Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting bagi sebuah keluarga. Selain sebagai
penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa.
Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit,
lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh yang
disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah
infeksi saluran pernapasan bagian atas, kemudian disusul dengan infeksi saluran
pencernaan. Insiden terjadinya kejang demam terutama pada anak umur 6 bulan
ssampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak
laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena paa wanita
didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki.
Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari laboratorium SMF ilmu
timbulnya kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan
kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan dikemudian hari, terutama adanya

cacat baik secara fsik, mental ataupun sosial yang menggangu pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulisan laporan kasus ini. Penulis
berharap agar krya tulis ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan,
khususnya sesama rekan tenaga kesehatan guna menambah pengetahuan,
kemampuan mengatasi kejang demam, yang mencakup apa kejang demam,
bagaimana cara penanganannya, dan komplikasi yang terjadi jika kejang demam
tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat.

B.

Rumusan Masalah

Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan rumusa
masalah pada kasus ini adalah “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Yang Diberikan
Kepada Pasien Dengan Kejang Demam Di Ruang Merpati Kelas II Anak Rumah
Sakit Sari Muila Banjarmasin “

C.


Tujuan
Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan
laporan kasus ini adalah sebagai berikut:

1.

Tujuan Umum

a.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kejang demam sederhana serta
bagaimana cara penanganannya.

b.

Untuk mengetahui tanda-tanda gejala dan penyebab terjadinya kejang demam
sederhana.

2.


Tujuan Khusus

a.

Untuk mengetahui tanda-tanda gejala dan penyebab terjadinya kejang demam
sederhana.

b.

Untuk mengetahui komplikasi apa yang dapat terjadi jika kejang demam
terlambat ditangani.

c.

Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan kebidanan pada anak dengan
kejang demam sederhana

D. Manfaat
Penyusun berharap agar laporan kasus ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1.


Sebagai media meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penyusun sendiri.

2.

Sebagai bahan bacaan dan penambah wawasan bagi masyarakat, khususnya
bagi sesama tenaga kesehatan.

3.

Sebagai bahan acuan dan pelengkap pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang yang

terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38 0 ) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling
sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai
4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita
kejang demam. Pada percobaan yang dilakukan pada binatang, suhu yang tinggi
menyebabkan terjadinya kejang.
B.

Etiologi
Penyebab demam itu sendiri disebabkan oleh:

1.

Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroentritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul
pada suhu yang tinggi.

2.

Efek produk toksik pada mikroorganisme


3.

Respon alaergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.

4.

Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.

5.

Ensefalitis viral ( radang otak akibat virus ) yang ringan, yang tidak diketahui
atau enselofali toksik sepintas.
Menurut staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI (1985: 50) faktor presipitasi
kejang demam: cenderung timbul 24 jam pertama pada waktu sakit demam atau
dimana demam mendadak tinggi karena infeksi pernapasan bagian atas.
Demam lebih sering disebabkan oleh virus daripada bakterial.

C.


Patologi
untuk

mempertahan

kan

kelangsungan

hidup

sel

atau

organ

otak

diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku metabolisme otak

yang terpenting adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dengan
perantara

fungsi

paru-paru

dan

diteruskan

ke

otak

melalui

sistem

kardiovaskuler. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sum ber energi otak

adalah

glukosa

yang

melalui

proses

oksidasi

yang

dipecah

menjadi

karbondioksida dan air.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkn kenaikan

metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada
seorang anak umur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh

dibandingkan dengan orang dewaa yang hanya 15%. Oleh karena itu, kenaikan
suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam
waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui
membrane tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan
listrik ini demikian besarnya sehingga dapt meluas keseluruh sel maupun
membran sel disekitarnya dengan bantuan yang disebut “neurotransimitter” dan
terjadi

kejang.

