Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae) Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit

KEMAMPUAN PREDATOR Eocanthecona furcellata (Wolff).
(Hemiptera : Pentatomidae) MENGENDALIKAN ULAT API
Sethotosea asigna v Eecke DI PERTANAMAN KELAPA SAWIT
FAFDS

SKRIPSI

OLEH
CORRY FRIDA ARIANI SINAGA
040302009
HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009


KEMAMPUAN PREDATOR Eocanthecona furcellata (Wolff).
(Hemiptera : Pentatomidae) MENGENDALIKAN ULAT API
Sethotosea asigna v Eecke DI PERTANAMAN KELAPA SAWIT
FAFDS

SKRIPSI

OLEH
CORRY FRIDA ARIANI SINAGA
040302009
HPT

Skripsi sebagai salah Satu Syarat Untuk Dapat Menempuh Ujian Sarjana di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh,
KOMISI PEMBIMBING

(Ir. Yuswani P. Ningsih, MS)

Ketua

(Dr. Ir. Agus Susanto, MP)
Anggota

(Ir. Syahrial Oemry, MS)
Anggota

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRACT

Corry Frida Ariani Sinaga ”The Ability of Predator Eocanthecona furcellata

(Wolff). (HEMIPTERA : PENTATOMIDAE) to Control Caterpillar in the Palm Oil
Plantation”. This research was held in Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Pematang Siantar,
approximetely 369 m from the sea surface. This research used Nonfactorial Complete
Random Design, consist of 4 treatment that is CO (control, 10 caterpillar without
Predator Eocanthecona furcellata), C1 (10 caterpillar with 1 tide of Predator
Eocanthecona furcellata ), C2 (10 caterpillar with 2 tide of Predator Eocanthecona
furcellata ) and C3 (10 caterpillar with 3 tide of Predator Eocanthecona furcellata ).
The parameters which observed were the mortality percentage of caterpillar caused by
Predator Eocanthecona furcellata. The result showed that the most effective treatment is
C3, C2, C1 and C0 at a stretch. This matter is shown from the fastest of ability kill of 10
caterpillar that tested is C3 (6 days), and followed by C2,C1 and C0.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

ABSTRAK

Corry Frida Ariani Sinaga ” Kemampuan Predator Eocanthecona furcellata
(Wolff). (HEMIPTERA : PENTATOMIDAE) Mengendalikan Ulat Api di Pertanaman

Kelapa Sawit. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Pematang
Siantar dengan ketinggian 369 m di atas permukaan laut. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap Nonfaktorial, yang terdiri dari 4 perlakuan yakni C0
(Kontrol, dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna), C1 ( 1 pasang imago E.furcellata dan
dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna), C2 ( 2 pasang imago E.furcellata dan
dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna), C3 ( 3 pasang imago E.furcellata dan
dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna). Parameter yang diamati adalah persentase
mortalitas ulat api yang disebabkan oleh Predator Eocanthecona furcellata. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif secara berturut – turut
yakni pada perlakuan C3 C2,C1,dan C0. Hal ini ditunjukkan dari kemampuan
membunuh yang paling cepat untuk 10 ekor ulat api yang dicobakan yakni terdapat
pada perlakuan C3 (6 hari), berturut – turut diikuti perlakuan C2 ,C1, dan C0.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Adapun judul dari skripsi ini adalah Kemampuan Eocanthecona furcellata
(Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae) Mengendalikan Ulat Api Pada Pertanaman Kelapa
Sawit, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menempuh ujian sarjana di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada para dosen pembimbing yakni Ibu Ir.
Yuswani P.Ningsih, MS selaku ketua, Bapak Ir. Syahrial Oemry, MS selaku anggota,
Bapak Dr. Ir. Agus Susanto, MP selaku anggota dan kepala Proteksi Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS) Marihat dan seluruh staf/pegawai PPKS Marihat, serta teman –
teman yang telah banyak membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, February 2009

Penulis

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)

Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Corry Frida Ariani Sinaga, dilahirkan di Sibolga pada tanggal 7 February 1986,
puteri dari Ayah Abiden Sinaga dan Ibu Bethsaida br Sirait. Penulis merupakan anak
ketiga dari tiga bersaudara.
Riwayat pendidikan
1.

Tahun 1998 lulus dari SD Katolik ST. Antonius VI Medan

2.

Tahun 2001 lulus dari SLTP Katolik Tri Sakti I Medan

3.

Tahun 2004 lulus dari SMU Kristen Immanuel Medan


4.

Tahun 2004 penulis lulus di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur Penerimaan
Mahasiswa Prestasi (PMP).

Pengalaman Kegiatan Akademis
1.

Asisten di Laboratorium Epidemiologi Penyakit Tumbuhan tahun 2008

2.

Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN)
tahun 2007 – 2008,

3.

Koordinator Bidang keuangan PEMA Pertanian tahun 2007 – 2008


4.

Mengikuti seminar Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional FP USU
“Motivation Training” tahun 2008

5.

Mengikuti seminar Pertolongan Pertama & Kesiagaan Menghadapi Bencana
tahun 2008

6.

Melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PTPN 3 Dusun Ulu
Perdagangan pada bulan Juli – Agustus tahun 2008.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009


7.

