Variabilitas Dan Heritabilitas Berbagai Karakter Tanaman Jagung (Zea mays L.) Hasil Persilangan Resiprokal Generasi F1

VARIABILITAS DAN HERITABILITAS BERBAGAI KARAKTER
TANAMAN JAGUNG ( Zea mays L.) HASIL PERSILANGAN
RESIPROKAL GENERASI F1

SKRIPSI

Oleh:
MUHAMMAD SYAHRIL LUBIS
050307022/ BDP- PET

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi


Nama
NIM
Departemen
Program Studi

: Variabilitas dan Heritabilitas Berbagai Karakter
Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Hasil Persilangan
Resiprokal Generasi F1.
: Muhammad Syahril Lubis
: 050307022
: Budidaya Pertanian
: Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Jenimar, MS.)
Ketua
NIP:131 535 856


(Luthfi A. M Siregar, SP. MSc. Ph.D)
Anggota
NIP:132 315 867

Mengetahui

(Ir. Edison Purba, MSc. Ph.D)
Ketua Departemen Budidaya Pertanian
NIP: 131 570 441

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

The objectives of the research was valuated variability of some characters
caused by genotype effect (σ2g), genotype and environment intraction (σ2p),
studied heritability and also to see the effect resiprocal breeding of F1 with it’s
parents of corn (Zea mays L.). The experiment was conduced at exprimental field
Faculty of Agricultural, North Sumatera University, Medan. with altitude ± 25
meters above sea level from Januari to April 2009, used Randomized Block
Design with one factor and four replication, there is F1 from Arjuna X
Sukmaraga, Sukmaraga X Arjuna, Lamuru X Kalingga, Kalingga X Lamuru,
Srikandi kuning X Bayu dan Bayu X Srikandi kuning. The result of the research
is genotype have significantly effect with plant’s height 2-7 weeks after planting,
leaf’s number 6-7 weeks after planting, age of blooms male, age of blooms
female, age of harvesting, the number of kernel per ear, the weight of kernel per
ear, the weight of 100 kernel and the net of product per plot. From progeny test
some character of genotype showed better of some character and maternal effect.
Phenotype variability all characters showed range wide variability, heritability of
plant’s height, age of blooms female, age of harvesting and weight of 100 kernel
were height and genetik variability were showed wide range so selection will be
effective at character than another character.

Key word

: corn, resiprocal breeding, heritability, variability.

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman dari
beberapa karakter yang disebabkan oleh pengaruh genotipe (σ2g), interaksi
genotipe dengan lingkungan (σ2p), mempelajari nilai heritabilitas dan juga untuk
melihat pengaruh persilangan resiprokal pada F1 dengan tetuanya (efek heterosis)
Pada tanaman jagung (Zea mays L). Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian
Fakultas Pertanian USU, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl mulai dari
bulan Januari sampai dengan April 2009, Menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan dan empat ulangan, Faktor
merupakan F1 hasil persilangan dari Arjuna X Sukmaraga, Sukmaraga X Arjuna ,
Lamuru X Kalingga, Kalingga X Lamuru, Srikandi kuning X Bayu dan Bayu X
Srikandi kuning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata
terhadap karakter tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah daun 6-7 MST, umur keluar

bungan jantan, umur keluar bunga betina, umur panen, jumlah biji per tongkol,
berat biji per tongkol, berat 100 biji dan produksi per plot. Dari uji progenitas
beberapa karakter dari genotipe menunjukkan sifat yang lebih baik dan pengaruh
meternal. Keragaman fenotipe dari semua karakter menunjukkan kriteria luas,
heritabilitas dari tinggi tanaman, umur keluar bunga betina, umur panen, berat 100
biji memiliki kriteria tinggi dan keragaman genetik pada karakter ini juga
menunjukkan kriteria tinggi sehinggga seleksi akan lebih efektif dibandingkan
dengan karakter yang lain.
Kata kunci: jagung, persilangan resiprokal, heritabilitas, variabilitas.

ii
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Syahril Lubis dilahirkan di Lumban Pasir pada 01 November
1986 dari pasangan Murroh Lubis dengan Nur Jannah. Penulis merupakan anak ke
5 dari 6 bersaudara.
Menamatkan pendidikan SD di SDN 142649 desa Lumban Pasir
Kecamatan Tambangan MADINA tahun 1998, SMP Negeri 6 Kotanopan tahun

2002, SMA Negeri 1 Kotanopan tahun 2005. Kemudian melanjutkan pendidikan
di Universitas Sumatera Utara, Medan pada Fakultas Pertanian program studi
Pemuliaan Tanaman tahun 2005.
Selama

mengikuti

perkuliahan

penulis

pernah

menjadi

asisten

laboratorium mata Kuliah Biokimia tahun 2006-2008, asisten laboratorium mata
kuliah Sitogenetika tahun 2007-2009, asisten laboratorium mata kuliah Dasar
Pemuliaan Tanaman tahun 2009 dan asisten laboratorium mata kuliah Klasifikasi

Tumbuhan tahun 2009. Beberapa organisasi intra kampus juga pernah penulis
ikuti

seperti

Himpunan

Mahasiswa

Departemen

(HIMADITA), Ketua Pengajian Departemen

Budidaya

Pertanian

Budidaya Pertanian 2008/2009,

BKM Al-Mukhlisin FP, Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Rabbani 2008

dan tim pementor agama Islam FP 2007-2008.
Selama bulan Juni hingga Juli 2008 penulis mengikuti Praktek Kerja
Lapangan

di Balai Penelitian Karet Sungei Putih Kecamatan Galang, Deli

Serdang.

