PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2016
PENGEMBANGAN TANAMAN
TAHUNAN DAN PENYEGAR
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN
TAHUN 2016
(2)
KATA PENGANTAR
Usaha budidaya tanaman perkebunan, khususnya tanaman tahunan, yang sejatinya merupakan usaha perkebunan rakyat, karena berbagai keterbatasan yang ada, diperlukan
fasilitasi, pendampingan, bimbingan dan
pemberdayaan petani dalam bentuk kegiatan pengembangan tanaman tahunan.
Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud tahun 2016, maka disusun buku
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman
Tahunan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak terkait. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan sesuai kondisi masing-masing wilayah.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya pedoman ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 31 Maret 2016 Direktur Jenderal
Ir. Gamal Nasir, MS Nip. 19560728 198603 1 001
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Sasaran Nasional ... 3
C. Tujuan ... 3
II. PENDEKATAN P ELAKSANAAN KEGIATAN ... 5
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan... 5
B. Spesifikasi Teknis ... 9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 15
A. Ruang Lingkup ... 15
B. Pelaksana Kegiatan ... 15
C. Lokasi, Jenis dan Volume ... 18
D. Simpul Kritis ... 18
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN ... 20
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN
PENDAMPINGAN ………
A. Pembinaan ... B. Pengendalian ... C. Pengawalan dan Pengendalian ...
22
22 22 23
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ...
A. Jenis Pelaporan ...
B. Waktu Penyampaian Laporan ...
24
24 25
(4)
VII. PEMBIAYAAN ... 27 VIII. PENUTUP ... 28 LAMPIRAN ... 29
(5)
DAFTAR LAMPIRAN
Lamp 1. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet (Peremajaan) Tahun 2016 ... 29 Lamp 2. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman
Kelapa (Peremajaan) Tahun 2016 ... 31 Lamp 3. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman
Sagu (Penataan) Tahun 2016 ... 34 Lamp 4. Operasional Petugas Pendamping
(TKP/PLP-TKP) Tahun 2016 ... 35 Lamp 5. Pembinaan dan Pengawalan Program
Revatilisasi Perkebunan Tahun 2016 ... 36 Lamp 6. Penilaian Kebun Program Revitalisasi
Perkebunan Tahun 2016 ... 36 Lamp 7. Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Tahunan 2016 ... 37 Lamp 8. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Karet Tahun 2016 ... 39 Lamp 9. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Kelapa Tahun 2016 ... 44 Lamp 10. Pengawalan Kegiatan Pengembangan
Tanaman Kelapa Sawit Tahun 2016 ... 49 Lamp 11. Form Pengawalan Kegiatan Revitasasi
Perkebunan ... 54 Lamp 12. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan
Pekebun ... 57
(6)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha perkebunan sebagai salah satu sub- sektor dari sektor pertanian yang hasil produksinya untuk bahan
baku industri atau untuk ekspor,
ditinjau dari bentuk pengusahaannya terdiri dari usaha perkebunan rakyat dan usaha perkebunan besar.
Pada tahun 2014, secara nasional areal tanaman perkebunan seluas 23,26 juta Ha, seluas 22,54 juta Ha merupakan tanaman tahunan dan penyegar.
Kegiatan pembangunan perkebunan,
selain merupakan sumber kesejahteraan petani dan keluarganya, sejak tahap investasi sampai dengan proses operasi,
kegiatan pengusahaannya berperan
strategis dalam pemecahan agenda
besar pembangunan ekonomi nasional, seperti penciptaan kesempatan kerja,
penanggulangan kemiskinan,
pembangunan daerah, ekspor, termasuk kemampuannya sebagai daya dorong tumbuhnya kegiatan ekonomi terkait. Dengan peran yang cukup strategis
tersebut, agar kegiatan usaha
perkebunan dapat berlangsung
menguntungkan secara berkelanjutan
(7)
pasar, maka perlu ditempuh upaya penerapan praktek pertanian yang baik
(Good Agriculture Practices/GAP).
Penerapan GAP usaha perkebunan besar menjadi tanggung jawab masing-masing perusahaan dan tugas pemerintah lebih bersifat pelayanan, penciptaan iklim dan
pengawasan. Sedangkan pada usaha
perkebunan rakyat, pemerintah
berperan dalam fasilitasi, bimbingan
dan pendampingan, agar pekebun
mempunyai akses kepada berbagai
kemudahan yang diperlukan dan mampu mewujudkan langkah penerapannya. Dengan ciri umum dan peran strategis serta ruang lingkup cakupan komoditi tanaman tahunan yang cukup luas dimaksud, maka pada penyelenggaraan kegiatan usaha perkebunan tanaman tahunan hakekatnya merupakan kegiatan lintas fungsi, lintas sektor, lintas wilayah, dan multilateral. Oleh sebab itu, maka paket kegiatannya selain
fasilitasi pengembangan tanaman
tahunan, secara simultan perlu pula
dilakukan kegiatan- kegiatan yang
bersifat lintas fungsi, lintas sektor, lintas wilayah, dan multilateral.
Dalam rangka terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama dalam
(8)
Tanaman Tahunan tahun 2016, maka
disusun buku Pedoman Teknis
Pengembangan Tanaman Tahunan yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan, baik di Pusat maupun Daerah serta pihak-pihak lain yang terkait.
