Landasan Kurikulum

Landasan Kurikulum

MATERI- 2

LANDASAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Drs. Dadang Sukirman, M.Pd.

PEN D AH ULUAN
Kurikulum

sebagai

kedudukan yang sangat
pendidikan.

Mengingat

rancangan

pendidikan


st rat egis dalam
pent ingnya

m em punyai

seluruh aspek

peranan

kurikulum

kegiat an
di

dalam

pendidikan dan dalam perkem bangan kehidupan m anusia, m aka dalam
penyusunan


kurikulum

t idak

bisa dilakukan

t anpa m enggunakan

landasan yang kokoh dan kuat .
Mungkin
bangunan

Anda

rum ah

dapat

yang


m em bayangkan

dibangun

t idak

andaikat a

m enggunakan

sebuah
landasan

( fondasi) yang kokoh, m aka ket ika t erj adi goncangan at au dit erpa oleh
angin sedikit saj a rum ah t ersebut akan m udah rubuh. Dem ikian halnya
dengan kurikulum , j ika dikem bangkan t idak didasarkan pada landasan
yang t epat dan

kuat , m aka kurikulum t ersebut t idak bisa bert ahan


lam a, dan bahkan dengan m udah dapat

dit inggalkan oleh para

pem akainya.
Bila

bangunan

rum ah

rubuh

yang

diakibat kan

t idak

m enggunakan landasan ( fondasi) yang kuat , kerugian t idak akan

t erlalu besar hanya sebanding dengan harga rum ah yang dibangun,
dan j ika kondisi keuangan m em ungkinkan m aka dengan segera akan
m udah dibangun kem bali. Tapi bila yang roboh it u kurikulum sebagai
alat unt uk m em persiapkan m anusia, m aka kerugiannya bersifat fat al
dan t idak bisa diukur dengan m at eri karena m enyangkut dengan
upaya m em anusiakan m anusia.
Dengan dem ikian dalam m engem bangkan kurikulum , t erlebih
dahulu harus diident ifikasi dan dikaj i secara selekt if, akurat , m endalam
dan m enyeluruh landasan apa saj a yang harus dij adikan pij akan dalam

Kurikulum Pembelajaran

1

Landasan Kurikulum

m erancang, m engem bangkan, dan m engim plem ent asikan kurikulum .
Dengan landasan yang kokoh kurikulum yang dihasilkan akan kuat ,
yait u program pendidikan yang dihasilkan akan dapat m enghasilkan
m anusia t erdidik sesuai dengan hakikat kem anusiannya, baik unt uk

kehidupan m asa kini m aupun m enyongsong kehidupan j auh kem asa
yang akan dat ang.
Penggunaan
m engem bangkan

landasan
kurikulum

yang
t idak

t epat
hanya

dan

kuat

diperlukan


oleh

dalam
para

penyusun kurikulum dit ingkat pusat ( m akro) , akan t et api t erut am a
harus

difaham i

dan

dij adikan

dasar

pert im bangan

oleh


para

pengem bang kurikulum dit ingkat operasional ( sat uan pendidikan) ,
yait u para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan ( supervisor )
dewan sekolah at au kom it e pendidikan dan para guru sert a pihakpihak lain yang t erkait ( st acke holder) .
Dengan dit erapkannya kebij akan pem erint ah ( Depdiknas) yait u
pengem bangan kurikulum operasional dilakukan oleh set iap sat uan
pendidikan dengan program Kurikulum Tingkat Sat uan Pendidikan
( KTSP) , m aka seluruh j aj aran di set iap sat uan pendidikan harus
m em iliki pem aham an yang luas dan m endalam t ent ang landasan
pengem bangan kurikulum , dan secara operasional harus dij adikan
ruj ukan dalam

m engim plem ent asikan kurikulum

di set iap sat uan

pendidikan yang dikelolanya.
Robert S. Zais ( 1976) m engem ukakan em pat landasan pokok
pengem bangan kurikulum , yait u:


Philosophy and t he nat ure of

knowledge, societ y and cult ure, t he individual, dan learnig t heory.
Dengan

berpedom an

pada

em pat

landasan

t ersebut ,

m aka

perancangan dan pengem bangan suat u bangunan kurikulum yait u
pengem bangan


t uj uan

( aim s,

goals,

obj ect ive) ,

pengem bangan

isi/ m at eri ( cont ent ) , pengem bangan proses pem belaj aran ( learning
act ivit ies) , dan pengem bangan kom ponen evaluasi ( evaluat ion) , harus
didasarkan pada landasan filosofis, psikologis, sosiologis, sert a ilm u
penget ahuan dan t eknologi ( I PTEK) .

Kurikulum Pembelajaran

2


Landasan Kurikulum

Landasan yang dipilih unt uk dij adikan dasar pij akan dalam
m engem bangkan kurikulum sangat t ergant ung at au dipengaruhi oleh
pandangan hidup, kult ur, kebij akan polt ik yang dianut oleh negara
dim ana kurikulum

it u

dikem bangkan.

Akan

t et api secara um um

keem pat landasan yang akan dibahas dalam m odul ini, yait u landasan
filosofis, psikologis, sosiologis, sert a landasan ilm u penget ahuan dan
t eknologi adalah landasan um um dan pokok sebagai dasar pij akan
dalam m engem bangkan kurikulum .
Oleh
Kurikulum

karena
ini,

it u

int inya

dalam
akan

m odul

Landasan

m em bahas keem pat

Pengem bangan
j enis

landasan

t ersebut yait u: landasan filosofis, psikologis, sosiologis, sert a landasan
ilm u penget ahuan dan t eknologi. Set elah m em pelaj ari m odul ini, Anda
diharapkan dapat m em iliki pem aham an dan kem am puan sebagai
berikut :
1. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan
filosofis dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan
pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional
oleh set iap sat uan pendidikan
2. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan
Psikologis dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan
pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional
oleh set iap sat uan pendidikan
3. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan
Sosiologis dalam m engem bangkan kurikulum baik pengem bangan
pada level m akro m aupun pengem bangan pada t ingkat operasional
oleh set iap sat uan pendidikan
4. Dapat m em aham i dan m engim plem ent asikan penerapan landasan
I lm u Penget ahuan dan Teknologi dalam m engem bangkan kurikulum
baik pengem bangan pada level m akro m aupun pengem bangan
pada t ingkat operasional oleh set iap sat uan pendidikan
Kem am puan t ersebut diat as sangat pent ing dim iliki oleh Anda
sebagai calon guru m aupun bagi Anda yang sudah berprofesi sebagai

Kurikulum Pembelajaran

3

Landasan Kurikulum

guru, m engingat salah sat u fungsi dan peran guru adalah sebagai
pengem bang kurikulum . Adapun m odal dasar agar dapat m enghasilkan
kurikulum yang dapat dit erim a oleh pihak- pihak yang berkepent ingan
( St ake

holder) ,

salah

sat u

syarat nya

bahwa

kurikulum

harus

dikem bangkan dengan didasarkan pada sej um lah landasan yang t epat ,
kuat dan kokoh.
Unt uk m em bant u Anda m em iliki wawasan, pem aham an dan
kem am puan

prakt is

pengem bangan

m engem bangkan

kurikulum ,

m aka

set iap

pengkaj ian

landasan
keem pat

dalam
landasan

t ersebut diorganisasikan kedalam t iga bagian sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis dalam pengem bangan kurikulum , yait u akan
m em bahas dan m engident ifikasi landasan filsafat dan ilm plikasinya
dalam m engem bangkan kurikulum .
2. Landasan Psikologis dalam pengem bangan kurikulum , yait u akan
m em bahas

dan

m engident ifikasi

landasan

psikologis

dan

ilm plikasinya dalam m engem bangkan kurikulum .
3. Landasan Sosiologis dan I lm u penget ahuan dan Teknologi ( I PTEK)
dalam

pengem bangan

m engident ifikasi

kurikulum .

