Tingkat Pengetahuan Masyarakat Umum dan Mahasiswa Terhadap Bahaya Merokok dan Kanker Paru di Kota Medan

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM DAN MAHASISWA TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN KANKER PARU DI KOTA MEDAN
OLEH: PRISHA JAGADISH UDANI
070100260
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT UMUM DAN MAHASISWA TERHADAP BAHAYA MEROKOK DAN KANKER PARU DI KOTA MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Sarjana Kedokteran OLEH:
PRISHA JAGADISH UDANI 070100260
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Tingkat Pengetahuan Masyarakat Umum dan Mahasiswa Terhadap Bahaya Merokok dan Kanker Paru di Kota Medan

Nama : Prisha Jagadish Udani


NIM : 070100260

__________________________________________________________________

__

Pembimbing

Penguji I

____________________
(dr. H. Joko S. Lukito, Sp.PA) NIP : 19460308 197802 1 001

____________________
(dr. Juliandi Harahap, M.A.) NIP : 19700702 199802 1 001
Penguji II
_______________________ (dr. Kiking Ritarwan, Sp.S) NIP : 19681117 199702 1 002

Medan, 13 December 2010 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP : 19540220 198011 1 001

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Angka masyarakat umum dan mahasiswa yang merokok semakin meningkat setiap hari. Indonesia merupakan antara negara yang mempunyai jumlah perokok yang tertinggi, dan mencatat tempat ketiga tertinggi selepas negara Cina dan India. Merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya, bukan sahaja pada perokok itu sendiri, tetapi juga pada orang disekitarnya (perokok pasif). Kebiasaan merokok merupakan faktor resiko mengalami pelbagai jenis penyakit, terutamanya kanker paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang mengandungi 11 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 50 responden (61,0%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, 22 responden (26,8%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan sebanyak 10 responden (12,2%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru mayoritas berada pada kategori baik.
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Bahaya Merokok, Kanker paru
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT The number of students and people in the community who smokes are increasing. Indonesia is one of the countries with the highest number of smokers, recording the third highest place after China and India. Smoking is a dangerous habit, not only to the smoker but also to the people around them (passive smoker). Smoking is a risk factor of developing many diseases, mainly lung cancer. The aim of this study is to measure the level of knowledge of the community and students regarding the danger of smoking and lung cancer. This study is a descriptive study, which used a cross sectional study design. Sample collection was done with the help of questionnaires that contained 11 questions regarding the knowledge of lung cancer and the dangers of smoking. With 82 samples, the result of this study showed that as many as 50 respondents (61,0%) has good level of knowledge, 22 respondents (26,8%) has medium level of knowledge, and 10 respondents (12,2%) has low level of knowledge. The conclusion of this study is that the level of knowledge of the community and students regarding the danger of smoking and lung cancer majority is at a good category. Key words : Level of knowledge, Danger of Smoking, Lung Cancer
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, atas berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Umum dan Mahasiswa Terhadap Bahaya Merokok dan Kanker Paru”.
Selama penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan arahan, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. H. Joko S. Lukito, Sp. PA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan pengarahan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa juga kepada pimpinan yang diberikan oleh seluruh staf pengajar Universitas Sumatera Utara dalam menjayakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada kedua orang tua penulis, yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan sentiasa mendoakan supaya penulis sukses.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua teman-teman penulis atas dukungan dan bantuannya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai dengan sempurna. Terima kasih juga diucapkan kepada semua responden-responden atas kerjasama yang diberikan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 20 November 2009 Penulis, Prisha Jagadish Udani 070100260
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ABSTRAK ................................................................................................. ABSTRACT................................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................. DAFTAR TABEL ..................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
2.1. Pengetahuan (knowledge) ........................................................ 2.2. Rokok .......................................................................................
2.2.1. Pengertian Rokok ........................................................... 2.2.2. Jenis Rokok dan Isi Kandungan Rokok ......................... 2.2.3. Bahaya Merokok ............................................................ 2.3. Kanker Paru ............................................................................. 2.3.1. Pengertian dan Penyebab Kanker Paru .......................... 2.3.2. Faktor Resiko Mengalami Kanker Paru ......................... 2.3.3. Klasifikasi Kanker Paru ................................................. 2.3.4. Gejala Klinis Kanker Paru ............................................. 2.3.5. Diagnosis Kanker Paru .................................................. 2.3.6. Tingkat dan Penatalaksanaan Kanker Paru .................... 2.3.7. Pencegahan Kanker Paru ...............................................
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....
3.1. Kerangka Konsep ..................................................................... 3.2. Variabel dan Definisi Operasional ........................................... 3.3. Aspek Pengukuran....................................................................
BAB 4 METODE PENELITIAN .............................................................

i ii iii iv v vii viii ix x
1
1 3 3 4
5
5 7 7 8 9 10 10 11 11 13 14 16 18
20

20 20 21
23

Universitas Sumatera Utara

4.1. Jenis Penelitian ......................................................................... 4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................
4.2.1. Tempat Penelitian .......................................................... 4.2.2. Waktu Penelitian ............................................................ 4.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 4.3.1. Populasi .......................................................................... 4.3.2. Sampel ............................................................................ 4.4. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 4.4.1. Uji Validitas ................................................................... 4.4.2. Uji Reliabilitas ............................................................... 4.4.3. Etika Penelitian .............................................................. 4.5. Metode Analisis Data ...............................................................
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
5.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 5.5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................... 5.5.2. Deskripsi Karakteristik Responden ................................ 5.5.3. Hasil Analisa Data .........................................................
5.2. Pembahasan...............................................................................
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
6.1. Kesimpulan .............................................................................. 6.2. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
LAMPIRAN

23 23 23 23 24 24 24 25 25 26 27 28
29
29 29 30 32 33
37
37 37

39

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

3.1 Skor Pertanyaan Pada Kuesioner ........................................

21

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Bagi Pertanyaan Dalam Kuesioner .................................................................