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan pengembangan
tanaman tahunan adalah terfasilitasinya
pengembangan perkebunan rakyat
tanaman tahunan sebagai upaya
peningkatan kesejahteraan petani,
pemenuhan pangan di wilayah
perkebunan, pertumbuhan ekonomi
pedesaan, pertumbuhan ekonomi
wilayah, peningkatan devisa negara dan pemenuhan bahan baku industri dalam
negeri serta menurunkan kerusakan
lingkungan.
Disamping itu juga meningkatkan peran pekebun dan kelembagaannya, sehingga
peran perkebunan rakyat semakin
meningkat dan kemitraan dengan
perkebunan besar semakin baik.
C. Tujuan
Tujuan pengembangan tanaman tahunan tahun 2016 adalah sebagai berikut :
(9)
1. Fasilitasi pengembangan tanaman
tahunan (karet, kelapa, jambu
mete, dan sagu) melalui peremajaan dan penataan kebun tanaman tahunan;
2. Fasilitasi penumbuhan dan
konsolidasi kelembagaan petani
melalui pelatihan dan pemberdayaan
Tim Asistensi Daerah (TAD),
Fasilitator Daerah (FASDA) dan petani;
3. Fasilitasi Pembinaan dan
Pengawalan Revitalisasi Perkebunan. 4. Fasilitasi koordinasi dan konsultasi
dengan instansi terkait serta monitoring dan evaluasi;
(10)
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan pengembangan
tanaman tahunan dilakukan melalui
pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani, yang disinergiskan dengan program pembangunan
dan pengembangan Pertanian di
Kabupaten/ Kota.
Paket bantuan merupakan hibah, yang
pelaksanaan pengadaannya dilakukan
secara kontraktual dan atau swadaya, mengacu pada ketentuan yang ada.
Kelompok tani sasaran adalah kelompok tani yang merupakan hasil identifikasi, verifikasi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
Kegiatan
1. Prinsip Pendekatan Peremajaan
Tanaman Karet
Daerah sasaran kegiatan peremajaan tanaman karet adalah daerah sentra produksi karet, yang diutamakan antara lain :
1) Tanaman tua/rusak/ tidak
menggunakan bahan tanam unggul.
(11)
minimal 60% dari populasi tanaman yang ada;
3) Kerapatan tanaman kurang dari 100
pohon/ha atau melebihi 800
pohon/ha.
2. Prinsip Pendekatan Peremajaan
Tanaman Kelapa
1) Daerah sasaran kegiatan peremajaan
tanaman kelapa adalah daerah
sentra kelapa, diutamakan pada
kondisi tanaman tua/rusak/tidak
produktif.
2) Menerapkan inovasi teknologi terkini, yaitu:
a) Untuk wilayah monokultur, maka
jarak tanam yang digunakan
sesuai standar teknis, dapat
menggunakan jarak tanam yang telah ada atau 16 m X 6m;
b) Untuk daerah yang tidak
monokultur/perkotaan/padat
penduduk disesuaikan dengan
kondisi setempat;
c) Peremajaan dilakukan dengan
cara menyisip/menanam diantara tanaman yang ada atau menebang secara bertahap;
d) Pengembangan tumpangsari
(12)
disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi dan agroklimat daerah
masing-masing, seperti dengan
tanaman pangan, tanaman
hortikultura atau tanaman
perkebunan lain yang sesuai.
3. Prinsip Pendekatan Penataan Tanaman
Sagu
1) Daerah sasaran penataan sagu
adalah kebun sagu masyarakat yang
jumlah tanaman per rumpunnya
melebihi atau kurang dari baku teknis, jarak tanamnya tidak sesuai baku teknis, dan petani bersedia melakukannya;
2) Penataan kebun sagu masyarakat
dilaksanakan untuk mengatur jumlah rumpun per-hektar, jumlah pohon
sagu per-rumpun, sebaran dan
komposisi umur tanaman sagu
per-rumpun, sehingga memudahkan
pemanenan dan produktivitas hasil meningkat.
3) Penataan dilakukan dengan jarak
tanam 8m x 8m - 10m x 10m, tergantung dari jenis sagu yang ditanam.
(13)
4. Prinsip Pendekatan Revitalisasi Perkebunan
1) Pembinaan dan Pengawalan Kegiatan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP)
adalah melaksanakan koordinasi,
monitoring dan evaluasi bersama instansi terkait;
2) Operasional Petugas Pendamping
berpedoman pada Keputusan Direktur
Jenderal Perkebunan tentang
Perpanjangan Kontrak TKP dan PLP-TKP tahun 2016;
3) Penilaian Fisik Kebun kelapa sawit rakyat mengacu pada SK Direktur
Jenderal Perkebunan
No.41/Kpts/LB.110/06/2010 tentang Sistem Penilaian Fisik Kebun Kelapa Sawit Rakyat Kegiatan Revitalisasi Perkebunan;
4) Untuk penilaian fisik kebun karet dan kakao mengacu pada SK Direktur Jenderal Perkebunan.
5. Prinsip Pendekatan Pemberdayaan
Pekebun
Pendekatan pelaksanaan pemberdayaan
petani melalui Sistem Kebersamaan
Ekonomi (SKE) berdasarkan Manajemen Kemitraan.
(14)
untuk petugas (Fasilitator Daerah)
maupun petani dan pendampingan
kepada petani/kelompok tani.
