Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas Pioneer 23 Terhadap Sistem Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG
(Zea mays L.) VARIETAS PIONEER 23 TERHADAP
SISTEM JARAK TANAM DAN JUMLAH
TANAMAN PER LUBANG TANAM

SKRIPSI
OLEH :

JOJOR CINTA BAKKARA
040301047

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG
(Zea mays L.) VARIETAS PIONEER 23 TERHADAP

SISTEM JARAK TANAM DAN JUMLAH
TANAMAN PER LUBANG TANAM

SKRIPSI

OLEH :
JOJOR CINTA BAKKARA
040301047/BDP – AGR

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
JOJOR C. BAKKARA: Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas
Pioneer 23 Terhadap Sistem Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Per Lubang
Tanam, dibimbing oleh Ir. MARIATI, MSc dan Ir. Hj. SABAR GINTING, MS.
Permintaan jagung di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk memenuhinya diperlukan peningkatan produksi. Salah satu cara yang
mungkin dilakukan yaitu dengan mengatur sistem jarak tanam dan penambahan
jumlah tanaman per lubang tanam. Telah dilakukan penelitian di lahan
Masyarakat Tanjung Sari (±25 mdpl) pada September 2009 sampai Januari 2010.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 faktor. Faktor
perlakuan pertama sebagai petak utama adalah sistem jarak tanam yaitu satu baris
(60 cm x 30 cm), dua baris (60 cm x 30 cm; 30 cm x 30 cm) dan baris segitiga
(30 cm x 30 cm x 30 cm). Faktor perlakuan kedua sebagai anak petak adalah
jumlah tanaman per lubang tanam yaitu 1/lubang tanam, 2/lubang tanam dan
3/lubang tanam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem jarak tanam berpengaruh
nyata terhadap umur keluar rambut, bobot 100 biji/tanaman, bobot brangkasan,
produksi/tanaman dan nilai indeks panen, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman, diameter batang dan klorofil daun. Jumlah tanaman per lubang tanam

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST, diameter batang 4, 6, 8 MST,
klorofil daun, bobot 100 biji/tanaman, bobot brangkasan, produksi/tanaman dan
nilai indeks panen, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2, 3, 4, 5, 7,
8 MST dan umur keluar rambut. Interaksi berpengaruh nyata terhadap bobot 100
biji/tanaman, bobot brangkasan dan produksi/tanaman, berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman, diameter batang, klorofil daun, umur keluar rambut dan
nilai indeks panen.
Kata kunci: Jagung, Jarak Tanam, Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
JOJOR C. BAKKARA: Growth and Production Respons of Maize Pioneer 24
Variety to the Plant Distance System and the Number of Plant Per Hole,
supervisioned by Ir. MARIATI, MSc and Ir. Hj. SABAR GINTING, MS.
In Indonesia, the demand of maize increases year by year. To supply the
demand need increase in production. One of several possible ways is organizing
the system of planting distance and increasing the number of plant per planting
hole. A research program has been done in Tanjung Sari Farm Area (±25m above
sea level) during September 2009 until January 2010. The research has

been implemented a Split Plot Design with 2 factors. The first is a mainframe of
one row space system (60 cm x 60 cm), two rows space (60 cm x 30 cm; 30 cm x
30 cm), and triangle rows (30 cm x 30 cm x 30 cm). The second one is
subordinate of sum of plants by the planted hole, 1/ planted hole, 2/ planted hole
and 3/ planted hole.
The results of the research shown, the plant distance system significantly
effects the age of grown hair, weight of 100 seed/plants, weight of dry crown,
production/plant, harvest index, but it was not significantly effects to the height of
plant, the diameter of stem and leaf chlorofill. Number of plant per
hole significantly effects to the plant height of 6 MST, stem diameter of 4, 6 and
8 MST, leaf chlorofill, weight of 100 seed/plants, weight of dry crown,
production/plant, harvest index and it was not effects to the plant height of 2, 3, 4,
5, 7, 8 MST, age of grown hair. The interaction significantly effects to the weight
of 100 seed/plants, weight of dry crown, production/plant, and it was
not significantly effects to height of plant,diameter of stem, leaf chlorofill, age of
grown hair, harvest index.
Keywords: Maize, Plant distance system, Number of plant per hole

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP
Jojor Cinta Bakkara, lahir di Tarutung, Kecamatan Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara, pada tanggal 18 Juni 1986. Anak Keempat dari tujuh bersaudara
dari pasangan Bapak D. Bakkara (Alm.) dan Ibu N. Hutabarat.
Selama menjalani pendidikan, penulis bertempat tinggal di Desa Perumnas
Simalingkar, Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang. Adapun pendidikan yang
pernah ditempuh hingga saat ini adalah pendidikan dasar di SD Negeri 04
Tarutung lulus tahun 1998, Pendidikan Menengah Pertama di SLTP Negeri 04
Tarutung lulus tahun 2001, Pendidikan Menengah Atas di SMU Negeri 01
Tarutung lulus tahun 2004 dan terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan pada tahun 2004 melalui Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB) pada Departemen Budidaya Pertanian Program Studi
Agronomi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif menjadi asisten di
laboratorium Budidaya Tanaman Semusim I (Pangan), Dasar Ilmu Hortikultura,
Budidaya Tanaman Hortikultura Sayur-sayuran, dan Budidaya Tanaman
Leguminosae.
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Periode Juni 2008
sampai dengan Juli 2008 di PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Gambus,
Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara.


Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan atas segala kebaikan,
anugrah dan pertolongan-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas Pioneer 23
Terhadap Sistem Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam.”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Ir. Mariati, MSc selaku ketua komisi pembibing dan Ibu. Ir. Hj. Sabar
Ginting, MS selaku anggota yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
kepada Penulis selama melakukan penelitian ini hingga penyelesaian penulisan
skripsi ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis juga ucapkan kepada Ibunda
tercinta (N. Hutabarat) yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendoakan
Penulis selama ini, Ayahanda tercinta (Alm. D. Bakkara) yang semasa hidupnya
telah berusaha memberikan yang terbaik pada Penulis. Kakak-kakak (Delta,
Netty, Mei, Benny, Edo) dan Adik-adik yang tercinta (Ronald, Udur, Cahaya,
Polkon) terkhusus buat Udur yang telah sangat banyak membantu. Kepada
sahabat-sahabatku (Yessy, Adifa, Bosco, Rimember, Eko) terkhusus buat Bosco

dan Rimember. Terima kasih juga buat Frans Panjaitan, Sony, Diana dan seluruh
BDP Stambuk ’04 atas segala doa, perhatian sehingga Penulis dapat
menyelesaikan pendidikan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
Penulis menerima kritik dan saran yang dapat memberikan perbaikan bagi skripsi
ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Sekian dan terima kasih.
Medan, Pebruari 2010
Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK

....................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian ................................................................................ 3
Kegunaan Penelitian ............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Jagung .......................................................... 4
Akar .............................................................................................. 4
Batang ........................................................................................... 4
Daun ............................................................................................. 5
Bunga ........................................................................................... 5
Syarat Tumbuh ....................................................................................... 5
Iklim ............................................................................................. 5
Tanah ............................................................................................ 6
Sistem Jarak Tanam ............................................................................... 7
Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam ...................................................... 9
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 10
Bahan dan Alat ..................................................................................... 10
Metode Penelitian................................................................................. 10
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ................................................................................... 13
Penyiapan Benih .................................................................................. 13
Penanaman ........................................................................................... 13

Universitas Sumatera Utara

Pemeliharaan Tanaman ........................................................................ 14
Penjarangan................................................................................. 14
Pemupukan ................................................................................. 14
Penyiraman ................................................................................. 14
Penyiangan.................................................................................. 15
Pembumbunan ............................................................................ 15
Pengendalian Hama dan Penyakit ................................................ 15
Panen ................................................................................................... 15
Pengeringan dan Pemipilan ......................................................... 15
Parameter ............................................................................................. 16

Tinggi Tanaman (cm) .................................................................. 16
Diameter Batang (mm) ................................................................ 16
Jumlah Klorofil Daun (unit/6 mm3) ............................................. 16
Umur Berbunga (Bunga Betina) (hari) ......................................... 16
Bobot 100 Biji Per Tanaman Sampel (g) ..................................... 16
Bobot Brangkasan Kering (g) ...................................................... 17
Produksi Per Tanaman (g) ........................................................... 17
Nilai Indeks Panen ...................................................................... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................... 18
Tinggi Tanaman (cm) .................................................................. 18
Diameter Batang (mm) ................................................................ 20
Jumlah Klorofil Daun (unit/6 mm3) ............................................. 21
Umur Keluar Rambut (hari)......................................................... 22
Bobot 100 Biji Per Tanaman Sampel (g) ..................................... 24
Bobot Brangkasan Kering (g) ...................................................... 26
Produksi Per Tanaman (g) ........................................................... 29
Nilai Indeks Panen ...................................................................... 31
Pembahasan ......................................................................................... 33
Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas Pioneer 23

Terhadap Sistem Jarak Tanam ..................................................... 33
Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas Pioneer 23
Terhadap Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam ........................... 33
Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas Pioneer 23
Terhadap Interaksi Sistem Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Per
Lubang Tanam ............................................................................ 34
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................... 36
Saran .................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
1. Rataan tanggap tinggi tanaman (cm) jagung umur 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 MST
terhadap sistem jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam.............. 18
2. Rataan tanggap diameter batang (mm) jagung umur 4, 6 dan 8 MST terhadap
sistem jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam ............................ 20
3. Rataan tanggap klorofil daun (unit/6 mm3) jagung umur 8 MST terhadap
sistem jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam ............................ 21
4. Rataan tanggap umur keluar rambut jagung (hari) terhadap sistem. jarak
tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam ............................................... 22
5. Rataan tanggap bobot 100 biji per tanaman (g) terhadap sistem jarak. tanam
dan jumlah tanaman per lubang tanam.......................................................... 24
6. Rataan tanggap bobot brangkasan kering (g) terhadap sistem jarak tanam dan
jumlah tanaman per lubang tanam ................................................................ 26
7. Rataan tanggap produksi per tanaman (g) terhadap sistem jarak tanam dan
jumlah tanaman per lubang tanam ................................................................ 29
8. Rataan tanggap nilai indeks panen terhadap sistem jarak tanam dan jumlah
tanaman per lubang tanam ............................................................................ 31