landasan

yait u

sosiologis,

akan

ilm u

m em bahas

dan

penget ahuan

dan

t eknologi sert a ilm plikasinya dalam m engem bangkan kurikulum .
Agar dapat m em peroleh hasil belaj ar yang m aksim al dari m odul
yang Anda pelaj ari ini, silahkan ikut i pet unj uk- pet unj uk

sebagai

berikut :
1. Bacalah dengan cerm at bagian pendahuluan m odul sat u ini sam pai
anda m em aham i apa dan bagaim ana landasan pengem bangan
kurikulum it u..
2. Bacalah set iap uraian, cont oh at au ilust rasi dari set iap kegiat an
belaj ar dalam m odul ini dengan seksam a, dan paham i ide- ide
pokok dari uraian t ersebut .
3. Paham i ide- ide pokok it u dengan cara m enghubungkannya dengan
pengalam an Anda, dan agar diperoleh pem aham an yang lebih luas
dan aplikat is, sebaiknya berdiskusilah dengan t em an Anda.

Kurikulum Pembelajaran

4

Landasan Kurikulum

4. Kerj akan t ugas- t ugas yang t ercant um di dalam m odul ini, agar
Anda m em peroleh pem aham an yang ut uh t erkait dengan ide- ide
pokok yang ada di dalam nya.
5. Jangan lupa sebelum belaj ar berdo’alah t erlebih dahulu, sem oga
kit a

diberi

kem udahan

oleh

Tuhan

Yang

Maha

Esa

unt uk

m em aham inya.

Kurikulum Pembelajaran

5

Landasan Kurikulum

Kegiatan Pembelajaran 1

LAN D ASAN FI LOSOFI S D ALAM PEN GEM BAN GAN
KURI KULUM
RASI ONAL
Pendidikan senant iasa berhubungan dengan m anusia apakah
sebagai

subj ek,

obj ek

m aupun

sebagai

pengelola.

Menurut

M.J

Langeveld ” pendidikan at au m endidik adalah suat u upaya orang
dewasa yang dilakukan secara sengaj a unt uk m em bant u anak at au
orang yang belum

dewasa dalam

suat u

lingkungan” .

Mengingat

pendidikan adalah suat u proses yang disengaj a, t ent u saj a pendidikan
adalah bert uj uan at au m em iliki t uj uan yang harus dicapai. Unt uk
m encapai t uj uan t ersebut t ent u saj a harus ada isi at au bahan yang
harus disam paikan, pendidik, pesert a didik, ada proses int eraksi
pendidikan yang dit em puh unt uk m encapai t uj uan, ada kegiat an
evaluasi unt uk m enget ahui sej auhm ana hasil t elah dicapai m elalui
proses dan m at eri pendidikan yang diberikan.
Jika dianalisis secara lebih det ail, ada enam unsur yang t erlibat
dalam proses pendidikan yait u: 1) t uj uan pendidikan, 2) pendidik, 3)
anak didik, 4) isi pendidikan, 5) alat pendidikan, 6) lingkungan
pendidikan. Keenam unsur t ersebut m asing- m asing m em iliki peran
yang am at m enent ukan, dan oleh karenanya dalam m erum uskan,
m engem bangkan dan m enent ukan set iap unsur yang t erlibat dalam
proses

pendidikan

harus

dilakukan

m elalui

hasil

berpikir

yang

m endalam , logis, sist em at is dan m enyeluruh ( filosofis) .
Kurikulum sebagai program pendidikan, m elalui pendekat an
eklekt ik ( eclect ic m odel) yang dikem bangkan oleh Robert S. Zais,
m enet apkan em pat unsur kurikulum yait u: 1) Aim s, Goals, Obj ect ives,
2) Cont ent , 3) Learning Act ivit ies, 4) Evaluat ion. Unt uk m erum uskan
dan m engem bangkan set iap aspek dari keem pat unsur kurikulum

Kurikulum Pembelajaran

6

Landasan Kurikulum

t ersebut

( pengem bangan

t uj uan,

isi/ m at eri,

m et ode/ proses,

dan

pengem bangan evaluasi) harus dilakukan dengan m engem bangkan
j awaban- j awaban at au pem ikiran yang m endalam , logis, sist em at is
dan kom prehensif at au dengan kat a lain alasan yang dirum uskan
dengan m enggunakan hasil pem ikiran filosofis.
Misalnya ket ika m erum uskan t uj uan unt uk pendidikan dasar,
m aka

sebelum

t uj uan

dirum uskan

paling

t idak

t erlebih

dahulu

m engident ifikasi karakt erist ik usia siswa pendidikan dasar, kebut uhan
dan kem am puan rat a- rat a siswa pada usia pendidikan dasar, harapan
orang

t ua

dan

m asyarakat

seput ar

pendidikan

anak

pada

usia

pendidikan dasar, harapan pem erint ah dan pihak- pihak lain yang
t erkait ( st ake holder) .
Dari hasil ident ifikasi para perancang kurikulum t elah m em iliki
m asukan yang sangat berharga, dan kem udian diform ulasikan dalam
rum usan t uj uan pendidikan dasar yang dudasarkan pada berbagai
m asukan yang t elah diperoleh sebelum nya. Dengan dem ikian t uj uan
dirum uskan t idak didasarkan pada pem ikiran subj ekt if sat u pihak saj a,
m elainkan dirum uskan secara m at ang

set elah m engkaj i berbagai

m asukan, baik m asukan t eorit is, em pirik, m aupun hasil penelit ian,
at au dengan kat a lain dilakukan m elalui proses berfikir secara filosofis.
Dem ikian

j uga

ket ika

m engem bangfkan

unsur- unsur

kurikulum

lainnya, sepert i pengem bangan isi/ m at eri, proses, dan pengem bangan
evalusai, dilakukan dengan m enggunakan m et ode yang sam a.
PENGERTI AN
Secara harfiah filsafat berart i “ cint a akan kebij akan” ( love of
wisdom ) , unt uk m engert i dan berbuat secara bij ak, ia harus m em iliki
penget ahuan, dan penget ahuan yang diperoleh m elalui proses berpikir,
yait u

berpikir

secara

m endalam ,

pengert ian

um um

filsafat

m enyeluruh

dan

m endalam

Kurikulum Pembelajaran

adalah

logis

dan

cara

berpikir

( Socrat es)

at au

sist em at is.

cara

secara

Dalam
radikal,

berpikir

yang

7

Landasan Kurikulum

m engupas sesuat u sedalam - dalam nya. Plat o m enyebut filsafat sebagai
ilm u penget ahuan t ent ang kebenaran.
Adapun

yang

dim aksud

dengan

landasan

filosofis

dalam

pengem bangan kurikulum ialah asum si- asum si at au rum usan yang
didapat kan dari hasil berpikir secara m endalam , analit is, logis dan
sist em at is ( filosofis) dalam m erencanakan, m elaksanakan, m em bina
dan m engem bangkan kurikulum . Penggunaan filsafat t ersebut baik
dalam pengem bangan kurikulum dalam bent uk program ( t ert ulis) ,
m aupun

kurikulum

dalam

bent uk

pelaksanaan

( operasional)

di

sekolah.
KLASI FI KASI FI LSAFAT PEN D I D I KAN
Filsafat

berupaya

m engkaj i

berbagai

perm asalahan

yang

dihadapi m anusia, t erm asuk m asalah pendidikan. Pendidikan sebagai
ilm u

t erapan,

t ent u

saj a

m em erlukan

ilm u- ilm u

lain

sebagai

penunj ang, di ant aranya adalah filsafat . Filsafat pendidikan pada
dasarnya adalah penerapan dan pem ikiran- pem ikiran filosofis unt uk
m em ecahkan

m asalah- m asalah

pendidikan.

