HASIL PENYELIDIKAN Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

2. METODE DAN TEORI

Penyelidikan polarisasi terimbas IP meliputi pengambilan data dengan konfigurasi dipole-dipole sebanyak 5 lintasan berarah baratdaya-timurlaut dengan jarak elektroda a = 50 meter dan a = 100 meter, panjang lintasan 2000 meter dan jarak antar lintasan 500m . Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus, kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda potensial sehingga didapat nilai tahanan jenis dan nilai chargeability. Ditunjukkan pada gambar 3. Penyelidikan geomagnet meliputi kegiatan akuisisi data meliputi pengukuran di titik ukur geomagnet di titik yang telah ditentukan gambar 4 dan di titik base untuk mengukur nilai variasi harian. Kemudian dilakukan pengambilan conto batuan untuk diukur nilai kerentanan magnetiknya. Selanjutnya dilakukan pengolahan data geomagnet setelah dikoreksi oleh nilai variasi harian dan nilai IGRF untuk menghasilkan peta anomali magnet total.

3. HASIL PENYELIDIKAN

Hasil penyelidikan polarisasi terimbas IP disajikan dalam bentuk model lateral perkedalaman dan model penampang 2 dimensi berupa sebaran data tahanan jenis dan sebaran data chargeability. Hasil penyelidikan geomagnet disajikan dalam bentuk model lateral berupa sebaran data intensitas magnet total. Secara umum sebaran tahanan jenis pada kedalaman 13.6 m didominasi oleh nilai tahanan jenis rendah 1000 Ohm.m. Nilai tahanan jenis rendah ini diinterpretasikan sebagai respon dari batuan sedimen yang mendominasi hampir seluruh daerah survei. Di sebelah timurlaut lintasan D, terdapat nilai tahanan jenis tinggi 5000 Ohm.m yang diduga berasosiasi dengan batuan granit. Nilai chargeability pada kedalaman ini juga cenderung didominasi oleh nilai chargeability rendah, kecuali di sisi sebelah timurlaut lintasan D yang menunjukkan adanya sebaran nilai chargeability tinggi. Nilai tahanan jenis tinggi dan chargeability tinggi yang terlihat di sisi sebelah timurlaut lintasan D ini mengindikasikan keberadaan batuan granit yang diduga berasosiasi dengan keberadaan timah primer. Sebaran tahanan jenis pada kedalaman 41 meter juga masih didominasi oleh sebaran nilai tahanan jenis rendah. Tahanan jenis rendah ini merupakan respon dari batuan sedimen dan metasedimen yang mendominasi daerah survei. Nilai tahanan jenis tinggi terlihat di sisi sebelah baratdaya dan sebelah timurlaut lintasan D. Tahanan jenis tinggi ini mengindikasikan keberadaan batuan yang bersifat resistif dan masif. Batuan tersebut diperkirakan berupa batuan granit yang menerobos batuan sedimen. Nilai chargeability pada kedalaman 41 meter umumnya didominasi oleh nilai chargeability rendah. Nilai chargeability rendah ini diperkirakan berasosiasi dengan batuan yang tersusun atas mineal yang kurang dapat menyimpan arus. Mineral tersebut umumnya berupa mineral yang bersifat resistif. Di sebelah timurlaut dan baratdaya lintasan D terlihat adanya nilai chargeability yang cukup tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada daerah tersebut terkandung mineral-mineral yang dapat meyimpan arus dan diperkirakan berhubungan dengan batuan yang mengandung timah baik sekunder maupun primer. Pada kedalaman 70 meter, sebaran tahanan jenis cenderung didominasi oleh nilai tahanan jenis sedang 1000 – 10.000 Ohm.m dan tinggi 10.000 Ohm.m. Nilai tahanan jenis sedang ini diperkirakan masih berasosiasi dengan batuan sedimen dan meta sedimen yang mendominasi daerah survei. Nilai tahanan jenis tinggi yang berada di sebelah timurlaut diperkirakan berasosiasi dengan batuan yang bersifat resistif berupa batuan granit. Keberadaan nilai tahanan jenis tinggi di sebelah timurlaut juga bertepatan dengan keberadaan sebaran nilai chargeability tinggi . Kombinasi dari nilai tahanan jenis tinggi dan