27


5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................................................................

31

5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .....

31

5.3 Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Bahaya Merokok dan Penyakit Kanker Paru....................................

32

5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ........................................................................

33

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR


Nomor

Judul

Gambar 1 Klasifikasi Kanker Paru ...............................................

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian .......................................

Halaman 13 20

Universitas Sumatera Utara

CT DDT FK FKG Ha MRI NSCLC PEMA PMB POM PVC SCLC SMA SNMPTN SPSS TASBI UMB USU USG WHO

DAFTAR SINGKATAN
Computed Tomography Dichlorodiphenyltrichoroethane Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran Gigi Unit Hectare Magnetic Resonance Imaging Non-Small Cell Lung Carcinoma Pemerintahan Mahasiswa Panduan Minat dan Prestasi Persatuan Orang Tua Mahasiswa Polyvinyl Chloride Small Cell Lung Carcinoma Sekolah Menengah Atas Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Statistical Product and Service Solution Taman Setia Budi Indah Ujian Masuk Bersama Universitas Sumatera Utara Ultrasonography World Health Organisation

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7

Lampiran 8 Lampiran 9

DAFTAR LAMPIRAN
Riwayat Hidup Lembar Persetujuan Komisi Etik Lembar Kuesioner Penelitian Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Data Induk Penelitian Data Hasil Penelitian Deskriptif Bagi Data Induk Penelitian Data Uji Validitas dan Reliabilitas Data Hasil Penelitian Deskriptif Bagi Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK Angka masyarakat umum dan mahasiswa yang merokok semakin meningkat setiap hari. Indonesia merupakan antara negara yang mempunyai jumlah perokok yang tertinggi, dan mencatat tempat ketiga tertinggi selepas negara Cina dan India. Merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya, bukan sahaja pada perokok itu sendiri, tetapi juga pada orang disekitarnya (perokok pasif). Kebiasaan merokok merupakan faktor resiko mengalami pelbagai jenis penyakit, terutamanya kanker paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif, pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang mengandungi 11 pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan terhadap bahaya merokok dan kanker paru. Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 50 responden (61,0%) mempunyai tingkat pengetahuan baik, 22 responden (26,8%) mempunyai tingkat pengetahuan sedang, dan sebanyak 10 responden (12,2%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru mayoritas berada pada kategori baik.
Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Bahaya Merokok, Kanker paru
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT The number of students and people in the community who smokes are increasing. Indonesia is one of the countries with the highest number of smokers, recording the third highest place after China and India. Smoking is a dangerous habit, not only to the smoker but also to the people around them (passive smoker). Smoking is a risk factor of developing many diseases, mainly lung cancer. The aim of this study is to measure the level of knowledge of the community and students regarding the danger of smoking and lung cancer. This study is a descriptive study, which used a cross sectional study design. Sample collection was done with the help of questionnaires that contained 11 questions regarding the knowledge of lung cancer and the dangers of smoking. With 82 samples, the result of this study showed that as many as 50 respondents (61,0%) has good level of knowledge, 22 respondents (26,8%) has medium level of knowledge, and 10 respondents (12,2%) has low level of knowledge. The conclusion of this study is that the level of knowledge of the community and students regarding the danger of smoking and lung cancer majority is at a good category. Key words : Level of knowledge, Danger of Smoking, Lung Cancer
Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Angka masyarakat umum dan mahasiswa yang merokok semakin
meningkat setiap hari. Menurut kajian global, didapati lebih kurang 1.1 bilion individu yang merokok di seluruh dunia, dengan persentase paling tinggi di negara yang berkembang, iaitu sebanyak 80%. Pada era ini, kedua-dua pria dan wanita sudah didapati merokok. Di negara maju, persentase pria yang merokok hampir sama dengan persentase wanita yang merokok, iaitu sebanyak 37% pria, dan 21% wanita yang merokok. Tetapi di negara berkembang, persentase pria dan wanita yang merokok jauh berbeda, dengan persentase pria yang merokok lebih tinggi, iaitu 49%, berbanding dengan persentase wanita yang merokok, iaitu 8%. Indonesia merupakan antara negara yang mempunyai jumlah perokok yang tertinggi, dan mencatat tempat ketiga tertinggi selepas negara Cina dan India (World Health Organization, 2003).
Merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya, bukan sahaja pada perokok itu sendiri, tetapi juga pada orang disekitarnya (perokok pasif). Individu yang merokok untuk jangka waktu yang lama akan mengurangi kehidupan totalnya sebanyak 10 tahun, berbanding dengan individu yang tidak mempunyai kebiasaan merokok. Hampir semua kematian individu yang merokok adalah disebabkan oleh kebiasaan merokok mereka. Menurut kajian global, kebiasaan merokok menyebabkan rata-rata 5-6 juta kematian setiap tahun. Merokok menyebabkan kematian pada 1 dalam 5 orang pria, dan 1 dalam 20 orang wanita yang berumur lebih daripada 30 tahun (Peto, Lopez, Boreham & Thun, 2004).
Merokok merupakan faktor resiko mengalami pelbagai jenis penyakit, seperti kanker, penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit vaskular. Merokok juga bisa menyebabkan impotensi, dan pada wanita hamil yang merokok, ia bisa menyebabkan deformitas fisikal dan mental janin (Martin, 2008). Penyakit paling sering yang disebabkan oleh merokok pada individu
Universitas Sumatera Utara