Melaksanakan praktek skripsi di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
Marihat dari bulan Oktober sampai dengan November 2008

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

ABSTRACT …………………………………………………………

Halaman
i

ABSTRAK

ii


…………………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………….....

iii

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………...

iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………

v

DAFTAR TABEL …………………………………………………...

vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………....


vii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………..

viii

PENDAHULUAN ………………………………………………………
Latar Belakang ……………………………………………………
Tujuan Penelitian …………………………………………………
Hipotesa Penelitian ……………………………………………….
Kegunaan Penelitian ………………………………………………

1
1
4
4
4

TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………
Biologi E. furcellata ……………………………………………..
Perkembangbiakan Predator E. furcellata………………………..
Pelepasan Predator di Lapangan …………………………………
Biologi Ulat api S asigna v Eecke …………………...………….
Kerusakan Yang Disebabkan Ulat api S. asigna v Eecke…………
Pengendalian Ulat Api S. asigna v Eecke ………………………..

5
5
7
8
10
11
12

BAHAN DAN METODE ……………………………………………...
Tempat dan Waktu Penelitian …………………………..………
Bahan dan Alat …………………………………………………..
Metode Penelitian ………………………………………………..
Pelaksanaan Penelitian …………………………………………..
Pengamatan ……………………………………………………….
Peubah Amatan…….....…………………………………...………

14
14
14
14
15
16
16

HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
Hasil ..............................................................................................

22
22

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Pembahasan ...................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................
Kesimpulan .....................................................................................
Saran ..............................................................................................

22
26
26
26

DAFTAR PUSTAKA

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No

Judul

1. Daur hidup E. furcellata dalam pemeliharaan dalam
insektarium
2. Kemampuan makan dari berbagai instar ulat api
3. Tingkat Populasi Kritis Ulat Pemakan Daun Kelapa
Sawit
4. Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan
1 – 9 hari setelah aplikasi (hsa)

Hal
8
13
16
22

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

No

Judul

1. Telur Eocanthecona furcellata
2. Nimfa Eocanthecona furcellata
3. Imago Eocanthecona furcellata
4. Eocanthecona furcellata memangsa ulat api
5. Eocanthecona furcellata memangsa ulat api
6. Telur Setothosea asigna
7. Ulat api Setothosea asigna
8. Kokon Setothosea asigna
9. Pupa Setothosea asigna
10. Gejala serangan ulat api
11. Histogram Rataan Persentase Mortalitas Ulat api
pada pengamatan 1 - 9 hari setelah aplikasi (hsa)
12. Ulat api yang telah terserang E.furcellata
13. Sungkup/kombong penelitian

Hal
6
7
8
10
10
12
14
14
15
16
23
24
24

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Judul

Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 1hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 2hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 3hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 4hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 5hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 6hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 7hsa
Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 8hsa

Hal

30
32
34
36
38
40
42
44

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada
tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius
dan Amsterdam dan ditanam di Kebun Raya Bogor. Bagi Indonesia, tanaman kelapa
sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu
menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga
sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen
utama minyak sawit (Fauzi dkk, 2002).
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di
daerah antara 120 Lintang Utara – 120 Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang
dikehendaki antara 2000 – 2500 mm/tahun dengan pembagian yang merata sepanjang
tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5 – 7 jam/hari dan suhu
optimum berkisar 24 – 380C. Ketinggian di atas permukaan laut yang optimum untuk
kelapa sawit berkisar 0 – 500 meter. Keadaan iklim yang paling banyak diamati adalah
curah hujan, karena curah hujan yang kelebihan atau kekurangan sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit (Risza, 1994).
Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi
minyak per ha yang paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya.
Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia
(Pahan, 2006).
Ulat Setothosea asigna merupakan hama pemakan daun kelapa sawit yang
utama dan sering menimbulkan kerugian pada perkebunan kelapa sawit di Sumatera
Utara. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian insektisida dan dampak
negatip yang ditimbulkan akibat insektisida telah menimbulkan pemikiran ke arah
penggunaan musuh alami. Pengendalian ulat pemakan daun kelapa sawit dengan
memanfaatkan Eocanthecona furcellata adalah salah satu pilihan yang dapat diterapkan.
Predator ini mempunyai berbagai kelebihan antara lain sangat efektif dan juga sangat
mudah dikembangbiakkan (Pardede dkk, 1996).
Ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) S.asigna merupakan hama penting
karena menyerang dan menghilangkan banyak perdaunan kelapa sawit sehingga
menurunkan produksi. Untuk menanggulangi masalah UPDKS perkebunan selalu
menggunakan insektisida kimia sintetik sehingga menimbulkan akibat buruk pada
lingkungan

