❏ Jhonson Pardosi Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos pada Adat
Perkawinan Batak Toba
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume IV No. 2 Oktober Tahun 2008 Halaman 101
MAKNA SIMBOLIK UMPASA, SINAMOT, DAN ULOS PADA ADAT PERKAWINAN BATAK TOBA
Jhonson Pardosi
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Abstract
In each wedding ceremony have three element Dalihan na Tolu to have and to do right and responsibility. They are three big symbols, used umpasa, bride price and ulos. The people
of Batak Toba Traditional are concealment; they are not saying something about everything other live. Have point, so to say something to make hide-mean but not
understand. Usually they use term and traditional poetry pantun to say something to someone or more in communication. Bride price sinamot has philosophy and deep
symbolic meaning. The meaning of bride price is a process to give and take. To give ulos have symbolic meaning as stamp other their request to God to be real together ulos.
Key words: umpasa, sinomat, ulos
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu proses belajar yang
kompleks. Proses belajar tersebut biasanya menghasilkan bentuk-bentuk baru dengan
mengakumulasikan pengetahuan dan keterampilan. Misalnya, dalam bidang kesenian manusia terus-
menerus mencari bentuk-bentuk ekspresi baru. Proses mencari bentuk ini, tidak berarti bahwa
setiap proses belajar selalu menghasilkan bentuk- bentuk baru bersifat positif. Konsep trial and error
menjadikan manusia lebih bijaksana yang menjadikan kesalahan dan kekeliruan mempunyai
manfaat. Kebudayaan sebagai suatu proses belajar tidak menjamin kemajuan dan perbaikan yang
sejati Peursen, 1988:144.
Kebudayaan adalah semua tindakan dan hasil yang dilakukan oleh manusia yang memberi
arti kepada alam sekitarnya. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan wujud usaha dan hasil
manusia untuk mempertahankan hidupnya di alam realitas dengan daya pikirnya Poedjawajatna,
1987:134. Dengan demikian, jika ingin memahami manusia sebaik mungkin maka harus
sesuai dengan konteks kebudayaan. Hal ini harus dimaklumi karena kebudayaan merupakan ruang
lingkup dimana manusia harus hidup. Artinya, kebudayaan merupakan dimensi hidup dengan
tingkah laku manusia. Manusia lahir, tumbuh, dan berkembang bukan hanya ditentukan oleh
lingkungan tetapi harus didukung oleh kebudayaannya. Hardiman 1993:115-116
mengatakan, ”Manusia adalah sejenis hewan yang tidak terspesialisasikan. Secara biologis, struktur
organis, dan fisiologis, manusia tidak ditentukan lingkungannya”. Begitu erat hubungan manusia
dengan kebudayaannya sehingga manusia pada hakekatnya disebut makhluk berbudaya. Jadi,
kebudayaan adalah segala sesuatu yang menyangkut aktivitas manusia dalam
kehidupannya.
Seni adalah salah satu dari unsur kebudayaan, merupakan kemampuan seseorang
atau kelompok orang untuk menciptakan implus melalui salah satu unsur panca indra atau mungkin
juga melalui kombinasi dari berbagai unsur panca indra, menyentuh rasa halus akan lingkungannnya
sehingga lahir rasa dan nilai-nilai keindahan. Dengan demikian terjadilah suatu hasil karya seni.
Salah satu dari jenis kesenian tersebut adalah seni sastra yang di dalamnya terdapat
tradisi lisan. Tradisi lisan merupakan kebiasaan- kebiasaan leluhur yang disampaikan secara lisan
dan disampaikan secara turun-temurun. Tradisi lisan terdiri dari beberapa jenis yang apabila
dipaparkan masih dapat dikelompokkan ke dalam bentuk, seperti bahasa rakyat, ungkapan
tradisional, cerita rakyat, pertanyaan tradisional, sajak atau puisi rakyat, dan nyanyian rakyat
Danandjaya, 1984:22.
Masyarakat Batak Toba memiliki salah satu tradisi lisan yang dapat dikelompokkan ke
dalam bentuk puisi lama, bernama umpasa. Umpasa digubah dengan syarat-syarat berbait,
bersajak, dan berirama, serta diperkeras lagi dengan jumlah baris dan suku kata tertentu. Kata-
kata yang tersusun dalam bentuk kalimat pada umpasa mengandung nilai kepuitisan, berisi
falsafah hidup, etika kesopanan, undang-undang, dan kemasyarakatan. Umpasa lebih cenderung
❏ Jhonson Pardosi Makna Simbolik Umpasa, Sinamot, dan Ulos pada Adat
Perkawinan Batak Toba
LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA
Volume IV No. 2 Oktober Tahun 2008 Halaman 102
berisi permohonan yang menjadi cita-cita hidup setiap masyarakat Batak Toba, berupa hagabeon
kebahagiaan, hamoraon kekayaan, hasangapon dihormati, dan saur matua panjang umur dan
sejahtera.
Penggunaan umpasa dilakukan ketika upacara adat perkawinan berlangsung sebagai
media komunikasi dan permohonan kepada Tuhan Yang Mahaesa bagi kelompok-kelompok yang
mempunyai andil pada upacara adat tersebut. Suasana akan menjadi hidup apabila pembicara
dari kelompok-kelompok yang terkait menggunakan umpasa dengan fasih dan berirama
sambil menunjukkan kebolehannya sebagai simbol bahwa kelompok tersebut mengerti dan memahami
upacara adat dengan baik.
Ulos adalah selembar kain yang ditenun sebagai kerajinan oleh wanita dengan berbagai
pola dan aturan-aturan. Ulos merupakan ciri khas kebudayaan Batak Toba tradisional berwujud
kebudayaan artefaks konkrit. Sebelum masuknya agama Kristen pada masyarakat Batak Toba, ulos
adalah benda yang diresapi oleh suatu kualitaskekuatan “magis religius”. Oleh karena
itu, banyak larangan dan pantangan yang tidak boleh diabaikan ketika proses penenunan karena
diberkati dengan kekuatan keramat. Panjangnya harus tertentu, jika tidak, dapat mambawa maut
dan kehancuran pada “tondi” atau roh sipenerima ulos. Akan tetapi, jika ulos dibuat sesuai dengan
aturan berupa ukuran dan pola tertentu maka ulos akan dapat dijadikan sebagai pembimbing dalam
kehidupan.
Secara umum pembuatan ulos adalah sama, yang membedakannya adalah nama, corak
atau motif, dan sifat kedudukan pemakaiannya yang harus sesuai dengan jenis upacara adat ketika
memberikannya. Walaupun mempunyai perbedaan, akan tetapi pemberian ulos selalu
diartikan dan dihubungkan dengan makna simbol- simbol. Ulos dianggap sebagai medium konkrit
sebagai “materai” agar permohonan direstui oleh Tuhan Yang Mahaesa, bersamaan dengan
penggunaan umpasa yang berisi permohonan sehingga permohonan tersebut dapat diterima oleh
tondi roh dan daging tubuh.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat diambil