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
1. Bagan sistem jarak tanam ............................................................................. 14
2. Tanggap tinggi jagung (cm) umur 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 MST terhadap
jumlah tanaman per lubang tanam ................................................................ 19
3. Tanggap diameter batang jagung (mm) umur 4, 6 dan 8 MST terhadap
jumlah tanaman per lubang tanam ................................................................ 21
4. Tanggap klorofil daun (unit/6 mm3) terhadap jumlah tanaman per
lubang tanam................................................................................................ 22
5. Tanggap umur keluar rambut (hari) terhadap sistem jarak tanam .................. 23
6. Tanggap bobot 100 biji per tanaman (g) terhadap sistem jarak tanam ........... 24
7. Tanggap bobot 100 biji per tanaman (g) terhadap jumlah tanaman per
lubang tanam................................................................................................ 25
8. Tanggap bobot 100 biji per tanaman (g) terhadap jumlah tanaman per
lubang tanam................................................................................................ 26
9. Tanggap bobot brangkasan kering (g) terhadap sistem jarak tanam............... 27
10. Tanggap bobot brangkasan kering (g) terhadap jumlah tanaman per
lubang tanam................................................................................................ 27
11. Tanggap bobot brangkasan kering (g) terhadap interaksi sistem jarak
tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam ............................................... 28
12. Tanggap produksi per tanaman (g) terhadap sistem jarak tanam ................... 29
13. Tanggap produksi per tanaman (g) terhadap jumlah tanaman per lubang
tanam
.................................................................................................... 30
14. Tanggap produksi per tanaman (g) terhadap interaksi sistem jarak tanam
dan jumlah tanaman per lubang tanam.......................................................... 31
15. Tanggap nilai indeks panen terhadap sistem jarak tanam .............................. 32
16. Tanggap nilai indeks panen terhadap jumlah tanaman per lubang tanam....... 32

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
1. Deskripsi jagung varietas Pioneer 23 ............................................................ 39
2. Bagan lahan ................................................................................................. 40
3. Bagan tata letak tanaman .............................................................................. 41
4. Rencana kegiatan penelitian ......................................................................... 42
5. Rataan tinggi tanaman (cm) 2 MST .............................................................. 43
6. Sidik ragam tinggi tanama (cm) 2 MST ........................................................ 43
7. Rataan tinggi tanaman (cm) 3 MST .............................................................. 44
8. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) 3 MST ...................................................... 44
9. Rataan tinggi tanaman (cm) 4 MST .............................................................. 45
10. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) 4 MST ...................................................... 45
11. Rataan tinggi tanaman (cm) 5 MST .............................................................. 46
12. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) 5 MST ...................................................... 46
13. Rataan tinggi tanaman (cm) 6 MST .............................................................. 47
14. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) 6 MST ...................................................... 47
15. Rataan tinggi tanaman (cm) 7 MST .............................................................. 48
16. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) 7 MST ...................................................... 48
17. Rataan tinggi tanaman (cm) 8 MST .............................................................. 49
18. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) 8 MST ...................................................... 49
19. Rataan diameter batang (mm) 4 MST ........................................................... 50
20. Sidik ragam diameter batang (mm) 4 MST ................................................... 50
21. Rataan diameter batang (mm) 6 MST ........................................................... 51
22. Sidik ragam diameter batang (mm) 6 MST ................................................... 51
23. Rataan diameter batang (mm) 8 MST ........................................................... 52
24. Sidik ragam diameter batang (mm) 8 MST ................................................... 52
25. Rataan klorofil daun (unit/6 mm3) ................................................................ 53
26. Sidik ragam klorofil daun (unit/6 mm3) ........................................................ 53
27. Rataan umur keluar rambut (hari) ................................................................. 54
28. Sidik ragam umur keluar rambut (hari) ......................................................... 54
29. Rataan bobot 100 biji per tanaman (g) .......................................................... 55
30. Sidik ragam bobot 100 biji per tanaman (g) .................................................. 55
31. Rataan bobot brangkasan kering (g) ............................................................. 56
32. Sidik ragam bobot brangkasan kering (g) ..................................................... 56
33. Rataan produksi per tanaman (g) .................................................................. 57
34. Sidik ragam produksi per tanaman (g) .......................................................... 57
35. Rataan nilai indeks panen ............................................................................. 58
36. Sidik ragam nilai indeks panen ..................................................................... 58
37. Data hasil analisis tanah ............................................................................... 59
38. Foto tongkol jagung per plot ........................................................................ 60
39. Foto sampel per plot ..................................................................................... 61
40. Umur tanaman 2 MST (08/10) ..................................................................... 62
41. Umur tanaman 3 MST (15-10) ..................................................................... 63
42. Umur tanaman 4 MST (22/10) ..................................................................... 64
43. Umur tanaman 5 MST (29/10) ..................................................................... 65
44. Foto lahan penelitian .................................................................................... 66
45. Foto hasil jagung per plot ............................................................................. 67
46. Foto sampel per plot ..................................................................................... 68