yang berumur lebih daripada 30 tahun adalah kanker paru. Menurut kajian global, 70% individu yang merokok mengalami kanker paru, dan 60% daripada individu ini mati akibat kanker paru (World Health Organization, 2003).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutamanya asap rokok (Kumar & Clark, 2008). Menurut World Health Organisation (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Kanker paru membunuh hampir 90% penderitanya, atau menyebabkan hampir 30% daripada seluruh kematian akibat kanker.
Kanker paru diklasifikasikan kepada dua jenis iaitu, karsinoma bronkogenik, dan karsinoma sel alveolar. Karsinoma bronkogenik adalah kanker paru yang berasal dari bronki, iaitu saluran udara besar yang memasuki paru. Kanker paru tipe ini adalah yang paling sering dan mencatat 90% daripada keseluruhan kasus kanker paru. Kanker bronkogenik terbahagi kepada karsinoma sel skuama, karsinoma sel kecil, karsinoma sel besar, dan adenokarsinoma. Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru, dan merupakan tipe kanker paru yang jarang berlaku (Johnson, Blot, Carbone, 2008).
Gejala yang paling umum ditemui pada penderita kanker paru adalah, batuk terus menerus yang bertambah buruk, dahak berdarah atau dahak yang berubah warna dan makin banyak, napas sesak dan pendek-pendek, sakit kepala, kelelahan kronis, kehilangan selera makan, berat badan yang menurun tanpa sebab, suara serak, dan pembengkakan di leher atau wajah (Rusch, 2008).
Penyebab utama berlakunya kanker paru adalah karena kebiasaan merokok. Merokok dapat menyebabkan kanker paru karena mengandungi zatzat karsinogen atau dikenali sebagai zat pemicu kanker, seperti, vinyl chloride, benzo (a) pyrenes, dan nitroso-nor-nicotine. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin banyak paparan terhadap zat karsinogen, oleh itu resiko mengalami kanker paru akan meningkat (Smith & Mehta, 2003).
Universitas Sumatera Utara

Menurut Rusch (2008) untuk mengurangi kematian akibat kanker paru, adalah penting untuk memberi edukasi kepada para perokok tentang bahayanya merokok terhadap kesehatan mereka, dan kesehatan masyarakat yang berada disekitar mereka. Mereka juga perlu mengetahui manfaat, serta kebaikan jika berhenti merokok. Pengetahuan ini akan mendorong individu merokok untuk berhenti merokok, sejurus itu mengurangi angka mortalitas akibat penyakit kanker paru.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan suatu penelitian
untuk menilai pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru, penilaian ini adalah penting untuk mengevaluasi jika pengetahuan terhadap bahaya merokok dan kanker paru dapat mengurangi angka masyarakat dan mahasiswa yang mempunyai kebiasaan merokok, dan angka kejadian kanker paru.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Meneliti tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru.
1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui jika masyarakat umum serta mahasiswa sadar bahawa kebiasaan merokok memberi kesan buruk terhadap kesehatan mereka, dan juga kesehatan masyarakat di sekitar mereka. 2. Mengkaji jika masyarakat umum serta mahasiswa sadar bahawa kebiasaan merokok meningkatkan resiko mereka untuk mengalami kanker paru.
Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
kebaikan masa depan dalam pelbagai hal, seperti : 1. Dalam memberi edukasi kepada masyarakat tentang bahaya merokok terhadap kesehatan mereka. 2. Memberi edukasi kepada masyarakat tentang penyakit kanker paru. 3. Mengurangi insidensi berlakunya kanker paru akibat kebiasaan merokok, sejurus itu mengurangi kematian yang diakibatkan oleh kanker paru.
Universitas Sumatera Utara


