II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
Konsepsi pengembangan int egrasi t anaman t ahuanan – sapi idealnya t erdiri dari :
1 paket ut uh unt uk 1 kelompok t ani dan set iap lokasi minimal 3 paket ut uh. Set iap 1
paket ut uh t erdiri dari: 50 ekor sapi kelompok t ani, 2 ekor sapi pet ani,
kandang kelompok individu, obat -obat an, bant uan pakan, chopper peraj ang pelepah
dan daun, mesin pembuat pakan, mesin biogas unt uk seluruh pet ani unt uk energi
memasak dan penerangan, mesin pembuat pupuk, gerobak, st udi banding, pelat ihan
ket rampilan t eknis, f asilit asi t imbulnya gerakan serupa secara swadaya.
Sesuai konsep pendekat an kegiat an, maka ruang lingkup paket bant uan meliput i :
1. Paket dari sub-sekt or perkebunan : alat
pengolahan limbah hasil samping kelapa sawit , alat pengolah kot oran sapi, sarana
lain gerobak dll, peningkat an ket rampilan t eknis, st udi banding dan pengawalan.
2.
Paket dari sub-sekt or pet ernakan : sapi, kandang, obat -obat an dll
9
Agar hasil uj i coba masing-masing model pengembangan dapat menj adi acuan dalam
langkah implement asi dalam bent uk gerakan, perlu dilakukan evaluasi t erhadap kegiat an
yang sudah dilakukan pada t ahun-t ahun sebelumnya, agar diperoleh gambaran
pelaksanaan kegiat an. Oleh karena it u prinsip-prinsip pendekat an pelaksanaan
kegiat an secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiat an dit empuh melalui
pendekat an kelompok, yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh
masing-masing pet ani anggot a kelompok at au dilaksanakan bersama secara
kelompok;
2. Pet ani at au kelembagaannyanya dalam
melaksanakan kegiat an perlu menerapkan paket t eknologi anj uran int ensif yang
disampaikan melalui pelat ihan;
3. Paket kegiat an uj i coba masing-masing
model diusahakan penyediaan komponen- komponennya secara lengkap;
4. Paket bant uan merupakan hibah dan pelaksanaan pengadaan kegiat an int egrasi
perkebunan kelapa sawit dengan sapi mengacu kepada
PEDOMAN PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG DAN JASA
LINGKUP SATKER DITJEN PERKEBUNAN
10
TAHUN 2014 yang dikeluarkan oleh Direkt orat Jenderal Perkebunan
Kement erian Pert anian;
4. Kelompok penerima bant uan bukan
kelompok baru, t et api kelompok yang sudah ada. Unt uk propinsi yang karena
kekhususannya, dapat dit empuh upaya modif ikasinya sesuai karakt erist ik wilayah
set empat ;
5. Pelaksanaan kegiat an unt uk masing-
masing model perlu dilakukan pencat at an secara t ert ib unt uk dapat menj adi
laporan akhir.
Dengan pert imbangan agar pelaksanaan kegiat an pengembangan masing-masing
model keberhasilannya dapat menj adi acuan replikasi kelanj ut an pengembangannya,
penerapan pelaksanaan kegiat an dit empuh dengan krit eria:
1. Penent uan pilihan lokasi mudah
dij angkau, dukungan inf rast rukt ur, kondisi kelembagaan pet ani dll;
2. Pilihan pendekat an kegiat an usaha
penggemukan at au usaha pembibit an; 3.
Pilihan j enis sapi pilihannya harus unggul, namun pada akhirnya t ergant ung
ket ersediaannya;
11
4. Pilihan pendekat an pemeliharaannya
kandang kelompok at au kandang individual;
5. Pilihan t eknik pemeliharaan
pemanf aat an hasil samping dan limbah t anaman, penyediaan mesin pencincang
pelepah dan daun, pilihan makanan penguat , dit ambah hij auan dari luar
kebun;
6. Pilihan pendekat an pemanf aat an limbah
sapinya pupuk, biogas; 7.
Pilihan pendekat an bant uan kepada pet ani bagi hasil, perhit ungan t ingkat
bunga, perguliran pada diri sendiri, perguliran berj enj ang dll.
Dari keragaan yang ada menunj ukkan bahwa t elah cukup beragam model pendekat an
bant uan, baik yang dikembangkan oleh Direkt orat Jenderal Pet ernakan, Pemerint ah
Daerah, Perbankan, at aupun penyandang dana perusahaan at aupun kesepakat an
masing-masing pelaku. Dengan pert imbangan dapat meningkat kan t umbuhnya
keberlanj ut an, disamping berbagai model pendekat an bant uan t ersebut , pada usaha
perkebunan kelapa sawit sesuai pot ensi yang t ersedia dan budaya pet ani yang berorient asi
keunt ungan, dapat dipert imbangkan unt uk menempuh pendekat an berj enj ang unt uk
kegiat an usaha penggemukan.
12
Pendekat an berj enj ang dimaksud dipandang lebih menarik dan menj amin
keberlanj ut annya dalam mengkondisikan kemandirian pet ani penerima bant uan unt uk
mampu memelihara t ernak secara berkelanj ut an sert a t umbuhnya peran sert a
calon pet ani kelompok penerima guliran dalam mengawasi kelancaran dan
keberhasilan kegiat an, karena apabila gagal, calon pet ani kelompok penerima t idak
menerima. Pendekat an berj enj ang prinsipnya, adalah:
1.
Sej ak awal kegiat an dipilih dan dit et apkan pet ani kelompok t ani calon
penerima bant uan awal dan pet ani kelompok t ani calon penerima;
2. Pet ani kelompok t ani penerima bant uan
awal melaksanakan kegiat an sampai dengan keunt ungan yang diperoleh cukup
unt uk membeli t ernak sej umlah bant uan awal;
3. Ternak yang dibeli dari keunt ungan
menj adi paket bant uan unt uk pet ani kelompok t ani penerima,
sedangkan modal pokok j uga dibelikan t ernak unt uk menj adi milik pet ernak
penerima bant uan awal. Demikian set erusnya dengan pendekat an serupa.
13
B. Spesifikasi Teknis