iii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kapada Allah SWT atas segala rahmad,
karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul penelitian ini adalah ”Variabilitas dan Heritabilitas Berbagai
Karakter Tanaman Jagung ( Zea mays L.) Hasil Persilangan Resiprokal
Generasi F1”
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Jenimar, MS selaku
ketua komisi pembimbing dan Bapak Luthfi A. M. Siregar, SP. MSc. PhD selaku

anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran
bimbingan. Ucapan terima kasih

dan

juga disampaikan kepada kedua orang tua

tercinta, Ayahanda Murroh Lubis dan Ibunda Nur Jannah atas kasih sayang,
dukungan dan do’anya. Kepada abang saya Samsuddin Lubis serta kepada kakak
saya Erna Wati Safitri Lubis dan keluarga serta kepada kakak dan adikku lainnya
atas segala do’a dan dukungannya. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan
kepada sahabat-sahabat terbaik saya Sri Wardani, Bang Jhon, Alfinur, Naim,
Desni, Rosdiana, Muhkairah, Hendri, Febri, Azri, Rizki, Helmi dan Gusman.
Terima kasih juga kepada teman-teman saya mahasiswa Agronomi dan
Pemuliaan Tanaman angkatan 2005 serta teman-teman saya di BKM
Al-Mukhlisin dan Himadita Nursery atas segala bantuan dan dukungan selama
penulis menjalani perkuliahan di Kampus FP USU.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi


iv
Universitas Sumatera Utara

kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pihak yang memerlukan.

Medan, April 2009

Penulis

v
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................... i
ABSTRK ......................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar belakang...................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
Hipotesis Penelitian.............................................................................. 3
Kegunaan Penelitian ............................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5
Botani Tanaman ................................................................................... 5
Syarat Tumbuh ..................................................................................... 7
Iklim ......................................................................................... 7
Tanah........................................................................................ 8
Variabilitas ........................................................................................... 8
Heritabilitas .......................................................................................... 10
Persilangan .......................................................................................... 13
Uji Progenitas....................................................................................... 15
BAHAN DAN METODE PENELITIAN .................................................... 17
Tempat dan Waktu ............................................................................... 17
Bahan dan Alat..................................................................................... 17
Metode Penelitian ................................................................................ 18
PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................. 21
Persiapan Lahan ................................................................................... 21
Penanaman ........................................................................................... 21
Pemupukan .......................................................................................... 21
Penjarangan .......................................................................................... 21
Penyungkupan ..................................................................................... 22
Penyerbukan......................................................................................... 22

vi

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman ....................................................................... 22
Penyiraman .............................................................................. 22
Penyiangan .............................................................................. 23
Pengendalian Hama dan Penyakit............................................ 23
Panen ................................................................................................... 23
Peubah Amatan ................................................................................... 23
Tinggi Tanaman (cm) .............................................................. 23
Jumlah Daun (helai) ................................................................ 23
Umur Berbunga Jantan (hari)................................................... 24
Umur Berbunga Betina (hari) .................................................. 24
Kelengkungan Daun ................................................................ 24
Jumlah Daun Diatas Tongkol (helai) ...................................... 24
Umur Panen (hari) ................................................................... 24
Jumlah Baris per Tongkol (baris) ............................................ 25
Jumlah Biji per Tongkol (biji) ................................................ 25
Berat Biji per Tongkol (g) ....................................................... 25
Berat 100 Biji (g) ..................................................................... 25
Produksi Biji kering per plot (g) .............................................. 25
Laju Pengisian Biji (g/hari)...................................................... 25
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................... 26
Tinggi Tanaman (cm) .............................................................. 26
Jumlah Daun (helai) ................................................................ 27
Umur Keluar Bunga Jantan (hari) ............................................ 29
Umur Keluar Bunga Betina (hari) ........................................... 31
Kelengkungan Daun ................................................................ 33
Jumlah Daun di Atas Tongkol (helai) ..................................... 35
Umur Panen (hari) ................................................................... 37
Jumlah Baris per Tongkol (baris) ............................................ 39
Jumlah Biji per Tongkol (biji) ................................................ 41
Berat Biji per Tongkol (g) ....................................................... 43
Berat 100 Biji (g) ..................................................................... 45
Produksi Biji Kering per Plot (g) ............................................. 47
Laju Pengisian Biji (g/hari)...................................................... 49
Pendugaan Karakter Genetik ................................................... 51
Pembahasan.......................................................................................... 52
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 57
Kesimpulan ......................................................................................... 57
Saran..................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