B. Spesifikasi Teknis
1. Spesifikasi Teknis Peremajaan Tanaman
Karet
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih siap tanam, pupuk dan sarana
produksi lainnya serta bantuan
persiapan lahan dan tanam serta benih tanaman pangan untuk wilayah tertentu.
2) Spesifikasi teknis benih karet yang digunakan sebagai berikut:
a) Berasal dari benih unggul, yaitu benih yang telah dilepas oleh
Menteri Pertanian, dengan
memperhatikan kondisi
agroekosistem daerah
pengembangan;
b) Merupakan benih okulasi (bukan seedling)
c) Menggunakan polybag sesuai
ketentuan teknis;
d) Benih telah disertifikasi.
3) Pupuk yang digunakan adalah
pupuk yang sesuai untuk tanaman karet, terdaftar dan mendapat
(15)
izin dari Menteri Pertanian;
4) Pengendali OPT yang digunakan adalah pestisida yang efektif, terdaftar dan mendapat ijin dari Menteri Pertanian.
2. Spesifikasi Teknis Peremajaan Tanaman
Kelapa
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih kelapa siap tanam, pupuk dan sarana produksi lainnya, bantuan persiapan lahan dan tanam serta benih tanaman pangan untuk wilayah tertentu.
2) Spesifikasi teknis benih kelapa yang digunakan sebagai berikut:
a) Varietas kelapa yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah;
b) Berasal dari benih unggul yaitu benih yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan atau;
c) Berasal dari benih unggul lokal (Blok Penghasil Tinggi dan Pohon
Induk Terpilih) yang telah
diluncurkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri Pertanian;
d) Benih telah disertifikasi.
3) Pupuk yang digunakan adalah pupuk yang sesuai untuk tanaman kelapa,
(16)
terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian;
4) Pengendali OPT yang digunakan
adalah pestisida yang efektif,
terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian.
3. Spesifikasi Teknis Penataan Tanaman
Sagu
1) Jenis bantuan yang diberikan berupa benih sagu siap tanam, sarana dan prasarana produksi lainnya, bantuan biaya penataan
2) Benih telah disertifikasi.
4. Spesifikasi Teknis Revitalisasi
Perkebunan
1) Kriteria Teknis Pembinaan dan
Pengawalan Kegiatan Revitalisasi
Perkebunan sebagai berikut : a) Fasilitasi percepatan
penyelesaian sertifikasi lahan;
b) Fasilitasi penyelesaian
masalah yang dihadapi di lapangan.
2) Spesifikasi teknis kegiatan
operasional TKP/PLP-TKP terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu:
(17)
b) Administrasi pelaksanaan pendampingan
c) Perjalanan dalam rangka
pendampingan TPK/PLP-TKP
3) Spesifikasi teknis kegiatan penilaian
fisik kebun adalah pelaksanaan
penilaian fisik kebun yang dibiayai oleh kredit KPEN-RP bersama instansi terkait.
5. Spesifikasi Teknis Pemberdayaan
Pekebun
Spesifikasi Teknis Kegiatan
Pemberdayaan Petani Tanaman Tahunan adalah :
1) Daerah/wilayah sasaran kegiatan
Pemberdayaan Petani Tanaman
Tahunan adalah daerah/wilayah
yang mendapatkan fasilitasi
pembangunan kebun melalui dana Tugas Pembantuan diutamakan yang mendapat kegiatan fisik lapangan pada tahun anggaran 2016.
2) Pelatihan untuk Petani atau
kelompok tani sasaran:
a. Pelatihan Penumbuhan
Kebersamaan: Peserta pelatihan ini adalah seluruh anggota Kelompok Tani tanaman
tahunan (bukan perwakilan/
(18)
tani) di daerah/wilayah sasaran seperti pada butir 1, yang telah diseleksi yaitu petani andalan atau kelompok tani yang
berpotensi untuk berkembang.
Selanjutnya Calon peserta
Pelatihan yang akan menjadi
peserta pelatihan ditetapkan oleh Kepala Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten setempat.
b. Pelatihan Penguatan
Kelembagaan: Peserta pelatihan ini adalah pengurus kelompok tani tanaman tahunan (ketua,
sekretaris dan bendahara) di
daerah/wilayah sasaran seperti pada butir 1, yang telah diseleksi
dan berpotensi untuk
berkembang dan telah mengikuti
pelatihan Penumbuhan
Kebersamaan.
3) Pelatihan Fasilitator Daerah (Fasda I) : a. Kegiatan Pelatihan Fasilitator Daerah Tingkat I adalah upaya
untuk menciptakan calon
fasilitator daerah yang mempunyai motivasi, komitmen dan dedikasi yang tinggi untuk melaksanakan proses pemberdayaan petani dan
mempunyai potensi untuk
(19)
b. Pemilihan Peserta Pelatihan
Peserta Pelatihan Fasilitator
Daerah I diutamakan berasal dari staf Dinas (PNS dan non PNS), aparat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang mampu berkomunikasi dengan baik di provinsi dan atau kabupaten. c. Pelatih/Fasilitator
Sebagai pelatih / fasilitator dalam Pelatihan Fasilitator Daerah I adalah FASDA III atau Madya yang
sudah mempunyai pengalaman
dalam melatih dan mendampingi pemberdayaan petani model SKE.