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
JOJOR C. BAKKARA: Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Varietas
Pioneer 23 Terhadap Sistem Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman Per Lubang
Tanam, dibimbing oleh Ir. MARIATI, MSc dan Ir. Hj. SABAR GINTING, MS.
Permintaan jagung di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk memenuhinya diperlukan peningkatan produksi. Salah satu cara yang
mungkin dilakukan yaitu dengan mengatur sistem jarak tanam dan penambahan
jumlah tanaman per lubang tanam. Telah dilakukan penelitian di lahan
Masyarakat Tanjung Sari (±25 mdpl) pada September 2009 sampai Januari 2010.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 2 faktor. Faktor
perlakuan pertama sebagai petak utama adalah sistem jarak tanam yaitu satu baris
(60 cm x 30 cm), dua baris (60 cm x 30 cm; 30 cm x 30 cm) dan baris segitiga
(30 cm x 30 cm x 30 cm). Faktor perlakuan kedua sebagai anak petak adalah
jumlah tanaman per lubang tanam yaitu 1/lubang tanam, 2/lubang tanam dan
3/lubang tanam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem jarak tanam berpengaruh
nyata terhadap umur keluar rambut, bobot 100 biji/tanaman, bobot brangkasan,
produksi/tanaman dan nilai indeks panen, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman, diameter batang dan klorofil daun. Jumlah tanaman per lubang tanam
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 6 MST, diameter batang 4, 6, 8 MST,
klorofil daun, bobot 100 biji/tanaman, bobot brangkasan, produksi/tanaman dan
nilai indeks panen, berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2, 3, 4, 5, 7,
8 MST dan umur keluar rambut. Interaksi berpengaruh nyata terhadap bobot 100
biji/tanaman, bobot brangkasan dan produksi/tanaman, berpengaruh tidak nyata
terhadap tinggi tanaman, diameter batang, klorofil daun, umur keluar rambut dan
nilai indeks panen.
Kata kunci: Jagung, Jarak Tanam, Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
JOJOR C. BAKKARA: Growth and Production Respons of Maize Pioneer 24
Variety to the Plant Distance System and the Number of Plant Per Hole,
supervisioned by Ir. MARIATI, MSc and Ir. Hj. SABAR GINTING, MS.
In Indonesia, the demand of maize increases year by year. To supply the
demand need increase in production. One of several possible ways is organizing
the system of planting distance and increasing the number of plant per planting
hole. A research program has been done in Tanjung Sari Farm Area (±25m above
sea level) during September 2009 until January 2010. The research has
been implemented a Split Plot Design with 2 factors. The first is a mainframe of
one row space system (60 cm x 60 cm), two rows space (60 cm x 30 cm; 30 cm x
30 cm), and triangle rows (30 cm x 30 cm x 30 cm). The second one is
subordinate of sum of plants by the planted hole, 1/ planted hole, 2/ planted hole
and 3/ planted hole.
The results of the research shown, the plant distance system significantly
effects the age of grown hair, weight of 100 seed/plants, weight of dry crown,
production/plant, harvest index, but it was not significantly effects to the height of
plant, the diameter of stem and leaf chlorofill. Number of plant per
hole significantly effects to the plant height of 6 MST, stem diameter of 4, 6 and
8 MST, leaf chlorofill, weight of 100 seed/plants, weight of dry crown,
production/plant, harvest index and it was not effects to the plant height of 2, 3, 4,
5, 7, 8 MST, age of grown hair. The interaction significantly effects to the weight
of 100 seed/plants, weight of dry crown, production/plant, and it was
not significantly effects to height of plant,diameter of stem, leaf chlorofill, age of
grown hair, harvest index.
Keywords: Maize, Plant distance system, Number of plant per hole

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat, jagung dapat dijadikan
sebagai alternative sumber pangan. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
ditanam sebagai pakan ternak, dibuat tepung dan bahan baku industri. Seiring
pertambahan penduduk, mengakibatkan permintaan jagung di dalam negeri terus
meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhinya, diperlukan langkah peningkatan
produksi jagung (Wikipedia.Org/Wiki/Jagung, 2009).
Menurut Badan Pusat Statistika, produksi jagung tahun 2008 diperkirakan
sebesar 14,85 juta ton pipilan kering. Dibandingkan produksi tahun 2007 terjadi kenaikan
sebanyak 1,57 juta ton atau sebesar 11,79%, kenaikan produksi jagung diperkirakan
terjadi karena peningkatan luas panen seluas 178,67 ribu hektar (4,92%) dan naiknya
produktivitas lahan sebesar 2,40 kuintal per hektar (6,56%) (BPS, 2009).
Peningkatan produktivitas lahan ini dapat terealisasi dengan program peningkatan
hibridisasi di Indonesia. Jenis jagung varietas hibrida mempunyai keunggulan dapat
menghasilkan produksi 3 kali lebih banyak dibandingkan jenis varietas komposit.
Varietas komposit per hektar menghasilkan 2,5 – 3 ton pipilan kering, sementara hibrida
dapat mencapai 8 - 10 ton pipilan kering per hektar, oleh sebab itu para ahli selalu
berusaha mengeluarkan varietas-varietas hibrida yang baru yang dapat meningkatkan
produksi. Salah satunya adalah jagung varietas Pioneer 23 dengan potensi hasil mencapai
10-12 ton pipilan kering/ha (DuPont, 2008).
Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian juga dapat
mempengaruhi produksi jagung. Setyati (2002), mengatakan bahwa jarak tanam
mempengaruhi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan air dan unsur hara,
sehingga akan mempengaruhi hasil. Pada umumnya sistem jarak tanam yang digunakan