Menurut

Redj a

Mudyahardj o ( 1989) , t erdapat t iga sist em pem ikiran filsafat yang
sangat

besar

pengaruhnya

dalam

pem ikiran

pendidikan

pada

um um nya, dan pendidikan di I ndonesia pada khususnya, yait u: filsafat
I dealism e, Realism e dan filsafat Fragm at ism e.
Bidang t elaahan filsafat pada awalnya m em persoalkan siapa
m anusia it u ? kaj ian t erhadap persoalan ini berupaya unt uk m enelusur i
hakikat m anusia, sehingga m uncul beberapa asum si m isalnya m anusia
adalah m akhluk religius, m akhluk sosial, m akhluk yang berbudaya,
dan lain sebagainya. Dari beberapa t elaahan t ersebut filsafat m enelaah
t iga pokok persoalan, yait u hakikat benar- salah ( logika) , hakikat baikburuk ( et ika) , dan hakikat indah- j elek ( est et ika) .
Pada dasarnya pandangan hidup m anusia m encakup ket iga
perm asalahan
karenanya

t ersebut ,

ket iga

yait u

pandangan

Kurikulum Pembelajaran

logika,
t ersebut

et ika
sangat

dan

est et ika.

dibut uhkan

Oleh
dalam

8

Landasan Kurikulum

pendidikan, t erut am a dalam m engem bangkan kurikulum khususnya
unt uk m enent ukan arah dan t uj uan pendidikan, isi at au m at eri
pendidikan, m et odologi at au proses pendidikan, dan sist em evaluasi
unt uk m enget ahui t ingkat pencapaian pendidikan.
Filsafat akan m enent ukan arah ke m ana pesert a didik akan
dibawa, filsafat m erupakan perangkat nilai- nilai yang m elandasi dan
m em bim bing ke arah pencapaian t uj uan pendidikan. Oleh karena it u,
filsafat yang dianut oleh suat u bangsa at au kelom pok m asyarakat
t ert ent u t erm asuk yang dianut oleh perorangan sekalipun akan sangat
m em pengaruhi t ehadap pendidikan yang ingin direalisasikan.
1. Landasan Filosofis Pendidikan I dealism e
Menurut filsafat idealism e bahw a kenyat aan at au realit as pada
hakikat nya adalah bersifat spirit ual daripada bersifat fisik, bersifat
m ent al daripada m at erial. Dengan dem ikian m enurut filsafat idealism e
bahwa m anusia adalah m ahluk

spirit ual, m ahluk yang cerdas dan

bert uj uan. Pikiran m anusia diberikan kem am puan rasional sehingga
dapat m enent ukan pilihan m ana yang harus diikut inya.
Berdasarkan

pem ikiran

filsafat

idealism e

bahwa

t uj uan

pendidikan harus dikem bangkan pada upaya pem bent ukan karakt er,
pem bent ukan bakat insani dan kebaj ikan sosial sesuai dengan hakikat
kem anusiaannya. Dengan dem ikian t uj uan pendidikan dari m ulai
t ingkat

pusat

operasional

( ideal)

sam pai

( pem belaj aran)

pada

rum usan

harus

t uj uan

m erefleksikan

yang

lebih

pem bent ukan

karakt er, pengem bangan bakat dan kebaj ikan sosial sesuai dengan
fit rah kem anusiannya.
I si

kurikulum

m engem bangkan

at au

sum ber

kem am puan

penget ahuan

berpikir

dirancang

m anusia,

unt uk

m enyiapkan

ket eram pilan bekerj a yang dilakukan m elalui program dam proses
pendidikan

secara

prakt is.

I m plikasi

bagi

para

pendidik,

yait u

bert anggung j awab unt uk m encipt akan lingkungan yang kondusif bagi
t erselenggaranya pendidikan. Pendidik harus m em iliki keunggulan

Kurikulum Pembelajaran

9

Landasan Kurikulum

kom pet it if baik dalam segi int elekt ual m aupun m oral, sehingga dapat
dij adikan panut an bagi pesert a didik.
2. Landasan Filosofis Pendidikan Realism e
Filsafat

realism e

boleh

dikat akan

kebalikan

dari

filsafat

idealism e, dim ana m enurut filsafat realism e m em andang bahwa dunia
at au realit as adalah bersifat m at eri. Dunia t erbent uk dari kesat uan
yang nyat a, subst ansial dan m at erial, sem ent ara m enurut filsafat
idealism e m em andang bahwa realit as at au dunia bersifat m ent al,
spirit ual. Menurut realism e bahwa m anusia pada hakikat nya t erlet ak
pada apa yang dikerj akannya.
Mengingat
pendidikan

segala

hendaknya

sesuat u

bersifat

dirum uskan

m at eri

t erut am a

m aka

t uj uan

diarahkan

unt uk

m elakukan penyesusian diri dalam hidup dan m elaksanakan t anggung
j awab sosial. Oleh karena it u kurikulum kalau didasarkan pada filsafat
realism e

harus

dikem bangkan

secara

kom prehensif

m eliput i

penget ahuan yang bersifat sains, sosial, m aupun m uat an nilai- nilai. I si
kurikulum lebih efekt if diorganisasikan dalam bent uk m at a pelaj aran
karena m em iliki kecenderungan berorient asi pada m at a pelakaran
( subj ect cent ered)
I m plikasi bagi para pendidik t erut am a bahwa peran pendidik
diposisikan sebagai pengelola pendidikan at au pem belaj aran. Unt uk it u
pendidik harus m enguasai t ugas- t ugas yang t erkait dengan pendidikan
khususnya
m et ode,

dengan

m edia,

dan

pem belaj aran,

sepert i

st rat egi sert a t eknik

penguasaan

t erhadap

pem belaj aran.

Secara

m et odologis unrur pem biasaan m em iliki art i yang sangat pent ing dan
diut am akan dalam m engim plem ent asikan program pendidikan at au
pem belaj aran filsafat realism e.
3. Landasan Filosofis Pendidikan Fragm at ism e
Filsafat fragm at ism e m em andang bahw a kenyat aan t idaklah
m ungkin

dan

t idak

perlu.

Kenyat aan

yang

sebenarnya

adalah

kenyat aan fisik, plural dan berubah ( becom ing) . Manusia m enurut

Kurikulum Pembelajaran

10

Landasan Kurikulum

fragm at ism e adalah

hasil evolusi biologis,

psikologis dan

sosial.