Apabila di provinsi/kabupaten
setempat tidak terdapat FASDA III atau Madya dimaksud, maka bisa menggunakan FASDA III atau
Madya dari provinsi/kabupaten
lainnya atau yang terdekat.
d. Narasumber
Narasumber pada Pelatihan
Fasilitator Daerah tingkat I
(Fasda I) adalah dari Pusat dan
Dinas yang membidangi
Perkebunan Provinsi serta Instansi terkait lainnya.
(20)
III.PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
1) Pengembangan Tanaman Karet;
2) Pengembangan Tanaman kelapa;
3) Pengembangan Tanaman Sagu;
4) Revitalisasi Perkebunan (kelapa sawit, karet dan kakao);
5) Pemberdayaan Pekebun Tanaman
Tahunan;
B. Pelaksana Kegiatan
Dengan pertimbangan tujuan
keberhasilannya untuk dapat
mengkondisikan upaya pengembangan lebih lanjut, pelaksana kegiatan pengembangan
tanaman tahunan adalah Provinsi,
Kabupaten, petani/kelompok tani
berkoordinasi dengan Pusat serta instansi terkait, masing-masing sebagai berikut :
a. Kegiatan Pusat
1) Menyiapkan Pedoman Teknis
Pelaksanaan Pengembangan
Tanaman Tahunan;
2) Melakukan Sosialisasi kegiatan
bersama Dinas Perkebunan Propinsi;
3) Melakukan koordinasi perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan;
4) Melakukan pemantauan, monitoring
dan pengendalian kegiatan serta membantu mengatasi permasalahan
(21)
yang dihadapi di tingkat lapangan;
5) Menyusun laporan perkembangan
hasil pemantauan dan pengendalian serta perkembangan kegiatan.
b. Kegiatan Provinsi
1) Menetapkan Tim pembina Provinsi, melalui surat Keputusan Kepala Dinas yang membidangi perkebunan;
2) Menjabarkan Pedoman Teknis
Pengembangan Tanaman Tahunan
(Peremajaan dan Penataan) yang dituangkan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah;
3) Melakukan sosialisasi, identifikasi dan
seleksi CP/CL, pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi bersama
–sama Dinas Kabupaten yang
membidangi Perkebunan;
4) Jika Kegiatan merupakan TP
propinsi: maka penetapan calon
petani dan calon lahan (CP/CL) oleh
Dinas Provinsi yang membidangi
perkebunan;
5) Menyiapkan dan menyampaikan
laporan perkembangan kegiatan
Pengembangan Tanaman Tahunan dan penyegar secara berkala (triwulan)
(22)
yang ditujukan kepada Direktur
Jenderal Perkebunan cq Direktur
Tanaman Tahunan dan Penyegar.
c. Kegiatan Kabupaten
a. Menjabarkan Pedoman Teknis
kedalam Petunjuk Teknis (Juknis); b. Melakukan sosialisasi, identifikasi dan
seleksi CP/CL, pemantauan,
pengendalian pelaksanaan kegiatan
dan membantu mengatasi
permasalahan yang dihadapi;
c. Jika Kegiatan merupakan TP
Kabupaten maka penetapan calon petani dan calon lahan (CP/CL) oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
atau Dinas Kabupaten yang
membidangi perkebunan;
d. Membuat dan melaporkan hasil
kegiatan perkembangan pelaksanaan
kegiatan Pengembangan tanaman
tahunan dan penyegar secara berkala (triwulan) dan tahunan sesuai form yang telah ditetapkan kepada Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar;
d. Kelompok Tani
(23)
lahan dan penyiapan lubang tanam;
b. Penetapan waktu tanaman yang
disesuaikan dengan keadaan masing- masing daerah;
c. Penanaman dan Pemeliharan
tanaman kelapa serta melaporkan hal-hal yang yang berhubungan dengan kegiatan peremajaan dan perluasan tanaman tahunan dan penyegar yang
dilakukan kepada Dinas yang
membidangi Perkebunan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan pengembangan tanaman tahunan secara rinci dapat dilihat pada lampiran.
D. Simpul Kritis
a. Koordinasi antara Direktorat
Tanaman Tahunan dan Penyegar, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten, Puslit/Balit/Instansi terkait, dan petugas lapang;
b. Pemilihan calon petani (responsif dan komitmen);
c. Pemilihan calon lokasi pada lokasi yang mudah dijangkau dan dimonitor oleh petugas, sehingga memudahkan
(24)
prasarana produksi lainnya serta evaluasi kegiatan ;
d. Ketepatan benih dan sarana produksi lainnya yang disalurkan (tepat jenis, waktu, jumlah, mutu, tempat dan harga).
(25)
IV.PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN
Proses pengadaan dan penyaluran
kegiatan pengembangan tanaman tahunan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Penetapan kelompok sasaran
berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Propinsi (TP Propinsi) atas usulan Kepala
Dinas Kabupaten yang membidangi
perkebunan atau Bupati/Walikota
Kepala Dinas Kabupaten yang
membidangi perkebunan (TP
Kabupaten);
B. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya yang
terakhir dirubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
serta Pedoman Pengadaan. Khusus untuk Papua dan Papua Barat mengacu pada Perpres No. 84 Tahun 2012. Disamping itu juga mengacu pada pedoman Pengadaan dan Penata usahaan
Barang lingkup Satker Direktorat
Jenderal Perkebunan;
C. Kontrak pengadaan paket bantuan
diupayakan pada awal tahun 2016 dan paling lambat pada triwulan kedua tahun 2016;
(26)
D. Penyaluran paket bantuan kepada petani diupayakan pada awal tahun 2016 untuk daerah yang memungkinkan dan atau menjelang awal musim penghujan tahun 2016 dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan.
