2.1.7 Perawatan
Pada umumnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi dan meminta perawatan, memiliki ukuran mukokel yang relatif besar. Perawatan mukokel
dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan fungsi mulut yang dirasakan pasien akibat ukuran dan keberadaan massa. Sejumlah literatur menuliskan
beberapa kasus mukokel dapat hilang dengan sendirinya tanpa dilakukan perawatan terutama pada pasien anak-anak.
1,11,12
Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan pembedahan massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk
menghindarkan terjadinya rekurensi. Umumnya mukokel yang etiologinya trauma akibat kebiasaan buruk atau trauma lokal dan mekanik yang terjadi terus menerus
dapat menyebabkan terjadinya rekurensi mukokel. Karena jika kebiasaan buruk atau hal yang menyebabkan terjadinya trauma tidak segera disingkirkan atau dihilangkan,
maka mukokel akan dengan mudah muncul kembali walaupun sebelumnya sudah dilakukan perawatan bedah.
Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dan lokasi
massa.
2.2 Ranula
2.2.1 Definisi
Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya di dasar mulut.
11,12
Kata ranula yang digunakan berasal dari bahasa latin “RANA”
Universitas Sumatera Utara
yang berarti katak, karena pembengkakannya menyerupai bentuk tenggorokan bagian bawah dari katak.
5,6,11,12,15
Merupakan pembengkakan dasar mulut yang berhubungan dan melibatkan glandula sublingualis, dapat juga melibatkan glandula salivari
minor.
4,5
Ukuran ranula dapat membesar, dan apabila tidak segera diatasi akan memberikan dampak yang buruk, karena pembengkakannya dapat mengganggu
fungsi bicara, mengunyah, menelan, dan bernafas.
1,15,24,28
2.2.2 Etiologi
Etiologinya tidak diketahui namun diduga ranula terjadi akibat trauma, obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva.
6,24
Post traumatic ranula terjadi akibat trauma pada glandula sublingual atau submandibula yang
menyebabkan ekstravasasi mukus, sehingga terbentuk pseudokista. Ranula juga dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar saliva dan anomali kongenital dimana
duktus saliva tidak terbuka.
6,15
2.2.3 Patogenesis
Terdapat dua konsep patogenesis ranula superfisial. Pertama pembentukan kista akibat obstruksi duktus saliva dan kedua pembentukan pseudokista yang
diakibatkan oleh injuri duktus dan ekstravasasi mukus.
15
Obstruksi duktus saliva dapat disebabkan oleh sialolith, malformasi kongenital, stenosis, pembentukan parut
pada periduktus akibat trauma, agenesis duktus atau tumor.
1,23
Ekstravasasi mukus pada glandula sublingual menjadi penyebab ranula servikal. Kista ini berpenetrasi ke otot milohioideus. Sekresi mukus mengalir ke arah
leher melalui otot milohioideus dan menetap di dalam jaringan fasial sehingga terjadi
Universitas Sumatera Utara
pembengkakan yang difus pada bagian lateral atau submental leher. Sekresi saliva yang berlangsung lama pada glandula sublingual akan menyebabkan akumulasi
mukus sehingga terjadi pembesaran massa servikal secara konstan.
1
Trauma dari tindakan bedah yang dilakukan untuk mengeksisi ranula menimbulkan jaringan parut atau disebut juga jaringan fibrosa pada permukaan
superior ranula, sehingga apabila kambuh kembali ranula akan tumbuh dan berpenetrasi ke otot milohioideus dan membentuk ranula servikal.
6
Sekurang- kurangnya 45 dari ranula servikal terjadi setelah eksisi ranula superfisial.
1
2.2.4 Klasifikasi