Manusia lahir t anpa dibekali oleh kem am puan bahasa, keyakinan,
gagasan at au norm a- norm a.
Nilai baik dan buruk dit ent ukan secara ekseperim ent al dalam
pengalam an hidup, j ika hasilnya berguna m aka t ingkah laku t ersebut
dipandang baik. Oleh karena it u t uj uan pendidikan t idak ada bat as
akhirnya, sebab pendidikan adalah pert um buhan sepanj ang hayat ,
proses rekonst ruksi yang berlangsung secara t erus m enerus. Tuj uan
pendidikan

lebih

diarahkan

pada

upaya

unt uk

m em peroleh

pengalam an yang berguna unt uk m em ecahkan m asalah baru dalam
kehidupan individu m aupun sosial.
I m plikasi

t erhadap

pengem bangan

isi

at au

bahan

dalam

kurikulum ialah harus m em uat pengalam an- pengalam an yang t elah
t eruj i, yang sesuai dengan m inat dan kebut uhan siswa. Warisanwarisan sosial dan m asa lalu t idak m m enj adi m asalah, karena fokus
pendidikan

m enurut

faham

fragm at ism e

adalah

m enyongsong

kehidupan yang lebih baik pada saat ini m aupun di m asa yang akan
dat ang. Oleh karena it u proses pendidikan dan pem belaj aran secara
m et odologis

harus

diarahkan

pada

upaya

pem ecahan

m asalah,

penyelidikan dan penem uan. Peran pendidik adalah m em im pin dan
m em bim bing pesert a didik unt uk belaj ar t anpa harus t erlam pau j auh
m endikt e para sisw a.
4. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional
Tuj uan pendidikan Nasional di I ndonesia t ent u saj a bersum ber
pada pandangan dan cara hidup m anusia I ndonesia, yakni Pancasila.
Hal ini berart i bahwa pendidikan di I ndonesia harus m em baw a pesert a
didik agar m enj adi m anusia yang berpancasila. Dengan kat a lain,
landasan dan arah yang ingin diwuj udkan oleh pendidikan di I ndonesia
adalah yang sesuai dengan kandungan falsafah Pancasila it u sendiri.
Undang- Undang no. 20 t ahun 2003 t ent ang sist em pendidikan
nasional m erum uskan, “ Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang- Undang

Dasar

Kurikulum Pembelajaran

Negara

Republik

I ndonesia

t ahun

1945.

11

Landasan Kurikulum

Pendidikan

Nasional

berfungsi

m engem bangkan

kem am puan

dan

m em bent uk wat ak sert a peradaban bangsa yang berm art abat dalam
rangka

m encerdaskan

kehidupan

bangsa,

bert uj uan

unt uk

berkem bangnya pot ensi pesert a didik agar m enj adi m anusia yang
berim an dan bert aqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak m ulia,
sehat , berilm u, cakap, kreat if, m andiri, dan m enj adi warga negara
yang dem okrat is sert a bert anggung j awab. ( Pasal 2 dan 3) .
Rum usan t uj uan t ersebut m erupakan keinginan luhur yang
harus m enj adi inspirasi dan sum ber bagi para pengelola pendidikan,
ant ara lain: guru, kepala sekolah, para pengawas pendidikan dan para
pem buat

kebij akan

pendidikan

agar

dalam

m erencanakan,

m elaskanakan, m em bina dan m engem bangkan kurikulum didasarkan
pada nilai- nailai yang dikandung dalam falsafah bangsa yait u Pancasila
dan perangkat - perangkat hukum yang ada di bawahanya sepert i
Undang- undang.
Pelaksanaan penj abaran dan pengem bangan kurikulum m eliput i
m enj abarkan

kedalam

t uj uan,

m engem bangkan

isi

at au

bahan,

m engem bangkan m et ode at au proses ppendidikan dan hubungan
ant ara pendidik dan pesert a didik, pengem bangan evaluasi sem uanya
secara

konsekwen

dan

konsist en

m erefleksikan

nilai- nilai

yang

penerapan

dari

t erkadung dalam rum usan t uj uan pendidikan nasional.
M AN FAAT FI LSAFAT PEN D I D I KAN
Filsafat

pendidikan

pem ikiran- pem ikiran

pada

filsafat

dasarnya

unt uk

adalah

m em ecahkan

perm asalahan

pendidikan. Dengan dem ikian t ent u saj a bahwa filsafat

m em iliki

m anfaat dan m em berikan kont ribusi yang besar t erut am a dalam
m em berikan

kaj ian

pendidikan.

Nasut ion

sist em at is
( 1982)

berkenaan

dengan

m engident ifikasi

kepent ingan

beberapa

m anfaat

filsafat pendidikan, yait u:
a. Filsafat pendidikan dapat m enent ukan arah akan dibawa ke m ana
anak- anak m elalui pendidikan di sekolah ?. Sekolah ialah suat u

Kurikulum Pembelajaran

12

Landasan Kurikulum

lem baga yang didirikan unt uk m endidik anak- anak kearah yang
dicit a- cit akan oleh m asyarakat , bangsa dan negara.
b. Dengan adanya t uj uan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang
dianut , kit a m endapat gam baran yang j elas t ent ang hasil yang
harus dicapai. Manusia yang bagaim anakah yang harus diwuj udkan
m elalui usaha- usaha pendidikan it u.
c. Filsafat

dan t uj uan pendidikan m em beri kesat uan yang bulat

kepada segala usaha pendidikan.
d. Tuj uan pendidikan m em ungkinkan si pendidik m enilai usahanya,
hingga m anakah t uj uan it u t ercapai.
e. Tuj uan

pendidikan

m em berikan

m ot ivasi

at au

dorongan

bagi

kegiat an- kegiat an pendidikan.
KURI KULUM D AN FI LSAFAT PEN D I D I KAN
Kurikulum pada hakikat nya adalah alat unt uk m encapai t uj uan
pendidikan, karena t uj uan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat
at au pandangan hidup suat u bangsa, m aka t ent u saj a kurikulum yang
dikem bangkan j uga akan m encerm inkan falsafah / pandangan hidup
yang dianut oleh bangsa t ersebut . Oleh karena it u t erdapat hubungan
yang sangat erat ant ara kurikulum pendidikan disuat u negara dengan
filsafat negara yang dianut nya.
Sebagai cont oh, I ndonesia pada m asa penj aj ahan Belanda,
kurikulum

yang dianut

pada m asa it u sangat

berorient asi pada

kepent ingan polit ik Belanda. Dem ikian pula pada saat negara kit a
dij aj ah Jepang, m aka orient asi kurikulum berpindah yait u disesuiakan
dengan kepent ingan dan sist em nilai yang dianut oleh negara Mat ahari
Terbit it u. Set elah I ndonesia m encapai kem erdekaannya, dan secara
bulat dan ut uh m enggunakan pancasila sebagai dasar dan falsafah
dalam

berbangsa dan bernegara, m aka kurikulum

pendidikanpun

disesuaikan dengan nilai- nilai pancasila it u sendiri.
Terkait

ant ara

pengem bangan

kurikulum

yang

senant isa

m em iliki hubungan dan dipengaruhi oleh perkem bangan polit ik suat u

Kurikulum Pembelajaran

13

Landasan Kurikulum

bangsa; Becher dan Maclure ( Cece Wij aya, dkk. 1988) m enyebut kan 6
dim ensi pendekat an nasional dalam perkem bangan kurikulum di suat u
negara, yait u:
a. Kerangka acuan yang j elas t ent ang t uj uan nasional dihubungkan
dengan program pendidikan.
b. Hubungan yang erat ant ara pengem bangan kurikulum nasional
dengan reform asi sosial polit ik negara.
c. Mekanism e pengaw asan ( kont rol) dari kebij akan kurikulum yang
dit em puh.
d. Mekanism e pengaw asan dari pengem bangan dan aplikasi kurikulum
di sekolah.
e. Met ode ke arah pengem bangan kurikulum yang disesuaikan dengan
kebut uhan.
f.