chargeability tinggi mengindikasikan keberadaan batuan yang resistif dan mengandung mineral yang dapat menyimpan arus. Keadaan ini diinterpretasikan sebagai indikasi keberadaan timah primer yang secara geologi diduga berasosiasi dengan batuan granit. Secara umum sebaran tahanan jenis pada kedalaman 101 meter didominasi oleh nilai tahanan jenis sedang hingga tinggi. Nilai tahanan jenis rendah 1000 Ohm.m terlihat di sebelah utara dengan pola kontur membuka ke arah. Tahanan jenis rendah juga terlihat membentuk spot- spot kecil di bagian tengah daerah survei. Tahanan jenis tinggi terlihat di sebelah tenggara dan baratlaut dengan pola membuka ke arah baratlaut dan tenggara. Tahanan jenis tinggi juga terlihat di bagian tengah daerah survei dengan pola kontur menutup. Tahanan jenis rendah dan sedang diperkirakan masih berasosiasi dengan batuan sedimen dan metasedimen yang mendominasi daerah survei. Tahanan jenis tinggi yang terlihat di bagian tengah dan tenggara diinterpretasikan sebagai respon dari batuan granit yang diduga sebagai indikasi keberadaan timah primer. Nilai chargeability pada kedalaman 101 meter cenderung didominasi oleh nilai chargeability rendah dan sedang. Nilai chargeability tinggi hata terlihat berupa spot-spot kecil. Nilai chargeability rendah menunjukkan bahwa arus yag diinjeksikan kurang dapat disimpan oleh batuan ketika aliran arus tersebut diputus. Nilai chargeability sedang di bagian tengah bertepatan dengan nilai tahanan jenis tinggi yang diinterpretasikan sebagai batuan granit. Hal ini mengindikasikan bahwa di sekitar batuan granit terdapat batuan yang mengandung mineral dengan kemampuan menyimpan arus baik. Tahanan jenis pada kedalaman 136 meter, secara umum nilai tahanan jenis pada kedalaman ini sedang hingga tinggi. Nilai tahanan jenis rendah dan sedang terlihat di sebelah utara dan baratdaya daerah survei dengan pola membuka ke arah utara dan baratdaya. Nilai tahanan jenis tinggi membentuk pola yang cenderung menerus dari baratlaut ke arah tenggara. Dominasi nilai tahanan jenis tinggi pada kedalaman ini memperlihatkan bahwa semakin dalam, batuan semakin masif dan bersifat resistif. Nilai chargeability pada kedalaman ini masih didominasi oleh chargeability rendah dan sedang. Nilai chargeability tinggi terlihat di sebelah baratlaut dan timur daerah survei. Kedua area dengan nilai chargeability tinggi juga memiliki nilai tahanan jenis yang tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan keberadaan batuan yang resistif dan mengandung mineral yang dapat menyimpan arus dengan baik. Karena itu zona tersebut dapat diinterpretasikan sebagai indikasi keberadaan batuan granit yang berasosiasi dengan timah primer. Secara umum pola sebaran tahanan jenis pada kedalaman 175 meter hampir sama dengan pola sebaran tahanan jenis pada kedalaman 136 meter. Nilai tahanan jenis rendah terlihat di sebelah utara dan baratdaya dengan pola kontur membuka ke arah utara dan baratdaya. Nilai tahanan jenis sedang dan tinggi tersebar menerus dari baratalaut ke arah tenggara. Pola sebaran chargeability pada kedalaman 175 meter sedikit berbeda dengan pola sebaran chargeability pada kedalaman 136 meter. Pada kedalaman 175 meter, sebaran nilai chargeability cenderung menerus dari baratlaut ke sebelah timur. Daerah yang memiliki nilai chargeability tinggi umumnya juga memiliki nilai tahanan jenis tinggi, sehingga kondisi ini dapat diinterpretasikan sebagai indikasi keberadaan batuan granit yang berasosiasi dengan timah primer. Hasil pemodelan tahanan jenis dan chargeability lintasan A secara umum sebaran nilai tahanan jenis dan chargeability di dekat permukaan bernilai rendah dan cenderung lebih tinggi di bagian bawah. Kontras nilai chargeability terlihat di sisi sebelah baratdaya dan sebelah timurlaut. Di sebelah baratdaya terdapat nilai chargeability rendah 10 msec yang mengindikasikan bahwa batuan di daerah tersebut sedikit mengandung mineral yang dapat menyimpan arus. Di sisi sebelah timurlaut terdapat nilai chargeability sangat tinggi 200msec yang mengindikasikan bahwa batuan di sekitarnya tersusun atas mineral- mineral yang dapat menyimpan arus. Nilai tahanan jenis pada sisi timurlaut juga relatif tinggi 10.000 Ohm.m yang mengindikasikan bahwa batuan disekitarnya bersifat resistif. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai indikasi keberadaan batuan granit yang bersifat lebih resistif jika dibandingkan dengan batuan sedimen yang ada di sekitarnya. Pola sebaran tahanan jenis dan chargeability pada lintasan B relatif berbeda dengan pola sebaran tahanan jenis dan chargeability di lintasan A. Pada penampang tahanan jenis lintasan B terlihat adanya nilai tahanan jenis tinggi di bagian bawah yang menyebar cukup luas, sedangkan nilai chargeabilitynya cenderung didominasi oleh nilai chargeability rendah, khususnya di bagian tengah hingga ke sisi baratdaya. Nilai tahanan jenis tinggi yang tidak diiringi dengan nilai chargeability tinggi mengindikasikan bahwa batuan di daerah tersebut bersifat resistif tetapi tidak dapat menyimpan arus cukup lama yang berarti kandungan mineral yang dapat menyimpan arusnya sedikit. Akan tetapi, pada sisi sebelah timurlaut terlihat adanya nilai chargeability yang cukup tinggi 150 msec dan tahanan jenis tinggi 10.000 Ohm.m yang dapat ditafsirkan sebagai zona resistif dengan kemampuan menyimpan arus yang cukup tinggi. Sebaran tahanan jenis dan chargeability pada lintasan C memperlihatkan pola yang cenderung merendah ke arah timurlaut. Di bagian atas dekat permukaan didominasi oleh nilai tahanan jenis dan chargeability yang rendah. Nilai tahanan jenis rendah diperkirakan berasosiasi dengan batuan sedimen. Nilai tahanan jenis tinggi di sebelah baratdaya diperkirakan berasosiasi dengan batuan yang bersifat resistif. Lintasan D berada di bagian tengah lokasi penyelidikan. Sebaran tahanan jenis dan chargeability di sebelah timurlaut cenderung didominasi oleh nilai yang tinggi, sedangkan di sebelah baratdaya didominasi oleh nilai yang rendah. Di sebelah timurlaut terdapat nilai tahanan jenis tinggi dan juga chargeability yang tinggi. Nilai tahanan jenis tinggi ini diinterpretasikan sebagai batuan yang bersifat resistif, diduga berupa batuan granit. Nilai chargeability tinggi mengindikasikan keberadaan mineral yang dapat menyimpan arus cukup lama. Nilai tahanan jenis rendah dan chargeability rendah di sebelah baratdaya mengindikasikan batuan yang relatif konduktif berupa batuan sedimen dan tidak tersusun atas mineral yang dapat menyimpan arus cukup lama. Sebaran tahanan jenis dan chargeability pada lintasan E didominasi oleh nilai tahanan jenis dan chargeability yang rendah. Nilai tahanan jenis rendah ini mengindikasikan batuan yang bersifat konduktif, yang diduga berupa batuan sedimen. Nilai chargeability rendah mengindikasikan sedikitnya kandungan mineral yang dapat menyimpan arus. Di bagian bawah sebelah baratdaya terlihat ada anomali berupa nilai tahanan jenis tinggi 10.000 Ohm.m yang menunjukkan keberadaan batuan resistif. Pengukuran geomagnet di daerah Parit Tebu telah dilakukan pada 904 titik ukur yang tersebar pada lima lintasan dan titik ukur acakrandom dengan spasi 25 meter pada lintasan dan maksimal 200 meter pada titik acak. Pada data yang terukur kemudian dilakukan koreksi yang meliputi koreksi variasi harian dan koreksi IGRF. Koreksi-koreksi tersebut dilakukan untuk melihat anomali magnet lokal dan menghilangkan pengaruh dari variasi medan magnet harian. Data magnet yang telah terkoreksi umumnya disebut sebagai Anomali Magnet Total. Anomali magnet ini kemudian diplot ke dalam peta dasar