Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

(2)

PENGARUH RASIO HUTANG PADA MODAL DAN RASIO

HARGA LABA TERHADAP HARGA SAHAM

Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

THE EFFECT OF DEBT TO EQUITY RATIO AND PRICE

EARNING RATIO TO STOCK PRICE

At Automotive Companies Are Listed In Bursa Efek Indonesia

Skripsi

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : SULISTYOWATI

21108107

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

v

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh Rasio Hutang Pada Modal (DER) dan Rasio Harga Laba (PER) terhadap Harga Saham pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan otomotif yang aktif di perdagangan Bursa Efek Indonesia dari tahun 2000-2010 dan selalu mempublikasikan laporan keuangan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dengan rasio hutang pada modal dan rasio harga laba maka akan mempengaruhi harga saham pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dan metode analisis statistik. Untuk mengetahui rasio hutang pada modal dan rasio harga laba serta harga saham menggunakan teknik sampling purposive yaitu data dari laporan perhitungan neraca dan laba rugi perusahaan. Kemudian rasio hutang pada modal, rasio harga laba dan harga saham dianalisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruhnya baik secara simultan maupun secara parsial.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diketahui rasio hutang pada modal berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan rasio harga laba tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena terdapat faktor lain yang lebih mempengaruhi harga saham. Namun secara simultan rasio hutang pada modal dan rasio harga laba berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(5)

iv

ABSTRACT

This research analyzed the effect of Debt to Equity Ratio (DER) and Price Earnings Ratio (PER) to Stock Price of automotive companies in Indonesia Stock Exhange. The sample used is an automotive company which actively at the Indonesia Stock Exchange trading of the year 2000-2010, and always publishing financial reports every year. This research has the objective to find out that the debt to equity ratio and price earnings ratio will affect the stock price on the automotive companies in Indonesia Stock Exchange.

This research uses descriptive verifikatif method and statistical analysis methods. To determine the debt to equity ratio, price earnings ratio and stock prices using purposive sampling techniques. Data were taken from the companies balance sheet and income statement. Then the debt to equity ratio, price earnings ratio and stock prices were analyzed with quantitative approach the multiple linear regression to determine the influence either simultaneously or partially.

Based on the results of descriptive statistical analysis, partially the debt to equity ratiohave the significant effect on stock prices. While the price earnings ratio had no significant effect on stock prices because there are other factors that further affect the stock price. But simultaneously the debt to equity ratio and price earnings ratio have a significant effect on stock prices.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, dan dengan segala hidayah-Nya peneliti dapat melalui detik-detik yang begitu bernilai dalam hidup ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi ini disusun oleh peneliti dengan maksud memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi ujian sidang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).

Mengingat keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan waktu dari peneliti, maka peneliti menyadari bahwa laporan skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi peneliti khususnya dan untuk peneliti selanjutnya yang membutuhkan pada umumnya.

Selama penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menerima bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. pada kesempatan kali ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :


(7)

vii

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Surtikanti, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan Skripsi.

5. Wati Aris Astuti, SE., M. Si, selaku Dosen Wali AK3 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

6. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.

7. Seluruh Staff Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

8. Kedua orang tuaku yang penulis sayangi dan cintai sepanjang masa, yang selalu memberikan doa, semangat, kesabaran, pengorbanan yang tiada henti serta dorongan moril maupun materil sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh keluarga besarku, adikku (Vinka Rizqi Amalia) terima kasih atas dukungan dan doanya serta kasih sayang yang begitu tulus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.


(8)

viii

10. Sahabat-sahabatku Apri, Ocha, Hana, Mega, Metta, Lulu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

11. Rekan Mahasiswa AK 3 Angkatan 2008 yang telah berjuang bersama terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

12. Untuk teman-teman, kerabat dan saudara yang telah memberikan doa dan dukungan semangatnya kepada penulis.

13. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini secara langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Akhir kata semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini dan peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi peneliti khususnya maupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Juli 2012 Peneliti

SULISTYOWATI NIM:21108107


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ...i

PERNYATAAN KEASLIAN...ii

MOTTO ...iii

ABSTRACT...iv

ABSTRAK ...v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR TABEL...xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...9

1.2.1 Identifikasi Masalah ...9

1.2.2 Rumusan Masalah ...10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...11

1.3.1 Maksud Penelitian ...11


(10)

x

1.4 Kegunaan Penelitian...11

1.4.1 Kegunaan Praktis...11

1.4.2 Kegunaan Akademis...12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian...13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka...14

2.1.1 Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio(DER))...14

2.1.1.1 Pengertian Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio(DER)) ...14

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio(DER)) ...15

2.1.2 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio(PER)) ...16

2.1.2.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER))...16

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio(PER))...17

2.1.3 Harga Saham ...18

2.1.3.1 Pengertian Harga Saham ...18

2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham ...18

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya...19


(11)

xi

2.2.1 Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio)

Terhadap Harga Saham ...25

2.2.2 Pengaruh Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Terhadap Harga Saham ...26

2.3 Hipotesis...28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...30

3.2 Metode Penelitian...30

3.2.1 Desain Penelitian ...31

3.2.2 Operasionalisasi Variabel...33

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...35

3.2.3.1 Sumber Data...35

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...36

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...40

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...41

3.2.5.1 Rancangan Analisis ...41

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis...50

3.2.6 Hasil Pengujian Asumsi Klasik Regresi...54


(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia...64

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia...64

4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ...67

4.1.3 Uraian Tugas (Job Description) ...68

4.1.4 Aktifitas Bursa Efek Indonesia...76

4.2 Analisis Deskriptif...78

4.2.1 Analisis Rasio Hutang Pada Modal Pada Sektor Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ...78

4.2.2 Analisis Rasio Harga Laba Pada Sektor Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia...82

4.2.3 Analisis Harga Saham Pada Sektor Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia...87

4.3 Analisis Verifikatif...92

4.3.1 Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Terhadap Harga Saham ....92

4.3.2 Pengaruh Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham ...99

4.3.3 Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham ...105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan...112


(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ...115 DAFTAR RIWAYAT HIDUP...119 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan salah satu bentuk pasar keuangan, dimana para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten. Selain itu pasar modal juga merupakan tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana dan menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. (Mursidah Nurfadillah, 2011).

Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar modal muncul sebagai suatu alternatif solusi pembiayaan jangka panjang. Dengan adanya pasar modal, maka makin banyak perusahaan yang go-public. Dimana berarti sebagian saham dari perusahaan-perusahaan tersebut akan dimiliki masyarakat luas, yang berarti secara makro ekonomi merupakan pemerataan pendapat. Sedangkan dalam peningkatan kualitas perusahaan-perusahaan yang beroperasi, perusahaan-perusahaan publik harus bersifat terbuka, yang berarti dalam sisi manajemen perusahaan dituntut profisionalisme yang tinggi karena adanya sorotan dari masyarakat luas (Robert Ang, 1997).

Berbagai peranan pasar modal pada suatu negara yaitu sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk menentukan harga saham


(15)

Bab I Pendahuluan 2

atau surat berharga yang diperjual belikan, memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil yang diharapkan serta memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya selain itu menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian, mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga (Sunariyah,2004).

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikian akan sangat sulit bagi para pemodal untuk memperoleh keuntungan di atas normal (Husna, 1998).

Pasar bereaksi dengan cepat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang mencerminkan informasi yang tersedia. Kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisiensi. Dengan demikian, ada hubungannya antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dan konsep pasar efisiensi yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk menuju ke posisi ekuilibrium yang baru. Pasar efisiensi seperti ini disebut pasar efisiensi secara informasi, yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia (Jogiyanto,2000).

Menurut Sunariyah (2004) ada dua pendekatan yang digunakan untuk menilai suatu harga saham diantaranya dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya saham yaitu : Analisis teknikal dan Analisis fundamental. Analisis teknikal (technical analysis)ini menggunakan data


(16)

Bab I Pendahuluan 3

pasar yang dipublikasikan seperti harga saham, volume perdagangan, indek harga saham individu maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Analisis fundamental merupakan studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuntungan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami safat dasar dan karakteristik perusahaan publik yang menerbitkan saham tersebut (Robert Ang, 1997).

Analisis fundamental diadasarkan pada anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik yang merupakan fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Analisis fundamental menggunakan data yang berasal dari data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan, misalnya : laba, dividend yang dibayar, penjualan, dll. Ada dua pendekatan fundamental yang sering digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan harga-laba (price earning ratio) dan pendekatan nilai sekarang(present value approach)(Sunariyah,2004).

Sedangkan menurut Husnan (2005) secara teoritis terdapat dua alat yang dapat digunakan oleh investor atau calon investor untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental yang sering digunakan dalam penilaian kewajaran harga saham adalah price earning ratio dan price to book value. Alasan utama penggunaanprice earning ratiodanprice to book valueadalah kemudahaan akses data serta kesederhanaan bentuk analisisnya sehingga memudahkan investor dalam membuatjudgement. Di samping itu, alasan lain penggunaanprice earning


(17)

Bab I Pendahuluan 4

ratio dan price to book value adalah diindikasikan kedua rasio ini mempunyai pengaruh/kemampuan untuk memprediksikanreturnsaham,harga saham maupun

overvalued/undervaluedsaham.

Rasio yang sering digunakan dalam analisis saham adalah Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)). Pendekatan ini paling banyak digunakan oleh para pemodal dan analisis sekuritas. Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba persaham yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali. (Sunariyah, 2004).

Hal sama juga disampaikan oleh Husnan (1998), relative valuation

merupakan metode valuasi yang sering digunakan, bahkan di Amerika penggunaan metode PER ini lebih sering digunakan daripada metode berdasarkan dividen. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio (PER)) merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh investor untuk menentukan apakah investasi modal yang dilakukan menguntungkan atau merugikan.

Alasan utama mengapa Price Earning Ratio digunakan dalam analisis harga saham adalah karena PER akan memudahkan dan membantu para analis dan investor dalam penilaian saham, disamping itu PER juga dapat membantu para analis untuk memperbaiki judgement karena harga saham pada saat ini merupakan cermin prospek perusahaan di masa yang akan datang. Dibanding dengan metode arus kas, metode ini memiliki kelebihan antara lain karena memudahkan dan kepraktisan serta adanya standar yang memudahkan pemodal untuk melakukan perbandingan penilaian terhadap perusahaan yang lain di industri yang sama (Sartono dan Munir, 1997).


(18)

Bab I Pendahuluan 5

Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio (DER)) menunjukkan risiko perusahaan, dimana semakin rendah DER mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan ekuitas yang dimiliki. Besarnya rasio ini menunjukkan proporsi modal perusahaan yang diperoleh dari utang dibandingkan dengan sumber-sumber modal yang lain seperti saham preferen, saham biasa atau laba yang ditahan. Semakin tinggi proporsi DER menyebabkan laba perusahaan semakin tidak menentu dan menambah kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utangnya. Oleh karena itu semakin tinggi proporsi rasio utang akan semakin tinggi pula risiko Financial suatu perusahaan. Tinggi rendahnya risiko keuangan perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut (Mursidah Nurfadillah, 2011).

Pada sebuah perusahaan harus mempunyai rasio debt to equity ratio yang positif.Debt to equity ratio adalah rasio yang melihat seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki. Tak jadi soal jika laba sedikit asal perusahaan tetap mampu membayar semua kewajibannya dengan modal yang dimiliki. (Ali Arifin, 2004 : 86)

Kondisi bursa dan pasar keuangan secara global telah mengalami tekanan yang sangat berat, akibat kerugian yang terjadi di pasar perumahan (subprime mortgages) yang berimbas ke sektor keuangan Amerika Serikat. Lembaga-lembaga keuangan raksasa mulai bertumbangan akibat nilai investasi mereka jeblok. Kondisi bursa saham juga sangat memprihatinkan. Indeks harga saham di bursa global juga mengikuti keterpurukan. Krisis keuangan global, khususnya


(19)

Bab I Pendahuluan 6

yang menimpa Amerika Serikat (AS) dan Eropa, membuat kinerja industri manufaktur menurun. Hal ini dinilai merupakan faktor utama dalam penurunan ekspor impor di Indonesia. Sektor riil akan terkena dampak dari krisis keuangan yang tengah melanda sejumlah negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Sektor riil yang nantinya akan terkena dampak krisis, pengaruhnya adalah berkurangnya permintaan ke negara itu. Ini akibat menurunnya daya beli dan prioritas mereka.