(27)
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara
berkesinambungan, sehingga mampu
mengembangkan usahanya secara
mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan pembinaan lanjutan yang bersumber dari dana APBD dan atau masyarakat.
Agar pelaksanaan kegiatan ini
memenuhi kaedah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik dan bersih, maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;
2. Membebaskan diri dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung tinggi keterbukaan
informasi, transformasi dan
demokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Pengendalian kegiatan pengembangan
tanaman tahunan dilakukan dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan dalam pelaksanaan. Oleh karena itu pengendalian dilakukan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.
(28)
C. Pengawalan dan Pendampingan
Pengawalan dan pendampingan perlu
dilakukan untuk menjamin bantuan
diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, sehingga bantuan benar- benar dapat dirasakan oleh
masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraannya.
Pengawalan dan pendampingan
dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan dan Dinas
Propinsi/Kabupaten/Kota yang
membidangi perkebunan dan instansi terkait.
(29)
VI.MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
mengacu kepada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor:
61/Permentan/OT.140/10/2012, tanggal 3 Oktober 2012 tentang Pedoman monitoring dan evaluasi standar operasional prosedur di lingkungan Kementerian Pertanian.
Dinas yang membidangi perkebunan
kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan, yang
secara berjenjang dilaporkan kepada
Direktorat Jenderal Perkebunan cq
Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, dengan ketentuan sebagai berikut:
A. Jenis Pelaporan
a. Laporan monitoring dan evaluasi
meliputi:
1) Kemajuan pelaksanaan kegiatan
sesuai indikator kinerja;
2) Perkembangan kelompok sasaran
dalam pengelolaan kegiatan
lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan;
3) Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat Kabupaten dan Provinsi;
4) Format laporan menggunakan
(30)
b. Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan
dengan materi meliputi: nama
petani/kelompok tani,
desa/kecamatan/kabupaten, luas
areal (target dan realisasi), waktu
pelaksanaan, perkembangan,
kendala dan permasalahan, upaya pemecahan masalah.
c. Laporan akhir kegiatan yang
menyangkut seluruh pelaksanaan
kegiatan ini.
B. Waktu penyampaian laporan:
a. Laporan monitoring dan evaluasi
dibuat per bulan dengan ketentuan:
1) Pelaporan dinas yang
membidangi perkebunan
kabupaten/kota ditujukan kepada
provinsi, disampaikan paling
lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.
2) Pelaporan dinas yang
membidangi perkebunan provinsi
ditujukan kepada Direktorat
Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan.
b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat
(31)
Direktorat Tanaman Tahunan d a n P e n y e g a r Direktorat Jenderal
Perkebunan, disampaikan paling
lambat setiap tanggal 5 bulan
laporan;
c. Laporan Akhir ditujukan kepada
Direktorat Tanaman Tahunan d a n P e n y e g a r Direktorat Jenderal
Perkebunan, disampaikan paling
(32)
VII. PEMBIAYAAN
Kegiatan Pengembangan Tanaman
Tahunan dan Penyegar Tahun 2016
bersumber dari APBN melalui DIPA
Direktorat Jenderal Perkebunan Tugas
Pembantuan (TP) Provinsi atau
(33)
VIII. PENUTUP
Pedoman teknis ini disusun sebagai salah satu acuan penyelenggaraan pelaksanaan
kegiatan pengembangan tanaman
tahunan, baik tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten serta pihak-pihak terkait
lainnya dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan pelaporan.
Dalam rangka lebih memberikan
kejelasan penyelenggaraan
pelaksanaannya agar tertib teknis dan
administrasi sesuai ketentuan yang
berlaku dan mampu mencapai hasil sesuai yang diharapkan, maka Tingkat
Provinsi menerbitkan Petunjuk
Pelaksanaan dan Tingkat Kabupaten/Kota menerbitkan Petunjuk Teknis.
Kesamaan tekad dan kerjasama pihak-pihak terkait di semua tingkatan sangat
diharapkan dalam mewujudkan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan
pengembangan tanaman tahunan .
