan secara bodoh menggambarkan dirinya terpisah dari brahman. Avidya bertindak sebagai tirai atau
layer dan menyelubungi jiwa dari kebenaran yang sesungguhnya, yaitu bersifat Tuhan. Pengetahuan tentang brahman atau brahmajñana membuka selubung ini
dan membuat jiwa bersandar pada Sat-Cit-Ananda Svarupa sifat utamanya sebagai keberadaan kesadaran- kebahagian mutlak dirinya.
Jñana bukan hanya pengetahuan kecerdasan, mendengarkan atau membenarkan. Ia bukan hanya persetujuan kecerdasan, tetapi realisasi langsung dari kesatuan atau
penyatuan dengan yang tertinggi yang merupakan paravidya. Keyakinan intelektual saja tak akan membawa seseorang kepada brahmajnana pengetahuan dari yang
mutlak. Pelajar Jñanayoga pertama-tama melengkapi dirinya dengan tiga cara yaitu: 1 pembedaan viveka, 2 ketidakterikatan vairagya, 3 kebajikan, ada
enam macam sat-sampat, yaitu: a ketenangan sama, b pengekangan dama, c penolakan uparati, ketabahan titiksa, d keyakinan sraddha, e konsentrasi
samadhana, dan f kerinduan yang sangat akan pembebasan mumuksutva. Selanjutnya ia mendengarkan kitab suci dengan duduk khusuk di depan tempat duduk
kaki padma seorang guru yang tidak saja menguasai kitab suci Veda Srotriya, tetapi juga bagus dalam brahman Brahmanistha. Selanjutnya para peserta didik
melaksanakan perenungan, untuk mengusir segala keragu-raguan. Kemudian melaksanakan meditasi yang mendalam kepada brahman dan mencapai Brahma-
Satsakara. Ia seorang jivanmukta mencapai moksa, bersatu dengan-Nya dalam kehidupan ini.