Dampak krisis ekonomi yang terjadi di benua Eropa dan Amerika Serikat berimbas pada perlambatan ekonomi, termasuk kinerja otomotif nasional. Perlambatan ekonomi yang terjadi kemudian berimbas pada perlambatan permintaan konsumen menyebabkan permintaan baik impor dan ekspor menurun, termasuk ekspor negara-negara lain terhadap produk Indonesia mengalami penurunan. Dampak yamg mulai terasa bagi industri otomotif adalah pada saat mencari dana untuk pembiayaan operasional. Akibat krisis global menyebabkan menurunnya minat investor terhadap saham perusahaan yang berdampak terhadap anjloknya harga saham perusahaan.

Tabel 1.1

Debt to Equity Ratio dan Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Peride 2006-2008

No. Kode Perusahaan Tahun DER Harga

Saham 1. ADMG PT Polychem

Indonesia Tbk

2006 2.19 200

2007 2.15 175

2008 2.81 70

2. ASII PT Astra

International Tbk

2006 1.41 15,700

2007 1.17 27,300

2008 1.21 10,550


(20)

Bab I Pendahuluan 7

Tbk 2007 0.48 3,325

2008 0.45 3,500

4. BRAM PT Indo Kordsa Tbk

2006 0.61 1,900

2007 0.52 1,900

2008 0.48 1,800

5. GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk

2006 0.62 6,600

2007 0.94 13,000

2008 2.45 5,000

6. GJTL PT Gajah Tunggal Tbk

2006 2.41 580

2007 2.54 490

2008 4.28 200

7. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk

2006 2.48 900

2007 2.68 740

2008 2.00 690

8. IMAS PT Indomobil Sukses

Internasional Tbk

2006 20.90 700

2007 27.04 1,170

2008 17.78 910

9. INDS PT Indospring Tbk

2006 6.13 480

2007 6.61 1,450

2008 7.45 1,200

10. INTA PT Intraco Penta Tbk

2006 1.68 480

2007 1.83 550

2008 2.46 234

11. LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk

2006 0.77 600

2007 0.79 1,600

2008 1.21 950

12. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk

2006 0.99 215

2007 0.40 215

2008 0.85 140

13. NIPS PT Nipress Tbk 2006 1.48 1,360

2007 2.18 1,850

2008 1.64 1,490

14. PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk

2006 3.68 90

2007 3.19 133

2008 3.84 120

15. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk

2006 0.53 350

2007 0.66 430

2008 0.63 650

16. SQMI PT Renuka Coalindo Tbk

2006 0.13 65

2007 0.39 190

2008 0.68 90

17. SUGI PT Sugih Energy Tbk

2006 0.31 120

2007 0.33 150


(21)

Bab I Pendahuluan 8

18. TURI PT Tunas Ridean Tbk

2006 3.24 710

2007 2.91 1,240

2008 2.50 750

19. UNTR PT United Tractor Tbk

2006 1.44 6,550

2007 1.26 10,900

2008 1.05 4,400

Sumber : Dari data yang diolah

Pada tahun 2008 harga saham di perusahaan manufaktur sektor industri otomotif rata-rata mengalami penurunan. Dari 19 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa, terdapat 16 perusahaan yang mengalami penurunan harga saham diantaranya PT Polychem Indonesia Tbk, PT Astra International Tbk, PT Indo Kordsa Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Hexindo Adiperkasa Tbk, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, PT Indospring Tbk, PT Intraco Penta Tbk, PT Multi Prima Sejahtera Tbk, PT Multistrada Arah Sarana Tbk, PT Nipress Tbk, PT Prima Alloy Steel Tbk, PT Renuka Coalindo Tbk, PT Tunas Ridean Tbk, dan PT United Tractor Tbk. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi global yang berdampak terhadap harga saham. Dari 16 perusahaan yang mengalami penurunan harga saham, terdapat lima perusahaan otomotif yang juga mengalami penurunan nilai rasio hutang terhadap modal (DER) yaitu PT Polychem Indonesia Tbk, PT Indo Kordsa Tbk, PT Multistrada Arah Sarana Tbk, PT Prima Alloy Steel Tbk, dan PT Tunas Ridean Tbk. Hal ini merupakan fenomena yang patut diteliti karena bertentangan dengan teori menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) yang menyatakan bahwaDebt to Equity Ratio

(DER) yang merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri). Semakin tinggiDebt to Equity Ratio berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Semakin kecil DER semakin baik bagi


(22)

Bab I Pendahuluan 9

perusahaan dan akan meningkatkan harga saham. Penurunan harga saham yang diikuti oleh menurunnya pula nilai DER ini diindikasikan karena PER yang dibagikan perusahaan mengalami penurunan. Investor tidak memperhatikan tingkat DER (hutang) yang rendah karena investor lebih tertarik kepada perusahaan yang memberikan deviden yang tinggi dari keuntungan yang didapat perusahaan.

Berdasarkan gambaran yang terjadi pada latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH

RASIO HUTANG PADA MODAL DAN RASIO HARGA LABA

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian adalah pada tahun 2008 harga saham di perusahaan manufaktur sektor industri otomotif mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi global yang berdampak terhadap harga saham. Terdapat enam perusahaan otomotif yang mengalami penurunan harga saham yang diikuti oleh menurunnya nilai rasio hutang terhadap modal (DER). Hal ini bertentangan dengan teori menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) yang menyatakan bahwaDebt to Equity Ratio(DER) yang merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri). Semakin tinggiDebt


(23)

Bab I Pendahuluan 10

to Equity Ratio berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan dan akan meningkatkan harga saham. Penurunan harga saham yang diikuti oleh menurunnya pula nilai DER ini diindikasikan karena PER yang dibagikan perusahaan mengalami penurunan. Investor tidak memperhatikan tingkat DER (hutang) yang rendah karena investor lebih tertarik kepada perusahaan yang memberikan deviden yang tinggi dari keuntungan yang didapat perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Atas dasar hal-hal yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, maka peneliti ingin mempersempit ruang lingkup permasalahan dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) dan harga saham di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) terhadap harga saham secara parsial di perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) terhadap harga saham secara simultan di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(24)

Bab I Pendahuluan 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan oleh peneliti, adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai :

1. Untuk menganalisis rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) dan harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk menganalisis dampak rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk menganalisis dampak rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :


(25)

Bab I Pendahuluan 12

1. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat memberi masukan mengenai rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) serta dampaknya terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER).