Penelaahan deraj at desent ralisasi ( degree of decent ralizat it ion) dari
im plem ent asi kurikulum di sekolah.
Pengem bangan kurikulum w alaupun pada t ahap awal sangat

diwarnai oleh filsafat dan ideologi negara, nam un t idak berart i bahwa
kurikulum

bersifat

pengem bangan,
dengan

st at is,

m elainkan

pem baharuan

kebut uhan,

dan

t unt ut an

dan

senant iasa

penyem purnaan
perkem bangan

m em erlukan
disesuaikan
zam an

yang

senant iasa berubah dengan cepat .
RAN GKUM AN
Secara pokok unsur- unsur kurikulum m eliput i em pat kom ponen
ut am a yait u: t uj uan, isi, m et ode/ proses dan keem pat adalah unsur
evaluasi. Keem pat unsur kurikulum t ersebut ant ara sat u dengan
lainnya saling t erkait dan bekerj a sam a dalam upaya m ew uj udkan
t ercapainya t uj uan pendidikan at au pem belaj aran.
Pengem bangan

set iap

unsur

kurikulum

t ersebut ,

baik

pengem bangan dalam dium ensi m akri m aupun penegem bangan dalam
dim ensi m ikro ( pem belaj aran) harus didasarkan pada asum si- asum si

Kurikulum Pembelajaran

14

Landasan Kurikulum

at au

landasan

pikiran

yang

m endalam ,

logis,

sist em at is

dan

m enyeluruh at au disebut landasan filosofis.
Pada pokoknya ada t iga pendekat an filosofis yang sangat
m em pengaruhi dan senant iasa m enj adi dasar pert im bangan dalam
pengem bangan

pendidikan

at au

kurikulum ,

yait u:

1)

Filsafat

I dealism e, 2) Filsafat Realism e, dan 3) Filsafat Fragm at ism e. Adapun
m anfaat

penggunaan

filsafat

pendidikan

dalam

m engem bangkan

kurikulum ant ara lain: 1) Mem berikan arah yang j elas t erhadap t uj uan
peneidikan, 2) dapat m em berikan gam baran yang j elas hasil yang
ingin dicapai, 3)

m em berikan arah t erhadap proses yang harus

dilakukan unt uk m encapai t uj uan, 4) m em ungkinkan dapat m engukur
hasil yang dicapai dan 5) m em berikan m ot ivasi yang kuat unt uk
m elakukan akt ivit as.

TES FORM ATI F 1
Berilah t anda silang ( X) pada huruf A, B, C, at au D, di depan salah
sat u kem ungkinan j awaban yang m enurut Anda paling t epat .
1. Suat u proses bant uan dari orang dewasa kepada anak yang belum
dewasa adalah hakikat dari:
a. Pengaj aran
b. Lat ihan
c. Bim bingan
d. Pendidikan
2. Upaya at au proses yang disengaj a unt uk m endewasakan anak yang
belum dew asa adalah bat asan pendidikan m enurut :
a. MJ. Langeveld
b. JJ. Roesseau
c. Robert S. Zais
d. M. Mont essori
3. Pendekat an

m odel

eklekt ik

dalam

pengem bangan

kurikulum

dikem bangkan oleh:

Kurikulum Pembelajaran

15

Landasan Kurikulum

a. JJ. Roesseau
b. M. Mont essori
c. Robert S. Zais
d. MJ. Langeveld
4. Manakah

yang

bukan

unsur

kurikulum

yang

dikem bangkan

berdasarkan m odel eklekt ik berikut ini:
a. Aim s, goals
b. Cont ent
c. Ressources
d. Learning act ivit ies
5. Kenyat aan at au realit a pada dasarnya adalah bersifat spirit ual,
sehingga

pendidikan

sebaiknya

diarahkan

pada

pem bent ukan

karakt er, m enurut aliran filsafat :
a. Realism e
b. Fragm at ism e
c. Fundam ant al
d. I dealism e
6. Penerapan landasan filosofis dalam m engem bangkan kurikulum
art inya adalah:
a. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil
berfikir yang dilakukan secara fakt or kebet ulan
b.

Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil
berfikir yang dilakukan secara coba- coba

c. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil
berfikir secara rum it dan kom pleks
d. Pengem bangan set iap elem en kurikulum dilakukan m elalui hasil
berfikir logis, sist em at is dan m enyeluruh
7. Manakah yang bukan t erm asuk kedalam bidang kaj ian filsafat
berikut ini:
a. Logika
b. Kinest ika
c. Est et ika

Kurikulum Pembelajaran

16

Landasan Kurikulum

d. Et ika
8. Unt uk m em pengaruhi anak didik fakt or pem biasaan adalah fakt or
ut am a yang harus dilakukan, m enurut aliran filsafat :
a. Realism e
b. Fragm at ism e
c. Fundam ant al
d. I dealism e
9. Pengalam an

dan

isi

kurikulum

harus

m em uat

pengalam an-

pengalam an yang sudah t eruj i, sesuai dengan kebut uhan siswa,
m enurut aliran filsafat :
a. Realism e
b. Fragm at ism e
c. Fundam ant al
d. I dealism e
10.Rm usan t uj uan pendidikan nasional yang bersum ber dari falsafah
negara pancasila, t erdapat dalam UU no. 20 t ahun 2003 pasal:
a. 2 dan 5
b. 3 dan 4
c. 2 dan 3
d. 4 dan 5
Cocokkanlah j awaban Anda dengan kunci j awaban t es form at if 1
yang disediakan pada bagian akhir m odul ini. Unt uk m enget ahui
t ingkat penguasaan Anda dalam m at eri kegiat an belaj ar 1 gunakanlah
rum us berikut :

Ru m us

Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat Penguasaan =

X 100 %
10

Art i t ingkat penguasaan yang Anda capai
90 % –

100 %

80 % _

89 %

Kurikulum Pembelajaran

= baik sekali
= baik

17

Landasan Kurikulum

70 % _

79 %

= sedang

........ <

70 %

= kurang

Apabila t ingkat

penguasaan Anda m encapai 80 %

keat as.

Ba gus. Anda dapat m eneruskan pada Kegiat an Belaj ar 2. Tet api
apabila t ingkat penguasaan Anda m asih di bawah 80 % Anda harus
m e n gu la n gi Kegiat an Belaj ar 1, t erut am a m at eri yang belum Anda
kuasai.
GLOSARI UM
1. Ecelect ic m odel, yait u suat u pendekat an pengem bangan kurikulum
yang dilakukan secara kom prom ist is, dengan m em adukan dari
berbagai pendapat

at au t eori kem udian diam bil j alan t engah

sebagai keput usan yang t erbaik yang dapat dit erim a oleh berbagai
kalangan at au pihak.
2. St ake holder, yait u bahwa kurikulum yang t elah dirancang dan
dikem bangkan oleh t im pengem bang, dilihat dari proses m aupun
hasilnya harus dapat
harapan

bagi

dipert anggung j awabkan dan m em enuhi

pihak- pihak

yang

m em iliki

ket erkait an

at au

kepent ingan.
3. Degree of decent ralizat ion, yait u dalam m engem bangkan kurikulum
secara langsung m aupun t idak langsung harus m em perhat ikan dan
disesuaikan dengan sit uasi, kondisi, pot ensi m aupun kebut uhan
daerah.