Jakarta, Maret 2016
(34)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet (Peremajaan) Tahun 2016
N
O PROVINSI KABUPATEN
PEREMAJAAN
VOL SAT
1 JAWA BARAT 1 GARUT 100 Ha
2 SUMATERA BARAT 2 PASAMAN 125 Ha
3 PASAMAN BARAT 200 Ha
3 JAMBI 4 BUNGO 200 Ha
5 SAROLANGUN 160 Ha
6 MERANGIN 200 Ha
7 MUARO JAMBI 200 Ha
4 SUMATERA SELATAN 8 MUSI RAWAS 360 Ha
9 OGAN KOMERING ILIR 390 Ha 10 PENUKAL ABA
LEMATANG ILIR 200 Ha
5 KALIMANTAN BARAT 11 KETAPANG 232 Ha
12 SINGKAWANG 232 Ha
6 KALIMANTAN TENGAH 13 KOTAWARINGIN BARAT 150 Ha
7 KALIMANTAN SELATAN 14 HULU SUNGAU
TENGAH 290 Ha
15 TABALONG 200 Ha
(35)
9 BENGKULU 17 BENGKULU UTARA 150 Ha
10 KEP. BANGKA
BELITUNG 18 BELITUNG 150 Ha
(36)
Lampiran 2. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (Peremajaan)Tahun 2016
N
O PROVINSI KABUPATEN
PEREMAJAAN VOL SAT
1 JAWA TENGAH KEBUMEN 200 Ha
2 DI. YOGYAKARTA GUNUNG KIDUL 100 Ha
KULON PROGO 100 Ha
3 JAWA TIMUR BOMDOWOSO 150 Ha
BLITAR 100 Ha
PACITAN 200 Ha
4 SUMATERA BARAT LIMAPULUH KOTA 200 Ha
5 RIAU INDRAGIRI HILIR 200 Ha
KEP. MERANTI 200 Ha
6 JAMBI TANJUNG JABUNG
TIMUR 200 Ha
7 SULAWESI UTARA BOLAANG MONGONDOW 200 Ha
MINAHASA SELATAN 400 Ha
MINAHASA UTARA 200 Ha
8 SULAWESI TENGAH DONGGALA 450 Ha
BANGGAI 325 Ha
BUOL 100 Ha
MOROWALI 500 Ha
TOJO UNA-UNA 200 Ha
(37)
POSO 300 Ha
PARIGI MOUTONG 200 Ha
9 MALUKU MALUKU TENGGARA 200 Ha
MALUKU TENGGARA
BARAT 400 Ha
SERAM BAGIAN TIMUR 215 Ha
MALUKU BARAT DAYA 250 Ha
10 BALI BULELENG 150 Ha
JEMBRANA 150 Ha
KLUNGKUNG 150 Ha
KARANG ASEM 100 Ha
11 NUSA TENGGARA
BARAT LOMBOK BARAT 300 Ha
DOMPU 300 Ha
SUMBAWA BARAT 250 Ha
12 NUSA TENGGARA
TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN 250 Ha
FLORES TIMUR 200 Ha
MALAKA 200 Ha
13 MALUKU UTARA HALMAHERA TENGAH 300 Ha
HALMAHERA SELATAN 300 Ha
HALMAHERA BARAT 300 Ha
PULAU MOROTAI 300 Ha
KOTA TERNATE 250 Ha
(38)
15 GORONTALO GORONTALO 300 Ha
16 PAPUA BARAT MANOKWARI 200 Ha
RAJA AMPAT 100 Ha
TELUK WONDAMA 200 Ha
KAIMANA 200 Ha
(39)
Lampiran 3. Lokasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu (Penataan) Tahun 2016
N
O PROVINSI KABUPATEN
PENATAAN
VOL SAT
1 PAPUA 1 BIAK NUMFOR 100 Ha
2 NABIRE 200 Ha
3 MIMIKA 200 Ha
4 KEEROM 150 Ha
5 SUPIORI 100 Ha
2 MALUKU UTARA 6 HALMAHERA SELATAN 150 Ha
3 PAPUA BARAT 7 SORONG 170 Ha
8 SORONG SELATAN 170 Ha
9 TELUK BINTUNI 170 Ha
(40)
Lampiran 4. Operasional Petugas Pendamping (TKP/PLP-TKP) Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN ALOKASI
VOL SAT
1 JAWA BARAT 1 PROVINSI 1 Keg
2 SUMATERA UTARA 2 PROVINSI 1 Keg
3 SUMATERA BARAT 3 PROVINSI 1 Keg
4 RIAU 4 PROVINSI 1 Keg
5 JAMBI 5 PROVINSI 1 Keg
6 SUMATERA SELATAN 6 PROVINSI 1 Keg
7 LAMPUNG 7 PROVINSI 1 Keg
8 KALIMANTAN BARAT 8 PROVINSI 1 Keg
9 KALIMANTAN TENGAH 9 PROVINSI 1 Keg
10 KALIMANTAN SELATAN 10 PROVINSI 1 Keg
11 KALIMANTAN TIMUR 11 PROVINSI 1 Keg
12 SULAWESI UTARA 12 PROVINSI 1 Keg
13 SULAWESI TENGAH 13 PROVINSI 1 Keg
14 SULAWESI SELATAN 14 PROVINSI 1 Keg
15 SULAWESI TENGGARA 15 PROVINSI 1 Keg
16 MALUKU 16 PROVINSI 1 Keg
17 PAPUA 17 PROVINSI 1 Keg
18 BENGKULU 18 PROVINSI 1 Keg
19 KEP. BANGKA
BELITUNG 19 PROVINSI 1 Keg
20 GORONTALO 20 PROVINSI 1 Keg
21 PAPUA BARAT 21 PROVINSI 1 Keg
22 SULAWESI BARAT 22 PROVINSI 1 Keg
23 KALIMANTAN UTARA 23 PROVINSI 1 Keg
(41)
Lampiran 5. Pembinaan dan Pengawalan Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN ALOKASI
VOL SAT
1 MALUKU 1 PROVINSI 1 Keg
JUMLAH 1 Keg
Lampiran 6. Penilaian Kebun Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016
NO PROVINSI KABUPATEN ALOKASI
VOL SAT
1 SUMUT 1 PROVINSI 1 Keg
(42)
Lampiran 7. Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan Tahun 2016
N
O KEGIATAN PROVINSI KABUPATEN
ALOKASI
VOL SA
T
1 Pemberdayaan pekebun tanaman kelapa sawit 180 Org a. Pengembangan
kelembagaan dan usaha petani kelapa sawit
1. KALBAR 1 Sanggau 180 Org
2. Pemberdayaan pekebun tanaman karet 930 Org
a. Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani karet
1. SUMBAR 1 Pasaman 100 Org
2. JAMBI 2 Muaro Jambi 150 Org
3. SUMSEL 3 PALI 100 Org
4. KALBAR 4 Bengkayang 100 Org
5. KALTENG 5 Kotim 100 Org
6 Kobar 100 Org
6. BENGKULU 7 Bengkulu
Utara 100 Org
b. Pengembangan kelembagaan dan usaha petani karet
1. JABAR 8 Garut 180 Org
3. Pemberdayaan pekebun tanaman kelapa 1.080 Org
a.Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani kelapa
1. DIY 1 Gunung Kidul 100 Org