Tiap

anak

memiliki

ambang


kejang

yang

berbeda

dan

tergangtung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang. Anak akan menderita
kejang pada suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah,
kejang akan terjadi pada suhu 38 0C sedangkan anak dengan ambang kejang
yang tinggi, kejan akan terjadi pada suhu 40 0C atau lebih. Dari kenyataan ini
dapat disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada
anak dengan ambang kejangg yang rendah. Dalam penanggulannya perlu
memperhatikan pada tingkat suhu beberapa pasien menderita kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya
dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (lebih
dari 15 menit) biasanya disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan
energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapia,
asidosis laktat disebabkab oleh metabolisme anaerobik, hipotensi arterial
disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat
yang

disebabkan

makin

meningkaynya

aktiftas

otot

dan

selanjutnya

mneyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah
faktor

penyebab

hingga

terjadinya

kerusakan

neuron

otak

selama

berlangsungnya kejan lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran
darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permehabilitas
kapiler dan timbul odema otak yang mengakibatkan kerusakan neuron otak.
Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapatkan serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi “matang” dikemudian hari
sehingga terjadi serangan epilepsy yang spontan. Karena itu kejang demam
yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga
terjadi epilepsi.

D. Manifestasi klinik (Tanda gejala)
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan berupa
kronik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang

berhenti anak tidakmemberi reaksi apapu untuk sejenak, tetapi setelah
beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya
kelainan saraf. Kejang demam dapat berlangsung lama atau parsial. Pada kejang
yang unilateral kadang-kadang diikuti oleh hemiplegi yang menetap. Kejang
demam terkait dengan suhu yang tinggi dan biasanya berkembang bila suhu
tubuh mencapai 390C atau lebih, ditandai dengan adanya kejang khas
menyeluruh lamanya beberapa detik sampai 10 menit. Kejang demam yang
menetap >15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi atau
toksik, selain itu juga dapat terjadi mata terbalik keatas dengan disertai
kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan berulang.

E.

Komplikasi
Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung 15 menit yaitu:

1.

Kerusakan otak yang terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang
aktif sewaktu kejang melepaskan glutamat yang mengikat resptor yang
mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang merusak sel neuron
secara irrevesible.

2.

Retardasi mental dapat terjadi karena defcit neurologis ada demam neonatus.

F.

Penatalaksanaan Medis
Dalam

penanggulangan

kejang

demam

sederhana

adapun

penatalaksanaan medisnya sebagai berikut:
1.

Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang
Obat

piliha

Keampuhan

utama

adalah

diazepam

ini

Diazepam
yang

yang

diberikan

diberikan

secara

secara

intravena

intravena.
tidak

perlu

dipersoalkan lagi karena keberhasilan untuk menkan kejag sekitar 80% - 90%.
Efek terapeutiknya sangat cepat, kira-kira 30 detik sampai 5 menit dan efek
toksiknya yang serius hampir tidak dijumpai apabila diberikan secara perlahan
dan dosisnya tidak melebihi 50 mg per suntikan. Dosisnya diberikan sesuai
dengan berat badan, biasanya dosis rata-rata yang dipakai 0.3 mg/kg BB/ kali
maksimum 5 mg pada anak berumur kurang dari 5 tahun, dan 10 mg pada anak
yang lebih besar. Diazepam dapat diberikan secara berulang pada kejang tetapi
tidak dianjurkan untuk digunakan pada dosis yang tinggi.
2.

Membebaskan jalan nafas, oksigenasi secukupnya.

3.

Menurunkan panas bila demam atau hipereaksi, dengan kompres seluruh tubuh
dan bila telah memungkinkan dapat diberikan paracetamol 10mg/kg BB/kali
kombinasi diazepam 0,3 mg/ kg BB.

4.

Memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama kurang dari
10 menit, dengan IV : D5 ¼ NS, D5 1/5, RL

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT
DI RUANG MERPATI KELAS II ANAK
RUMAH SAKIT SARIMULIA BANJARMASIN

PENGKAJIAN DATA
Hari/ Tanggal

: Selasa, 03 Juli 2012

Tempat

: Ruang merpati merpati kelas II anak RS.Sari Mulia Banjarmasin

Pukul

: 12.30 WITA

A. SUBJECTIVE DATA
1.

Identitas

a.

Anak
Nama

b.