1.4.2 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam hal akuntansi mengenai rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) dan harga saham.

2. Bagi Akademika

Sebagai bagian pemenuhan dan referensi atau bahan rujukan untuk menambah ilmu pengetahuan maupun untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) dan harga saham.


(26)

Bab I Pendahuluan 13

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan memperoleh data sekunder melalui Bursa Efek Indonesia.

Adapun waktu penelitian, dilaksanakan mulai Februari 2012 sampai dengan selesai. Tabel 1.2 Jadwal Penelitian NO KEGIATAN BULAN Feb 2012 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agust 2011 1 Pra Survei :

1. Persiapan Judul 2. Persiapan Teori 3. Pengajuan Judul 2 Usulan Penelitian

1. Penulisan UP 2. Bimbingan UP 3. Seminar UP 4. Revisi UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data 5 Penyusunan Skripsi

1. Bimbingan Skripsi 2. Sidang Skripsi 3. Revisi Skripsi 4. Pengumpulan Draft


(27)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio(DER))

2.1.1.1 Pengertian Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio(DER)) Rasio hutang pada modal biasa disebut Debt to Equity Ratio (DER). Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) menurut Bambang Riyanto (2001:333) adalah :

“Debt to equity ratio yaitu membandingkan total hutang dengan jumlah modal sendiri.”

Pengertian Debt to Equity Ratio menurut Agnes Sawir (2003:13) adalah :

“Debt to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.”

Pengertiandebt to equity ratiomenurut Suad Husnan (2004:70) adalah :

“Debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.”

Pengertian debt to equity ratio menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) adalah :

“Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri).”


(28)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 15

yang menggambarkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) adalah:

Sumber : Bambang Riyanto (2001:333)

Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Penurunan kinerja sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Rasio hutang terhadap modal (Debt To Equity Ratio)merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para investor cenderung menghindari saham – saham yang memiliki nilai DER yang tinggi.

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Hutang Pada Modal

Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio hutang pada modal adalah tingkat hutang, jumlah modal, pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis.


(29)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 16

2.1.2 Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio(PER))

2.1.2.1 Pengertian Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio(PER))

Rasio harga laba biasa disebut jugaPrice Earning Ratio(PER). Pengertian Price earning ratio (PER) menurut Eduardus Tandelilin (2010:320) adalah :

“Price Earning Ratio adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadapearningperusahaan.”

Pengertian Price Earning Ratio meurut Tjiptono Darmadji (2001:139) adalah :

Price Earning Ratio (PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.”

Pengertian price earning ratio (PER) menurut Agus Sartono (2001: 491) adalah :

“Rasio harga saham terhadap laba per saham, pada umumnya perusahaan yang tumbuh lebih cepat mempunyai resiko yang lebih kecil dan memiliki rasio harga laba yang lebih tinggi daripada perusahaan yang pertumbuhannya lambat atau perusahaan dengan resiko lebih besar. Price earning ratio digunakan sebagai indikator tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk menentukan pantas tidaknya harga saham.”

Jadi, Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) adalah rasio yang menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan membandingkan antara harga saham terhadap earning

perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) adalah :


(30)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 17

Menurut Agus Sartono (2001:109) PER juga diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. Dalam penggunaan PER biasanya para praktisi akan menentukan apakah ia lebih optimistik atau pesimistik dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Jika ia lebih optimistik terhadap prospek pertumbuhan perusahaan, maka ia akan membeli saham dan jika sebaliknya maka ia akan menjual sahamnya.

Metode ini menggunakan laba perusahaan untuk memperkirakan nilai saham suatu perusahaan. Pendekatan ini juga disebut pendekatan earning multiplier yang menunjukkan rasio dari harga saham terhadap earningnya. Rasio ini menunjukkan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan

earning. Price Earning Ratio atau Rasio Harga/Pendapatan mencerminkan kesedian investor membayar harga dari setiap rupiah pendapatan.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Harga Laba

Faktor yang mempengaruhi rasio harga laba adalah pertumbuhan deviden (yang berarti juga laba) dan harga saham. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio harga laba menurut Weston dan Brigham (2001:26) adalah :

1. Return on Asset (ROA) 2. Earning Per Share (EPS) 3. Dividend Payout Ratio (DPR) 4. Price to Book Value (PBV)


(31)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 18

2.1.3 Harga Saham

2.1.3.1 Pengertian Harga Saham

Pengertian saham menurut Eduardus Tandelilin (2010:32) adalah:

“Saham Biasa (Common Stock) menyatakan kepemilikan suatu

perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan

suatu perusahaan.”

Pengertian saham menurut Husnan (2002:303) adalah :

“Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak

pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yangmemungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.“

Jadi, saham adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan Brigham (2001:26) adalah :

1. Laba per lembar saham

Jumlah pendapatan atau keuntungan bersih dikurangi saham biasa untuk setiap lembar saham yang beredar saat menjalankan operasinya dalam suatu periode.

2. Tingkat Bunga


(32)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 19

obligasi. Apabila tingkat bunga naik maka investor akan menjual sahamnya ditukar dengan obligasi. Ini akan menurunkan harga saham. - Mempengaruhi laba perusahaan, bunga adalah biaya, semakin tinggi

suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang akan mempengaruhi laba perusahaan.

3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan

Pembagian deviden dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dalam bentuk deviden dan sebagian lagi sebagai laba ditahan. Peningkatan deviden merupakan salah satu cara untuk pemegang saham lebih percaya. Karena jumlah kas deviden yang besar sangat diinginkan pemegang saham sehingga harga saham mereka naik.