Universitas Sumatera Utara

adalah satu baris, namun saat ini telah dikenal sistem pertanaman dua baris karena
ternyata mampu memberikan hasil yang lebih besar (Stalcup, 2008). Baris segitiga juga
menjadi perhatian petani untuk meningkatkan produksi per satuan lahan. Populasi yang
lebih banyak pada baris segitiga meningkatkan produksi berkisar 8,98% dibandingkan
satu baris dan 4,59% dengan dua baris (Cox et al, 2006).
Pada umumnya, para petani menanam 1 tanaman per lubang tanam untuk jarak
tanam yang sempit dan 2 tanaman per lubang tanam untuk jarak tanam yang lebar, agar
tanaman tidak bersaing dalam mengambil air, hara, dan cahaya matahari (Purwono dan
Rudi, 2007). Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian, yang
memungkinkan dapat meningkatkan produksi jagung, yaitu dengan sistem jarak tanam
tertentu akan menanam 1, 2, dan 3 tanaman per lubang .Penelitian ini berjudul tanggap
pertumbuhan dan produksi jagung (zea mays l.) varietas pioneer 23 terhadap sistem jarak
tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam.
Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tanggap pertumbuhan dan produksi
jagung (zea mays l.) varietas pioneer 23 terhadap sistem jarak tanam dan jumlah
tanaman per lubang tanam.
Hipotesis Penelitian
1. Sistem jarak tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung (Zea mays L.) varietas Pioneer 23.
2. Jumlah tanaman per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
produksi jagung (Zea mays L.) varietas Pioneer 23.
3. Interaksi sistem jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung

(Zea mays L.) varietas

Pioneer 23.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian
-

Untuk mendapatkan informasi tentang jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang
tanam yang mampu memberikan pertumbuhan dan produksi jagung yang optimal
agar dapat diterapkan oleh masyarakat.

-

Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tanaman Jagung
-

Akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar

seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar
yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan
melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah. Akar adventif adalah akar
yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar
adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10
buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi
serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup
jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Akar kait atau
penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas
permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap
tegak dan mengatasi rebah batang. (Effendi, 1984).
-

Batang
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk

silindris dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku. Pada buku terdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol
yang produktif .
-

Daun
Jumlah daun umumnya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya

daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di

Universitas Sumatera Utara

daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah
beriklim sedang (temperate) (Suprapto dan Marzuki, 2002).
-

Bunga
Jagung disebut tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan

dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Tanaman jagung adalah protandri, di
mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari
sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Penyerbukan pada jagung terjadi
bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol (putik). Hampir
95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain (serbuk silang)
dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri (serbuk sendiri), oleh
karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop).
Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari bergantung pada varietas, suhu, dan
kelembaban (Sudaryono, 1998).
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.
Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada
bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang
terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang
jumlahnya selalu genap (Suprapto dan Marzuki, 2002).
Syarat Tumbuh
-

Iklim
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan
lingkungan yang terlalu ketat. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara
500 LU-400 LS.

Universitas Sumatera Utara

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah
dengan ketinggian optimum antara 0 - 600 m dpl merupakan ketinggian yang baik
bagi pertumbuhan tanaman jagung. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk
pertumbuhan terbaiknya antara 27-32 0C (Warisno, 1998).
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
Intensitas sinar matahari sangat penting bagi tanaman, terutama dalam masa
pertumbuhan. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung,
dengan demikian, hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung
yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat atau merana, produksi biji yang
dihasilkan pun kurang baik.
Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak,
terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan saat pengisian biji.
Pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan
selama masa pertumbuhan.
-

Tanah
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol (berasal dari

gunung berapi), Latosol dan Grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat
berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman
jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur,
gembur dan kaya humus.
Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara
5,6-7,5. Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5, tanaman jagung tidak bisa

Universitas Sumatera Utara

tumbuh maksimal karena keracunan ion aluminium (Warisno, 1998). Kandungan
P dalam jaringan tanaman dapat mempercepat masa berbunga tanaman Mochamat
Bintoro (2000).
Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan
olahnya (top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran tanaman
berkembang dengan baik, untuk itu, pengolahan tanah sebelum penanaman dan
pengolahan tanah pada waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting
bagi suburnya tanaman. Pada pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat
padat, cair dan udara di dalam lapisan olah menjadikan tanah gembur dan
menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman.
Sistem Jarak Tanam
Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak antar
tanaman, hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan
unsur hara oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman. Pada umumnya, produksi yang tinggi per satuan luas akan
dicapai dengan populasi yang tinggi, akan tetapi, penampilan masing-masing
tanaman secara individu menurun karena persaingan terhadap cahaya dan faktorfaktor tumbuh lainnya (Setyati, 2002).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk
mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak
tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman
mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal
mendapatkan unsur hara dan cahaya. Liu (2004) menyatakan jika peningkatan