seperti

berkurangnya

musuh

alami

hama

UPDKS

tersebut

(Pardede dan Christa, 1997).
Ulat api merupakan hama pemakan daun yang terpenting di perkebunan kelapa
sawit, khususnya di Sumatera Utara. Diantara jenis – jenis ulat api, Setothosea asigna v.
Ecke dikenal sebagai ulat yang paling rakus dan paling sering menimbulkan kerugian di
perkebunan kelapa sawit, baik pada tanaman muda maupun pada tanaman tua (Desmier
de Chenon dkk., 1989). Ulat ini mampu mengkonsumsi daun 300 – 500 cm2 per ekor
ulat. Tingkat populasi 5 – 10 ulat per pelepah merupakan populasi kritis (TBM = 5, TM
= 10) (Soehardjo dkk,1999).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Pengendalian hama ulat pemakan daun kelapa sawit merupakan suatu faktor
penting dalam manajemen perkebunan kelapa sawit. Serangan dari hama ini
menunjukkan gejala kronis dan selalu menimbulka peledakan populasi. Sampai waktu
ini pengendalian hama ini masih terus dengan penyemprotan insektisida walaupun
banyak menimbulkan akibat sampingan yang tidak baik. Walaupun demikian, telah
cukup banyak ditemukan cara – cara lain dalam pengendalian ulat pemakan daun kelapa
sawit, tetapi cara – cara ini masih sangat sedikit diterapkan di lapangan. Oleh karena itu
konsep Pengendalian Hama Terpadu masih belum secara konsekuen dilaksanakan di
pekebunan kelapa sawit (Djamin, 1994).
Penelitian – penelitian terdahulu menunjukkan bahwa E. furcellata merupakan
predator penting dari ulat pemakan daun kalapa sawit (UPDKS) dari famili
Limacodidae. Oleh karena itu predator ini perlu disebarluaskan ke pertanaman kelapa
sawit sehingga dapat menjadi salah satu faktor mortalitas pada pengendalian Hayati
UPDKS. Untuk mencapai tujuan ini perlu dilakukan pembiakan massal predator E.
furcellata (Desmier de Chenon, 1989; Sipayung et al, 1989).
Salah satu dari penemuan – penemuan tersebut adalah ditemukannya predator
Eocanthecona furcellata. Dari hasil penelitian di laboratorium dan di lapangan yang
dilakukan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat disimpulkan bahwa predator ini
merupakan predator ulat pemakan daun kelapa sawit yang potensial, perlu
dikembangkan dan disebarluaskan di perkebunan kelapa sawit (Purba dkk., 1986).
Predator E. furcellata merupakan predator yang sangat berguna bagi
pengendalian hama ulat api di perkebunan kelapa sawit. Kemampuannya dalam
memangsa ulat api dilapangan, serta siklus hidupnya yang singkat dan kemampuan

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

reproduksi yang tinggi membuat predator ini sangat potensial untuk diaplikasikan dalam
pengendalian hama ulat api. Selain itu, pengendalian dengan menggunakan predator ini
dapat berlangsung secara berkesinambungan atau terus menerus di alam. Oleh karena
itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan E. furcellata dalam
mengendalikan ulat api S. asigna pada pertanaman kelapa sawit.

Hipotesa Penelitian
1. Eocanthecona furcellata dapat mengendalikan ulat api Sethotosea asigna
2. Perlakuan dengan menggunakan 3 pasang Eocanthecona furcellata paling
efektif mengendalikan Sethotosea asigna dibanding perlakuan 1 pasang dan 2
pasang.

Kegunaan Penelitian



Sebagai salah satu syarat untuk dapat menempuh ujian sarjana di
Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.



Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi E. furcellata (Hemiptera : Pentatomidae)

Menurut Kalshoven (1981) E. furcellata diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum

: Arthropoda

Klass

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Family

: Pentatomidae

Genus

: Eocanthecona

Spesies

: Eocanthecona furcellata Wolff.

E. furcellata merupakan predator yang baik untuk dikembangkan menjadi sarana
pengendalian hayati ulat perusak daun kelapa sawit khususnya ulat api. Hal ini
mengingat siklus hidup yang pendek, kemampuan berbiaknya tinggi, lama hidup imago
yang panjang (sekitar 2 bulan) serta kemampuan meletakkan telur pada helaian daun
kelapa sawit, sehingga memungkinkan baik nimfa maupun imagonya hidup pada tajuk
daun kelapa sawit dan aktif memangsa ulat api (Desmeir de Chenon,1989; Sipayung
dkk., 1989).

Telur

E. furcellata meletakkan telur dalam kelompok – kelompok telur. Seekor betina
mampu meletakkan kelompok telur 1 – 4 kali dan jumlah telur per kelompok berbeda –
beda tergantung kepada spesiesnya. Dari spesies – spesies yang telah dipelihara, E.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

furcellata

adalah

spesies

yang

paling

tinggi

kemampuan

reproduksinya

(Sipayung, 1990).
Bagian samping dari telur berwarna hitam, dengan bagian atasnya lebih bersih
dan bercahaya kecuali pada bagian tengahnya. Ukuran tinggi telur 1,02 mm (0,96 –
1,08mm) dan lebar 0,88 mm (0,84 – 0,92 mm). Telur diletakkan berkelompok sebanyak
9 sampai 74 butir telur, dengan rata – rata 48,33 telur dalam satu kelompok. Betina
bertelur rata – rata 2 sampai 4 kali dalam waktu 23 hari (Sipayung dkk., 1991).