1. Rataan Tinggi Tanaman 2 S/D 7 MST dari Beberapa Genotipe (cm) .... 26
2. Uji Progenitas Tinggi Tanaman Populasi F1 dengan Populasi Tetua...... 27
3. Perbandingan Tinggi Tanaman dari Genotipe Dengan Resiprokalnya.... 27
4. Rataan Jumlah Daun 2 s/d 7 MST dari Beberapa Genotipe (helai) ....... 28
5. Uji Progenitas Jumlah Daun Populasi F1 dengan Populasi Tetua .......... 28
6. Perbandingan Jumlah Daun dari Genotipe dengan Resiprokalnya .......... 29
7. Rataan Umur Keluar Bunga Jantan dari Beberapa Genotipe (hari)......... 29
8. Uji Progenitas Umur Keluar Bunga Jantan Populasi F1 dengan Populasi
Tetua. ...................................................................................................... 30
9. Perbandingan Umur Keluar Bunga Jantan dari Genotipe dengan
Resiprokalnya.......................................................................................... 31
10. Rataan Umur Keluar Bunga Betina dari Beberapa Genotipe (hari)....... 31
11. Uji Progenitas Umur Keluar Bunga Betina Populasi F1 dengan Populasi
Tetua .................................................................................................... 33
12. Perbandingan Umur Keluar Bunga Betina dari Genotipe dengan
Resiprokalnya........................................................................................ 33
13. Rataan Kelengkungan Daun dari Beberapa Genotipe (helai) ............... 34
14. Uji Progenitas Kelengkungan Daun Populasi F1 dengan Populasi Tetua34
15. Perbandingan Kelengkungan Daun dari Genotipe dengan Resiprokalnya35
16. Rataan Jumlah Daun di Atas Tongkol dari Beberapa Genotipe (helai) 35
17. Uji Progenitas Jumlah Daun di Atas Tongkol Populasi F1 dengan Populasi
Tetua. .................................................................................................... 36
18. Perbandingan Jumlah Daun di Atas Tongkol dari Genotipe dengan
Resiprokalnya........................................................................................ 36
19. Rataan Umur Panen dari Beberapa Genotipe (hari)............................... 37

viii

Universitas Sumatera Utara

20. Uji Progenitas Umur Panen Populasi F1 dengan Populasi Tetua .......... 38
21. Perbandingan Umur Panen dari Genotipe dengan Resiprokalnya ......... 39
22. Rataan Jumlah Baris per Tongkol (baris) dari Beberapa Genotipe
(hari)......................................................................................................... 39
23. Uji Progenitas Jumlah Baris per Tongkol Populasi F1 dengan Populasi
Tetua....................................................................................................... 40
24. Perbandingan Jumlah Baris per Tongkol dari Genotipe dengan
Resiprokalnya........................................................................................ 40
25. Rataan Jumlah Biji per Tongkol (biji) dari Beberapa Genotipe (hari).. 41
26. Uji Progenitas Jumlah Biji per Tongkol Populasi F1 dengan Populasi
Tetua........................................................................................................ 42
27. Perbandingan Jumlah Biji per Tongkol dari Genotipe dengan
Resiprokalnya......................................................................................... 43
28. Rataan Berat Biji Per Tongkol dari Beberapa Genotipe (g) ............... .43
29. Uji Progenitas Berat Biji per Tongkol Populasi F1 dengan Populasi
Tetua........................................................................................................ 44
30. Perbandingan Berat Biji per Tongkol dari Genotipe dengan
Resiprokalnya......................................................................................... 45
31. Rataan Berat 100 Biji dari Beberapa Genotipe (g). .............................. 45
32. Uji Progenitas Berat 100 Biji Populasi F1 dengan Populasi Tetua........ 46
33. Perbandingan Berat 100 Biji dari Genotipe dengan Resiprokalnya...... 47
34. Rataan Produksi Biji Kering per Plot dari Beberapa Genotipe (g). ....... 47
35. Uji Progenitas Produksi Biji Kering per Plot (g) Populasi F1 dengan
Populasi Tetua........................................................................................ 48
36. Perbandingan Produksi Biji Kering per Plot dari Genotipe dengan
Resiprokalnya......................................................................................... 49
37. Rataan Laju Pengisian Biji dari Beberapa Genotipe (g/hari)................. 49
38. Uji Progenitas Laju Pengisian Biji (g/hari) Populasi F1 dengan Populasi
Tetua .................................................................................................... 50

ix

Universitas Sumatera Utara

39. Perbandingan Laju Pengisian Biji dari Genotipe dengan
Resiprokalnya......................................................................................... 50
40. Nilai Duga Variabilitas Genetik dan Fenotif Serta Nilai Heritabilitas
Beberapa Peubah Amatan 6 Genotipe Tanaman Jagung Generasi F1..51

x

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

1. Histogram umur keluar bunga jantan dari beberapa genotipe ................. 30
2. Histogram umur keluar bunga betina dari beberapa genotipe ................ 32
3. Histogram umur panen dari beberapa genotipe. ...................................... 38
4. Histogram jumlah biji per tongkol dari beberapa genotipe...................... 42
5. Histogram berat biji per tongkol dari beberapa genotipe......................... 44
6. Histogram berat 100 biji dari beberapa genotipe. .................................... 46
7. Histogram produksi biji kering per plot (g) dari beberapa genotipe........ 48

xi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Pengamatan tinggi Tanaman 2 MST Dari Tanaman F1(cm) .............. 60
2. Daftar Sidik Ragam tinggi Tanaman 2 MST Dari Tanaman F1(cm) ......... 60
3. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 .......................... 60
4. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ....................... 60
5. Data Pengamatan tinggi Tanaman 3 MST Dari Tanaman F1(cm................ 61
6. Daftar Sidik Ragam tinggi Tanaman 3 MST Dari Tanaman F1(cm) ......... 61
7. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ......................... 61
8. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ...................... 61
9. Data Pengamatan tinggi Tanaman 4 MST Dari Tanaman F1(cm) .............. 62
10. Daftar Sidik Ragam tinggi Tanaman 4 MST Dari Tanaman F1(cm) ....... 62
11 Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ........................ 62
12. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 62
13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST Dari Tanaman F1(cm) ........... 63
14. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 63
15. Tabel uji progenitas tanaman tetua dengan turunan F1 ............................. 63
16. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 63
17. Data Pengamatan tinggi Tanaman 6 MST Dari Tanaman F1(cm) ............ 64
18. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 64
19. Tabel uji progenitas tanaman tetua dengan turunan F1 ............................. 64
20. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 64
21. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST Dari Tanaman F1(cm) ........... 65
22. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 65