2. JATIM 2 Blitar 100 Org
(43)
Tenggara
4. BALI 4 Jembarana 100 Org
5. NTB 5 Lombok Barat 100 Org
6. NTT 6 Sumba Barat
Daya 100 Org
7. MALUT 7 Morotai 200 Org
8. BANTEN 8 Serang 100 Org
b. Pengembangan kelembagaan dan usaha petani karet
1. SULUT 9 Minahasa
Selatan 100 Org
4. Pemberdayaan pekebun tanaman jambu mete 300 Org a. Pelatihan
penumbuhan kebersamaan petani karet
1. SULTRA 1 Wakatobi 100 Org
2. NTT 2 Alor 200 Org
5. Pemberdayaan pekebun tanaman sagu 700 Org
a. Pelatihan penumbuhan kebersamaan petani sagu
1. RIAU 1 Kep. Meranti 100 Org
2. PAPUA 2 Nabire 100 Org
3 Mimika 100 Org
4 Keerom 100 Org
5 Supiori 100 Org
6 Biak Numfor 100 Org 3.PAPUA
BARAT 7 Sorong 100 Org
8 Sorong
Selatan 100 Org
(44)
6. FASDA 50 Org
1. PAPUA 1 Provinsi 25 Org
2. PAPUA
BARAT 2 Provinsi 25 Org
(45)
Lampiran 8. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Karet Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Luas total : ……… ha
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM DALAM
PROSES
SUDAH
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
I.
1.
2.
UMUM Persiapan :
a. Penyusunan Juklak / Juknis b.Sosialisasi ke Lokasi
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan Monev ke kabupaten/kelompok tani. b.Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan - ran Akhir
(46)
3.
4.
5. 6.
Persiapan :
Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten
b.Penyusunan Juklak/juknis c. Sosialisasi Kegiatan d. Identifikasi CP/CL
Pelaksanaan Pengadaan:
a. Pengumuman b. Aanwizing
c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
Pengawalan dan Monev Pelaporan
(47)
II. PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan:
a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
b. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III. REKAPITULASI CP/CL
Nama
Kelompok Tani Kecamatan Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas
(Ha) Keterangan
(48)
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN
1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ... - Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
- Jarak tanam : ...m x ...m, populasi dalam 1 Ha : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
(49)
V. PERMASALAHAN
VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
(50)
Lampiran 9. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Luas total : ……… ha
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM DALAM
PROSES
SUDAH
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
I.
1.
2.
UMUM Persiapan :
a. Penyusunan Juklak / Juknis b.Sosialisasi ke Lokasi
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke Pusat
- Laporan Triwulan - Laporan Akhir
(51)
3.
4.
5. 6.
Persiapan :
Penetapan Tim a. Penetapan Tim Teknis Provinsi/Kabupaten
d. Penyusunan Juklak/juknis e. Sosialisasi Kegiatan f. Identifikasi CP/CL
Pelaksanaan Pengadaan:
a. Pengumuman b. Aanwizing
c. Evaluasi Penawaran d. Penetapan Pemenang e. SPK (Nomor,tanggal,tahun) f. Kontrak (Rp)
Pengawalan dan Monev Pelaporan
(52)
II. PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kegiatan:
a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
b.Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
III. REKAPITULASI CP/CL
Nama
Kelompok Tani Kecamatan Desa
Jumlah Anggota (KK)
Luas
(Ha) Keterangan
(53)
IV. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN
1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Sumber benih / Penangkar : ... - Asal benih : ... - Klon : ...
- Pemesanan : ...batang, pada tanggal... - Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
- Jarak tanam : ...m x ...m, populasi dalam 1 Ha : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
(54)
V. PERMASALAHAN
VI. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
(55)
Lampiran 10. Pengawalan Kegiatan Pengembangan Tanaman Sagu Tahun 2016
Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Jumlah Kelompok Tani :
Luas total : ……… ha
TA/TT :
Keadaan tgl/bln/thn :
NO. URAIAN BELUM DALAM
PROSES
SUDAH/ SELESAI (Tgl/Bln/Thn)
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
I. 1.
2.
PROVINSI Persiapan :
a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan b. Sosialisasi ke Kabupaten
Pelaksanaan :
a. Mengadakan Pengawalan dan b. Monev ke kabupaten/kelompok tani. c. Menyusun laporan dan mengirim ke
(56)
II. 1.
2.