Gambar 1. Telur E. furcellata
Sumber : Foto langsung

Nimfa

Nimfa berwarna hitam pada bagian kepala dan kaki, abdomen jingga sampai
kemerahan dengan garis putus – putus pada tepi dan tengah dari abdomen. Dari stadia
nimfa hingga dewasa mengalami 5 kali pergantian kulit. Perkembangan dengan
menggunakan ulat api S. nitens sebagai mangsa memerlukan waktu 4 minggu (telur
sampai imago) dan 6 minggu untuk keseluruhan generasi (Miller, 1956), dan jika diberi

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

makan dengan S. asigna, siklus hidup berkisar antara 44 sampai 76 hari (Desmier de
Chenon, 1989). Nimfa instar satu yang baru menetas belum mau makan, nimfa instar
dua mulai memakan hama ulat api pada daun tanaman kelapa sawit begitu juga instar
tiga, instar empat, instar lima sampai imago (Sipayung dkk., 1991).

Gambar 2. Nimfa E. furcellata
Sumber : Foto langsung
Imago

Imago dari predator ini mempunyai ukuran, jantan panjangnya 11,30 mm dan
lebar 5,36 mm (5,16 – 5,66 mm); betina sedikit lebih besar dengan panjang 14,65 mm
(13,83 – 15,50 mm) dan lebar 6,86 (6,50 – 7,16 mm). Imago pada umumnya tampak
berwarna hitam, cukup cerah dengan warna hijau berkilau terutama pada bagian
scutellum. Imago mempunyai perbesaran pada tibia, inilah yang membedakannya
dengan genus Cantheconidea (Sipayung dkk., 1991). Scutellum besar pada sisi kanan
dan kiri pronotum terdapat suatu struktur yang menyerupai tanduk yang disebut humeral
tooth (gigi yang membujur), yang mencirikan sifat predator dari serangga tersebut
( Miller, 1956 ; Kalshoven, 1981).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Gambar 3. Imago E. furcellata
Sumber : Foto langsung
Tabel 1. Daur hidup E. furcellata dalam pemeliharaan dalam insektarium
Stadia

Jumlah hari diperlukan
Range

Rerata

8 – 14

10,95

Instar 1

3–4

3,55

Instar 2

4–6

5,05

Instar 3

4–6

4,50

Instar 4

4–5

4,65

Instar 5

8 – 12

8,25

8 – 16

10,20

Sampai menelur

3–8

4,35

Total

42 – 71

51,50

Inkubasi telur
Nimfa

Masa imago
Sebelum kawin
Setelah kawin

(Sipayung, 1990).
Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Perkembangbiakan Predator E. furcellata

Tujuan dari pembiakan massal musuh alami ialah untuk menghasilkan musuh
alami dengan mudah, dalam jumlah besar, dalam waktu cepat dan murah biayanya.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membiakkan E. furcellata dengan memberikan
mangsa alaminya, Sethotosea asigna (Djamin, 1994).
Observasi pendahuluan menunjukkan bahwa populasi E. furcellata di lapangan
sangat rendah, sehingga sangat sukar untuk menemukannya. Salah satu sebabnya adalah
terbunuhnya predator – predator yang ada di lapangan oleh insektisida. Newsom (1974)
telah mendokumentasikan kasus – kasus di mana predator – predator terbunuh akibat
insektisida. Jika hal ini juga terjadi pada E. furcellata maka penerapan konsep PHT di
perkebunan kelapa sawit akan menjadi lebih sulit (Djamin, 1994).
E. furcellata merupakan predator yang baik untuk dikembangkan menjadi agen
pengendalian hayati ulat api S. asigna. Hal ini mengingat siklus hidupnya yang pendek,
kemampuan berbiaknya tinggi, lama hidup imago yang panjang serta kemampuannya
meletakkan telur pada helaian daun kelapa sawit, sehingga memungkinkan baik nimfa
maupun imagonya hidup pada tajuk daun kelapa sawit dan aktif memangsa ulat api
(Sudharto dkk, 1990). Sipayung (1990) mengungkapkan empat belas ekor ulat S.
asigna stadia 6 – 7 cukup untuk 100 ekor nimfa per hari.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Gambar 4. E.furcellata memangsa ulat api
Sumber : Foto langsung

Gambar 5. E.furcellata memangsa ulat api
Sumber : Foto langsung

Pelepasan Predator di Lapangan

Ulat pemakan daun, terutama ulat api dan ulat kantong, merupakan hama utama
pada tanaman kelapa sawit. Di kawasan perkebunan kelapa sawit dapat dijumpai juga
pemangsa atau predator dari ulat pemakan daun tersebut, antara