: An. N

Tanggal lahir

: 3 januari 2009

Jenis kelamin

: perempuan

Orang Tua
Ibu
Nama
Umur

Ny. M
29 Tahun

Ayah
Tn. A
32 tahun

Agama

Islam

Islam

Suku/bangsa

Banjar/Indonesia

Banjar/Indonesia

Pendidikan

SMA

SMA

Pekerjaan

IRT

Swasta

Alamat

Gg.Nusantara

RT

Banjarmasin
2.

9

Gg.nusantara

RT

9

Banjarmasin

Keluhan Utama
Ibu mengatkan bahwa anaknya yang berumur 3,5 tahun mengalami demam
selama kurang lebih 2 hari dan kejan 2 kali kurang lebih 5 menit.

3.

Riwayat Prenatal

a.

Kehamilan ke

:1

b.

Tempat ANC

: BPS dan Puskesmas

c.

Imunissasi TT

: Lengkap

d.

Obat yang diminum ibu selama hamil :Fe, kalk, as.folat

e.

Penerimaan ibu/ keluarga terhadap kehamilannya : antusias

f.

Masalah yang pernah dialami ibu selama hamil

4.

Riwayat Intranatal

a.

Persalinan ke

:1

b.

Tempar persalinan

: BPS

c.

Masalah persalinan

: tidak ada

d.

Cara persalinan

e.

Lama persalinan

f.

: tidak ada

: Normal

Kala I

: kurang lebih 9 jam

Kala II

: kurang lebih 30 menit

Keadaan bayi saat lahir : segera menangis
BB : 2800 gram

PB : 50 cm

5.

Riwayat kesehatan

a.

Anak
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit
menurun seperti asma,DM, dan Hipertensi, penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, dan lainnya.

b.

Keluarga
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit
menurun seperti asma,DM, dan Hipertensi, penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, dan lainnya.

6.

Status Imunisasi

Jenis imunisasi

Umur diberikan

Tempat pelayanan

Vit K

Segera setelah lahir

BPS

Hb0

2 jam setelah Vit K

BPS

BCG + polio 1

1 bulan

Puskesmas

Combo 1+ polio 2

2 bulan

Puskesmas

Combo 2 + polio 3

3 bulan

Puskesmas

Combo 3 + polio 4

4 bulan

Puskesmas

Campak

9 bulan

Puskesmas

7.

Pola Kebutuhan Biologis

a.

Kebutuhan Nutrisi
Jenis makanan dan minuman

: Nasi, sayur, lauk pauk, dan susu

Formula

b.

Frekuensi

: 3-4 kali sehari

Banyaknya

: Sesuai kebutuhan

Eliminaasi
BAB
Frekuensi

: 1 kali sehari

Warna

: kuning kecoklatan

Konsistensi : lembek
BAK

c.

Frekuensi

: 6-7 kali sehari

Warna

: kuning jernih

Bau

: khas urine

Personal Hygiene
Frekuensi mandi

: 2 kali sehari

Frekuensi gati pakaian

: sesuai kebutuhan

8.

Data Psikososial Dan Spiritual Orang Tua/ Keluarga

a.

Tanggapan keluarga terhadap keadaan anaknya

: cemas

b.

Penentu penganbilan keputusan dalam keluarga

: suami

c.

Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak

:ibu mngetahui dari bidan

dan orang tua

B.

OBJECTIVE DATA

1.

Pemeriksaan umum

a.

Keadaan umum

: baik

b.

Kesadaran

: compos mentis

c.

Tanda-tanda vital : Nadi : 95x/menit, suhu 38,5 0C, Respirasi:
48x/menit

2.

Pemeriksaan antropometri

a.

BB

: 13 kg

b.

TB

: tidak dilakukan

c.

Lingkar kepala: tidak dilakukan

d.

Lingkar dada

e.

LILA

3.

Pemeriksaan khusus

a.

Kepala

: tidak dilakukan

: tidak dilakukan
: ubun-ubu datar, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut

merata tidak ada massa
b.

Muka: Simetris, tidak odem dan tidak pucat

c.

Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

d.

Telinga :Simetris, tidak ada massa dan pengeluaran cairan serumen

e.

