Buku Guru Kelas XI SMASMK 92
hidup di masyarakat sehingga tercipta tatanan hidup yang damai dan beradab. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk bertanya, mengerjakan soal-soal
latihan, memberikan evaluasi, dan setiap akhir pembelajaran memberikan tugas-tugas baik mandiri maupun tugas berkelompok untuk mendapatkan informasi kompetensi
peserta didik berkaitan dengan materi Niwrtti dan Prawrtti Marga.
Bab 7 Catur Purusartha dalam Kehidupan
Sebelum memulai proses pembelajaran Catur Purusartha Dalam Kehidupan, guru mendahului dengan mengucapkan Penganjali agama Hindu, dan melakukan Puja Tri
Sandya doa Puja Saraswati, mengamati dan memberikan penilaian sikap religius dan sosial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi ahimsa, berperilaku
jujur satya, menghargai dan menghormati antarsesama tat tvam asi, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi Catur Purusartha dalam kehidupan.
Dalam bab ini peserta didik diharapkan dapat memahami, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjelaskan pengertian dan hakikat Catur Purusartha
seperti yang tertera dalam buku siswa.
A. Pengertian Catur Purusartha
Catur Purusartha berarti empat tujuan hidup manusia yang utama berdasarkan dharma. Catur Purusartha sering disebut Catur Warga. Kata Warga dalam hal ini artinya
ikatan atau jalinan yang saling melengkapi atau saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Di samping itu, keempat tujuan hidup itu saling menunjang. Dharma adalah
landasan untuk mendapatkan arta dan kama. Arta dan kama landasan atau sarana untuk melaksanakan dharma. Dharma, arta dan kama adalah landasan untuk mencapai moksa.
B. Bagian-bagian Catur Purusartha
Catur Purusartha dapat juga diartikan empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagiaan, yaitu dharma, arta, kama, dan moksa.
Urut-urutan ini merupakan tahapan yang tidak boleh ditukar-balik karena mengandung keyakinan bahwa tiada arta yang diperoleh tanpa melalui dharma; tiada
kama diperoleh tanpa melalui arta, dan tiada moksa yang bisa dicapai tanpa melalui dharma, arta, dan kama.
C. Prioritas Penerapan Catur Purusartha untuk Kebahagiaan Rohani
Sungguh hidup dan kehidupan ini tidak mudah, melainkan penuh gejolak. Sehebat apa pun gejolak kehidupan akan menjadi lebih ringan, jika kita selalu berupaya
melaksanakan tugas yang diberikan dalam kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.
93
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Dalam pembelajaran, guru jangan hanya mengandalkan buku siswa saja, tetapi dapat mengembangkan materi dari sumber lain yang ada di masyarakat, terutama
dari pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari. Dapat juga melalui kegiatan ektrakurikuler, memberikan motivasi kepada mereka untuk bertanya, mengerjakan
soal-soal latihan, memberikan evaluasi, pada setiap akhir pembelajaran, guru memberikan tugas-tugas baik mandiri maupun tugas kelompok untuk mendapatkan
informasi kompetensi peserta didik berkaitan dengan materi Catur Purusartha dalam kehidupan.
Bab 8 Ajaran Wiwaha
Sebelum memulai bab wiwaha, guru mendahului dengan mengucapkan Penganjali agama Hindu, dan melakukan Puja Tri Sandya doa Puja Saraswati, serta mengamati
dan memberikan penilaian sikap religius dan sosial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi ahimsa, berperilaku jujur satya, menghargai dan menghormati
antarsesama tat tvam asi, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi wiwaha, diharapkan melalui bab ini peserta didik dapat memahami,
menerapkan, melestarikan, menjelaskan pengertian dan hakikat, tujuan wiwaha seperti yang terdapat dalam buku peserta didik sebagai berikut.
A. Pengertian dan Hakikat Wiwaha
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita, sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga baru yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan adalah “yajña” sehingga orang yang memasuki ikatan perkawinan menuju Grahastha Asrama
merupakan lembaga suci yang harus dijaga keberadaannya dan kemuliaannya. Keberhasilan dalam wiwaha atau perkawinan adalah karena adanya sifat dan sikap
saling mencintai, saling mempercayai, saling menyadari, kerja sama, saling mengisi, bahu-membahu dalam setiap kegiatan rumah tangga.
B. Tujuan Wiwaha menurut Hindu
Perkawinan bersifat religius dan obligator karena dikaitkan dengan kewajiban seseorang untuk mempunyai keturunan dan untuk menebus dosa-dosa orangtua dan
leluhurnya. Tujuan pokok perkawinan adalah terwujudnya keluarga yang berbahagia lahir batin. Unsur material adalah tercukupinya kebutuhan sandang, pangan, dan
papan perumahan yang semuanya disebut artha. Unsur nonmaterial adalah rasa kedekatan dengan Sang Hyang Widhi yang disebut dharma, kepuasan seks, kasih
sayang antara suami-istri-anak, adanya keturunan, keamanan rumah tangga, harga diri keluarga, dan eksistensi sosial di masyarakat yang semuanya disebut kama.