lain : beberapa jenis

kepik buas dari genus Eocanthecona, Cantheconidae (Hemiptera : Pentatomidae,
Asopinae) dan Sycanus (Hemiptera : Reduviidae), serta kumbang Callimerus arcufer
Chapuis (Coleoptera : Cleridae) (Sudharto dkk, 1991).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Sipayung dkk (1991), menguraikan bahwa pada penelitiannya ternyata bahwa
pelepasan 5 ekor imago predator perpohon pada tanaman umur 3 – 6 tahun yang sedang
mengalami ledakan populasi rerata 29,5 ekor S. nitens dapat menurunkan populasi
menjadi 3 – 6 ekor larva setelah tiga generasi kemudian. Pelepasan imago E.furcellata
di lapangan sebanyak 3 – 4 ekor per pohon dalam keadaan padat populasi ulat yang
masih rendah (3 – 6 ekor per pelepah) akan dapat menjaga populasi hama berada di
bawah ambang populasi ekonomis.
E.furcellata diketahui memangsa hampir semua larva Lepidoptera yang ada pada
perkebunan kelapa sawit. Predator ini dapat dijumpai di perkebunan kelapa sawit mulai
dari Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Kepik ini
juga merupakan predator penting bagi larva Limacodidae di Asia Tenggara seperti
Malaysia, Thailand, dan India (Kalshoven, 1981).
Dalam pelepasan predator E.furcellata di lapangan, lebih baik melepaskan nimfa
instar terakhir dan imago. Nimfa dan imago tersebut dapat lebih lama tinggal pada
tanaman kelapa sawit. Pelepasan predator lebih efektif ketika populasi larva rendah
(Desmier de Chenon et al, 1990).
Pelepasan sejumlah besar predator secara periodic merupakan salah satu teknik
pemanfaatan predator untuk mengendalikan ulat pemakan daun kelapa sawit. Dalam
jangka pendek tindakan ini diharapkan akan dapat menekan populasi hama sasaran
secara langsung, sedangkan dalam jangka panjang diharapkan dapat menggeser
keseimbangan alami ke arah yang lebih menguntungkan sehingga ledakan populasi
hama berikutnya dapat dicegah (Prawirosukarto dkk., 1991).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Biologi Ulat api S. asigna v Eecke (Lepidoptera : Limacodidae)

Menurut Kalshoven (1981), S. asigna diklasifikasikan sebagai berikut:
Phylum

: Arthropoda

Klass

: Insekta

Ordo

: Lepidoptera

Family

: Limacodidae

Genus

: Setothosea

Spesies

: Setothosea asigna v. Eecke

Telur

Telur diletakkan berderet 3 – 4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah
bawah, biasanya pada pelepah daun ke 6 – 17. Satu tumpukan telur berisi sekitar 44
butir dan seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur 300 – 400 butir telur
menetas 4 – 8 hari setelah diletakkan. Telur berwarna kuning kehijauan, berbentuk oval,
sangat tipis dan transparan. Ulat yang baru menetas hidup berkelompok, mengikis
daging daun dari permukaan bawah (Prawirosukarto dkk, 2003).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Gambar 6. Telur Ulat api S.asigna
Sumber : Foto Langsung
Larva

Ulat berwarna hijau kekuningan dengan bercak – bercak yang khas di bagian
punggungnya. Selain itu, di bagian punggung juga dijumpai duri – duri yang kokoh
(Prawirosukarto dkk, 2003). Ulat api ini mengalami 9 instar dalam perkembangannya,
dan dapat mencapai panjang 24 mm dalam perkembangan penuh. Stadia ulat
berlangsung selama 48,3 hari (Mexzon dkk, 1996).
Tabel 2. Kemampuan makan dari berbagai instar ulat api

Tissue
Stage
of Duration
consumed
development (days)
(cm²)

Daily
Larvae
comsumption
per leaf
(cm²)

No.of larvae

first

5.0

1.30

0.26

111.50

4,461.5

second

5.0

2.02

0.40

71.78

2,871.3

third

4.6

4.20

0.91

31.76

1,270.5

fourth

4.9

13.25

2.70

10.72

429.0

causing
20%
defoliation

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

fifth

5.0

34.06

6.81

4.26

170.3

sixth

4.7

34.42

7.32

3.96

158.4

seventh

5.4

125.00

23.14

1.25

50.1

eighth

6.5

592.00

91.07

0.31

12.7

ninth

7.2

621.70

86.34

0.33

13.4

Total

48.3

1,427.95

218.95

(Mexzon dkk, 1996).

Gambar 7. Ulat api S.asigna
Sumber : Foto langsung
Pupa

Ulat berkepompong pada permukaan tanah yang relative gembur di sekitar
piringan/pangkal batang kelapa sawit. Kepopompong diselubungi oleh kokon yang
terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap. Kokon jantan
dan betina masing – masing berukuran 16 x 13 mm

dan 20 x 16,5 mm. Stadia

kepompong berlangsung selama ± 39,7 hari (Prawirosukarto dkk, 2003).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Gambar 8. Kokon Ulat api S.asigna
Sumber : Foto langsung

Gambar 9. Pupa Ulat api S.asigna
Sumber : Foto langsung
Imago

Serangga dewasa (ngengat) jantan dan betina masing – masing lebar rentangan
sayapnya 41 – 51 mm. Sayap depan berwarna coklat tua dengan garis transparan dan
bintik – bintik gelap, sedangkan sayap belakang berwarna coklat muda (Prawirosukarto
dkk, 2003). Imago dapat hidup selama 3 hari (Mexzon dkk, 1996). Keseluruhan siklus
hidupnya dapat mencapai 115 hari (Kalshoven, 1981)

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Kerusakan Yang Disebabkan Ulat api S. asigna v Eecke