Universitas Sumatera Utara

populasi masih di bawah peningkatan kompetisi maka peningkatan produksi akan
tercapai pada populasi yang lebih padat.
Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2 , angin dan unsur hara
yang diperoleh tanaman sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesa yang
pada akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan
dan produksi jagung (Barri, 2003). Jarak yang lebih sempit mampu meningkatkan
produksi per luas lahan dan jumlah biji namun menurunkan bobot biji
(Maddonni, 2006). Sedangkan menurut Liu (2004) variasi jarak tanam
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, indeks luas daun,
indeks panen serta jumlah tongkol namun berpengaruh nyata terhadap produksi
per ha.
Menurut Purwono dan Rudi (2005), umur tanaman berkaitan dengan jarak
tanam. Tanaman berumur sedang, jarak tanamnya adalah 75 x 25 cm dengan satu
tanaman per lubang, sedangkan untuk jagung berumur genjah, jarak tanamnya
50 x 20 cm dengan satu tanaman per lubang.
Penyebab

perbedaan

hasil dari pengaruh

jarak

tanam terhadap

pertumbuhan dan produksi jagung belum diketahui secara pasti. Menurut Barbieri
(2000), faktor iklim mempengaruhi produksi jagung pada jarak tanam yang
berbeda. Dengan curah hujan yang lebih banyak akan menghasilkan produksi
jagung lebih tinggi pada jarak yang lebih sempit. Tetapi, menurut Westgate
(1997) jarak tanam tidak memberikan pengaruh pada produksi jagung karena
tergantung pada intersepsi radiasi sinar matahari.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam
Jarak tanam berpengaruh terhadap jumlah tanaman per lubang tanam,
jarak tanam yang sempit (50 cm x 20 cm) sebaiknya 1 tanaman per lubang tanam
sedangkan jarak tanam yang lebar (100 cm x 40 cm) dapat ditanami 2 tanaman per
lubang tanam (Purwono dan Rudi, 2007).
Kerapatan tanaman per hektar dapat didekati dengan pengaturan jarak
tanam dan jumlah tanaman per lubang. Jarak tanam optimal untuk setiap jenis
tanaman untuk setiap daerah, berbeda-beda akibat perbedaan tingkat kesuburan
tanah, curah hujan dan cahaya serta umur panen (Setyati, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian Sudika (2007) pada tanaman jagung varietas
Arjuna, jarak tanam 70 cm x 25 cm dengan dua tanaman per lubang dapat
memberikan hasil yang paling tinggi yakni 23,808 kg/plot (7,086 t/ha)
dibandingkan dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dengan 1 tanaman per lubang
tanam (4,631 t/ha) dan 80 cm x 25 cm dengan 1 tanaman per lubang tanam
(3,474 t/ha).
Semakin banyak jumlah tanaman per lubang tanam, maka jumlah tanaman
per hektar akan semakin banyak dan hal ini dapat meningkatkan jumlah produksi
tanaman, tetapi dapat menurunkan bobot biji (Maddonni, 2006).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Lahan Masyarakat Tanjung Sari pada
ketinggian tempat 25 m dpl. Penelitian dilakukan pada September 2009 sampai
Januari 2010.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung varietas
Pioneer 23 (Lampiran 1), Nitrogen (Urea), Posfor (TSP), Kalium (KCl),
insektisida (Decis 2,5 EC), fungisida (Dithane M-45).
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, knapsack,
meteran, timbangan, tugal, pacak sampel, label, tali plastik, ember, pisau, plakat
nama, alat tulis dan kalkulator serta peralatan lain yang mendukung pelaksanaan
penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) Faktorial
dengan dua faktor perlakuan, yaitu :
Faktor I: Sistem Jarak Tanam (J) sebagai main plot 3 perlakuan :
J1 = Sistem satu baris (60 cm x 30 cm)
J2 = Sistem dua baris (60 cm x 30 cm, jarak dengan baris berikutnya
30 x 30cm)
J3 = Sistem baris segitiga ( 30 cm x 30 cmx 30 cm, jarak dengan baris
segitiga berikutnya 60 cm)

Universitas Sumatera Utara

Faktor II: Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam (B) sebagai sub plot dengan 3
perlakuan yaitu:
B1 = 1 tanaman per lubang tanam
B2 = 2 tanaman per lubang tanam
B3 = 3 tanaman per lubang tanam
Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan yaitu :
J1B1

J1B2

J1B3

J2 B1

J2B2

J2B3

J3B1

J3B2

J2B3

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 9 plot

Jumlah plot seluruhnya

: 27 plot

Ukuran main plot

: 980 cm x 275 cm

Ukuran sub plot

: 300 cm x 275 cm

Jarak antar main plot

: 60 cm

Jarak antar sub plot

: 40 cm

Jarak antar blok

: 100 cm

Ukuran lahan

: 32 m x 10 m

Jumlah tanaman sampel per plot

: 6 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 162 tanaman

Universitas Sumatera Utara

Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut:
Yijk

= µ + ρi + αj + dij + βk + (αβ)jk + εijk

Dimana:
Yijk

: Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat sistem jarak tanam perlakuan kej dan jumlah tanaman per lubang tanam perlakuan ke-k

µ

: Nilai tengah

ρi

: Pengaruh blok ke-i

αj

: Pengaruh sistem jarak tanam perlakuan ke-j

dij

: Galat pengaruh sistem jarak tanam perlakuan ke-j

βk

: Pengaruh jumlah tanaman per lubang tanam perlakuan ke-k

(αβ)jk : Pengaruh interaksi sistem jarak tanam perlakuan ke-j dengan jumlah
tanaman per lubang tanam perlakuan ke-k
εijk

: Galat percobaan pengaruh jumlah tanaman per lubang tanam perlakuan

ke-k
Hasil sidik ragam nyata diuji dengan uji beda rataan berdasarkan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) dengan taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian
-

Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk penelitian diolah dengan menggunakan cangkul

dengan kedalaman olah tanah 15-25 cm. Pengolahan dilakukan hingga tanah menjadi
gembur, rata dan bersih dari sisa-sisa gulma dan perakaran. Dibuat plot-plot penelitian
dengan ukuran 300 cm x 275 cm.