4. Jumlah Laba yang Didapat Perusahaan

Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik, karena menunjukkan prospek yang baik sehingga investor tertarik berinvestasi.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti

(Tahun Penelitian)

Judul Penelitian Hasil Penelitian Sumber

Mursidah Nurfadillah

(2011)

Analisis Pengaruh

Earning Per Share, Debt to Equity Ratio

danReturn On EquityTerhadap

Model analisis regresi menunjukkan bahwa semua variabel yaituEarning per Share (EPS),Debt to Equity Ratio (DER) dan

Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol.

12, No. 1, April 2011


(33)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 20

Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk.

Return on Equity(ROE) secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Stella (2009)

PengaruhPrice to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset

danPrice to Book ValueTerhadap Harga Pasar Saham

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan bahwa (1)Price to Earnings Ratiopengaruh positif signifikan terhadap harga saham, (2)Debt to Equity Ratio

berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham, (3) ROA tidak berpengaruh terhadap harga pasar saham, (4)Price to Book Value pengaruh negatif terhadap harga pasar saham.

Jurnal Binis dan Akuntansi Vol. 11,

No. 2, Agustus 2009, Hlm. 97–

106

ISSN : 1410 - 9875

Zulkifli Harahap, Agusni Pasaribu (2007) Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Dari hasil pembahasan membuktikan bahwa DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

MEPA Ekonomi, Vol. 2, No. 1,

Januari 2007 ISSN : 1907–

428X Retno Widya Sasanti, Nurfauziah (2005) Analisis Faktor-Faktor yang Berimplikasi Terhadap Fluktuasi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berbunyi: faktor faktor berupaBasic Earning Power(BEP),Return On Equity (ROE),Price Earning Ratio (PER),Dividend Yield(DY) dan Tingkat Bunga Deposito (TBD) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap perubahan Harga Saham (PHS) perusahaan industri manufaktur di Pasar Modal Indonesia (1998-2000)dapat diterima.

SINERGI, Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance,

2005, Hal. 53–66 ISSN : 1410 - 9018

Farhan Ghozali (2005)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Pada Perusahaan

Manufaktur (KelompokFood and Beverages) di Bursa Efek Surabaya

variabel X.l (nilai buku per saham) X.2 (debt to equity ratio) dan X.3 (nilai tukar Rp terhadap $) secara bersama-sama

(simultan) terhadap Y (harga saham)

Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 3,

No. 3, Desember 2005

Nita Ristianti, Hartono

Analisis Pengaruh Dividend Payout

Profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh

Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 8,


(34)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 21

(2008) Ratio, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Pendanaan

negatif terhadap variabel dependen berupa keputusan pendanaan yang diukur melalui Debt to Equity Ratio (DER)

No.2, 2008, 151-162

Alan J. Auerbach, Mervyn A. King

(1980)

Taxation, Portfolio Choice and Debt Equity Ratios: A General

Equilibrium Model

In section 5 we showed that, given certain conditions on the securities available in the market, investors will be unanimous in supporting value maximization and firms will be indifferent as to their choice of debt—equity ratio

NBER Working Paper Series No. 546, September

1980

Ajai K. Kapoor, Ralph A. Pope

(1997) THE RELATIONSHIP BETWEEN CORPORATE DEBIT ISSUANCE AND CHANGES IN SYSTEMATIC RISK

Modern investment theory has always stressed that debt, while providing an opportunity to magnify return on equity, carries with it an increase in risk to the investor (stockholder). This notion is reinforced by the observation that firms with no or very little debt are rated higher and stronger than firms that carry a substantial amount of debt on the books.

Journal Of Financial And Strategic Decisions,

Vol. 10, No. 3 Fall 1997

Robert M. Hull (1999)

Leverage Ratios, Industry Norms, And Stock Price Reaction : An Empirical Investigation of Stock-for-Debt Transactions

Although it may be an unachiavable task to estimate precisely the DE that maximizes a firm’s value, this study has shown that the market’s reaction to leverage-decrease announcements depends on how a firm’s DE changes relative to its industry DE norm.

Financial Management, Vol. 28, No. 2, Summer

1999, 32-45

Sri Hasnawati (2010)

The Value And Glamor Stocks Performance At The Indonesia Stocks Exchange Using The Price Earning Ratio Approach

Investor can invest in the value and glamor stocks. The risk-taking investor, however, can choose the portofolio of glamor stock because such portofolio yield highest risk.

International Business & Economics Research Journal,

Vol.9 No. 7, Juli 2010

Tom D. Lewis (1993)

That ‘Just Right’ Debt to Equity Ratio

The correct debt to equity ratio for rural electric cooperative is one that is high enough where the members receive a very good return, yet one that is not so high that the cooperative faces too great a risk.

Management Quarterly, Summer 1993, 34, 2. Pg. 13


(35)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 22

2.2 Kerangka Pemikiran

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public berkaitan dengan efek yang di terbitkan, serta lembaga dan profesi berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak penghubung antara investor dengan perusahaan atau pun institusi pemerintahan melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham dan lainnya.

Investor menggunakan instrumen pasar modal untuk keperluan investasi untuk memaksimumkan pendapatan. Investasi di pasar modal mengandung resiko.

Henry Simamora (2000:438) menyatakan bahwa:

“Investasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan

kekayaannya melalui distribusi hasil investasi untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang”.

Pengertian investasi menurut Eduardus Tandelilin (2010:2) adalah:

“Komitmen atas sejumlah dana atau sumber yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang”.

Investor yang akan melakukan investasi sebaiknya tidak hanya mengandalkan intuisi belaka, namun juga perlu melakukan analisa terhadap kinerja perusahaan dimana ia akan menanamkan modal.

Pengertian kinerja keuangan menurut Mulyadi (1997:419) adalah:

“Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang


(36)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 23

mereka mainkan dalam organisasi”.

Perusahaan yang telah listing di pasar modal akan mengeluarkan laporan keuangan yang berguna bagi investor dalam menilai kondisi dan kinerja keuangan. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama bagi kepentingan manajemen maupun dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor di pasar modal. Laporan ini mencakup dua hal pokok yaitu laporan rugi laba dan neraca.

Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2000:2) adalah:

“Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Salah satu analisis yang dapat dilakukan investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan.

Pengertian rasio menurut Munawir (2001:64) adalah :

“Suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu terutama apabila angka – angka tersebut

dibandingkan dengan angka ratio pembanding yang digunakan sebagai standar“.

Dalam analisis rasio keuangan, terdapat lima jenis rasio yang biasa digunakan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, yaitu rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Rentabilitas dan Pasar. Didalam rasio solvabilitas yang digunakan adalah Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio). Dan rasio pasar yang biasa digunakan adalah Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio).


(37)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 24

Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio (DER)) menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko perusahaan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung terhadap hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga hutang akibatnya para investor cenderung menghindari saham – saham yang memiliki nilai DER yang tinggi. Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) berhubungan negatif dengan Harga Saham.

Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai atau harga pada saham perusahaan. Rasio ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang.

Eduardus Tandelilin (2010:320) menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio

rasio yang memperbandingkan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalamharga suatu saham”.

Dengan demikian, semakin tinggi Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham meningkat. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) berhubungan positif dengan Harga Saham.

Dari hasil analisis laporan keuangan yang berupa Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) dan Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) akan dilakukan pengujian apakah kedua varibel tersebut baik secara serentak maupun


(38)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 25

parsial akan berdampak terhadap perubahan harga saham.

2.2.1 Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio) Terhadap Harga Saham

Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) menyatakan bahwa : “Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri). Semakin tinggi Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Semakin kecil Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) semakin baik bagi perusahaan dan akan meningkatkan harga saham.” Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) berhubungan negatif terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Stella (2009) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap

stakeholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Dengan meningkatnya DER, daya tarik perusahaan akan menurun di mata investor karena hal tersebut dapat berarti bahwa proporsi hutang perusahaan bertambah besar sehingga perusahaan mempunyai beban yang semakin berat. Dengan kata lain, DER berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan dan berpengaruh negatif terhadap harga pasar saham.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Mursidah Nurfadillah (2011) menyatakan bahwa variabel yaitu Earning per Share(EPS), Debt to Equity Ratio


(39)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 26

terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Zulkifli Harahap, Zulkifli Pasaribu (2007) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham perusahaan manufaktur.

Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Farhan Ghozali (2005) menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER), nilai buku per saham, dan nilai tukar terhadap rupiah secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.

2.2.2 Pengaruh Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) Terhadap Harga Saham

Eduardus Tandelilin (2010:320) menyatakan bahwa: “Price Earning Ratio

adalah rasio yang memperbandingkan antara harga saham terhadap earning

perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang

tercermin dalam harga suatu saham”. Dengan demikian, semakin tinggi Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham meningkat. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio) berhubungan positif dengan Harga Saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Retno Widya Sasanti, Nurfauziah (2005) menyatakan bahwa Price Earning Ratio (PER) yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi, begitu pula sebaliknya,Price Earning Ratio(PER) yang rendah akan menyebabkan harga saham yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa


(40)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 27

perubahan harga saham pada perusaan industri manufaktur di pasar modal Indonesia.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Stella (2009) membuktikan bahwa

Price Earning Ratio(PER) mengindikasikan besarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untuk memperoleh setiap laba perusahaan. Perusahaan yang memungkinkan pertumbuhan yang lebih tinggi biasanya mempunyai PER yang besar, demikian pula sebaliknya. Hal ini membuktikan bahwa PER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham.


(41)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 28

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu paradigma penelitian dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teotitis

2.3 Hipotesis

Pengertian hipotesis Penelitian menurut Sugiyono (2010:64) adalah :

”Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Analisis Laporan Keuangan

Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio(DER))

Total Hutang =

Modal Sendiri

Rasio Harga Laba

(Price Earning Ratio(PER)) Harga Saham =

Earning Per Share

Harga Saham Investasi

Rasio


(42)

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 29

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut :

Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio hutang pada modal (DER) dan rasio harga laba (PER) terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(43)

30

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek Penelitian menurut Husein Umar (2005: 303) adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah hal-hal lain jika dianggap perlu ”.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah rasio hutang pada modal (DER), rasio harga laba (PER) dan harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif dan metode Verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(44)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 31

Pengertian metode deskriptif menurut Sugiyono (2010: 147) adalah:

“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum atau generalisasi”.

Pengertian metode verifikatif menurut Masyhuri (2008: 45) adalah :

“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telahdilaksanakan

ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupannya”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji perubahan variabel X1, X2terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori yang dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini objek yang akan diuji dan diambil hipotesis apakah diterima atau ditolak dengan menggunakan motede deskriptif verifikatif yaitu rasio hutang pada modal (DER) dan rasio harga laba (PER) serta dampaknya terhadap harga saham.

3.2.1 Desain Penelitian

Pengertian desain penelitian menurut Menurut Moh. Nazir (2003:84) adalah :


(45)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 32

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

3. Menetapkan rumusan masalah. 4. Menetapkan tujuan penelitian.

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.

6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan suber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.

8. Melakukan analisi data.

9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

Desain penelitian yang telah lebih lengkap lagi akan dijelaskan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive

Survey

Perusahaan Time Series T-2 Descriptive Descriptive

Survey

Perusahaan Time Series T-3 Verifikatif Explanatory

Survey


(46)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 33

Dari tabel diatas kemudian peneliti meguraikan sebagai berikut :

1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis rasio hutang pada modal (DER) dan rasio harga laba (PER) terhadap harga saham dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalaui unit analisis yaitu perusahaan.

2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis dampak rasio hutang pada modal (DER) dan rasio harga laba (PER) terhadap harga saham secara parsial dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul melalaui unit analisis yaitu perusahaan.

3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis dampak rasio hutang pada modal (DER) dan rasio harga laba (PER) terhadap harga saham secara simultan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul melalui unit analisis yaitu perusahaan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel penelitian menurut Sugiono (2009:2) adalah:

“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu

“Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal (DER) dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“. Maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua :


(47)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 34

a. Variabel Bebas / Independent (X1)

Pengertian variabel bebas menurut Sugiyono (2009:4) adalah :

“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)”.