Ulat api S. asigna maupun S. nitens, adalah dua spesies ulat api yang merusak
daun tanaman kelapa sawit dan merupakan spesies yang dominan di Sumatera Utara,
setidaknya sepuluh tahun terakhir ini. Kedua spesies menduduki strata tajuk tanaman
yang sama yaitu menyukai daun tanaman yang sedang tuanya sampai agak muda. Pada
lokasi tertentu sering dijumpai tanaman menjadi gundul (defoliation). Kerusakan daun
tanaman yang demikian menyebabkan tanaman tidak berproduksi sampai tiga tahun
kemudian. Kalaupun terbentuk tandan buah, biasanya terjadi aborsi atau berbentuk
tandan buah abnormal, tidak proporsional dan buah busuk sebelum matang
(Sipayung, 1989).
Gejala serangan yang disebabkan ulat api yakni helaian daun berlubang atau
habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daun saja. Gejala ini dimulai dari daun
bagian bawah. Dalam kondisi yang parah tanaman akan kehilangan daun sekitar 90 %.
Pada tahun pertama setelah serangan dapat menurunkan produksi sekitar 69 % dan
sekitar 27 % pada tahun kedua (Fauzi dkk, 2002).
Tabel 3. Tingkat Populasi Kritis Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit
NO

JENIS UPDKS

POPULASI KRITIS
(jumlah ulat/pelepah daun kelapa sawit)

1

Setothosea asigna

5 – 10

2

Setora nitens

5 – 10

3

Darna trima

20 – 30

4

Darna diducta

10 – 20

5

Darna bradleyi

10 – 20

6

Birthosea bisura

10 – 20

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

7

Mahasena corbetti

4–5

8

Metisaplana

5 – 10

9

Dasychira inclusa

5 – 10

10

Dasychira mendosa

5 – 10

11

Amathusia phidippus

2–5

(Purba dkk, 2007).

Gambar 10. Gejala serangan ulat api
Sumber : Foto langsung

Pengendalian Ulat Api S. asigna v Eecke
1. Cara mengutip ( hand picking )
Pengutipan ulat kapat dilakukan pada tanaman muda umur 1 sampai dengan 3
tahun, apabila luas areal yang mengalami serangan mencapai 25 ha. Pengutipan
ulat dapat dimulai apabila pada pemeriksaan global banyak ulat yang ditemukan
3 – 5 ekor/pelepah.
2. Cara biologis
Dilakukan dengan menggunakan insektisida biologis yang siap pakai yang
mengandung bakteri Basillus thuringiensis.
Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

3. Cara kimiawi
Yakni menggunakan insektisida anjuran. Penggunaan insektisida dapat
dilaksanakan apabila keadaan mendesak mengingat bahan ini berbahaya
terhadap keseimbangan alam (Soehardjo dkk, 1999)
4. Pengendalian hayati ulat api pada kelapa sawit dapat menggunakan
mikroorganisme

entomopatogenik,

nucleopolyhedrovirus (MNPV),

yaitu

virus

dan jamur

Nudaurelia,

multiple

Cordyceps militaris.

Virus

Nudaurelia dan MNPV efektif untuk mengendalikan hama pada stadium ulat,
sedangkan jamur Cordyceps militaris efektif untuk kepompong (Sudharto dkk,
2007). Aplikasi jamur Paecilomyces fumosoroseus dan Beauvera bassiana pada
ulat api S. asigna mempunyai peluang yang besar karena merupakan musuh
alaminya. Dari hasil penelitian aplikasi jamur

P. fumosoroseus dan B.

bassiana pada bagian tanaman yang diserang, persentase kematian (mortalitas)
ulat S. asigna yang diperoleh dapat mencapai 100% pada 24 hari (6 minggu)
setelah

aplikasi

pada

bagian

tanaman

kelapa

sawit

yang

terserang

( Dongoran dkk, 2007).
5. Pelepasan sejumlah besar predator secara periodic merupakan salah satu teknik
pemanfaatan predator untuk mengendalikan ulat pemakan daun kelapa sawit.
Dalam jangka pendek tindakan ini diharapkan akan dapat menekan populasi
hama sasaran secara langsung, sedangkan dalam jangka panjang diharapkan
dapat menggeser keseimbangan alami ke arah yang lebih menguntungkan
sehingga

ledakan

populasi

hama

berikutnya

dapat

dicegah

(Prawirosukarto dkk., 1991).

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Insektarium Balai Penelitian Marihat, Pusat Penelitian
Kelapa Sawit, Pematang Siantar dengan ketinggian tempat 369 m dpl. Penelitian akan
dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 sampai bulan November 2008.

Bahan dan Alat

Bahan – bahan yang digunakan yaitu : tanaman kelapa sawit yang berumur 6
bulan, predator Eocanthecona furcellata stadia imago, dan ulat api species Setothosea
asigna instar 3-6
Alat yang digunakan yaitu sungkup ukuran 60 x 100 cm serta buku data beserta
alat lainnya yang mendukung.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non
faktorial dengan 4 perlakuan, yaitu :
C0 = Kontrol (dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna)
C1 = 1 pasang imago E.furcellata dan dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna
C2= 2 pasang imago E.furcellata dan dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna
C3 = 3 pasang imago E.furcellata dan dimasukkan 10 ekor ulat api S.asigna
Jumlah Perlakuan (t)

=4

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Jumlah Ulangan (r)

= empat

t(r – 1) ≥ 15 (Anonimus, 2007).
4(r – 1) ≥ 15
4r – 4 ≥ 15
r≥4
Metode linier yang digunakan adalah :
Yij = µ + i + ∑ij
Keterangan :
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari blok ke-i dengan ulangan ke-j
µ

= Nilai rata- rata umum
i = Perlakuan blok ke –i

∑ij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i
Kemudian data diolah dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji perbandingan
nilai tengah Duncan pada taraf nyata 5%.