Universitas Sumatera Utara

-

Penyiapan Benih
Benih yang digunakan adalah benih jagung varietas pioneer 23. Sebelumnya

benih ini telah direndam dalam larutan Rhidomi untuk mencegah serangan penyakit bulai.
-

Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menugal sedalam 3-5 cm. Jarak antar lubang

ditentukan sesuai dengan perlakuan pola tanam. Pada sistem satu baris menggunakan
jarak tanam 60 cm x 30 cm, sistem dua baris menggunakan jarak 30 cm x 30 cm,
sedangkan pada sistem baris segitiga berjarak 30 cm x 30 x 30 cm (Gambar 1). Jumlah
tanaman per lubang tanam ditentukan sesuai dengan perlakuan, yaitu 1 tanaman/lubang
tanam, 2 tanaman/lubang tanam dan 3 tanaman/lubang tanam.
x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

a

b

x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x

x

c

Gambar 1. Bagan sistem jarak tanam: a. satu baris, b. dua baris, c. baris segitiga
(ket
-

= 30 cm,

= 60 cm)

Pemeliharaan Tanaman


Penjarangan
Penjarangan dilakukan saat tanaman berumur 1 MST. Penjarangan dilakukan

dengan memotong bibit jagung.


Pemupukan
Pupuk yang diberikan yaitu 135 Kg N/Ha, 36 Kg P2O5/Ha dan 25 Kg K2O/Ha

(Warisno, 1998). Dosis pemupukan dikonversikan dalam 300 Kg Urea/Ha, 100 Kg SP36/ Ha dan 50 Kg KCl. Pemberian Nitrogen dibagi atas dua tahap, dimana diberikan 1/2

Universitas Sumatera Utara

x
x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x
x

bagian dari dosis pada masing-masing tahap berturut-turut pada umur 12 hari, umur 50
hari. Sedangkan pupuk P dan K diberikan seluruhnya pada umur 12 hari. Pemupukan
dilakukan dengan cara larikan.


Penyiraman
Selama melakukan penelitian ini tidak pernah dilakukan penyiraman karena

curah hujan yang cukup tinggi (data curah hujan tahun 2009 terlampir).


Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan dilakukan secara manual

yaitu menggunakan tangan atau cangkul.


Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman

tidak mudah rebah. Adapun cara pembumbunan yaitu tanah di sebelah kanan dan kiri
barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST.


Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama (belalang) dilakukan dengan menyemprotkan insektisida

Decis 2,5 EC dengan dosis 0,5 cc/L air. Pengendalian penyakit (jamur) dilakukan dengan
menyemprotkan Dithane M-45 dengan dosis 0,5 cc/L air. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan ketika tanaman berumur 6 MST.
-

Panen
Jagung dipanen pada umur 110 hari setelah tanam yaitu saat warna kelobot telah

berubah warna menjadi kuning dan biji telah keras dan sesuai dengan deskripsi tanaman.
Cara panen jagung adalah dengan mematahkan tangkai tongkol jagung.

Universitas Sumatera Utara

-

Parameter


Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar hingga ujung daun tertinggi dengan

menggunakan meteran. Pengukuran pertama dilakukan umur 2 MST dengan interval satu
minggu sekali hingga muncul bunga jantan sebanyak 75 %.


Diameter batang (mm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.

Batang yang diukur diameternya adalah ruas yang terdekat dengan pangkal batang.
Pengukuran pertama dilakukan umur 4 MST dengan interval dua minggu sekali hingga
muncul bunga jantan sebanyak 75 %.


Jumlah klorofil daun
Jumlah klorofil daun dihitung dengan menggunakan alat pengukur klorofil

(klorofil meter). Daun yang dihitung jumlah klorofilnya adalah daun yang paling tengah.
Pengukuran dilakukan pada bagian pangkal, tengah dan ujung daun lalu diratakan.
Pengukuran dilakukan pada saat tanaman telah berbunga 75% (umur 8 MST).


Umur keluar rambut (hari)
Umur keluar rambut ditentukan pada saat bunga betina tanaman muncul, yaitu

sejak bunga pertama keluar sampai dengan tanaman per plot berbunga sebanyak 75 %.


Bobot 100 biji per tanaman
Tongkol dikeringkan sampai kadar air 18% dan dipipil lalu secara acak diambil

100 biji per tanaman dan ditimbang. Kadar air diukur dengan menggunakan alat moisture
tester.


Bobot brangkasan kering (gr)
Brangkasan dikeringkan di bawah sinar matahari, lalu ditimbang.

Universitas Sumatera Utara



Produksi per tanaman
Tongkol dipipil setelah dikeringkan. Produksi pipilan kering per tanaman

ditimbang.