xii

Universitas Sumatera Utara

23. Tabel uji progenitas tanaman tetua dengan turunan F1 ............................. 65
24. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 65
25. Data Pengamatan Jumlah Daun 2 MST Dari Tanaman F1 (Helai)............ 66
26. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 66
27.Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ........................ 66
28. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 66
29. Data Pengamatan Jumlah Daun 3 MST Dari Tanaman F1 (helai)............. 67
30. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 67
31. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 ........................ 67
32. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 67
33. Data Pengamatan Jumlah Daun 4 MST Dari Tanaman F1 (helai)............. 68
34. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 68
35. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 ........................ 68
36. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 68
37. Data Pengamatan Jumlah Daun 5 MST Dari Tanaman F1 (helai)............. 69
38. Daftar Sidik ragam ..................................................................................... 69
39. Tabel uji progenitas tanaman tetua dengan turunan F1 ............................. 69
40.Tabel Uji Perbandingan Genotipe dengan Resiprokalnya ...................... 69
41. Data Pengamatan Jumlah Daun 6 MST Dari Tanaman F1 (helai)............. 70
42. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 70
43. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 70
44. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 70
45. Data Pengamatan Jumlah Daun 7 MST Dari Tanaman F1 (helai)............. 71
46. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 71

Xiii

Universitas Sumatera Utara

47. Tabel uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 ......................... 71
48. Tabel Uji Perbandingan Genotipe dengan Resiprokalnya ...................... 71
49. Data Pengamatan Umur Keluar Bunga Jantan Dari Tanaman F1 (hari).... 72
50. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 72
51 Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ........................ 72
52. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 72
53. Data Pengamatan Umur Keluar Bunga Betina Dari Tanaman F1 (hari) ... 73
54. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 73
55. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 ........................ 73
56. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 73
57. Data Pengamatan Kelengkungan Daun Dari Tanaman F1 ....................... 74
58. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 74
59. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 ........................ 74
60. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 74
61. Data Pengamatan Jumlah Daun di Atas Tongkol Dari Tanaman F1 (helai)
.......................................................................................................................... 75
62. Daftar Sidik Ragam................................................................................... 75
63. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua dengan Turunan F1 ........................ 75
64. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 75
65. Data Pengamatan Umur Panen Dari Tanaman F1(hari) ........................... 76
66. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 76
67. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 76
68. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 76
69. Data Pengamatan Jumlah Baris per Tongkol Dari Tanaman F1 (baris) ... 77

xiv
Universitas Sumatera Utara

70. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 77
71. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 77
72. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 77
73. Data Pengamatan Jumlah Biji per Tongkol Dari Tanaman F1 (biji) ........ 78
74. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 78
75. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 78
76. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 78
77. Data Pengamatan Berat Biji per Tongkol Dari Tanaman F1 (g) ............. 79
78. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 79
79. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 79
80. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 79
81. Data Pengamatan Berat 100 Biji Dari Tanaman F1 (g) ........................... 80
82. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 80
83. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 80
84. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya .................... 80
85. Data Pengamatan Produksi Biji Kering per Plot Dari Tanaman F1 (g)..... 81
86. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 81
87. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 81
88. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya. .................... 81
89. Data Pengamatan Laju Pengisian Biji Dari Tanaman F1 (g/hari).............. 82
90. Daftar Sidik Ragam.................................................................................. 82
91. Tabel Uji Progenitas Tanaman Tetua Dengan Turunan F1 ....................... 82
92. Tabel Uji Perbandingan Genotipe Dengan Resiprokalnya ..................... 82
93. Bagan Penelitian ....................................................................................... 83

xv

Universitas Sumatera Utara

94. Bagan Plot .................................................................................................. 84
95. Analisis tanah lokasi penanaman populasi tetua dan populasi F1 ............. 85
96. Foto Lahan ................................................................................................. 86
97. Foto perbandingan tongkol antar genotipe hasil persilangan resiprokal.... 87
98. Foto perbandingan pipilan kering antar genotipe hasil persilangan
resiprokal. .................................................................................................... 88

xvi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The objectives of the research was valuated variability of some characters
caused by genotype effect (σ2g), genotype and environment intraction (σ2p),
studied heritability and also to see the effect resiprocal breeding of F1 with it’s
parents of corn (Zea mays L.). The experiment was conduced at exprimental field
Faculty of Agricultural, North Sumatera University, Medan. with altitude ± 25
meters above sea level from Januari to April 2009, used Randomized Block
Design with one factor and four replication, there is F1 from Arjuna X
Sukmaraga, Sukmaraga X Arjuna, Lamuru X Kalingga, Kalingga X Lamuru,
Srikandi kuning X Bayu dan Bayu X Srikandi kuning. The result of the research
is genotype have significantly effect with plant’s height 2-7 weeks after planting,
leaf’s number 6-7 weeks after planting, age of blooms male, age of blooms
female, age of harvesting, the number of kernel per ear, the weight of kernel per
ear, the weight of 100 kernel and the net of product per plot. From progeny test
some character of genotype showed better of some character and maternal effect.
Phenotype variability all characters showed range wide variability, heritability of
plant’s height, age of blooms female, age of harvesting and weight of 100 kernel
were height and genetik variability were showed wide range so selection will be
effective at character than another character.
Key word

: corn, resiprocal breeding, heritability, variability.

