BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pulp adalah produk utama kayu yang berasal melalui sisa hasil pembuburan bahan tumbuh-tumbuhan yang komponen utamanya terdiri dari selulosa dalam bentuk
serat yang digunakan untuk bahan pembuatan kertas. Secara umum PT.Toba Pulp Lestari merupakan sebuah pabrik kraft pulp
yang berlokasi di Porsea kira-kira kurang lebih 200 km dari kota Medan - Sumatera Utara,Indonesia.Proses pembuatan pulp di PT.Toba Pulp Lestari
dilakukan dengan proses secara kimia kraft yang terdiri dari beberapa unit pengolahan. Unit Fiber Line merupakan unit yang sangat penting dalam proses
pembuatan pulp yang dibagi menjadi 4empat bagian, yaitu: 1.
Digesterpemasakan 2.
Washing dan Screeningpencucian dan penyaringan 3.
Bleachingpemutihan 4.
Pulp machinepencetakan pulp Tujuan utama pembuatan pulp adalah memisahkan serat-serat selulosa dari
komponen-komponen lainnya yang dikerjakan secara kimia atau secara mekanis atau dengan kombinasi kedua tipe tersebut.
Pembuatan pulp secara kimia adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan bahan kimia sebagai bahan utama untuk menghilangkan
lignin,sehingga pulp menghasilkan kadar selulosa yang tinggi.Hampir semua
Universitas Sumatera Utara
produksi pulp di seluruh di dunia saat ini menggunakan proses kimia baik secara sulfit dan sulfatKraft.
Proses pemutihan dapat dianggap sebagai lanjutan proses yang dimaksudkan untuk memperbaiki tingkat keputihan dan kemurnian dari pulp.Hal
ini dicapai dengan cara menghilangkan atau memutihkan bahan pewarna yang tersisa pada pulp.Lignin yang tersisa adalah suatu zat yang paling dominan untuk
menghasilkan warna pulp,oleh karena itu ini harus dihilangkan atau diputihkan. Pengurangan kandungan resin di dalam pulp merupakan faktor yang
paling penting dalam proses pemutihan.Warna pulp yang belum diputihkan disebabkan karena adanya kandungan lignin yang tersisa.Penghilangan lignin
dapat lebih banyak pada proses pemasakan,tetapi akan mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat sehingga menghasilkan pulp yang berkualitas
rendah. Oleh karena itu,proses penghilangan lignin dengan bahan kimia,umumnya
memiliki suatu dampak terhadap dekomposisi dari lignin.Pada normalnya proses penghilangan lignin adalah melarutkan pulp ke dalam bentuk yang larut dengan
air.Penghilangan lignin merupakan kehilangan sebagian dari proses
pemutihan,yang mana ini adalah antara 5 sampai dengan 10 dihitung mulai dari pulp yang telah selesai dimasak, tergantung kepada metoda pemasakan dan
sasaran dari brightness dari pulp. Lignin ini sangat reaktif yang berarti bahwa ini mudah dipengaruhi oleh bahan kimia seperti klorin,hipoklorit dan hidrogen
peroksida.Kemudian molekul lignin terurai menjadi partikel-partikel yang
Universitas Sumatera Utara
kecil,yang larut dalam air dan dapat dihilangkan dari pulp.Variabel-variabel dasar pada proses pemutihan adalah bahan kimia,waktu,temperatur dan pH.
Tahap pemutihan pada bleaching merupakan proses lanjutan yang bertujuan untuk mengubah pulp yang bewarna coklat menjadi pulp yang bewarna
putih dengan menggunakan bahan kimia tertentu untuk menaikkan derajat keputihan brightness dan kemurnian pulp.Bahan kimia yang digunakan pada
proses pengelantangan yaitu: Sodium Hidroksida NaOH,Hidrogen
PeroksidaH
2
O
2
dan Oksigen O
2
.Bahan kimia inilah yang digunakan untuk menghilangkan lignin yang terkandung dalam bubur pulp yang menyebabkan pulp
bewarna coklat dan bahan pemutih tersebut dapat mempengaruhi kekuatan serat pulp.Proses bleaching dibagi atas empat tahap,yaitu : tahap Do,tahap Eop,tahap
D1 dan tahap D2. Pada tahap ekstraksi alkaliEop merupakan tahap pemurnian, yaitu proses
pengelantangan yang kedua yaitu untuk menekstraksi lignin-lignin yang tersisa dari pulp pada proses sebelumnya.Tujuan dari penggunaan larutan NaOH pada
tahap ekstraksi adalah melarutkan komponen-komponen penyebab warna yang kemungkinan besar larut dalam larutan NaOH berdasarkan kerja dan bahan-bahan
kimia yang digunakan terhadap sebagian proses pemutihan.Parameter yang perlu dijaga pada tahap ekstraksi antara lain pH,temperatur,penambahan
alkali,brightness. Penambahan atau pengurangan penggunaan larutan NaOH pada menara
ekstraksi oksidasi akan mempengaruhi pH. pH yang digunakan pada tahap ekstraksi berkisar antara 10-11.Hal ini gunanya agar kandungan lignin dan zat
Universitas Sumatera Utara
ekstraktif pulp dapat dihilangkan semaksimal mungkin.Banyak faktor yang mempengaruhi kestabilan pH di tahap ekstraksi.Dengan penambahan caustic
soda,maka pH 2 yang berasal dari stage klorinasi akan naik menjadi 10- 11.Penghilangan lignin dan ekstraktif tidak sempurna jika pH dibawah 10,akan
tetapi dengan pH lebih besar dari 10 akan mendegrasi serat selulosa.Tingkat keputihan pada pulp harus tercapai 80-85 sesuai standart ISO dan akan bekerja
secara maksimal pada pH 10,8-11. Tingkat keputihan pada tahap ekstraksi ,dimana semakin tinggi pH maka
tingkat keputihan akan semakin tinggi.Batas optimum pH 10-11.Jika melebihi batas optimum tersebut maka warna pulp menjadi terang dan cerah.Tetapi yang
menjadi masalahnya akan terjadi kerusakan serat selulosa pada pulp itu. Untuk mencapai tingkat keputihan pada pulp,penggunaan larutan NaOH
merupakan faktor yang perlu diperhatikan.NaOH merupakan zat yang mengatur kestabilan pH,karena pH dapat mempengaruhi tingkat keputihan pada pulp.Jika
penggunaan larutan NaOH sedikit,maka tingkat keputihan brightness pada pulp tidak tercapai,sebaliknya jika penggunaan larutan NaOH berlebihan,maka
tingkatkeputihanbrightness menjadi tinggi sehingga warna pada pulp menjadi terang,tetapi resikonya mengakibatkan kerusakan pada serat yang menyebabkan
pulp rapuh dan mudah sobek.Berdasarkan inilah penulis tertarik untuk mengambil judul:
“PENGARUH PH DAN JUMLAH PENGGUNAAN LARUTAN NAOH PADAPROSES PEMUTIHAN PULP PADA TAHAP EKSTRAKSI
OKSIDASI Eop DI UNIT PEMUTIHAN FIBER LINE PT.TOBA PULP LESTARI,Tbk PORSEA”
Universitas Sumatera Utara
1.2. Permasalahan