Hidung : Simetris, tidak ada polip dan pernapasan cuping hidung

f.

Mulut: Bibir simetris, tidak pucat dan tidak ada sariawa

g.

Leher

: tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan vena

Jugularis
h.

Dada: tidak ada retraksi dada saat respirasi

i.

Abdoment : tidak buncit dan tidak ada nyaeri tekan

j.

Genetalia : tidak diperiksa

4.

Pemeriksaan penunjang

a.

HB

: 12,4 gr%

b.

Golongan Darah

:A

c.

Trombosit

:4,35 juta/mm3

d.

Leukosit

:54000/mm3

e.

Malaria

: Negative

C.

ASSESMENT

1.

Diagnosa

: Anak berumur 3,5 tahun dengan kejang demam.

2.

Masalah

: Anak mengalami kejang setelah demam selama 2 hari

3.

Kebutuhan :Mengatasi demam tinggi yang terjadi pada anak, untuk
menghindari kejang terulang kembali, serta diberi konseling

D. PLANNIG
1.

Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa anak mengalami demam
tinggi dengan suhu : 38,50C Respirasi : 48 x/menit Nadi : 95x/menit
“ Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada anaknya ”

2.

Memberitahu pada ibu bahwa anak akan dipasang oksigen untuk membebaskan
jalan nafas pada anak
“ Ibu bersedia anaknya diberikan oksigen ”

3.

Memberitahu pada ibu bahwa anak akan dipasaang infus RL 20 t/m guna untuk
memberikan cairan elektrolit melelui intravena.
“ ibu bersedia anaknya dipasang infus ”

4.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat pada anak untuk
menurunkan demam
“ ibu bersedia melakukan kompre hangat pada anaknya”

5.

Memberikan injeksi sesuai dengan advis dokter yaitu diazepam 50 mg secara
rectal yang bertujuan untuk mengatasi kejang, foricef dengan dosis 3x500 mg
untuk antibiotik yaitu mencegah terjadinya infeksi, dan memberikan norages (k/
p) dengan dosis 50 mg bertujuan untuk meringankan rasa sakitnya.
“ injeksi telah diberikan sesuai dengan advis dokter”

6.

Memberikan obat per oral pada anak yaitu syrup sanmol 3x1,5 sendok teh
untuk menurunkan demam anak.
“ obat telah diberikan sesuai dengan anjuran dokter

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari tinjauan yang telah dilakukan pada anak N di Ruang Merpati Rumah
Sakit Sari Mulia Banjarmaasin Pada Hari Selasa 02 juli 2012 dengan diagnosa
Kejang Demam. Hal ini dapat dilihat dari keterangan orang tua pasien yang
mengatakan bahwa anaknya mengalam demam selama 2 hari dan kejang 2 kali
dengan lama kurang lebih 5 menit. Pada saat dilakukan pemeriksaan fsik,
mukosa bibir dan mulut tampak kering. Ketika dilakukan pengukuran suhu pada
tubuh anak, diperoleh suhu tubu anak tinggi yaitu 38,5 0C, hal ini menandakan
anak mengalami demam dan terlihat gelisah serta lemas. Suhu tingg pada anak
adalah faktor terjadinya kejang pada anak.
Pertolongan pertamam pada anak adalah dengan segera membawa anak
ke Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin dan ditangani oleh dokter dan diberi
peeertolongan yaitu dengan pemasangan infus RL 20 t/m, dan diberikan
diazepam 50 mg secara rectal untuk mengatasi kejang, injeksi foricef 3x500 mg
untuk antibiotik yaitu mencegah terjadinya infeksi, dan memberikan sanmol
syirup 3x1,5 sendok teh dan melakukan kompres hangat untuk menurunkan
demam.
Anak mengalami kejang setelah 2 hari demam dimana demam meningkat
paa hari kedua sehingga anak mengalami kejang pada suhu tubuh mencapai
38,50C. Anak mengalami kejang selama 5 menit. Penyebab terjadinya kejang
pada anak adalah ketika suhu tubuh tinggi maka metabolisme basal dan
kebutuhan oksigen meningkat, sehingga neuron dalam membran sel saraf tidak
seimbang yang mengakibatkan terlepasnya muatan listrik, yang merambat ke
sel maupun ke membran sel di sekitarnya sehingga terjadilah kejang.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam merupakan penyakit yang sering dijumpai pasa anak. Demam
yang tinggi pada anak bisa menimbulkan terjadinya kejang demam. Demam
yang memicu terjadinya kejang ditandai dengan suhu tubuh anak yang
mencapai 380C.