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)
Dari pengalaman dan penelitian dibuktikan bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni : Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption (Notoatmodjo,1996).
Perubahan perilaku subjek terhadap rokok dimulai dari subjek mengenal dan mengetahui bahaya merokok dan penyakit kanker paru terlebih dahulu (Awareness), selanjutnya subjek mulai tertarik terhadap rokok (Interest), setelah itu subjek mulai menimbang keuntungan dan kerugian dari rokok terhadap dirinya (Evaluation), kemudian subjek mulai mencoba berperilaku merokok (Trial), dan akhirnya subjek telah berperilaku baru berupa merokok yang telah disesuaikan dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker baru (Adoption).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (1996) mempunyai 6 tingkatan, yaitu : a. Tahu (know) b. Memahami (comprehension) c. Aplikasi (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis (synthesis)
Universitas Sumatera Utara

f. Evaluasi (evaluation) Pada tingkat pengetahuan, tahu (know), yaitu tingkat pengetahuan yang
paling rendah, disini subjek mengenali apa itu rokok dan penyakit kanker paru. Subjek akan dapat menyebutkan, menguraikan ataupun mendefinisikan secara benar apa yang dimaksudkan dengan rokok dan penyakit kanker paru, jenisjenis rokok yang ada dijual dan gejala-gejala umum penyakit kanker paru, ataupun menjelaskan apa itu bahaya merokok dan penyakit kanker paru dari sudut pandangnya. Memahami (comprehension) merupakan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari tahu, disini subjek memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan bahaya merokok dan penyakit kanker paru secara benar. Aplikasi (application), adalah tingkat pengetahuan dimana subjek mampu menggunakan pengetahuan terhadap bahaya merokok dan penyakit kanker paru dalam kondisi atau situasi yang sesungguhnya, misalnya, seseorang yang telah mengerti akan bahaya asap rokok sehingga bisa menyebabkan penyakit kanker paru yang amat parah, dia akan keluar dari ruangan yang penuh dengan asap rokok untuk mengurangkan resikonya menderita penyakit kanker paru. Pada tingkat pengetahuan analisis (analysis), subjek memiliki kemampuan untuk menjabarkan bahaya merokok dan penyakit kanker paru dengan lebih spesifik, pada tahap ini subjek mulai menganalisis efek-efek rokok dan penyakit kanker paru terhadap dirinya dan juga pada kawasan disekitarnya. Sedangkan pada tingkat sintesis (synthesis), subjek mulai menghubungkan efek-efek dari bahaya asap rokok dan penyakit kanker paru kepada kualitas kehidupannya. Akhirnya pada tingkat evaluasi (evaluation), subjek membuat keputusan berdasarkan tahapan pengetahuan terhadap bahaya merokok dan kanker paru, dimana subjek akan menanggapi kebiasaan merokok dan penyakit kanker paru secara positif atau negatif.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner (angket) yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Universitas Sumatera Utara

2.2. Rokok 2.2.1. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas yang berisi daun-daun tembakau yang telah diacah, dan berukuran panjang antara 70 milimeter hingga 120 milimeter, dan mempunyai diameter sekitar 10 milimeter (ukuran ini bervariasi tergantung negara). Rokok dibakar pada salah satu hujungnya, dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada hujung yang lainnya (Robicsek & Francis, 2007). Asap utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru lalu dihembuskan kembali, manakala asap sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh hujung rokok yang terbakar, dan juga dari hembusan perokok (Kaplan, Sallis & Paterson, 2003). Asap sampingan adalah lebih berbahaya kepada kesehatan berbanding dengan asap utama (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004). Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan rokok ini telah disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat merokok (Robicsek & Francis 2007).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, mereka merokok untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad ke-enambelas, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa, dari sini kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa, tetapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Apabila orang Eropa menjajah negara lain, seperti turki, mereka menyebarkan kebiasaan merokok kepada orang-orang di negara jajahannya. Pada Abad ke-tujuhbelah, para pedagang Spanyol masuk ke Turki, dan sejak itu kebiasaan merokok mulai masuk ke negara-negara Islam (Vincent, 2005).
2.2.2. Jenis-Jenis Rokok Dan Isi Kandungan Rokok
Universitas Sumatera Utara

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok. Pembahagian rokok berdasarkan bahan pembungkusnya adalah, klobot, iaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung, iaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren, sigaret, iaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas, dan cerutu, iaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau. Pembahagian rokok berdasarkan bahan baku atau isinya terdiri daripada, rokok putih, iaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, rokok kretek, iaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, dan rokok klembak, iaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Pembahagian rokok berdasarkan proses pembuatannya terbahagi kepada, sigaret kretek tangan, iaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu sederhana, dan sigaret kretek mesin, iaitu rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin. Rokok berdasarkan penggunaan filter terbahagi kepada, rokok filter, iaitu rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus, dan rokok non filter, iaitu rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus (Wigand, 2006).

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih daripada 4000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201), bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide), bahan bakar roket (methanol), bahan plastik PVC (vinyl chloride), bahan bakar korek api (butane) dan banyak lagi (Bogden, Kemp, Buse, 1999). Bagaimanapun, racun paling penting adalah tar yang mengandungi sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker, nikotin yang menyebabkan ketagihan seperti narkoba, dan
Universitas Sumatera Utara