Pelaksanaan Penelitiaan


Persiapan Sungkup / Kombong dan Tanaman Kelapa Sawit
Sungkup yang digunakan berukuran 60 x 100 cm dengan dinding dan alas serta
atap ditutupi oleh kawat kasa, sebanyak 16 sungkup. Dimasukkan tanaman
kelapa sawit berumur 6 bulan dipembibitan pada masing – masing sungkup
tersebut.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009



Persiapan Ulat api S. asigna
Ulat api S. asigna yang digunakan dalam keadaan sehat. Jumlah ulat api yang
digunakan sama untuk tiap sungkup pada masing – masing perlakuan.



Persiapan E. furcellata
Dimasukkan E. furcellata stadia imago ke dalam masing – masing sungkup yang
telah dimasukkan tanaman kelapa sawit dan ulat api sesuai dengan perlakuan
masing – masing.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari, dengan menghitung jumlah ulat yang berhasil
dibunuh oleh E.furcellata dalam setiap sungkup selama percobaan.

Peubah Amatan

Persentase Mortalitas

Persentase mortalitas ulat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
:
P=

a
x 100 %
b

Keterangan :
P = Persentase mortalitas larva
a = Jumlah ulat yang mati
b = Jumlah seluruh ulat yang diamati

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh E.furcellata terhadap mortalitas S.asigna adalah sangat nyata (Tabel 4,
Lampiran 1 – 8, Histogram gambar 11) sebagai berikut :
Tabel 4. Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 1 – 8 hari setelah
aplikasi (hsa)
Pengamatan
Perla
kuan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
CO
1.40C
1.40C
1.40D
1.40D
1.40D
1.40D
1.40D
1.40D
C1
15.64B 21.69B 40.39B 55.45B 59.91C 59.91C 78.32C 91.84B
C2
11.95C 18.81B 30.41C 54.81C 76.19B 81.39B 91.84B 98.60A
C3
24.16A 32.59A 48.17A 67.99A 83.05A 98.60A 98.60A 98.60A
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 5%.
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa E.furcellata merupakan predator yang
aktif memangsa ulat api. Hal ini sesuai dengan Kalshoven (1981) yang menyatakan
bahwa E.furcellata diketahui memangsa hampir semua larva Lepidoptera yang ada pada
perkebunan kelapa sawit.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa pada pengamatan pertama sampai pengamatan
terakhir terdapat perbedaan sangat nyata untuk setiap perlakuan. Pada perlakuan
C1,C2,C3 predaor E.furcellata telah mampu membunuh ulat api pada hari pertama
setelah aplikasi. Dari hasil pengamatan didapat bahwa kematian S.asigna dimulai pada
gari pertama setelah aplikasi. Perlakuan yang paling efektif adalah pada perlakuan C3
(3 pasang E.furcellata), dimana dapat dilihat bahwa pada perlakuan inilah terjadi
kematian yang tertinggi (98.60), dibandingkan dengan perlakuan lainnya yakni
perlakuan C1 (1 pasang E.furcellata), dan perlakuan C2 (2 pasang E.furcellata). Hal ini
sesuai dengan Sipayung dkk (1991), yang menyatakan bahwa pelepasan imago
E.furcellata di lapangan sebanyak 3 – 4 ekor per pohon dalam keadaan padat populasi
Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

ulat yang masih rendah (3 – 6 ekor per pelepah) akan dapat menjaga populasi hama
berada di bawah ambang populasi ekonomis.

Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada
pengamatan 1 – 8 hari setelah aplikasi (hsa)
120

Rataan (%)

100

CO

80

C1

60

C2

40

C3

20
0
I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

Pengamatan

Gambar 11. Histogram Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan
– 8 hari setelah aplikasi (hsa)

1

Dari histogram pada Gambar 11, dapat dilihat bahwa perlakuan yang paling
cepat membunuh ulat api adalah pada perlakuan C3 berturut – turut diikuti perlakuan
C2,C1 dan CO. Berdasarkan hasil pengamatan, ciri – ciri ulat api yang telah terserang
E.furcellata adalah tampak kisut dan semakin lama menjadi berkerut. Hal ini
disebabkan karena E.furcellata memangsa ulat api dengan cara menusuk permukaan
tubuh ulat api kemudian menghisap cairan tubuhnya dengan menggunakan suatu
struktur pada bagian mulutnya yang menyerupai tanduk. Hal ini sesuai dengan literatur
Miller(1956) dan Kalshoven(1981) yang menyatakan bahwa Scutellum besar pada sisi
kanan dan kiri pronotum terdapat suatu struktur yang menyerupai tanduk yang disebut
humeral tooth (gigi yang membujur), yang mencirikan sifat predator dari serangga
tersebut
Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Gambar 12. Ulat api yang telah terserang E.furcellata
Sumber : Foto langsung