Kurikulum Pembelajaran

18

Landasan Kurikulum

Kegiatan Pembelajaran 2

LAN D ASAN PSI KOLOGI S D ALAM PEN GEM BAN GAN
KURI KULUM
RASI ONAL
Pendidikan

senant iasa

berkait an

dengan

perilaku

m anusia,

dalam proses pendidikan it u t erj adi int eraksi ant ara pesert a didik
dengan lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik m aupun
lingkungan sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan
perilaku pesert a didik m enuj u kedewasaan, baik dewasa dari segi fisik,
m ent al, em osional, m oral, int elekt ual m aupun sosial.
Harus diingat bahw a walaupun pendidikan dan pem belaj aran
adalah upaya unt uk m erubah perilaku m anusia, akan t et api t idak
sem ua perubahan perilaku m anusia / pesert a didik m ut lak sebagai
akibat dari int ervensi program pendidikan. Perubahan perilaku pesert a
didik ada yang diperoleh m elalui proses kem at angan at au pengaruh
dari luar program pendidikan.
Kurikulum
pendidikan,

sebagai alat

sudah

past i

unt uk m encapai t uj uan /

berhubungan

dengan

program

proses perubahan

perilaku pesert a didik. Dengan adanya kurikulum diharapkan dapat
m em bent uk t ingkah laku baru berupa kem am puan at au kom pet ensi
akt ual m aupun pot ensial dari set iap pesert a didik, sert a kem am puankem am puan baru yang dim iliki dalam wakt u yang relat if lam a.
Mengingat kurikulum

m erupakan suat u program

pendidikan

yang berfungsi sebagai alat unt uk m erubah perilaku pesert a didik
( siswa) kearah yang diharapkan oleh pendidikan, m aka t ent u saj a
dalam m engem bangkan kurikulum pendidikan harus m enggunakan
asusm si- asum si at au landasan yang bersum ber dari st udi ilm iah
bidang psikologi.

Kurikulum Pembelajaran

19

Landasan Kurikulum

PEN GERTI AN
Psikologi adalah ilm u yang m em pelaj ari t ingkah laku m anusia
dalam hubungan dengan lingkuingan, sedangkan kurikulum adalah
upaya m enent ukan

program

pendidikan

unt uk

m erubah

perilaku

m anusia. Oleh sebab it u dalam m engem bangkan kurikulum harus
dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam m enent ukan apa dan
bagaim ana perilaku pesert a didik it u harus dikem bangkan.
Pesert a didik adalah individu yang sedang berada dalam proses
perkem bangan, sepert i perkem bangan dari segi fisik, int elekt ual,
sosial, em osional, m oral, dan lain sebagainya. Tugas ut am a pendidik /
guru adalah m em bant u m engopt im alkan perkem bangan pesert a didik
t ersebut . Sebenarnya t anpa pendidikan- pun, anak akan m engalam i
perkem bangan, akan t et api m elalui pendidikan perkem bangan anak
t ersebut akan lebih opt im al baik dari segi kuant it as m aupun kualit as.
Oleh karena it u m elalui penerapan landasan psikologi dalam
pengem bangan kurikulum , t iada lain agar upaya pendidikan yang
dilakukan dapat m enyesuaikan dengan hakikat pesert a didik, baik
penyesuaian dari segi m at eri at au bahan yang harus disam paikan,
penyesuaian dari segi proses penyam paian at au pem belaj arannya, dan
penyesuaian dari unsur- unsur upaya pendidikan lainnya.
Karakt erist ik perilaku set iap individu pada berbagai t ingkat an
perkem bangan m erupakan kaj ian dari psikologi perkem bangan, dan
oleh karena it u dalam pengem bangan kurikulum yang senant iasa
berhubungan dengan program pendidikan unt uk kepent ingan pesert a
didik, m aka landasan psikologi m ut lak harus dij adikan dasar dalam
upaya pengem bangannya.
Perkem bangan yang dialam i oleh pesert a didik pada um um nya
diperoleh m elalui proses belaj ar. Guru at au pendidik selalu m encari
upaya unt uk dapat m em belaj arkan anak. Cara belaj ar dan m engaj ar
yang bagaim ana agar dapat m em berikan hasil yang opt im al, t ent u

Kurikulum Pembelajaran

20

Landasan Kurikulum

saj a m em erlukan

pem ikiran

m endalam ,

yait u

dilihat

dari kaj ian

psikologi belaj ar.
Pada hakikat nya set iap individu m engalam i perkem bangan,
yait u

perubahan- perubahan

yang

t erat ur

sej ak

dari

pem buahan

sam pai m at i. Perubahan pada individu dapat t erj adi m elalui proses
kem at angan ( m at urat ion) , dan m elalui proses belaj ar

( learning) .

Kedua m odel perubahan yait u kem t angan dan karena proses belaj ar
t erm asuk kedalam kaj ian psikologi, yait u psikologi perkem bangan dan
psikologi belaj ar. Oleh karena it u sangat naif, j ika berbicara proses
m engem bangkan suat u kurikulum baik pada t at anan kurikulum ideal
m aupun kurikulum dalam dim ensi operasional ( pem belaj aran) t idak
m em akai kaj ian

psikologis sebagai dasar

pij akan

at au

landasan

berpikir ( konsep) m aupun dalam prakt eknya.
Dari uraian di at as t erdapat dua cabang psikologi yang sangat
pent ing
psikologi

diperhat ikan

di

perkem bangan

dalam
dan

pengem bangan

psikologi

kurikulum ,

belaj ar.

Psikologi

yait u
belaj ar

m em berikan sum bangan t erhadap pengem bangan kurikulum t erut am a
berkenaan dengan bagaim ana kurikulum it u diberikan kepada sisw a
dan

bagaim ana

siswa

harus

m em pelaj arinya,

berart i

berkenaan

dengan st rat egi pelaksanaan kurikulum .
Psikologi

perkem bangan

diperlukan

t erut am a

dalam

m enent ukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa, baik t ingkat
kedalam an dan keluasan m at eri, t ingkat kesulit an dan kelayakannya
sert a keberm anfaat an m at eri senant iasa disesuaikan dengan t arap
perkem bangan pesert a didik.
1. Perkem bangan Pesert a didik dan Kurikulum .
Anak sej ak dilahirkan sudah m em perlihat kan keunikan- keunikan,
sepert i pernyat aan dirinya dalam bent uk t angisan at au gerakangerakan t ert ent u. Hal ini m em berikan gam baran bahwa sebenarnya
sej ak lahir anak t elah m em iliki pot ensi unt uk berkem bang. Bagi
aliran

yang

sangat

Kurikulum Pembelajaran

percaya

dengan

kondisi

t ersebut

sering

21

Landasan Kurikulum

m enganggap anak sebagai orang dewasa dalam bent uk kecil. J.J.
Rousseau, seorang ahli pendidikan bangsa prancis, t erm asuk ynag
fanat ik berpandangan sepert i it u. Dewasa dalam bent uk kecil
m engandung m akna bahwa anak it u belum sepenuhnya m em iliki
pot ensi

yang

diperlukan

bagi

penyesuaian

diri

t erhadap

lingkungannya, ia m asih m em erlukan bant uan unt uk berkem bang
ke arah kedewasaan yang sem purna. Rousseau m em beri t ekanan
kepada

kebebasan

berkem bang

secara

m ulus

m enj adi

dewasa yang diharapkan. I st ilah yang dipakainya adalah

orang

kem bali

ke alam , kem bali ke kodrat at au pem bawaan sej ak lahir. I a
berpendapat bahwa segala sesuat u it u adalah baik dari t angan
Tuhan akan t et api akan m enj adi rusak karena t angan m anusia.
Pendidikan it u harus m enghorm at i anak sebagai m akhluk ynag
m em iliki pot ensi alam iah. Rousseau percaya bahwa anak harus
belaj ar dari pengalam an langsung. Jadi dalam hal ini int ervensi
at au cam pur t angan pendidikan t idak t erlalu m endom inasi.
Pendapat lain m engat akan bahwa perkem bangan anak it u adalah
hasil dari pengaruh lingkungan. Anak dianggap sebagai kert as
put ih, dim ana orang- orang disekelilingnya dapat bebas m enulis
kert as t ersebut . Pandangan ini bert ent angan dengan pandangan di
at as, di m ana j ust ru aspek- aspek di luar anak/ lingkungannya lebih
banyak m em pengaruhi perkem bangan anak m enj adi individu yang
dewasa. Pandangan ini sering disebut t eori Tabularasa dengan
t okohnya yait u John Locke.
Selain kedua

pandangan t ersebut , t erdapat pandangan yang

m enyebut kan bahw a perkem bangan

anak it u m erupakan hasil

perpaduan ant ara pem bawaan dan lingkungan. Aliran ini m engakui
akan kodrat m anusia yang m em iliki pot ensi sej ak lahir, nam un
pot ensi ini akan berkem bang m enj adi baik dan sem purna berkat
pengaruh lingkungan. Aliran ini disebut aliran konvergensi dengan
t okohnya

yait u

William

St ern.