karbon monoksida iaitu gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh ekzos kenderaan (Ezzati, Henley, Lopez, & Thun, 2005).
2.2.3. Bahaya Merokok Merokok mempunyai banyak efek negatif yang berbahya kepada
kesehatan manusia, dan kebiasaan merokok tidak hanya merugikan perokok itu sendiri, tetapi juga mengancam masyarakat disekitarnya (perokok pasif). Asap rokok yang dihidu oleh perokok atau mereka yang berada di sekelilingnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan, bronkus, dan ke paru-paru. Kandungan asap rokok akan menyebabkan kerosakan tisu di sepanjang perjalanan di ruang ini, dan boleh menyebabkan pelbagai penyakit di mulut seperti periodontitis (infeksi pada gusi), penyakit kerongkongan seperti faringitis (infeksi faring), dan laringitis (infeksi laring atau pita suara), penyakit di bronkus seperti bronkitis (infeksi bronkus), dan penyakit pada paru-paru seperti kanker paru, penyakit paru obstruktif, dan emfisema (Martin, 2008).
Selain daripada menyebabkan penyakit pada saluran napas, merokok juga dapat menyebabkan penyakit pada sistem penghadaman dan pencernaan, asap rokok yang dihidu akan melalui saluran penghadaman dan pencernaan, yang boleh menyebabkan pelbagai penyakit di bahagian esophagus seperti esophagitis (infeksi esophagus), bahagian perut seperti dyspepsia dan ulser lambung, dan pankreas seperti pankreatis (infeksi pankreas).
Bahan nikotin yang merupakan antara isi kandungan utama dalam rokok, menyebabkan saluran darah arteri menjadi sempit, dan Ia juga merosakkan dinding arteri, ini boleh menyebabkan penyakit jantung koroner, dan stroke, yang disebabkan oleh kurangnya pengaliran darah dan oksigen pada jantung, dan otak.
Racun rokok akhirnya disaring dalam buah pinggang dan dihapuskan dari badan melalui air kencing. Dalam proses ini, berlaku keracunan hasil penguraian kimia asap rokok yang boleh menyebabkan kerosakkan buah pinggang, dan racun dalam air kencing juga boleh menyebabkan kerosakan pundi kencing.
Universitas Sumatera Utara

Bahaya asap rokok kepada isteri atau wanita yang berada berdekatan

dengan perokok adalah, melahirkan bayi yang kurang berat badan, dan tidak

cukup

bulan,

lebih terdedah kepada kanker, dan mengurangi kesuburan, serta menyebabkan

putus haid awal.

Bahaya asap rokok kepada anak perokok, atau anak-anak lain yang

berada berdekatan dengan perokok adalah, lebih mudah mengalami kelelahan

atau penyakit asthma, anak itu lebih rentan mendapat jangkitan paru-paru,

pertumbuhan paru-paru kanak-kanak terganggu, dan kanak-kanak ini mudah

menjadi perokok apabila dewasa kelak (Peto, Lopez, Boreham & Thun, 2005).

2.3. Kanker Paru 2.3.1. Pengertian Dan Penyebab Kanker Paru
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok (Kumar & Clark). Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. Sebahagian besar kanker paru berasal dari sel-sel di dalam saluran nafas, bronkus, atau paru sendiri, ini dikatakan tumor ganas primer. Kanker paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh atau organ lainnya yang menyebar ke paru-paru, ini dikatakan kanker paru akibat metastasis (Kumar & Clark).
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru pada pria, dan sekitar 70% kasus kanker paru pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru. Hanya sebagian kecil kanker paru, iaitu sekitar 10% hingga 15% pada pria, dan 5% pada wanita, disebabkan oleh zat yang ditemui atau dihirup di tempat kerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang, bisa menyebabkan kanker paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok. Kanker paru boleh juga terjadi akibat polusi udara. Beberapa kasus kanker paru terjadi karena

Universitas Sumatera Utara

adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang-kadang kanker paru terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis (Alberg, Ford, Samet, 2007).
2.3.2. Faktor Resiko Mengalami Kanker Paru Kebiasaan merokok merupakan faktor utama mengalami kanker paru
(Spira & Ettinger, 2004). Lelaki mempunyai faktor resiko yang lebih tinggi daripada wanita untuk mengalami kanker paru. Selain itu, mereka yang berumur lebih daripada 40 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker paru berbanding dengan orang yang lebih muda. Pemaparan pada zat kimia tertentu, seperti arsenik, dan pemaparan pada zat kimia organik, seperti methanol akan meningkatkan faktor resiko seseorang menderita kanker paru. Pemaparan kepada radiasi dan bahan berbahaya tertentu seperti abses, dan pancaran oven arang pada tempat kerja boleh meningktkan resiko mengalami kanker paru. Selain itu polusi udara di lingkungan juga meningkatkan resiko menderita kanker paru. Keluarga perokok atau orang yang sering berdekatan dengan perokok, juga mempunyai faktor resiko yang tinggi untuk mengalami kanker paru (Alberg, Ford, Samet, 2007).
2.3.3. Klasifikasi Kanker Paru Kanker paru terbahagi kepada kanker primer, dan kanker sekunder.
Kanker primer adalah kanker yang berasal dari saluran nafas dan paru, iaitu dari saluran bronkus yang merupakan saluran udara besar yang masuk ke paruparu, dan sel alveoli di dalam paru-paru. Kanker sekunder pula adalah kanker paru yang disebabkan oleh metastase, atau penyebaran dari organ yang lain seperti, payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.
Kanker paru primer terbahagi kepada karsinoma bronkogenik, iaitu kanker paru yang berawal dari bronkus, dan karsinoma sel alveolar, iaitu kanker paru yang berasal dari sel alveoli. Karsinoma bronkogenik adalah
Universitas Sumatera Utara

