89
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
B. Hubungan Dharmaṡāstra dengan Manawa Dharmaṡāstra
Manawa Dharmaṡāstra adalah sebuah kitab Dharmaṡāstra yang dihimpun dengan bentuk yang sistematis oleh Bhagawan Bhrigu. Kitab Dharmaṡāstra
yang memuat hukum Hindu tertua dan sebagai sumber hukum Hindu yang paling terkenal adalah Manawa Dharmaṡāstra. Sumber hukum tata negara dan tata praja
serta hukum pidana yang berlaku di Indonesia pada zamannya adalah sebagian besar merupakan hukum yang bersumber pada ajaran Manawa Dharmaṡāstra.
Kitab Manawa Dharmaṡāstra yang sesuai untuk zaman Krta Yuga adalah karya Bhagawan Manu; untuk zaman Treta Yuga adalah karya Bhagawan Gautama; untuk
zaman Dwapara Yuga adalah karya Bhagawan Samkhalikhita dan yang sesuai untuk zaman Kali Yuga adalah Manawa Dharmaṡāstra karya Bhagawan Parasara.
C. Sumber-sumber Hukum Hindu
Sumber hukum bagi umat Hindu atau masyarakat yang beragama Hindu adalah kitab suci Veda. Ketentuan mengenai Veda sebagai sumber hukum Hindu dinyatakan
dengan tegas di dalam berbagai jenis kitab suci Veda. Veda adalah mata yang abadi dari para leluhur, dewa-dewa, dan manusia; peraturan-peraturan dalam Veda sukar
dipahami manusia dan itu adalah kenyataan. Ketahuilah bahwa ia yang selalu melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
telah diatur dengan cara yang benar, mencapai tingkat kebebasan yang sempurna kelak memperoleh semua keinginan yang ia cita-citakan. Guru menugaskan kepada
peserta didik untuk membaca dan memahami Manawa Dharmaṡāstra sebagai kitab hukum Hindu. Mereka dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
menghormati hukum Hindu maupun hukum nasional, adat istiadat yang telah hidup di masyarakat sebagai hukum positif menciptakan tatanan hidup yang damai dan
beradab di masyarakat. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk bertanya, mengerjakan soal-soal latihan, memberikan evaluasi, pada setiap akhir
pembelajaran, guru juga memberikan tugas-tugas baik mandiri maupun berkelompok untuk mendapatkan informasi kompetensi peserta didik berkaitan dengan materi
Manawa Dharmaṡāstra sebagai kitab hukum Hindu.
Bab 6 Niwrtti dan Prawrtti Marga dalam Kehidupan
Sebelum memulai proses pembelajaran Niwrtti dan Prawrtti Marga dalam kehidupan, guru mendahului dengan mengucapkan Penganjali Agama Hindu, dan
melakukan Puja Tri Sandya doa Puja Saraswati, serta mengamati dan memberikan
Buku Guru Kelas XI SMASMK 90
penilaian sikap religius dan sosial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi ahimsa, berperilaku jujur satya, menghargai dan menghormati antarsesama
tat tvam asi, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi Niwrtti dan Prawrtti Marga dalam kehidupan. Dalam bab ini diharapkan dapat memahami,
menjelaskan, menyebutkan dan mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung di dalam buku.
A. Pengertian Niwrtti dan Prawrtti Marga
Secara umum umat Hindu diberikan dan memiliki kebebasan dalam melaksanakan pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi WasaTuhan Yang Maha Esa, yang
disesuaikan dengan tempat, waktu, dan kondisinya desa, kala, dan patra. Niwrtti Marga ialah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke
hadapan Sang Hyang Widhi dengan tekun melakukan yoga dan samadhi. sedangkan Prawrtti Marga adalah suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa
bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan tekun melakukan tapa, yajña, dan kirti.
B. Hidup Bermasyarakat Berdasarkan Ajaran Niwrtti Marga
Niwrtti marga dapat dilaksanakan dengan menekuni ajarin Yoga Marga. Pelaksanaan yoga merupakan sadhana dalam mewujudkan samadhi yaitu penyatuan
diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Yoga Marga adalah suatu usaha untuk menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.
Kitab Bhagavad Gita menyebutkan sebagai berikut.
“yadā hi ne’ndriyārtheshu na karmasy anushajjate, sarva saòkalpa saònyāsì yogārūðhas tado’chyate”.
Bhagavad Gita. VI. 4.
Terjemahannya :
“Bila ia merasa bebas sungguh-sungguh dari ikatan objek panca indra dan kerja, dan membuang segala maksud-keinginan maka ia dikatakan mencapai yoga”.
Upaya dalam mewujudkan pelaksanaan Niwrtti Marga, penerapannya dapat dilaksanakan melalui “yoga marga” dan “samadhi”. Yoga mengajarkan pengendalian
diri untuk mengarahkan pikiran agar dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi. Orang yang sudah dapat melaksanakan ajaran yoga dengan sungguh-sungguh disebut yogin.
Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi seorang yogi untuk mengendalikan pikiran- pikirannya agar pikirannya selalu jernih. Kitab Patanjali Sutra, menyebutkan sebagai
berikut:
“Yogaccitta urtti nirodhah”
. Yoga Sutra I.1