Pengujian sifat mekanisme karet

2.6 Pengujian sifat mekanisme karet

Pengujian sifat kekuatan-tarik ,kemuluran dan kekuatan-bentur. Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan-tarik menggunakan alat tensometer atau dinamometer, bila terhadap bahan di berikan tegangan Secara praktis, kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban maksimum yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan,dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama di bwah pengaruh tegangan,spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan dengan luas penampang semula . = Selama deformasi , dapat diasumsikan bahwa volume spesimen tidak berubah, sehingga perbandingan luas penampang semula dengan penampang setiap saat, A = 1 , dengan 1 dan masing - masing adalah panjang spesimen setiap saat dan semula. Bila didefinisikan besaran kemuluran sebagai nisbah pertambahan panjang terhadap panjang spesimen semula , maka diperoleh hubungan, A = 1 + Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik ini dinyatakan dalam bentuk kurva tegangan, yakni nisbah beban dengan luas penampang adalah FA, terhadap perpanjangan bahan regangan, yang di sebut kurva tegangan-tegangan. Bentuk kurva tegangan-tegangan ini merupakan karakteristik yang menunjukan indikasi sifat mekanis bahan yang lunak, keras, kuat, lemah, rapuh atau liat. Bila bahan polimer elastis dikenakan gaya tarikan dengan laju yang tetap, mula – mula kenaikan tegangan yang diterima bahan berbanding lurus dengan perpanjangan spesimen. Sampai dengan titik elastis bilamana tegangan dilepaskan maka spesimen akan kembali seperti bentuk semula, tetapi bila tegangan dinaikkan sedikit saja,akan terjadi perpanjangan yang besar. Kemiringan kurva pada keadaan ini disebut modulus atau kekakuan, sedang besarnya tegangan dan perpanjangan mencapai titik elastis ini maisng-masing disebut tegangan yield dan kemuluran pada yield. Sifat mekanis yang lain adalah kekuatan bentur yang didefinisikan sebagai energi yang diperlukan untuk memecah spesimen. Ada dua cara umum untuk mengukur kekuatan bentur . Dalam cara pertama,spesimen ditempatkan pada suatu “pemegang” dengan salah satu ujungnya vertikal di atas pemegang. Suatu pendulum dengan bobot dan sudut tertentu diayunkan pada spesimen sampai terjadi patahan. Cara kedua menggunakan beban,yang berupa bola atau batang logam, yang dijatuhkan pada spesimen dari ketinggian tertentu. Kekuatan bentur dihitung dari energi benda jatuh yang digunakan untuk memcahkan spesimen sampai setengah bagian B. Wirjosentono,1995.

2.7 Modulus