menjadi Peta Anomali Magnet Total. Daerah Parit Tebu memiliki inklinasi - 24.5 o dan deklinasi 0.8 o . Nilai inklinasi dan deklinasi ini sangat penting terutama untuk membantuk melakukan interpretasi terhadap data magnet. Anomali magnet total diperoleh dari data pengukuran yang telah dikoreksi. Nilai anomali magnet total bervariasi dari sekitar -90 nT hingga sekitar 100 nT. Pola anomali magnet total cenderung acak dan memiliki nilai yang relatif seragam di bagian tengah, yaitu sekitar 0 – 30 nT. Nilai anomali yang rendah dan cenderung seragam ini menunjukkan bahwa batuan yang ada di sekitar area pengukuran kurang bersifat magnetik dan diinterpretasikan sebagai batuan sedimen. Anomali yang paling menarik berada di sebelah timurlaut, dimana di daerah tersebut terlihat ada pasangan anomali rendah negatif dan anomali tinggi positif. Hal ini terjadi karena data magnetik bersifat dipole, maka anomali magnetik umumnya teridiri atas dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif. Di daerah Parit Tebu, dimana nilai inklinasi sekitar -24.5, batuan dengan sifat magnetik yang tinggi umumnya memberikan respon anomali negatif dan positif. Karena itu, pasangan anomali yang berada di sebelah timurlaut dapat diinterpretasikan sebagai batuan dengan nilai magnetik tinggi positif. Batuan tersebut diduga berupa batuan granit yang lebih bersifat magnetik jika dibandingkan dengan batuan sedimen. Pada data anomali magnetik ini dilakukan kontinuasi ke atas upward continuation dengan ketinggian yang bervariasi dari 25 meter hingga 100 meter. Kontinuasi ke atas ini dilakukan untuk menghilangkan noise-noise yang bersifat lokal dan melihat anomali secara lebih regional. Hasil kontinuasi ke atas 25 meter dan 50 meter masih memperlihatkan adanya spot-spot kecil pada peta anomali magnet. Spot-spot kecil ini umumnya menunjukkan anomali yang bersifat dangkal atau noise. Hasil kontinuasi ke atas 75 meter dan 100 meter memperlihatkan pola anomali yang lebih regional, ditandai dengan pola kontur yang lebih smooth. Berdasarkan hasil kontinuasi ke atas tersebut, pola anomali di bagian tengah relatif seragam dan tidak menunjukkan adanya pasangan anomali yang sangat kontras. Kondisi ini mengindikasikan bahwa batuan di bagian tengah relatif seragam dan diduga berasosiasi dengan batuan sedimen yang mendominasi daerah survei berupa formasi Tajam dan formasi Kelapakampil. Anomali menarik terlihat di sebelah timurlaut dan sebelah selatan yang ditandai dengan pasangan anomali positif dan negatif yang cukup kontras. Pasangan anomali di sebelah timurlaut memperlihatkan anomali negatif berada di sebelah utara sedangkan anomali positifnya berada di selatan. Kondisi ini umumnya berasosiasi dengan batuan yang memiliki suseptibilitas tinggi positif karena daerah penelitian berada pada inklinasi sekitar -24.5 o . Jika dibandingkan dengan batuan di sekitarnya yang berupa batuan sedimen formasi Tajam dan formasi Kelapakampil, maka batuan yang dicirikan dengan anomali ini kemungkinan besar memiliki suseptibilitas kemagnetan batuan yang lebih tinggi. Batuan tersebut diduga berupa batuan beku granit yang mungkin berasosiasi dengan keberadaan timah primer. Pasangan anomali di sebelah selatan ditandai dengan keberadaan anomali rendah di sebelah barat dan anomali tinggi di sebelah timur. Karena dipole magnetik berarah utara selatan, maka pasangan anomali ini kemungkinan bukan merupakan respon dari batuan yang sama, tetapi lebih mengindikasikan adanya kontras sifat kemagnetan batuan. Anomali tinggi diperkirakan berasosiasi dengan batuan yang sifat kemagnetannya tinggi, sedangkan anomali rendah berasosiasi dengan batuan yang kemagnetannya rendah. Kontras ini juga mengindikasikan keberadaan struktursesar, yang berdasarkan data geologi berarah baratlaut-tenggara.

4. PEMBAHASAN