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman dari
beberapa karakter yang disebabkan oleh pengaruh genotipe (σ2g), interaksi
genotipe dengan lingkungan (σ2p), mempelajari nilai heritabilitas dan juga untuk
melihat pengaruh persilangan resiprokal pada F1 dengan tetuanya (efek heterosis)
Pada tanaman jagung (Zea mays L). Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian
Fakultas Pertanian USU, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl mulai dari
bulan Januari sampai dengan April 2009, Menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan dan empat ulangan, Faktor
merupakan F1 hasil persilangan dari Arjuna X Sukmaraga, Sukmaraga X Arjuna ,
Lamuru X Kalingga, Kalingga X Lamuru, Srikandi kuning X Bayu dan Bayu X
Srikandi kuning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe berbeda nyata
terhadap karakter tinggi tanaman 2-7 MST, jumlah daun 6-7 MST, umur keluar
bungan jantan, umur keluar bunga betina, umur panen, jumlah biji per tongkol,
berat biji per tongkol, berat 100 biji dan produksi per plot. Dari uji progenitas
beberapa karakter dari genotipe menunjukkan sifat yang lebih baik dan pengaruh
meternal. Keragaman fenotipe dari semua karakter menunjukkan kriteria luas,
heritabilitas dari tinggi tanaman, umur keluar bunga betina, umur panen, berat 100
biji memiliki kriteria tinggi dan keragaman genetik pada karakter ini juga
menunjukkan kriteria tinggi sehinggga seleksi akan lebih efektif dibandingkan
dengan karakter yang lain.
Kata kunci: jagung, persilangan resiprokal, heritabilitas, variabilitas.

ii
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produksi jagung nasional meningkat setiap tahun, namun hingga kini
belum mampu memenuhi kebutuhan domestik sekitar 11 juta ton/tahun, sehingga
masih mengimport dalam jumlah besar

yaitu 1 juta ton. Sebagian

besar

kebutuhan jagung domestik untuk pakan dan industri pakan sekitar 57%, sisanya
sekitar 34% untuk pangan dan 9% untuk kebutuhan industri lainnya. Selain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, produksi jagung nasional juga berpeluang
besar untuk memasok sebagian pasar jagung dunia yang mencapai sekitar 8 juta
ton/tahun (Mejaya dkk, 2005).
Kondisi lingkungan untuk pertanaman jagung sangat bervariasi dari waktu
ke waktu dan beragam pada berbagai lokasi, sedang varietas hibrida sangat peka
terhadap lingkungan tumbuhnya. Selain itu kendala pengembangan varietas
jagung hibrida adalah ketersediaan benih yang masih terbatas terutama hingga
pelosok pedesaan dan harganya yang relatif mahal.

Untuk itu menjadi

pertimbangan untuk mengembangkan jagung bersari bebas yang benihnya mudah
dibuat oleh petani dan penangkar dengan

perlakuan seleksi yang baik

(Awaludin, Neny dan Ratna , 2009).

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung adalah dengan
menggunakan varietas unggul seperti varietas hibrida atau varietas bersari bebas.
Hibrida dapat menghasilkan biji lebih tinggi dari pada varietas bersari bebas.
Namun, harga varietas hibrida jauh lebih mahal dari pada benih bersari bebas dan

Universitas Sumatera Utara

2
setiap kali tanam petani harus membeli benih baru. Selain itu, produksi benih
varietas bersari bebas juga sederhana dan mudah dilaksanakan oleh kelompok
petani (Dahlan, 1988).
Perbanyakan benih inti untuk memproduksi benih penjenis varietas bersari
bebas tidak boleh kurang dari 200 tanaman yang dapat dipanen, ditanam pada
tanah bukan bekas tanaman jagung, tidak ada tanaman yang berbunga bersamaan
pada jarak 500 m, tidak ada tanaman tipe yang menyimpang yang sampai
memproduksi tepung sari (Dahlan dan Slamet. 1992).
Pembentukan varietas hibrida maupun bersari bebas merupakan suatu
kegiatan program pemuliaan tanaman. Menurut Welsh (1991) metode yang
digunakan dalam program pemuliaan tanaman adalah meliputi pemilihan tetua,
hibridisasi, seleksi dan pengujian daya adaptasi.
Terkait dengan sasaran yang ingin dicapai, pemilihan tetua yang akan
digunakan sebagai bahan persilangan, akan sangat menentukan keberhasilan
program yang akan dibuat. Hal ini berhubungan erat dengan adanya keragaman
atau variabilitas material tersebut (Mangundidjojo, 2007).
Pada metode hibridisasi, penelitian ini menggunakan metode persilangan
resiprokal

pada populasi dasar dan metode silang dalam pada program

persilangan selanjutnya sampai didapatkan populasi tanaman dengan tingkat
homozigositas yang tinggi. Menurut Welsh (1991) persilangan resiprokal adalah
persilangan antara dua induk, dimana kedua induk berperan sebagai pejantan
dalam suatu persilangan, dan sebagai betina dalam persilangan yang lain. Seleksi
berulang resiprokal

memperbaiki kemampuan berkombinasi spesifik maupun

Universitas Sumatera Utara

3
umum. Caranya adalah dengan melakukan seleksi terhadap dua populasi dalam
waktu yang bersamaan.
Metode pemuliaan tanaman berikutnya adalah seleksi. Seleksi yang
berpedoman pada nilai variabilitas genetik dan fenotipe serta heritabilitas dapat
membantu ketajaman seleksi sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik.
Variabilitas genetik yang tinggi akan mempengaruhi variabilitas fenotipe dalam
suatu populasi, sehingga pemulia mempunyai peluang yang lebih besar dalam
melakukan seleksi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melihat apakah terjadi
perbedaan secara statistik

dari berbagai karakter yang diamati

dari hasil

persilangan resiprokal (F1) dengan tetuanya dan untuk melihat nilai variabilitas
dan heritabilitas dari populasi hasil persilangan resiprokal sebagai acuan untuk
seleksi.

