Sifat-sifat a Resin Akrilik Polimerisasi Panas

berserat dan tidak melekat lagi, serta merupakan waktu yang tepat memasukkan adonan ke dalam mould dan kebanyakan dicapai dalam waktu kurang dari 10 menit. d Rubber hard stage - tahap monomer telah bersatu meresap sempurna dengan polimer dan sebagian monomer menguap sehingga berwujud seperti karet dan tidak dapat dibentuk. e Stiff stage - tahap dimana adonan akan menjadi keras dan kaku, hal ini disebabkan menguapnya monomer bebas. Proses Penggodokan Setelah adonan mencapai dough stage, dilakukan pengepresan secara manual lalu dilakukan penggodokan, dengan memanaskan kuvet dalam ‘waterbath’. Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 74°C selama 120 menit, lalu suhu dinaikkan sampai 100 ˚C selama 60 menit untuk polimerisasi yang sempurna. 12 Setelah itu, kuvet didinginkan perlahan-lahan disimpan pada suhu kamar selama 60 menit. 9

2.2.3 Sifat-sifat a

Berat molekul Berat molekul polimer bubuk, adalah 500.000-1.000.000, sedangkan berat molekul monomer adalah 100. Berat molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai 1.200.000 setelah polimerisasi dengan benar. Monomer residual memiliki efek pada berat molekul rata-rata. Pengolahan pada suhu terlalu rendah atau waktu yang terlalu pendek, memberikan nilai monomer sisa tinggi. 13 b Penyerapan air Resin akrilik menyerap air 0,6 mg cm 2 dan mengembang. Ini sebagian mengkompensasi penyusutan pengolahannya. Proses ini reversibel. Dengan demikian, pada pengeringan mereka kehilangan air dan menyusut. Namun, pembasahan ulang dan pengeringan harus dihindari karena dapat menyebabkan gigitiruannya melenting. 9 c Konduktivitas termal Konduktivitas termal dari PMMA adalah sekitar 6×10 -4 cal.g -1 .cm -2 . Konduktivitas termal resin akrilik sangat rendah, dan dapat menimbulkan masalah selama proses pembuatan gigitiruan dimana panas yang dihasilkan terperangkap dan menyebabkan kenaikan suhu. 11 d Kelarutan Akrilik hampir tidak larut dalam air dan cairan oral. Mereka larut dalam keton, ester, aromatik dan hidrokarbon yang diklorinasi, misalnya kloroform dan aseton. Alkohol menyebabkan retak di beberapa resin. 9 e Estetika Resin akrilik memiliki estetika yang sangat baik di mana bubuk dalam warna pink untuk menyerupai gusi, beberapa bahkan mengandung serat merah untuk menduplikasi pembuluh darah. Namun, ia cenderung berubah warna dan terjadi noda dengan pemakaian yang lama. 9 f Stabilitas dimensi Gigitiruan berbasis resin akrilik yang diproses dengan baik memiliki stabilitas dimensi yang baik. Pengolahan susut skor seimbang dengan ekspansi karena penyerapan air. Resin Akrilik menyusut selama proses karena penyusutan termal pada pendinginan dan penyusutan polimerisasi. 9 g Porositas 9 Porositas dibagi menjadi dua jenis: - Porositas Internal Porositas internal yang disebabkan oleh penguapan monomer ketika suhu meningkat di atas titik didih monomer 100,8°C atau polimer dengan berat molekul yang sangat rendah. 9 - Porositas Eksternal Itu bisa terjadi karena dua alasan. 1. Kurangnya homogenitas 2. Penekanan yang tidak sempurna h Kekasaran Permukaan Kekasaran permukaan Ra:Roughness average adalah karakteristik suatu permukaan benda yang tidak teratur. Kekasaran permukaan dihitung sebagai penyimpangan rata-rata aritmetik terhadap lembahdasar permukaan dan puncak permukaan. 14 Untuk mengukur nilai kekasaran permukaan, digunakan profilometer. 8 Kekasaran permukaan resin akrilik ini penting karena adhesi mikroorganisme ke permukaan adalah prasyarat bagi kolonisasi permukaan. Bahan dengan permukaan kasar biasanya menunjukkan jumlah jamur yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena permukaan dapat berfungsi sebagai reservoir dengan penyimpangan permukaan menyediakan kesempatan peningkatan retensi mikroorganisme dan perlindungan dari gaya geser, bahkan selama pembersihan gigitiruan. 8, 14 Komponen pembersih gigitiruan, efisiensi, efek samping serta risikonya sangat penting karena pembersih gigitiruan tersebut dapat mempengaruhi permukaan gigitiruan dan kekasaran permukaan yang membuat sulit untuk mempertahankan permukaan yang bersih. Permukaan basis gigitiruan akrilik yang halus lebih diinginkan dalam hal kemampuan membersihkan, dan pengendalian infeksi karena efektivitas agen pembersih gigitiruan terhadap risiko mikroorganisme, karena permukaan yang kasar akan memfasilitasi perlekatan jamur. 15

2.3 Daun Kemangi