Dalam hal ini variabel bebas yang akan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah variabel X1adalah rasio hutang pada modal (DER) dan X2adalah rasio harga laba (PER).

b. Variabel tidak Bebas / dependent / terikat (variabel Y)

Pengertian variabel terikat meurut Sugiyono (2009:4) adalah :

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat,karena adanya variabel bebas”.

Dalam hal ini variabel Y yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah harga saham.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Independen: Rasio Hutang Pada Modal (Debt to Equity Ratio) (X1)

Rasio hutang pada modal atau biasa disebutdebt to equity ratioadalah membandingkan total hutang dengan jumlah modal sendiri. Bambang Riyanto (2001:333)

Sumber : Bambang Riyanto (2001:333)

Rasio

Independen: Rasio Harga Laba (Price

Earning Ratio) (X2)

Rasio harga laba atau biasa disebutPrice Earning Ratio(PER) adalah rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap

earningperusahaan. Sumber : Tandelilin (2010:320)


(48)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 35

Tandelilin (2010:320) Dependen:

Harga Saham (Y)

Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Tandelilin (2010:32)

Harga Saham Pada Saat Penutupan Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel yang mewakilinya.

Pengertian data sekunder menurut Andi Supangat (2007:2) adalah

“Data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna.”

Sedangkan pengertian data sekunder menurut Jonathan Sarwono (2007:8) adalah

“Data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Dengan demikian, sesuai pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian dari data sekunder adalah data yang didapat dengan cepat karena sudah tersedia sebelumnya seperti: Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu studi yang dilakukan untuk menggali teori-teori yang berhubungan dengan penulisan hasil penelitian agar supaya dapat dijadikan data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku atau laporan yang dapat membantu kelancaran peneliti dalam penelitian.”

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh peneliti


(49)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 36

merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dan sudah dipublikasikan oleh perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa melalui Bursa Efek Indonesia.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulan.”

Populasi yang diambil oleh peneliti adalah laporan keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 19 perusahaan selama enam tahun yaitu tiga tahun sebelum krisis terjadi pada tahun 2008 dan tiga tahun setelah krisis terjadi sehingga total populasi yang diambil sebanyak = 19 x 6 = 114 populasi.


(50)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 37

Tabel 3.3

Perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan populasi penelitian

Periode 2006 - 2010 No. Kode Perusahaan

1. ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 2. ASII PT Astra International Tbk 3. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 4. BRAM PT Indo Kordsa Tbk

5. GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk 6. GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 7. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk

8. IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk 9. INDS PT Indospring Tbk

10. INTA PT Intraco Penta Tbk

11. LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk 12. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 13. NIPS PT Nipress Tbk

14. PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk 15. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 16. SQMI PT Renuka Coalindo Tbk 17. SUGI PT Sugih Energy Tbk 18. TURI PT Tunas Ridean Tbk 19. UNTR PT United Tractor Tbk

2. Sampel

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2007:62) adalah :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”.

Berdasarkan penjelasan tersebut data dari populasi yang akan dijadikan sampel adalah neraca dan laporan laba rugi laporan keuangan pada enam perusahaan otomotif yang bermasalah pada periode 2006-2010. Untuk mengambil sampel penelitian peneliti berpedoman pada pendapat yang dikemukakan sebagai berikut :


(51)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 38

Penentuan jumlah sample yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk menentukan sampling teknik yang digunakan sesuai dengan judul peneliti yaitunon probability sampling.

Pengertiannon probability samplingmenurut Sugiyono (2009:66) adalah :

“Nonprobability samplingadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan oleh peneliti adalah

sampling purposive.

Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2009:68) adalah :

“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.”

Untuk itu peneliti mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan :

1. Perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek selama 10 tahun terakhir.

2. Mempublikasikan laporan keuangan setiap tahunnya.

3. Perusahaan yang mengalami penurunan harga saham pada tahun 2008 akibat krisis ekonomi global.

4. Perusahaan yang mengalami penurunan nilai debt to equity ratio pada tahun 2007.


(52)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 39

5. Memenuhi syarat uji asumsi klasik dalam SPSS.

Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari tahun 2005-2010 atau selama enam tahun yaitu tiga tahun sebelum terjadi krisis dan tiga tahun setelah krisis pada tahun 2008 di tiga perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jadi, total sampel yang diambil sebanyak 3 x 6 tahun = 18 sampel. Perusahaan yang dijadikan sampel yaitu :

1. PT Polychem Indonesia Tbk 2. PT Indo Kordsa Tbk

3. PT Tunas Ridean Tbk

Tabel 3.4

Kriteria Penarikan Sampel

No. Kode

BEI Perusahaan

Kriteria Penarikan Sampel

1 2 3 4 5

1. ADMG PT Polychem Indonesia Tbk V V V V V V

2. ASII PT Astra International Tbk V V V X X

3. AUTO PT Astra Otoparts Tbk V V X V X

4. BRAM PT Indo Kordsa Tbk V V V V V V

5. GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk V V V X X

6. GJTL PT Gajah Tunggal Tbk V V V X X

7. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk V V V V X

8. IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk V V V V X

9. INDS PT Indospring Tbk V V V X X

10. INTA PT Intraco Penta Tbk V V V X X

11. LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk V V V X X

12. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk V V V X X

13. NIPS PT Nipress Tbk V V V V X

14. PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk V V V X X

15. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk V V X V X

16. SQMI PT Renuka Coalindo Tbk V V V X X

17. SUGI PT Sugih Energy Tbk V V X V X

18. TURI PT Tunas Ridean Tbk V V V V V V


(53)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 40

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:

a. Observasi(Pengamatan Langsung)

Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke bagian staf perpustakaan yang ada di Pojok Bursa Efek Indonesia di YPKP bandung untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Dokumen-dokumen

Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya price earning ratio, debt to equity ratiodan besarnya harga saham yang dimiliki perusahaan,serta informasi-informasi lain yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan(Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh peneliti.


(54)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 41

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Pengertian analisis kualitatif menurut Sugiyono (2010:14) :

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut

berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan

dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail”.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1dan X2, peneliti menggunakan metode kualitatif.