kanker paru yang lebih sering berlaku, iaitu mencakup 90% dari keseluruhan kasus kanker paru primer, ia terbahagi lagi kepada karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum atau small cell lung carcinoma (SCLC), dan non-small cell lung carsinom (NSCLC). Small cell lung carcinoma mencakup 20% kasus kanker paru bronkogenik, dan merupakan tipe yang paling agresif dan bisa bermetastase ke bahagian tubuh yang lain. Non-small cell lung carcinoma, adalah tipe yang lebih sering dan mencakupi 80% kasus kanker paru bronkogenik, ia terbahagi lagi kepada adenokarsinoma, tipe yang paling sering iaitu mencakup 50% kasus non-small cell lung carcinoma, karsinoma sel skuamosa atau karsinoma epidermoid, mencakup 30% kasus non-small cell lung carcinoma, dan karsinoma sel besar, tipe yang kurang sering terjadi (Johnson, Blot, Carbone, 2008 ).

Kanker paru

Primer

Karsinoma sel alveolar (10%)

Karsinoma brokogenik (90%)

Sekunder Metastase dari organ

Small cell lung carcinoma (20%)

Non-small cell lung carcinoma (80%)

Adenokarsinoma (50%)
Karsinoma sel skuamosa (30%)

Karsinoma sel besar (20%)
Gambar 2.1. Klasifikasi Kanker Paru

2.3.4. Gejala Klinis Kanker Paru Tanda dan gejala kanker paru mungkin tidak kelihatan sehingga penyakit
mencapai tahap yang lebih lanjut, gejala paling umum yang ditemui pada

Universitas Sumatera Utara

penderita kanker paru adalah, gangguan pada sistem respirasi atau sistem pernafasan seperti, batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, dahak berdarah yang berubah warna dan makin banyak, napas sesak dan pendekpendek, bunyi menciut-ciut atau mengi saat bernafas, nyeri dada (Amin, 2006).
Bila kanker telah menginvasi sistem saraf, ia akan menyebabkan nyeri pada bahagian bahu yang menjalar ke bahagian punggung, pembengkakan di wajah atau leher, dan paralisis pita suara yang menyebabkan suara serak. Invasi pada esophagus akan menyebabkan dysfagia atau keadaan sulilt menelan.
Bila kanker paru telah bermetastasis ke bahagian tulang, ia akan menyebabkan nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas. Kanker paru yang bermetastasis ke otak akan menyebabkan pelbagai kelainan neurologi seperti menyebabkan gangguan penglihatan, nyeri kepala, kejang, dan stroke.
Kanker paru juga boleh menyebabkan gejala-gejala non-spesifik seperti, kelelahan kronis, kehilangan selera makan, dan turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas (Rusch, 2008).
2.3.5. Diagnosis Kanker Paru Untuk menentukan jika seseorang menderita kanker paru, jenis kanker
paru yang dideritainya, dan tingkat keparahan kanker paru yang dideritai, beberapa pemeriksaan boleh dilakukan, pemeriksaan tersebut adalah seperti, pemeriksaan sitologi sputum, biopsi jarum halus, punksi pleura, biopsi pleura, transthoracal needle aspiration, bronkoskopi, foto toraks, CT-scan (computed tomography scan) toraks, USG (ultrasonography) abdomen, dan MRI (magnetic resonance imaging).
Pemeriksaan sitologi sputum dilakukan untuk menemukan sel kanker pada sputum atau dahak penderita, hasil positif biasanya ditemukan jika kanker ada di dalam saluran napas. Kepositifan pemeriksaan ini adalah kurang daripada 10%, dan sangat bergantung pada tehnik pasien membatukkan dahak yang akan diperiksa. Dahak yang diperiksa harus dahak segar pagi hari dan segera dibawa ke laboratorium patologi anatomi untuk diproses.
Universitas Sumatera Utara

Biopsi jarum halus, adalah teknik yang digunakan untuk mengambil spesimen jaringan dari tumor yang superficial dengan menggunakan jarum halus. Tumor superfisial ini, misalnya adalah tumor yang ditemukan di leher, ketiak atau dinding dada yang dapat diraba. Teknik ini sangat sederhana dan jarang menimbulkan komplikasi berat, tetapi kadang-kadang pada saat mengunakan teknik ini, dibutuhkan anestesi lokal. Bahan hasil pemeriksaan ini akan diletakkan di atas objek gelas, dan segera direndam dalam alkohol 98%, dan seterusnya dikirim ke patologi anatomi untuk di proses. Hasil kepositifan teknik ini cukup tinggi, tetapi perlu diingat terkadang hasilnya meski positif, namun bukan karena sebaran kanker paru, tetapi adalah karena penyakit lain, misalnya tuberkulosis, atau kanker kelenjar getah bening.
Punksi pleura dilakukan dengan mengambil cairan dari rongga pleura dengan menggunakan jarum. Hasil punksi ini akan dianalisa dan dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk di proses. Hasil positif tidak selalu didapati dengan teknik ini, namun masih digunakan terutamanya pada pasien yang mengalami efusi pleura akibat kanker paru yang dialaminya.
Biopsi pleura dilakukan dengan mengambil sedikit jaringan pleura. Cara ini biasanya dilakukan bersamaan dengan punksi pleura. Kepositifanya juga tidak terlalu besar.
Transthoracal needle aspiration adalah teknik yang dilakukan dengan mengambil spesimen jaringan dengan menggunakan jarum halus yang menembus ke dinding dada. Teknik ini biasanya dilakukan dengan berpedoman pada foto toraks atau CT-scan, dan biasanya dilakukan dengan bius lokal. Tingkat kepositifan teknik ini adalah besar.
Bronkoskopi adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan memakai bronkoskop untuk melihat kelainan dalam saluran napas, dan jika ditemukan kelainan akan dilakukan tindakan bilasan, sikatan dan biopsy. Bronkoskopi memerlukan persiapan yang teliti, iaitu dengan memastikan fungsi jantung baik, dan sistem pendarahan baik, karena teknik ini dapat menimbulkan komplikasi serius walaupun angka kejadiannya sangat kecil.
Universitas Sumatera Utara