Nilai indeks panen
Nilai indeks panen dihitung dengan membagikan bobot biji pipilan kering per

tanaman dengan bobot brangkasan kering per tanaman.
Nilai indeks panen = bobot biji pipilan kering per tanaman
bobot brangkasan kering per tanaman

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
-

Tinggi tanaman (cm)
Tinggi jagung umur 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 MST pada sistem jarak tanam

dan jumlah tanaman per lubang tanam yang berbeda ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman jagung (cm) umur 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 MST pada
perlakuan sistem jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam
Waktu
Pengamatan

Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam

Sistem Jarak Tanam

2 MST

B2

B3

J1

34,48

32,81

31,64

32,98

J2

35,37

33,54

31,88

33,60

J3

35,58
35,14

34,02
33,46

36,17
33,23

35,26

J1

59,23

59,75

58,92

59,30

J2

60,85

59,89

60,11

60,28

J3

63,39

61,61

64,70

63,23

61,16

60,42

61,24

J1

92,29

96,69

100,06

96,35

J2

101,56

99,78

104,74

102,03

J3

111,42
101,76

105,68
100,71

111,11
105,30

109,40

J1

124,42

132,59

133,87

130,29

J2

137,22

137,23

139,66

138,04

J3

153,42
138,35

146,25
138,69

144,84
139,46

148,17

J1

172,42

184,78

167,94

175,05

J2

177,92

183,16

173,27

178,12
192,85

Rataan

3 MST

Rataan

4 MST

Rataan

5 MST

Rataan

6 MST

J3

201,43

199,12

177,99

183,92 b

189,02 bc

173,07 a

J1

213,53

208,87

215,70

212,70

J2

203,53

202,93

199,50

201,99

J3

225,13
214,07

216,06
209,28

214,63
209,94

218,61

J1

217,35

213,17

220,39

216,97

J2

208,89

209,16

206,06

208,04

J3

230,34
218,86

223,40
215,24

220,37
215,61

224,70

Rataan

7 MST

Rataan

8 MST

Rataan

Rataan

B1

Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom atau kelompok perlakuan yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Universitas Sumatera Utara

Sistem jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi jagung umur 2
hingga 8 MST.
Jumlah tanaman per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi
jagung umur 6 MST tetapi tidak berbeda nyata terhadap tinggi jagung umur 2, 3,
4, 5, 7 dan 8 MST. Jumlah tanaman per lubang tanam berpengaruh nyata terhadap
tinggi jagung umur 6 MST. Tinggi tanaman tertinggi dijumpai pada perlakuan dua
per lubang tanam sebesar 189,02 cm yang berbeda nyata dengan tiga per lubang,
tetapi tidak berbeda nyata dengan satu per lubang tanam.
Tidak ada interaksi antara sistem jarak tanam dengan jumlah tanaman per
lubang tanam terhadap tinggi jagung.
Hubungan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jumlah tanaman per

Tinggi Tanaman (cm)

lubang tanam umur 6 MST ditampilkan pada Gambar 2.

230
200
170
140
110
80
50
20

183,92

189,02

B1

B2
Umur Tanaman (6 MST)

173,07

B3

Gambar 2. Hubungan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jumlah tanaman
per lubang tanam umur 6 MST

Universitas Sumatera Utara

-

Diameter batang (mm)
Diameter batang jagung umur 4, 6, dan 8 MST pada sistem jarak tanam

dan jumlah tanaman per lubang tanam yang berbeda ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan diameter batang (mm) tanaman jagung umur 4, 6 dan 8 MST pada
perlakuan sistem jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam
Waktu
Pengamatan

Sistem Jarak
Tanam
J1

4 MST

J2
J3

Rataan
J1

6 MST

J2
J3

Rataan
J1

8 MST

J2
J3

Rataan

Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam
B1

B2

Rataan

B3

14,92
17,58
16,68
16,39 c
21,64

14,16
14,01
13,17
13,78 ab
18,95

12,18
13,02
11,84
12,35 a
15,09

13,76
14,87
13,89

24,02
23,01
22,89 c
22,72
25,98
24,09

19,73
17,61
18,76 b
21,06
21,04
18,87

15,67
14,37
15,04 a
17,04
17,15
15,69

19,81
18,33

24,26 c

20,32 b

16,63 a

18,56

20,27
21,39
19,55

Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama pada kolom atau kelompok perlakuan yang
sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Sistem jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang
jagung umur 4 hingga 8 MST. Sedangkan jumlah tanaman per lubang tanam
berpengaruh nyata terhadap diameter batang j

Dokumen yang terkait

Uji Ketahanan Beberapa Varietas dan Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia polysora Underw) pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Dataran Rendah

2 85 71

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Dan Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw) Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Di Dataran Rendah

1 47 71

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Dan Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Penyakit Karat Daun (Puccinia Polysora Underw) Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

2 40 71

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas Pioneer-23 Terhadap Berbagai Komposisi Vermikompos dengan Pupuk Anorganik (N,P,K)

5 40 63

Pengaruh Sistem Jarak Tanam Dan Metode Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Varietas DK3

16 132 111

Pengaruh Waktu Penyiangan Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Varietas DK3

2 66 69

PENGARUH JARAK TANAM DAN DEFOLIASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) VARIETAS HONEY JEAN

0 3 2

Intersepsi Radiasi Matahari Pada Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi Dengan Beberapa Varietas Dan Jarak Tanam Yang Berbeda

2 14 55

Pengaruh Kombinasi Formulasi Pupuk Hayati dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Kultivar Pioneer 21 Umar Dani

0 0 12

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SKRIPSI

0 1 59