Pengujian Hipotesis Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi KD pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.Nilai koefisien determinasi adalah dari nol 0 dan satu 1. Nilai r2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen.Analisis Koefisiensi Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang dinyatakan dalam persentase. Untuk mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel tak bebas digunakan koefisien determinan dengan rumus: Dimana: KD = Koefisien Determinasi. r = Koefisien Korelasi Untuk memudahkan pelaksanaan analisis data, maka penelitian ini akan menggunakan program SPSS for Windows versi 20.

3.2.5.2. Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel KD = r2 x 100 yang diteliti, dimana hipotesis nol H merupakan hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, yang pada umumnya dirumuskan untuk ditolak, sedangkan hipotesis tandingan H 1 merupakan hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat ada tidaknya korelasi dan pengaruh variabel independen, yaitu Rugi Laba X 1 , Rasio Likuiditas X 2 , dan Rasio Hutang Leverage X 3 secara signifikan terhadap Harga Saham Y. Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen X dengan variabel dependen Y. Selanjutnya pengujian dengan menggunakan uji statistik t. Untuk menguji hipotesis tersebut maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Sumber :Sugiyono 2012 : 187 Keterangan : t = probabilitas r = koefisien korelasi n = jumlah periode t hitung = Tabel 3.3 Rumusan Hipotesis Secara Parsial Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: a t hitung t tabel maka H ditolak, artinya signifikan. b t hitung t tabel maka H diterima, artinya tidak signifikan. Berikut ini gambar yang memperlihatkan daerah penerimaan danpenolakanH . Gambar 3.1 Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Hipotesis Pengaruh Rugi Laba Terhadap Harga Saham H : β 1 ≤ 0 Rugi Laba tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. H 1 : β 1 Rugi Laba berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hipotesis Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Harga saham H : β 2 ≤ 0 Rasio Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. H 1 : β 2 Rasio Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Hipotesis Pengaruh Rasio Hutang Leverage terhadap Harga Saham H : β 3 ≤ 0 Rasio Hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham H 1 : β 3 Rasio Hutang berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Pasar Modal Indonesia telah ada sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia, namun perkembangannya mengalami masa pasang-surut akibat beberapa faktor, mulai dari Perang Dunia I dan II hingga perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada Pemerintah Republik Indonesia RI. Selanjutnya, pihak Pemerintah RI melakukan pembentukan ulang Pasar Modal Indonesia melalui Undang-Undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian dipertegas oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 tahun 1952. Dalam 2 dua dasawarsa selanjutnya, perkembangan Pasar Modal Indonesia mengalami stagnasi sehubungan dengan dihentikannya kegiatan Pasar Modal sepanjang dekade 1960-an hingga akhir pertengahan 1970-an. Pada tahun 1977, Pemerintah menghidupkan kembali Pasar Modal Indonesia dengan mencatatkan saham 13 perusahaan Penanaman Modal Asing PMA. Namun, dunia Pasar Modal Indonesia baru benar-benar mengalami perkembangan pada sekitar akhir dekade 1980-an, yang antara lain ditandai dengan pendirian PT Bursa Efek Surabaya BES pada tahun 1989 dan swastanisasi PT Bursa Efek Jakarta BEJ pada tahun 1992.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

4 76 77

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 70 160

Tingkat Pengembalian Aset, Rasio Hutang Dan Laba Per Lembar Saham Berdampak Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 35 153

Pengaruh Margin Laba Bersih dan Rasio Hutang Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Pertambangan Batubara Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 2 1

Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 151

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Food and Beverages Di Bursa Efek indonesia)

0 2 55

Pengaruh Rasio Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 79

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015

0 0 22

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 31

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB-SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 16