Pertolongan pertama pada anak dengan kejang demam yaitu membawa
anak kerumah sakit dengan diberikan diazepam rectal yang berfungsi untuk
mengatasi kejang, serta obat penurun demam yang berupa injeksi maupun oral.
Kejang demam yang berlangsung singkat ( kurang lebih 5 menit ) pada
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa, yaitu rusaknya
neuron otak.
Komplikasi yang mungkin terjadi jika anak terkena kejang demam adalah
yang berlangsung lama yaitu lebih dari 15 menit, yang dapat mengakibatkan
kerusakan otak dengan mekanisme eksitotoksik, selain itu penurunan mental,
dan kerusakan pada daerah medial lobus temporalis yang memicu terjadinya
epilepsi.

B.

Saran
Saran yang dapat diberikan mengenai permasalahan kejang demam antara lain
sebagai berikut:

1.

Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan tambahan referensi tentang kejang demam, bagaimana cara
penatalaksaan medisnya, apa saja terapi yang harus diberikan dan hal apa saja
yan medisnya, apa saja terapi yang harus diberikan dan hal apa saja yang dapat
dilakukan untuk terhindar dari kejang demam.

2.

Bagi Tenaga Kesehatan
Penatalaksanaan yang efektif dan efsien pada pasien untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi

3.

Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan medis terhadap penderita
kejang demam, apa saja penyebab, tanda-tanda gejala klinisnya dan terapi apa
saja yangf dapat diberikan pada penderita kejang demam serta bagaimana cara
mencegh terjadinya demam yang memicu terjadinya kejang.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan.

Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba.

Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta :
FKUI

Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
KesehatanAnak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Utaminingsih,Rahayu Wahyu.
Yogyakarta : Cakrawala ilmu

2010.

Menjadi

Dokter

bagi

Anak

Anda.

Diposkan oleh rosita di 19.50
Reaks
i:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan
ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

life for healt

populer saat ini
 Post Kuret Akibat Blighted Ovum

BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Menurut data resmi WHO
(1994) abortus terjadi pada 10% dari seluruh kejadian abortus ...
 Tinjauan teori kehamilan dengan preeklamsi ringan

TINJAUAN TEORI IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN A.
Pengertian Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai deng...
 Konsep Ascites

A.
Pengertian Ascites berasal dari bahasa yunani yang artinya kantong
atau tas. Ascites adalah menumpuknya cairan patoligis dala...
 Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Anak merupakan hal yang
penting bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan, a...
 CPD

PANGGUL SEMPIT (CHEPALOPELVIK DISPROPORSI/CPD)
a.
Defnisi Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit sec...
 Laporan kasus infeksi saluran kencing (ISK)

BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Menurut buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal masa nifas norma...
 LAPORAN KASUS IBU PRE OPERATIF SC DENGAN MASALAH HYDRO FETAL

BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Menurut Sarwono
Prawirohardjo tahun 2001, persalinan adalah proses membuka dan
menipi...
 Biomekanika

Biomekanika adalah suatu bidang kajian dalam Ergonomi yang
berhubungan dengan mekanisme pergerakan tubuh dalam melakukan
suatu pekerjaa...
 Dana Sehat

A.
Pengertian Dana Sehat Dana sehat merupakan upaya dari, oleh dan
untuk masyarakat yangdiselenggarakan berdasarakan asas gotong-r...
 mengidentifkasi masalah sosial (Incest)

1.
Pengertian Incest adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh
individu didalam sebuah keluarga lainnya yang masih memiliki hubu...

profil penulis blogi

rosita
seorang muslimah, sanang berbagi dg sesama, simple, banyak yang
bilang saya bijaksana. . . :)
Lihat profl lengkapku

cari disini???

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25