3.
4.
- Laporan Triwulan - Laporan Akhir
KABUPATEN Persiapan :
a. Penetapan Tim Teknis Kabupaten b. Penyusunan Petunjuk Teknis c. Rekapitulasi CP/CL (terlampir)
Jadwal Pelaksanaan:
a. SK Bupati/Kadisbun b. Pengumuman c. Aanwizing
d. Evaluasi Penawaran e. Penetapan Pemenang
Nomor dan Tanggal
a. SPK
b. Kontrak (Rp)
Pelaksanaan :
a. Pengawalan dan Monev
b.Menyusun Laporan dan mengirim ke Pusat melalui Provinsi
(57)
III.
1.
KELOMPOK TANI SASARAN
Pelaksanaan :
a. Menerima Benih dari pihak II (Pemenang tender)
2. Melaksanakan penaman Benih ke lapangan
IV. REKAPITULASI CP/CL
Nama
Kelompok Tani Desa Kecamatan
Jumlah Anggota (KK)
Luas
(58)
V. PENGADAAN DAN REALISASI KEGIATAN
1. Asal Benih
Benih Siap Salur Klon Unggul
5.Sumber benih / Penangkar : ...
6.Asal benih : ... 7.Klon : ...
8.Pemesanan : ...batang, pada tanggal... 9.Benih diterima : ...batang, pada tanggal...
2. Penanaman
Benih Siap Salur Klon Unggul
- Jarak tanam : ...m x ...m, dalam 1 Ha ditanam : ...batang - Jumlah benih yang ditanaman : ... batang
- Waktu penanaman (tgl/bln/thn) : ...
- Benih yang tumbuh : ... batang, yang mati : ... batang - Penyulaman : ... batang
- Waktu penyulaman (tgl/bln/thn) : ... - Kondisi tanaman : ...
(59)
VI.PERMASALAHAN
VII.SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
... , ...
PELAKSANA EVALUASI
(60)
Tabel 11. Form Pengawalan Kegiatan Revitasasi Perkebunan
A. Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Revitalisasi Perkebunan APBN Tahun 2016
NO. KODE KEGIATAN PROVINSI/KABUPATEN
PAGU DIPA (Rp. 000)
SASARAN
FISIK REALISASI S/D BULAN FEBRUARI
KET VOL SAT
KEUANGAN (%)
FISIK VOL SAT (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(61)
B. Format Laporan Perkembangan Kegiatan Pembangunan Fisik Kebun Petani Peserta Kegiatan Revitalisasi Tahun 2016
No Provinsi
Kabupaten Komoditi Pelaksana Koperasi Petani Areal
No SK CPCL Bupati/ Tanggal
Luas
Ket
/Lokasi /Gapoktan /Petani (KK) (Ha) TT Areal
Berproduksi
/Poktan (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(62)
C. Format Laporan Kinerja petugas pendamping Kegiatan Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016
No
Nama
TKP/PLP-TKP
Wilayah Binaan
Tahun Masuk
Masa
Kerja Kehadiran
Komodit i Binaan
Luas Kebun Binaan (Ha)
Permasalah
an Ket
Provinsi Kabupaten
(63)
Lampiran 12. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan Pekebun
A. Laporan Perkembangan Pelatihan Pemberdayaan Dan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan
PROVINSI :
KABUPATEN :
NO JENIS
PELATIHAN
NAMA PESERTA
KELOMPOK TANI
TEMPAT PELATIHAN
TGL. PELATIHAN
NAMA
FASDA PERMASALAHAN
UPAYA TINDAK LANJUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(64)
58
(65)
(1)
Tabel 11. Form Pengawalan Kegiatan Revitasasi Perkebunan
A. Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Revitalisasi Perkebunan APBN Tahun 2016
NO. KODE KEGIATAN PROVINSI/KABUPATEN
PAGU DIPA (Rp. 000)
SASARAN
FISIK REALISASI S/D BULAN FEBRUARI
KET VOL SAT
KEUANGAN (%)
FISIK VOL SAT (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(2)
B.
Format Laporan Perkembangan Kegiatan Pembangunan Fisik Kebun Petani Peserta Kegiatan
Revitalisasi Tahun 2016
No Provinsi
Kabupaten Komoditi Pelaksana Koperasi Petani Areal
No SK CPCL Bupati/ Tanggal
Luas
Ket
/Lokasi /Gapoktan /Petani (KK) (Ha) TT Areal
Berproduksi
/Poktan (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(3)
C.
Format Laporan Kinerja petugas pendamping Kegiatan Revitalisasi Perkebunan Tahun 2016
No
Nama
TKP/PLP-TKP
Wilayah Binaan
Tahun Masuk
Masa
Kerja Kehadiran
Komodit i Binaan
Luas Kebun Binaan (Ha)
Permasalah
an Ket
Provinsi Kabupaten
(4)
Lampiran 12. Form Laporan Kegiatan Pemberdayaan Pekebun
A. Laporan Perkembangan Pelatihan Pemberdayaan Dan Kelembagaan Petani Tanaman Tahunan
PROVINSI :
KABUPATEN :
NO JENIS
PELATIHAN NAMA PESERTA KELOMPOK TANI TEMPAT PELATIHAN TGL. PELATIHAN NAMA
FASDA PERMASALAHAN
UPAYA TINDAK LANJUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(5)
58
Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan 2016(6)