Tujuan Penelitian
1.

Untuk melihat perbedaan dari berbagai karakter tanaman hasil persilangan
resiprokal (F1) beberapa varietas jagung (Zea mays L.) dengan tetuanya

2.

Untuk mengetahui nilai variabilitas dan heritabilitas dari berbagai karakter
tanaman hasil persilangan

resiprokal sebagai acuan untuk seleksi pada

tanaman jagung.

Hipotesis Penelitian
1.

Adanya perbedaan secara statistik

dari berbagai karakter tanaman hasil

persilangan resiprokal (F1) beberapa varietas jagung dengan tetuanya.

Universitas Sumatera Utara

4
2.

Adanya perbedaan nilai variabilitas dan heritabilitas dari berbagai karakter
tanaman hasil persilangan resiprokal

Kegunaan Penelitian
1.

Sebagai bahan dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat
untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera utara, Medan.

2.

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Steenis (1978) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam
taksonomi adalah: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Famili Graminae,
Genus Zea dan Spesies Zea mays L.
Tumbuhnya

radikula

akan menghasilkan akar pertama yang akan

berkembang (seminal). Setelah tiga hari atau lebih akar seminal akan tumbuh dari
embrio kearah samping, akar ini banyak mensuplai nutrisi sejak awal minggu
kedua setelah perkecambahan dan akan tetap berfungsi untuk sementara waktu,
walaupun sesudah

kedatangan akar

yang mempunyai

fungsi utama

pada

penyerapan. Akar adventif berkembang dari mata tunas batang paling bawah.
Beberapa akar tumbuh horizontal 0,5-1m dan turun kebawah secara vertikal
dengan kedalaman dapat mencapai 2,5 m (Purseglove, 1985).
Tanaman memiliki batang yang kaku dengan tingginya berkisar antara 1,5
m- 2,5 m dan terbungkus oleh pelepah daun yang berselang seling yang berasal
dari setiap buku. Buku batang mudah terlihat. Pelepah daun terbentuk pada buku
dan membungkus rapat-rapat panjang batang utama. Sering melingkupi hingga
buku berikutnya.

Pada lidah daun (ligula), setiap pelepah daun

membengkok menjauhi

batang sebagai

kemudian

daun yang panjang, luas dan

melengkung. Ligula ini melekat kuat melingkupi batang dan ujung pelepah
(Rubazky dan Yamaguchi, 1998).

Universitas Sumatera Utara

6
Kedudukan daun jagung distik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam
kedudukan berselang seling) dengan pelepah-pelepah daun yang saling bertindih
dan daunnya lebar serta relatif panjang. Epidermis daun bagian atasnya biasanya
berambut halus

dan mampunyai baris-baris sel

yang membujur

berbentuk

gelembung (buliform) yang dengan penambahan turgor menyebabkan daun
menggulung atau membuka. Permukaan daun bagian bawah
rambut) dan biasanya mempunyai

glabrus (tanpa

agak lebih banyak stomata

dari pada

permukaan bagian atas (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Bunga jantan jagung berada di ujung batang dalam bentuk malai di ujung.
Jika kepala sari dari tassel pecah maka terbentuklah kabut debu serbuk sari.
Telah dihitung bahwa sebuah tassel dapat menghasilkan sebanyak 60 juta serbuk
sari. Bunga betina tumbuh dibagian bawah tanaman dalam bentuk bulir majemuk
atau sering disebut tongkol yang tertutup rapat oleh upih yang disebut kulit ari.
Muncul dari tongkol

dijumpai sejumlah besar

rambut panjang (silks) yaitu

kepala putik. Sewaktu reseptif rambut sutra ini lengket, sehingga serbuk sari
manapun

yang tertiup kearah rambut

ini akan melekat.

Setiap rambut

dihubungkan oleh tangkai putik yang panjang kebakal buah tunggal yang setelah
dibuahi menjadi

biji atau

inti biji (kernel). Pada bunga jantan biasanya

memancarkan serbuk sari sebelum bunga betina pada tanaman yang sama masak.
Ketika kepala sari bunga betina menjadi reseptif maka serbuk sari dari tanaman
jagung yang bersebelahan tertiup angin dan akan menempel padanya sehingga
terjadi penyerbukan silang (Loveless, 1989).
Biji jagung bentuknya teratur, bergaris pada tongkol sesuai dengan letak
bunga. Biji dibungkus oleh pericarp yang terdiri dari embrio dan endosperm.

Universitas Sumatera Utara

7
Embrio terdiri dari plumula, radicle dan scutellum. Pada biji yang sudah tua,
pericarp merupakan kulit yang keras. Bentuk biji ada yang bulat. Gigi atau pipih
sesuai dengan varietasnya. Warna biji juga bervariasi antara lain kuning, putih,
merah/orange dan merah hampir hitam (Ginting, 1995).

Syarat Tumbuh
Iklim
Jagung termasuk tanaman yang toleran terhadap kondisi lingkungan
jagung dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 3700 mdpl.
Jagung dapat

tumbuh dengan

curah hujan tahunan yaitu 2500 mm/tahun

(Sing, 1987).
Jagung merupakan tanaman tropik yang membutuhkan temperatur yang
tinggi pada siang dan malam. Suhu yang paling baik pada siang hari berkisar
antara 200C- 470C dan pada malam hari 140C. Benih tidak akan berkcambah
dengan baik ada temperatur

kurang dari 100C. Suhu diatas 400C akan

menurunkan aktivitas penyerbukan (Hartman et al, 1981).
Jumlah dan distribusi hujan tahunan untuk tanaman jagung dapat tumbuh
normal

antara 2500-5000 mm/tahun. Pada stadia pertumbuhan awal

dan

pembungaan tanaman jagung membutuhkan banyak air. Kekurangan pada fase ini
menyebabkan berkurangnya hasil (Nurmala. 1997).

