Hendri Yatno : Perencanaan Pengolahan Air Bersih Kecamatan Perbaungan, 2010.
menyebabkan gangguan kesehatan terhadap pemakai air tersebut, hal ini disebabkan karena:
1. Air mampu melarutkan bahan-bahan padat, mengobsorbsikan gas-gas dan bahan
cair lainnya, sehingga semua air yang mengandung mineral dan zat-zat lain dalam larutan yang diperoleh dari udara, tanah dan bukit-bukit yang dilaluinya.
Kandungan bahan dan zat ini dalam yang konsentrasi tertentu dapat menimbulkan efek gangguan kesehatan pemakai.
2. Air merupakan faktor utama dalam penularan penyakit infeksi bakteri-bakteri usus
terntentu seperti: typus, paratypus, dysentri, dan juga kolera. Dalam hubungannya dengan kebutuhan manusia akan air dan dengan memperhatikan adanya efek
gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan karena pemakaian tersebut, maka ditetapkan standar kualitas air minum. Menurut peraturan menteri kesehatan R.I
no.907MENKESSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, dengan pertimbangan sebagai berikut:
a Bahwa air yang memenuhi standar kesehatan mempunyai peranan yang penting
dalam rangka pemeliharaan, perlindungan dan mempertinggi kesehatan masyarakat.
b Bahwa perlu adanya penyediaan atau pembagian air minum untuk umum yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Dari uraian tersebut diatas dapat dikatakan bahwa adanya kaitan yang erat antara
usaha dan penempatan standar kualitas air minum dengan pencegahan resiko terhadap kesehatan manusia yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian air tersebut. Di Indonesia
Hendri Yatno : Perencanaan Pengolahan Air Bersih Kecamatan Perbaungan, 2010.
terdapat di dalam peraturan pemerintah Menteri Kesehatan R.I no.907MENKESSKVII2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.
2.2.3. STANDART KUALITAS FISIK AIR BERSIHMINUM
Satuan yang paling umum digunakan untuk menetapkan konsentrasi pencemar yang terdapat dalam air adalah miligram per liter mgl, yang sama dengan gram
permeter kubik grm
3
. Konsentrasi dapat juga dinyatakan dalam bagian per sejuta ppm -parts per million berdasarkan berat.
Berdasarkan syarat fisik, ada lima unsur yang mempengaruhi kualitas air minum yaitu : suhu, warna, rasa, bau dan kekeruhan. Dalam hal ini kelima unsur tersebut besar
sekali pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat yang memakainya.
1. Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia di dalam pengelolaan terutama apabila pada
temperatur tersebut sangat tinggi. Iklim setempat, ke dalam pipa-pipa saluran air dan jenis dari sumber air akan mempengaruhi secara langsung pertumbuhan
migroorganisme dan virus. Pengaruh temperatur dalam kelarutan terutama tergantung pada efek panas secara keseluruhan pada larutan tersebut. Tidak semua
standar air minum mencantumkan suhu sebagai suatu parameter standar kualitas air minum. Meskipun demikian suhu dapat dimasukkan sebagai salah satu persyaratan
standar kualitas air. Karena itu dapat disimpulkan suhu dipergunakan untuk: -
Menjaga penerimaan masyarakat terhadap air minum yang dibutuhkan masyarakat.
Hendri Yatno : Perencanaan Pengolahan Air Bersih Kecamatan Perbaungan, 2010.
- Menjaga derajat toksisitas dan kelarutan bahan-bahan palutan yang mungkin
terdapat dalam air yang rendah mungkin. -
Menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air.
2. Warna
Air permukaan yang berasal dari sungai seringkali berwarna kuning kecoklat- coklatan, bahkan sangat kotor dan tidak layak digunakan sebagai air minum,
maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya, tanpa dilakukan untuk pengolahan untuk menghilangkan warna tersebut. Intensitas warna dalam air diukur dengan
satuan unit warna standar, yang dihasilkan oleh 1 mgliter platina. Intensitas warna yang ditetapkan oleh standar internasional dari WHO maupun standar nasional dari
Indonesia besarnya 5-15.
3. Bau dan Rasa