E. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Diduga CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF. 2. Diduga FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap NPF.
3. Diduga inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF. 4. Diduga SBIS berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPF.
5. Diduga variabel bebas CAR, FDR, inflasi dan SBIS secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat NPF.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Definisi Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah, yang selanjutnya disebut BUS, adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pada Tabel 3 berikut ini dipaparkan tentang BUS.
Tabel 3 Bank Umum Syariah Keterangan
BUS Fungsi dan kegiatan bank
Intermediasi, manager investasi, sosial, jasa, dan keuangan
Mekanisme dan objek usaha Anti-riba dan anti-maysir perjudian
Prioritas pelayanan
Kepentingan publik
Orientasi
Sosial-ekonomi dan keuntungan
Bentuk Bank komersial, pembangunan, universal
atau multi-purpose
Evaluasi nasabah Lebih hati-hati karena partisipasi dalam
risiko
Hubungan nasabah
Erat sebagai mitra usaha
Sumber likuiditas jangka pendek Pasar uang syariah, bank sentral
Pinjaman yang diberikan Komersial dan non-komersial,
berorientasi laba dan nirlaba
Lembaga penyelesaian sengketa
Pengadilan, Badan Arbitrase
Risiko usaha
Dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan
kejujuran. Tidak mungkin terjadi negative spread
Struktur organisasi pengawas
Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Dewan Syariah Nasional
Investasi Halal
Sumber: Ascarya 2006:33
Dalam pembagian keuntungannya bank umum syariah menerapkan bagi hasil, bukan bunga. Hal ini dikarenakan bunga mengandung unsur riba. Riba
diharamkan oleh Islam Q.S. Al Baqarah: 279.
2. Teori Bagi Hasil profit-loss sharing
Menurut Sadeq dalam Yahya dan Agunggunanto, 2011 teori bagi hasil dibangun sebagai tawaran baru di luar sistem bunga yang cenderung tidak mencerminkan
keadilan injusticedzalim karena memberikan diskriminasi terhadap pembagian risiko maupun untung bagi para pelaku ekonomi. Menurut Karim dalam Yahya
dan Agunggunanto, 2011 profit-loss sharing PLS berarti keuntungan dan atau kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan ekonomi atau bisnis ditanggung
bersama-sama. Dalam sistem Profit-loss sharing harga modal ditentukan secara bersama dengan peran dari kewirausahaan. Price of capital dan entrepreneurship
merupakan kesatuan integratif yang secara bersama-sama harus diperhitungkan dalam menentukan harga faktor produksi.
Dalam pandangan syariah, uang dapat dikembangkan hanya dengan suatu produktifitas nyata. Tidak ada tambahan atas pokok uang yang tidak
menghasilkan produktifitas Yahya dan Agunggunanto, 2011. Menurut Anto dalam Yahya dan Agunggunanto, 2011, dalam perjanjian bagi hasil yang
disepakati adalah proporsi pembagian hasil disebut nisbah dalam ukuran persentase atas kemungkinan hasil produktifitas nyata. Nilai nominal bagi hasil
yang nyata-nyata diterima, baru dapat diketahui setelah hasil pemanfaatan dana tersebut benar-benar telah ada. Nisbah ditentukan berdasarkan kesepakatan