Universitas Sumatera Utara

8
Tanah
Jagung dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah tetapi dengan pengolahan
dan drainase yang bagus. pH tanah untuk tanaman jagung berkisar antara 5,8-6,9
(Dacoteau, 2000), dan ini tergolong sesuai dengan lokasi penanaman

yang

memiliki pH 6, 9 (Laboratorium Sentral FP USU, Medan, 2009).
Tanaman jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, terutama pada
tanah yang bertekstur liat karena mampu menahan lengas yang tinggi atau
mampu menyimpan air

lebih lama dari pada

tekstur tanah yang lain

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Macam tanah yang baik bagi pertumbuhan jagung adalah tanah aluvial
atau lempung yang subur, terbebas pengairannya karena tanaman jagung tidak
toleran

pada genangan air. Pada tanah yang terlalu lembab, penanaman

hendaknya diatur sedemikian rupa agar jagung cukup matang untuk dipanen
pada permulaan musim kering (Kartasapoetra, 1988).

Variabilitas

Dalam mempelajari pewarisan kwantitatif dari beberapa persilangan
resiprok, P1dan P2 biasanya galur murni, yaitu homozigot untuk sebagian besar
sifat yang dapat diamati, maka rata-rata F1 berada diantara tetuanya, kombinasi
gen bercampur dalam F1 (Crowder, 1997).
Suatu populasi seperti suatu garis keluarga (line), suatu keturunan (breed),
suatu varietas, suatu galur (strain), suatu sub varietas dan sebagainya tersusun
dari individu-individu yang sedikit banyaknya serupa dalam komposisi

Universitas Sumatera Utara

9
genetiknya dibandingkan dengan individu-individu dalam spesies tersebut secara
keseluruhannya. Variabilitas fenotipe (σ2p) biasanya akan diekspresikan
sekaligus dalam suatu kelompok organisme yang secara genetik identik. Semua
variabilitas dalam keturunan (galur-galur) murni demikian, jelas awalnya adalah
lingkungan. Persilangan antara dua galur murni menghasilkan suatu hibrida F1
yang secara genetik seragam. Variabilitas fenotipe dalam F1 juga asalnya adalah
non-genetik. Pada

pembentukan generasi F2 kombinasi-kombinasi gen

dipertukarkan

berbagi

dan

dalam

kombinasi-kombinasi

baru

pada

individu-individu F2. Secara umum terlihat generasi F2 lebih beragam dari F1
(Stansfield, 1991).
Penyebaran dari observasi suatu populasi dapat dideskripsikan dengan
varian, varian adalah rata-rata penyimpangan dari rata-rata yang dikuadratkan.
Varian digunakan dalam

perhitungan

standar deviasi

pada perhitungan

heritabilitas (Poehlman and Sleper, 1995).
Komponen genotipe dan lingkungan tidak dapat diestimasi (diduga) secara
langsung dari hasil observasi suatu populasi, tapi dalam keadaan yang pasti
mereka dapat diestimasi dalam suatu populasi percobaan. Apabila satu atau
komponen lain dapat dieliminasi dengan sempurna, sisa dari keragaman fenotipe
menyediakan sebuah estimasi pada komponen sisa. Variasi lingkungan tidak
dapat diubah karena ia termasuk bagian dari keragaman non genetik, sebagian
besar dari keragaman lingkungan adalah diluar kontrol percobaan. Eliminasi
keragaman genetik dapat dilakukan yang bisa dilihat melalui percobaan. Hasil
lini murni yang tinggi atau F1 dari persilangan antara dua lini menghasilkan

Universitas Sumatera Utara

10
semua individu dengan genotipe yang sama dan oleh sebab itu tanpa variasi
genotipe (Falcolner, 1981).

Heritabilitas

Kemajuan dalam proses seleksi yang tergantung pada evaluasi visual pada
fenotipe dapat menyebabkan kesalahan yang lebih besar, khususnya jika
heritabilitas rendah. Variasi genotipe suatu karakter sukar diperkirakan secara
visual, misalnya untuk jumlah daun, kekuatan tanaman dan komponen panen.
Pada karakter yang heritabilitasnya rendah, pertumbuhan gen berlangsung lambat
kalaupun penggabungan gen-gen tersebut dapat dicapai. Seleksi akan sangat
efektif pada tanaman yang heritabilitas tinggi. Tanaman yang heritabilitas tinggi
akan mudah terlihat dalam populasi (Welsh, 1991).
Heritabilitas dinyatakan sebagai persentase dan merupakan bagian
pengaruh genetik dari penampakan fenotipe yang dapat diwariskan dari tetua
kepada turunannya. Heritabilitas tinggi menunjukkan bahwa varian genetik besar
dan varian lingkungan kecil. Dengan makin besarnya komponen lingkungan,
heritabilitas makin kecil. Dalam hal panjang tongkol, nilai heritabilitas 45% relatif
tinggi dan menunjukkan bahwa seorang pemulia tanaman dapat memperoleh
kemajuan dalam mencari tongkol jagung yang lebih panjang. Dalam kebanyakan
program pemuliaan tanaman, tujuan dari pemuliaan tanaman meliputi lebih dari
satu sifat. Sebagai tambahan terhadap panjang tongkol, pemulia tanaman mungkin
juga tertarik pada ukuran biji, rasa manis dari biji, ketebalan perikarp, panjang
kelobot dan sejumlah sifat-sifat lain (Crowder, 1997).