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini antara lain :

Pengertian analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2010:31) adalah :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.

Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-datayang telah disajikan.”


(55)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 42

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linier Berganda (Multipel)

Penegrtian analisis regresi linier berganda menurut Umi Narimawati (2008:5) adalah :

“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung

dengan skala interval”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh price earning ratio dan debt to equity ratio dampaknya terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1dan X2).

Persamaan regresinya sebagai berikut:

Sumber : Sugiono, 2009 Dimana:

Y = variabel tak bebas (harga saham) a = bilangan berkonstanta


(56)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 43

b1,b2 = koefisien arah garis

X1= variabel bebas (rasio hutang pada modal (DER)) X2= variabel bebas (rasio harga laba (PER))

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber : Sugiono, 2009

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya:

- Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Ʃ y = na +b1Ʃ X1+b2Ʃ X2

Ʃ X1y =aƩ X1+ b1Ʃ X12+b2Ʃ X1X2


(57)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 44

Menurut Singgih Santoso(2002:393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

• Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.

• Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normalProbability Plotsdalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :

• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

• Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Singgih Santoso, 2002:322).

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.


(58)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 45

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan:menggunakan

Variance Inflation Factors (VIF),

Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X1terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas (Gujarati, 2003: 362).

-Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2003: 406).


(59)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 46

- Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):

(Gujarati, 2003: 467)

Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:

- Jika D-W < dL atau D-W > 4 - dL, kesimpulannya pada data terdapat autokorelasi

- Jika dU < D-W < 4 - dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi

- Tidak ada kesimpulan jika : dL≤D-W≤dUatau 4 - dU≤D-W≤ 4 - dL (Gujarati, 2003: 470)

Apabila hasil uji Durbin-Watsontidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan denganruns test.


(60)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 47

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan). Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, Variabel X2dan Y, X1dan X2sebagai berikut :

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:


(61)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 48

a. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Koefisien Korelasi Secara Simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Besarnya koefisien korelasi adalah -1≤ r ≤ 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :


(62)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 49

kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.5

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00–0,199 Sangat rendah

0,20–0,399 Rendah

0,40–0,599 Sedang

0,60–0,799 Kuat

0,80–1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiono (2006:183) c. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana :

KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi


(63)

Bab III Objek dan Metode Penelitian 50

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen yaitu rasio hutang terhadap modal (DER) sebagai X1 dan rasio harga laba (PER) sebagai X2 dampaknya terhadap harga saham sebagai variabel dependen (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis a. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio hutang pada modal (DER) dan rasio harga laba (PER) terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(1)

Analisis Korelasi Parsial

Hasil perhitungan nilai korelasi parsial rasio harga laba dan harga saham apabila rasio hutang pada modal konstan yaitu 0,213 dengan arah positif. Ini menggambarkan bahwa ketika rasio harga laba meningkat, sementara rasio hutang pada modal tidak berubah maka akan meningkatkan harga saham perusahaan. Besarnya korelasi Aktiva Berwujud dan Struktur modal masuk dalam ketegori rendah Jadi ada keterkaitan yang rendah antara rasio harga laba dengan harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar


(2)

27

ju

li

2012

15

Su

list

y

o

w

a

ti

Hasil perhitungan menghasilkan korelasi rasio hutang pada modal dan rasio harga laba dengan harga saham yaitu 0,586. Hubungan antara rasio hutang pada modal dan rasio harga laba dengan harga saham berbanding lurus (bersifat positif) yang berarti jika semakin besar rasio hutang pada modal dan rasio harga laba maka harga saham akan tinggi. Nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,586 berada diantara 0,40 hingga 0,59 yang tergolong dalan kriteria korelasi sedang. Jadi pada permasalahan secara simultan kedua variabel bebas (rasio hutang pada modal dan rasio harga laba) memiliki hubungan yang sedang dengan harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(3)

27

ju

li

2012

Su

list

y

o

w

a

ti

Pengujian Hipotesis

Pengaruh Rasio Hutang pada Modal secara Parsial terhadap Harga Saham

Nilai statistik uji t ( t-hitung) untuk X1 lebih kecil dari -ttabel (t = -2,642 < -2,131), maka keputusan uji adalah Ho ditolak. Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X1 sebesar 0,018. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh dari rasio hutang pada modal (X1) terhadap Harga saham sangat kecil atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%. Jadi dapat disimpulkan Rasio hutang pada modal mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga


(4)

27

ju

li

2012

17

Su

list

y

o

w

a

ti

Pengaruh Rasio Harga Laba secara Parsial terhadap Harga Saham

Nilai statistik uji t ( t-hitung) untuk X2 berada diantara nilai negatif dan nilai positf ttabel (- 2,131 < t = 0,844 < 2,131), maka keputusan uji adalah Ho tidak ditolak (H0 diterima). Hasil ini juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) untuk variabel X2 sebesar 0,412 Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh dari Aktiva Berwujud (X1) terhadap Struktur modal sebesar 41,2% atau berarti lebih besar dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.

Jadi dapat disimpulkan rasio harga laba tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(5)

27

juli

20

12

S

uli

st

y

ow

a

ti

Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal dan Rasio Harga Laba Secara

Simultan

terhadap Harga Saham

.

Hasil uji pengaruh menunjukkan nilai Fhitung (3,913) berada di daerah penolakan Ho karena lebih besar dari Ftabel (3,682) sehingga keputusan uji adalah menolak H0 atau uji signifikan. Hasil uji juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji statistik (p-value) sebesar 0,043. Artinya kesalahan untuk mengatakan ada pengaruh terhadap Struktur modal sangat kecil atau berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 5%.

Hasil ini berarti Rasio hutang pada modal dan Rasio harga laba secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga saham


(6)

TERIMAKASIH

27 juli 2012

19


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 51 84

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 58 98

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 36 82

Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 98

Pengaruh Rasio Hutang Dan Rasio Harga Laba Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI

1 45 125

Pengaruh rugi laba rasio likuiditas dan rasio hutang terhadap harga saham pada perusahaan sektor transportasi di Bursa Efek Indonesia

4 52 120

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI Tahun 2011-2013).

0 2 21

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIF Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 1 15

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIF Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

3 17 17

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14