Foto toraks atau foto polos dada adalah pemeriksaan radiologi pertama yang biasanya dilakukan oleh dokter jika curiga pasien mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Foto toraks dilakukan untuk menentukan kelainan pada bahagian toraks atau dada, dan jika dijumpai tumor, foto toraks dapat menentukan lokasi tumor, ukuran tumor, dan ada tidaknya cairan. Namun foto toraks belum cukup karena tidak dapat menentukan keterlibatan kelenjar getah bening dan metastasis luar paru. Bahkan pada beberapa kondisi, misalnya volume cairan yang banyak, atau paru kolaps luas, tumor akan tertutup sehingga tidak terlihat pada foto toraks.
CT-scan toraks atau imaging foto adalah pemeriksaan radiologi yang lebih informatif, karena melalui CT-scan karakteristik tumor lebih jelas terlihat, ukuran serta lokasi tumor juga lebih jelas kelihatan, selain itu melalui CT-scan dapat dilihat jika terdapat keterlibatan kelenjar getah bening di dada serta ada tidaknya penyebaran di paru. CT-scan boleh dilakukan dengan menggunakan kontras atau tanpa kontras. Untuk mendapatkan pandangan yang lebih jelas CT-scan dilakukan dengan menggunakan kontras, dan sebagai persiapannya pasien harus puasa sekitar 4 jam sebelum CT-scan dilakukan, dan CT-scan kontras hanya dapat dilakukan jika fungsi ginjal baik.
USG abdomen dilakukan sebagai langkah awal dan cepat untuk menentukan jika pasien mengalami kanker paru jika ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik pasien. Teknik USG abdomen lebih sederhana dan hasilnya juga adalah informatif.
MRI lebih ditujukan untuk melihat apakah telah terjadi penyebaran atau metastasis jauh. MRI biasanya dilakukan di kepala untuk menilai metastasis di otak, dan di tulang untuk menilai metastasis di tulang (Bach, Silvestri, Hanger, Jett, 2007).
2.3.6. Tingkat Kanker Paru Dan Penatalaksanaan Kanker Paru Tingkat kanker paru dibahagi berdasarkan jenis histologis kanker paru,
iaitu small cell lung carcinoma atau large cell lung carcinoma, dan juga berdasarkan ukuran serta lokasi tumor primer, keterlibatan organ dalam dada,
Universitas Sumatera Utara

penyebaran ke kelenjar getah bening, dan metastasis jauh. Tingkatan kanker paru ini penting diketahui untuk menentukan pilihan terapi tepat yang harus segera diberikan kepada pasien.
Tingkat kanker paru bagi jenis small cell lung carcinoma terbahagi kepada dua iaitu, tingkat terbatas, dimana tumor ditemukan didalam satu paru, dan penjalaran berlaku ke kelenjar getah bening dalam paru yang sama, dan tingkat luas, dimana tumor telah menyebar keluar dari satu paru ke paru yang lain, atau ke organ lain diluar paru.
Tingkat kanker paru bagi jenis large cell lung carcinoma terbahagi kepada empat tingkat. Pada tingkat satu (tingkat I), terdapat tumor ukuran kurang atau lebih dari 3 cm pada satu lobus paru. Pada tingkat dua (tingkat II), tumor dalam lobus paru melekat ke dinding dada atau menyebar ke kelenjar getah bening di dalam paru yang sama. Tingkat tiga (tingkat III) terbahagi kepada dua iaitu tingkat III A, dimana tumor yang menyebar ke kelenjar getah bening didalam area trakea memasuki dinding dada dan diaphragma, dan tingkat III B, dimana tumor menyebar ke kelenjar getah bening pada paru yang berlawanan, atau di dalam leher. Pada tingkat empat (tingkat IV), tumor menyebar kebahagian paru yang lain atau organ lain di luar paru (Hoffman, 2000).
Ada beberapa pilihan untuk pengobatan kanker paru yang dapat ditawarkan jika diagnosis pasti iaitu, jenis histologis dan tingkat penyakit telah dapat ditentukan. Terapi yang biasanya ditawarkan adalah, bedah, radioterapi, dan kemoterapi.
Terapi bedah yang dilakukan adalah dengan membuang lobus paru tempat ditemukan tumor, dan juga membuang semua kelenjar getah bening mediastinal supaya tidak terjadinya penyebaran kanker yang lanjut. Biasanya setelah bedah, pasien harus mendapat terapi radiasi atau kemoterapi segera setelah luka operasinya sembuh, ini adalah untuk mencegah pertumbuhan kembali sel kanker.
Radioterapi atau iradiasi adalah terapi yang menggunakan tenaga X-ray yang tinggi atau tenaga radiasi lain untuk membunuh sel kanker. Radioterapi
Universitas Sumatera Utara