Universitas Sumatera Utara

11
Heritabilitas dapat diduga dengan menggunakan cara perhitungan, antara
lain dengan perhitungan varian keturunan, dan dengan perhitungan komponen
varian dari analisis varian (Mangundidjojo,2007). Pengertian heritabilitas sangat
penting dalam pemuliaan dan seleksi karakter kuantitatif. Efektif atau tidaknya
seleksi tanaman yang berdaya hasil tinggi dari sekelompok populasi, tergantung
dari:
1. Seberapa jauh keragaman hasil yang disebabkan oleh faktor genetik yang
nantinya diwariskan kepada turunannya.
2. Seberapa jauh pula keragaman hasil yang disebabkan oleh lingkungan
tumbuh tanaman.
Heritabilitas dapat didefenisikan sebagai bagian keragaman genetik dan
karagaman total (keragaman fenotipe). Besarnya

heritabilitas suatu karakter

kuantitatif dapat diduga melalui suatu desain persilangan dua galur murni.
2

2

2

(σ p) = (σ g) + (σ e)
(σ2p) = ragam fenotipe
(σ2g) = ragam genetik
(σ2e) = ragam lingkungan
Besarnya heritabilitas dapat digunakan untuk menduga kemajuan seleksi dalam
suatu program pemuliaan

 e2 
h2 

 p21   p2 2
2

atau

 e2 

 P21   P2 2   F2 1
3

 2g
 2g
 2
2
 p  g   2e

Besarnya heritabilitas dapat digunakan untuk menduga kemajuan seleksi dalam
suatu program pemuliaan.
 G  Kh 2 P
: kemajuan seleksi yang diharapkan
∆G

Universitas Sumatera Utara

12
K
h2
σp

: suatu konstanta yang ditentukan oleh proporsi (%)
: konstanta
: simpangan baku fenotipe

(Makmur, 1988).
Kebanyakan karakter yang

telah diwariskan

berbeda dalam hal

heritabilitas. Sebuah karakter seperti hasil, sebagian besar dipengaruhi oleh
lingkungan dan akan memiliki heritabilitas yang rendah. Karakter yang tidak
besar dipengaruhi oleh lingkungan biasanya memiliki heritabilitas yang tinggi.
Pengaruh ini yang mungkin dipilih

sebagai prosedur dalam seleksi yang

digunakan oleh pemulia tanaman. Seleksi pada F2 pada persilangan antara tetua
homozigot akan sangat tidak efektif untuk karakter yang heritabilitasnya rendah.
Seleksi pada F2 akan lebih efektif apabila dibatasi oleh karakter yang memiliki
heritabilitas

tinggi. Seleksi untuk karakter yang heritabilitasnya rendah bisa

dibuat lebih efektif apabila didasari penampilan keturunan F2. Peningkatan hasil
dari seleksi bergantung pada efek kombinasi pada heritabilitas, jumlah dan variasi
genetik yang diberikan serta intensitas seleksi. Pemakaian estimasi heritabilitas
hanya untuk keterangan sampel populasi dan lingkungan di mana populasi telah
tumbuh. Estimasi heritabilitas akan tetap tinggi atau tetap rendah ketika estimasi
melewati suatu rangkaian populasi, lingkungan dan mungkin juga percobaan
dapat dipertimbangkan untuk keseimbangan yang dapat diandalkan. Contoh pada
karakter yang heritabilitasnya tinggi melewati interval pada lingkungan adalah
ukuran biji pada gandum, data pembungaan, dan data masak biji pada kedelai.
Hasil, ketahanan lingkungan, ketahanan suhu dingin dan kandungan secara umum
protein memilki estimasi heritabilitas yang rendah. Prinsip yang digunakan untuk
estimasi heritabilitas adalah:

Universitas Sumatera Utara

13


Menentukan kepentingan relatif dari efek genetik yang dapat ditrasfer dari
tetua ke turunannya,



Menentukan metode seleksi mana yang akan menjadi paling berguna
untuk memperbaiki karakter



Memprediksikan peningkatan dari proses seleksi

(Polhman and Sleper, 1995).

Persilangan

Secara genetik persilangan yang bukan inbreeding akan meningkatkan
heterozigositas sehingga dengan demikian menaikkan keragaman genetik
sedangkan inbreding akan meningkatkan homozigositas. Oleh karena itu tujuan
utama dari persilangan adalah menggabungkan dua atau lebih sifat yang berbeda
kedalam suatu hasil silangan. Selain itu, dapat pula dipakai sebagai alat untuk
menghasikan galur baru, atau memanfaatkan heterosis. Beberapa hal yang perlu
dipahami adalah daya gabung gen, daya gabung secara sfesifik, resiprok dan
heterosis (Hadie dkk, 2008).
Istilah heterosis mula-mula

dilontarkan oleh Shull (1914). Shull

menyatakan bahwa persilangan antara dua galur inbreed pada F1 yang dihasilkan
menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan kemampuan berproduksi yang lebih
baik. Adanya sifat heterosis menunjukkan bahwa penampilan akan berbeda
antara persilangan yang satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung pada sifat
masing-masing tetua. Keadaan tersebut

dikatakan sebagai

kemampuan

berkombinasi atau daya gabung. Daya gabung ada yang bersifat umum dan ada
yang bers