Pandangan

yang

t erakhir

ini

dikem bangkan lagi oleh Havighurst dengan t eorinya t ent ang t ugas-

Kurikulum Pembelajaran

22

Landasan Kurikulum

t ugas

perkem bangan

( developm ent al

t asks) .

Tugas- t ugas

perkem bangan yang dim aksud adalah t ugas yang secara nyat a
harus

dipenuhi

oleh

set iap

anak/ individu

sesuai

dengan

t araf/ t ingkat perkem bangan yang dit unt ut oleh lingkungannya.
Apabila

t ugas- t ugas

it u

t idak

t erpenuhi,

m aka

pada

t araf

perkem bangan berikut nya anak/ individu t ersebut akan m engalam i
m asalah. Melalui t ugas- t ugas ini, anak akan berkem bang dengan
baik dan beroprasi secara kum ulat if dari yang sederhana m enuj u
kearah yang lebih kom pleks. Nam un dem ikian, obj ek penelit ian
yang dilakukan oleh Havighurst adalah anak- anak Am erika, j adi
kebenarannya

m asih

perlu

dit elit i

dan

dikaj i

dengan

cerm at

disesuaikan dengan anak- anak indonesia yang m em iliki kondisi
lingkungan yang berbeda.
Pandangan

t ent ang anak

berpengaruh

t erhadap

sebagai m akhluk

pengem bangan

yang unik

kurikulum

sangat

pendidikan.

Set iap anak m erupakan pribadi t ersendiri, m em iliki perbedaan
disam ping persam aannya. I m plikasi dari hal t ersebut t erhadap
pengem bangan kurikulum yait u:
1) Set iap

anak

diberi

kesem pat an

unt uk

berkem bang

sesuai

dengan bakat , m inat , dan kebut uhannya.
2) Di sam ping disediakan pelaj aran yang sifat nya um um ( program
int i) yang waj ib dipelaj ari set iap anak di sekolah, disediakan
pula pelaj aran pilihan yang sesuai dengan m inat anak.
3) Kurikulum disam ping m enyediakan bahan aj ar yang bersifat
kej uruan j uga m enyediakan bahan aj ar yang bersifat akadem ik.
Bagi anak yang berbakat dibidang akadem ik diberi kesem pat an
unt uk m elanj ut kan st udi ke j enj ang pendidikan berikut nya.
4) Kurikulum

m em uat

penget ahuan,

nilai

t uj uan- t uj uan
/

sikap,

dan

yang

m engandung

ket eram pilan

yang

m enggam barkan keseluruhan pribadi yang ut uh lahir dan bat in.
I m plikasi lain dari penget ahuan t ent ang anak t erhadap proses
pem belaj aran ( act ual curriculum ) dapat diuraikan sebagai berikut :

Kurikulum Pembelajaran

23

Landasan Kurikulum

1) Tuj uan pem belaj aran yang dirum uskan secara operasional selalu
berpusat kepada perubahan t ingkah laku pesert a didik.
2) Bahan/ m at eri yang diberikan harus sesuai dengan kebut uhan,
m inat dan perhat ian anak, bahan t ersebut m udah dit erim a oleh
anak.
3) St rat egi belaj ar m engaj ar yang digunakan harus sesuai dengan
t araf perkem bangan anak.
4) Media yang dipakai senant iasa dapat m enarik perhat ian dan
m inat anak.
5) Sist em evaluasi berpadu dalam sat u kesat uan yang m enyeluruh
dan berkesinam bungan dari sat u t ahap ke t ahap yang lainnya
dan dij alankan secara t erus m enerus.
2. Psikologi Belaj ar dan Kurikulum .
Psikologi belaj ar m erupakan suat u cabang ilm u yang m engkaj i
bagaim ana

individu

perubahan

perilaku

belaj ar.
yang

Belaj ar

t erj adi

dapat

m elalui

diart ikan

pengalam an.

sebagai
Segala

perubahan perilaku baik yang bebrbent uk kognit if, afekt if, m aupun
psikom ot or

dan

dikat egorikan
perilaku

t erj adi

sebagai

yang

karena

proses

perilaku

belaj ar.

secara

inst ing

t erj adi

pengalam an

dapat

Perubahan- perubahan
at au

t erj adi

karena

kem at angan, at au perilaku yang t erj adi secara kebet ulan, t idak
t erm asuk belaj ar. Mem aham i t ent ang psikologi /

t eori belaj ar

m erupakan bekal bagi para guru dalam t ugas pokoknya yait u
m em belaj arkan anak.
Psikologi at au t eori belaj ar yang berkem bang pada dasarnya dapat
dikelom pokkan ke dalam t iga rum pun, yait u: Teori Disiplin Ment al
at au t eori Daya ( Facult y Theory) , Behaviorism e, dan Organism ik
at au Cognit ive Gest alt Field.
1) Menurut

t eori

Daya

( disiplin

m ent al)

dari

kelahirannya

( heredit ies) anak/ individu t elah m em iliki pot ensi- pot ensi at au
daya- daya t ert ent u ( facult ies) yang m asing- m asing m em iliki
fungsi t ert ent u, sepert i pot ensi/ daya m engingat , daya berpikir,

Kurikulum Pembelajaran

24

Landasan Kurikulum

daya

m encurahkan

m em ecahkan

pendapat ,

m asalah,

dan

daya

daya- daya

m engam at i,
lainnya.

daya

Daya- daya

t ersebut dapat dilat ih agar dapat berfungsi dengan baik. Daya
berpikir

anak

m at em at ika

sering

dilat ih

m isalnya,

dengan

daya

pelaj aran

m engingat

berhit ung

dilat ih

/

dengan

m enghapalkan sesuat u. Daya- daya yang t elah t erlat ih dapat
dipindahkan

ke

dalam

Pem indahan ( t ransfer)

pem bent ukan

daya- daya

lain.

ini m ut lak dilakukan m elalui lat ihan

( drill) , karena it u pengert ian m engaj ar m enurut t eori ini adalah
m elat ih pesert a didik dalam daya- daya it u, cara m em pelaj arinya
pada um um nya m elalui hapalan dan lat ihan.
2) Rum pun t eori belaj ar kedua yait u Behaviorism e. Rum pun t eori
ini m encakup t iga t eori, yait u t eori Koneksionism e at au t eori
Asosiasi, t eori Kondit ioning, dan t eori Reinforcem ent ( Operant
Condit ioning) .