dapat diberikan secara tunggal atau gabungan dengan kemoterapi. Radioterapi hanya berfungsi untuk mengecilkan tumor jika diberikan sebagai terapi tunggal, dan hanya dapat dilakukan jika sistem hemostatik pasien dalam keadaan yang baik.
Kemoterapi adalah pemberian obat anti-kanker pada pasien dengan cara infus. Pada kemoterapi diberikan lebih dari satu jenis obat anti-kanker dan biasanya dua macam, tujuannya agar lebih banyak sel kanker yang dapat dibunuh dengan jalur yang berbeda. Kemoterapi dapat diberikan pada semua jenis kanker paru, dan tujuannya bukan hanya membunuh sel kanker pada tumor primer tetapi juga mengejar sel kanker yang menyebar ke organ yang lain. Pemberian kemoterapi memerlukan beberapa syarat, antara lain ialah kondisi umum pasien baik, iaitu masih dapat melakukan aktivitas sendiri, fungsi hati, fungsi ginjal dan fungsi hemostatik juga harus baik (Jett, Schild, Keith, Kesler, 2007).
2.3.7. Pencegahan Kanker Paru Pengetahuan masyarakat tentang kanker paru, dan faktor resiko
terjadinya kanker paru adalah sangat penting supaya masyarakat akan mengambil langkah yang perlu untuk mengurangkan dirinya terpapar kepada faktor resiko yang berbahaya, seperti merokok dan paparan kepada zat kimia yang berbahaya. Penelitian telah membuktikan bahawa lebih dari 80% kanker paru berhubungan dengan asap rokok, jadi berhenti merokok akan mengurangi dengan sangat berarti resiko seseorang terkena kanker paru, dan resiko ini tidak hanya berkurang pada perokok itu sendiri, tetapi juga berkurang pada masyarakat di sekitarnya yang merupakan perokok pasif (Spira & Ettinger, 2004). Bagi individu yang bekerja di kawasan yang terpapar kepada zat kimia yang berbahaya, mereka disarankan memakai proteksi sewaktu bekerja, dan sering kontrol ke dokter untuk memastikan kesehatan mereka sentiasa dalam keadaan yang baik (Seijo & Sternman, 2001). Usaha pencegahan kanker yang lain dikenal dengan istilah kemopreventif. Kemopreventif adalah penggunaan bahan alami, metode diet tertentu, dan zat kimia sintetis, misalnya vitamin, dan
Universitas Sumatera Utara

terapi hormon untuk mencegah terjadinya kanker paru. Kemopreventif bukan sahaja digunakan untuk mencegah daripada berlakunya kanker, tetapi juga untuk mengurangi kesempatan kanker untuk berulang.
Selain daripada mengenali faktor resiko terjadinya kanker paru, masyarakat juga harus mengenal gejala klinis kanker paru, ini adalah penting untuk mendeteksi dini penyakit kanker paru. Deteksi dini akan memberi prognosis yang lebih baik untuk survival pasien, ini akan mencegah kematian yang disebabkan oleh kanker paru (Rusch, 2008).
Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Kerangka konsep bagi penelitian tentang pengetahuan masyarakat umum
dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru adalah seperti berikut,

Tingkat pengetahuan masyarakat umum dan
mahasiswa

-bahaya merokok -kanker paru

Gambar 3.1. Kerangka konsep tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker paru

3.2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel : variabel yang diteliti mencakup tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa terhadap kanker paru, serta bahaya merokok.

Definisi operasional : • Pengetahuan terhadap kanker paru mencakup sejauh mana seorang
memahami tentang definisi kanker paru, faktor resiko mengalami kanker paru, penyebab kanker paru, dan gejala klinis kanker paru. • Pengetahuan terhadap bahaya merokok mencakup sejauh mana seorang memahami tentang keburukan kebiasaan merokok, isi kandungan rokok yang membahayakan kesehatan, dan penyakit yang boleh disebabkan oleh kebiasaan merokok seperti, kanker paru, penyakit di mulut, penyakit di saluran nafas, penyakit di saluran pencernaan, dan penyakit cardiovaskular. • Merokok adalah kebiasaan menghisap tembakau.

Universitas Sumatera Utara

• Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutamanya asap rokok.
• Masyarakat umum merupakan penduduk lelaki atau perempuan yang berumur disekitar 18 tahun hingga 40 tahun, dengan mempunyai pendidikan minimal SMA, yang tinggal di Perumahan Bunga Asoka, Jalan Bunga Asoka, Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang, Medan, Indonesia.
• Mahasiswa adalah lelaki atau perempuan yang belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera, Jalan dr. Mansur, No.5, Medan 20155, Indonesia, dan merupakan mahasiswa mandiri angkatan 2007.

3.3. Aspek Pengukuran Cara Ukur : wawancara

Alat Ukur : kuesioner, dengan jumlah pertanyaan yang d