Komposisi Manipulasi Resin Akrilik Polimerisasi Panas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Resin akrilik adalah derivatif dari etilen dan mengandung gugus vinynl dalam rumus strukturnya. Resin akrilik yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah golongan ester dari asam akrilik CH 2 = CHCOOH dan asam metakrilat CH 2 = CCH 3 COOH . 9 Resin akrilik terdapat dalam bentuk monomer cair dan bubuk polimer, diperkenalkan pada 1937. 1 Resin akrilik adalah bahan yang paling banyak digunakan untuk pembuatan bahan basis gigi tiruan. 10

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin Akrilik polimerisasi panas merupakan jenis resin akrilik dimana polimerisasinya dicapai dengan aplikasi panas dan tekanan. 9 Polimerisasi dapat dilakukan secara efisien dan konsisten dengan menggunakan waterbath. Sementara beberapa operator lebih memilih microwave untuk tujuan kebersihan. 1 Reaksi disederhanakan adalah: Powder + Liquid + Heat Polymer + Heat Polymer Monomer External Reaction

2.2.1 Komposisi

Bahan resin akrilik terdiri dari bubuk dan cairan, yang setelah campuran dan berikutnya pemanasan, membentuk solid yang kaku. Bubuknya transparan atau berwarna pink untuk merangsang gusi, beberapa bahkan mengandung serat merah untuk menduplikasi pembuluh darah. Bahan cairan diberikan dalam botol tertutup rapat untuk mencegah polimerisasi dini oleh radiasi cahaya atau ultraviolet pada penyimpanan. 9, 11 Bubuk mengandung : • Polimer : Polimetilmetakrilat • Inisiator : benzoly peroksida • Bahan opasitas : Titanium oxide • Plasticizer : dibutil phthalate • Fiber : Serat nilon atau serat akrilik • Dye : Senyawa merkuri sulfide, sulfida kadmium Cairan mengandung : • Monomer : Metal methacrylate • Inhibitor : hydroquinone • Cross linking agent : ethylene glycol dimetacrylate • Plasticizer : dibutil phthalate

2.2.2 Manipulasi

Perbandingan polimer dan monomer yang umumnya digunakan adalah 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Cairan yang sudah diukur dituangkan ke dalam pot akrilik yang bersih dan kering. Bubuk perlahan-lahan ditambahkan sampai basah oleh monomer. Campuran tersebut kemudian diaduk dan didiamkan dalam wadah tertutup. Setelah pencampuran bahan berjalan melalui berbagai tahap fisik. Tidak ada reaksi polimerisasi berlangsung selama tahap fisik. Adonan plastis dibentuk oleh cairan dari polimer dalam monomer. 9 a Sandy stage - polimer secara bertahap mengendap ke dalam monomer membentuk cairan, massa tidak koheren. b Sticky stage - tahap saat bahan akan melekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan dan berserat ketika ditarik. c Dough stage - tahap dengan konsistensi adonan mudah diangkat, tidak berserat dan tidak melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould dan kebanyakan dicapai dalam waktu kurang dari 10 menit. d Rubber hard stage - tahap monomer telah bersatu meresap sempurna dengan polimer dan sebagian monomer menguap sehingga berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk. e Stiff stage - tahap dimana adonan akan menjadi keras dan kaku, hal ini disebabkan menguapnya monomer bebas. Proses Penggodokan Setelah adonan mencapai dough stage, dilakukan pengepresan secara manual lalu dilakukan penggodokan, dengan memanaskan kuvet dalam ‘waterbath’. Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 74°C selama 120 menit, lalu suhu dinaikkan sampai 100 ˚C selama 60 menit untuk polimerisasi yang sempurna. 12 Setelah itu, kuvet didinginkan perlahan-lahan disimpan pada suhu kamar selama 60 menit. 9

2.2.3 Sifat-sifat a