Rum pun

t eori

Behaviorism e

berangkat

dari

asum si bahwa individu t idak m em bawa pot ensi sej ak lahir.
Perkem bangan individu dit ent ukan oleh lingkungan ( keluarga,
sekolah, m asyarakat ) . Rum pun t eori ini t idak m engakui sesuat u
yang sifat nya m ent al, perkem bangan anak m enyangkut hal- hal
nyat a yang dapat dilihat dan diam at i.
Teori Koneksionism e at au t eori Asosiasi adalah t eori yang paling
awal dari rum pun Behaviorism e. Menurut t eori ini kehidupan
t unduk kepada hukum st im ulus- respon at au aksi- reaksi. Belaj ar
pada dasarnya m erupakan hubungan ant ara st im ulus- respon.
Belaj ar

m erupakan

upaya

unt uk

m em bent uk

hubungan

st im ulus- respon sebanyak- banyaknya. Tokoh ut am a dari t eori
ini yait u Edward L. Thorndike yang m em unculkan t iga t eori
belaj ar, yait u: “ Law of Readiness, Law of Exercise, dan Law of
Effect ” . Menurut hukum kesiapan ( Readiness) , hubungan ant ara
st im ulus dengan respon akan t erbent uk at au m udah t erbent uk
apabila t elah ada kesiapan pada sist em syaraf individu. Hukum
lat ihan at au pengulangan ( exercise/ repet it ion) , hubungan ant ara

Kurikulum Pembelajaran

25

Landasan Kurikulum

st im ulus dan respon akan t erbent uk apabila sering dilat ih at au
diulang- ulang. Hukum akibat ( effect ) , hubungan st im ulus dan
respon akan t erj adi apabila ada akibat yang m enyenangkan.
3) Teori belaj ar yang ket iga yait u t eori Organism ik at au Gest alt .
Teori ini m engacu kepada pengert ian bahwa keseluruhan lebih
berm akna

dari

kum pulan

dari

pada

bagian- bagian,

bagian- bagian.

keseluruhan

Manusia

dianggap

bukan
sebagai

m akhluk organism e yang m elakukan hubungan t im bal balik
dengan lingkungan secara keseluruhan, hubungan ini dij alin oleh
st im ulus dan respon. Menurut t eori ini, st im ulus yang hadir it u
diseleksi m enurut

t uj uannya, kem udian individu m elakukan

int eraksi dengannya dan set erusnya t erj adi perbuat an belaj ar.
Bert ent angan dengan t eori Koneksionism e / Asosiasi, peran
guru yait u sebagai pem bim bing bukan penyam pai penget ahuan,
siswa berperan sebagai pengelola bahan pelaj aran. Belaj ar
berlangsung berdasarkan pengalam an yait u kegiat an int eraksi
ant ara individu dengan lingkungannya. Belaj ar m enurut t eori ini
bukanlah m enghapal akan t et api m em ecahkan m asalah, dan
m et ode belaj ar yang dipakai adalah m et ode ilm iah dengan cara
anak dihadapkan pada berbagai perm asalahan, m erum uskan
hipot esis at au praduga, m engum pulkan dat a yang diperlukan
unt uk m em ecahkan m asalah, m enguj i hipot esis yang t elah
dirum uskan, dan pada akhirnya para siswa dibim bing unt uk
m enarik

kesim pulan- kesim pulan.

Teori

ini

banyak

m em pengaruhi prakt ek pengaj aran di sekolah karena t eori ini
m em iliki prinsip- prinsip sebagai berikut :
a. Belaj ar berdasarkan keseluruhan
Dalam belaj ar siswa m em pelaj ari bahan pelaj aran secara
keseluruhan, bahan bahan dirinci ke dalam bagian- bagian it u
kem udian dipelaj ari secara keseluruhan, dihubungkan sat u
dengan yang lain secara t erpadu. Dalam m ereaksi bahan
yang dianggapnya sebagai perangsang, dipelaj arinya oleh

Kurikulum Pembelajaran

26

Landasan Kurikulum

pikirannya, perasaannya, m ent alnya, spirit ualnya dan oleh
seluruh aspek t ingkah lakunya. Pelaj aran yang diberikan
kepada siswa bersum ber pada suat u m asalah at au pokok
yang luas yang harus dipecahkan oleh siswa. Siswalah yang
m engolah

bahan

pelaj aran

it u,

siswa

m ereaksi

seluruh

pelaj aran oleh keseluruhan j iw anya.
b. Belaj ar adalah pem bent ukan kepribadian
Anak

dipandang

dibim bing

unt uk

sebagai

m akhluk

m em peroleh

keseluruhan,

penget ahuan,

anak

sikap,

dan

ket eram pilan secara berim bang. I a dibina unt uk m enj adi
m anusia

seut uhnya

yait u

m anusia

yang

m em iliki

keseim bangan lahir dan bat in ant ara penget ahuan dengan
sikapnya dan ant ara sikap dengan ket eram pilannya. Seluruh
kepribadiannya diharapkan ut uh m elalui program pengaj aran
yang t erpadu.
c. Belaj ar berkat pem aham an
Menurut aliran Gest alt bahw a belaj ar it u adalah proses
pem aham an. Pem aham an m engandung m akna penguasaan
penget ahuan, dapat m enyelaraskan dengan sikapnya dan
ket eram pilannya. Dapat pula diart ikan bahwa pem aham an
it u

adalah

kem udahan

dalam

m enem ukan

sesuat u,

pem ecahan m asalah. Ket eram pilan m enghubung- hubungkan
bagian- bagian

penget ahuan

unt uk

diperoleh

sesuat u

kesim pulan m erupakan salah sat u wuj ud pem aham an.
d. Belaj ar berdasarkan pengalam an
Sebagaim ana

dikem ukakan

bahwa

belaj ar

it u

adalah

pengalam an. Proses belaj ar it u adalah bekerj a, m ereaksi,
m em aham i dan m engalam i. Dalam belaj ar it u siswa akt if.
Siswa m engolah bahan pelaj aran m elalui diskusi, t anya
j awab,

kerj a

kelom pok,

dem onst rasi,

survey

lapangan,

karyaw isat a at au belaj ar m em baca di perpust akaan.
e. Belaj ar adalah suat u proses perkem bangan

Kurikulum Pembelajaran

27

Landasan Kurikulum

Dalam hubungan ini ada t iga t eori yang perlu diket ahui guru,
yait u:

perkem bangan

pem bawaan,
lingkungan,

anak

m erupakan

perkem bangan
dan

anak

perkem bangan

hasil

m erupakan

anak

m erupakan

dari
hasil
hasil

keduanya. Perpaduan kedua pandangan it u m elahirkan t eori
t ugas perkem bangan ( developm ent al t ask) yang digagas
oleh Havighurst .
f.

Belaj ar adalah proses berkelanj ut an
Belaj ar it u adalah proses sepanj ang m asa. Manusia t idak
penah berhent i belaj ar walaupun sudah t ua sekalipun, m aka
ia selalu m elakukan proses belaj ar. Hal it u dilakukan karena
fakt or

kebut uhan.

int eraksi

ant ara

Belaj ar
dirinya

it u

adalah

dengan

proses

kegiat an

lingkungannya

yang

dilakukan dari sej ak lahir sam pai m eninggal, karena it u
belaj ar

m erupakan

proses

berkesinam bungan.

Unt uk

m em pert ahankan prinsip ini m aka kurikulum m enganj urkan
unt uk

m elaksanakan

kegiat an

belaj ar

m engaj ar

t idak

t erbat as pada kurikulum yang t ersedia, t et api j uga kurikulum
yang sifat nya ekst ra unt uk m em enuhi kebut uhan para siswa.
Belaj ara akan lebih berhasil j ika dihubungkan dengan m inat ,
perhat ian dan kebut uhan sisw a. Keberhasilan belaj ar t idak
seluruhnya dit ent ukan oleh kem am puan siswa, akan t et api
j uga oleh m inat nya, perhat iannya, dan kebut uhannya. Dalam
kait an

dengan

hal

ini

m aka

fakt or

m ot ivasi

sangat

m enent ukan.

RAN GKUM AN
Kurikulum sebagai program dan alat unt uk m encapai t uj uan
pendidikan,

senant iasa

berhubungan

dengan

proses

perubahan

peril