Gambar 13. Sungkup/kombong penelitian
Sumber : Foto langsung

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. E.furcellata efektif mengendalikan ulat api S.asigna
2. 3 pasang E.furcellata paling efektif mengendalikan ulat api S.asigna berturut –
turut diikuti perlakuan C2,C1, dan C0
3. Kecepatan E.furcellata dalam memangsa ulat api yang tertinggi terdapat pada
perlakuan C3 yakni 6 hari berturut – turut diikuti perlakuan C2, C1, dan C0
4. Ciri – ulat api yang terserang E.furcellata adalah tamapk kisut dan semakin lama
menjadi berkerut.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan
E.furcellata untuk menekan populasi ulat api untuk instar yang berbeda.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2007. Metodologi Ilmiah.
http://staff.unud.ac.id/~sampurna/wpcontent/uploads/2007/12/medodologi-ilmiah.doc. Diakses tanggal 22 Oktober
2007.
Desmier de Chenon, R. 1989. Summary of Technical Assistance Activities in Crop
Protection of the Marihat Oil Palm Research Center. Pusat Penelitian
Marihat.
Djamin, Arifin. 1994. Pembiakan Massal Eocanthecona furcellata (Wolff)
(Hemiptera : Pentatomidae) Predator Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit.
Proyek Pembangunan. Penelitian Pertanian Nasional. PPKS. Medan.
Djamin, Arifin. 1994. Pelepasan dan Evaluasi Predator Eocanthecona furcellata
(Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae). Proyek Pembangunan. Penelitian
Pertanian Nasional. PPKS. Medan.
Fauzi, Yan., Yustina, E.W., Imam, S., Rudi. 2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Revised and Translated by
P.A Van der Laan. PT. Ichtiar Baru – Van Hoeve, Jakarta.
Mexzón, G.R., Carlos M. Chinchilla., Danny Salamanca. 1996. The biology of Sibine
megasomoides Walker (Lepidoptera, Limacodidae): observations of the pest
in oil palm in Costa Rica. http://www.google. Com. Diakses tanggal 2 Mei
2008.
Miller, N.C.E. 1956. The Biology of the Heteroptera. Leonard Hill Limited, London.
Newsom, L. D. 1974. Predator – insecticide relationship. 13 – 23 In H.C. Chiang
(ed.). Recent Advances in Research on Insect Pests in North America.
Entomophage, Memoire Hors Serie No. 7, 1974.
Pahan, I. 2006. Panduan Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga
Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pardede, Dj., C. U. Ginting., dan H. Wibowo. 1996. Pembiakan Massal Eocanthecona
furcellata Dan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu Ulat Pemakan
Daun Kelapa Sawit. Proyek Penelitian dan Pengembangan. Asosiasi Penelitia
Perkebuanan Indonesia. PPKS. Medan.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Pardede, Dj., dan C. U. Ginting. 1997. Pembiakan Massal Eocanthecona furcellata
Dan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu Ulat Pemakan Daun Kelapa
Sawit. Proyek Penelitian dan Pengembangan. Asosiasi Penelitia Perkebuanan
Indonesia. PPKS. Medan.
Prawirosukarto,S.,Y.P, Roerrha.,U.Condro., dan Susanto. 2003. Pengenalan dan
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan. Sumut.
Purba, R. Y., A. Sipayung dan R. Desmier de Chenon. 1986. Kemungkinan
Pengendalian Seranggan Hama Pada Tanaman Kelapa Sawit Secara
Hayati. Temu Ilmiah Entomologi Perkebunan, Medan. 1986.
Purba, Razak., Akiyat., dkk., 2007 .Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. Medan. Sumut.
Risza, Suyatno. 1994. Kelapa Sawit. Upaya Peningkatan Produktivitas. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta.
Sipayung, A., R. Desmier de Chenon and Sudharto Ps. 1989. Natural Enemies of Leaf
– eating Lepidoptera in Oil Palm Plantation. Biotrop Special Publication, No.
36.
Sipayung, A. 1990. Eocanthecona – Cantheconidea (Asopinae – Pentatomidae –
Hemiptera). Sarana Pengendali Hama Biologis di Perkebunan Kelapa
Sawit. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera – Utara.
Sipayung, A., Sudharto Ps., A.U. Lubis and R. Desmier de Chenon. 1991. Status of
Biological Control in Oil Palm Plantations in Indonesia. Pertemuan Tekhnis
Kelapa Sawit Puslitbun Marihat. 12p.
Soehardjo, H., Habib, H., Razali, I., Asmah, P., Elvidiana,L., Sri,B., Kusmahadi. 1999.
Vademecum Kelapa Sawit. PT. Perkebunan Nusantara IV, Bah Jambi –
Pematang Siantar, Sumatera Utara – Indonesia.
Sudharto Ps., A. Sipayung dan R.A.Lubis. 1991. Metode Pembiakan Massal Predator
Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit Dengan Makanan Awetan. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar – Sumatera Utara
Sudharto Ps., A. Sipayung dan Desmier de Chenon. 1990. Metode Pembiakan Massal
Predator Eocanthecona furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae,
Asopinae) Dengan Makanan Awetan. Buletin Puslitbun Marihat 10 (11).
Sudharto., A Susanto, R. Y. Purba., B Dradjat. 2007. Teknologi Pengendalian Hama
dan Penyakit pada Kelapa Sawit: Siap Pakai dan Ramah Lingkungan.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr271058.pdf. Diakses tanggal 3
April 2008.
Purba, Razak. A., Akiyat., Arsyat. D. K, dkk. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Sumut.
Dongoran, A.P., A Susanto, dan A. Simanjuntak. 2007. Potensi patogenesitas jamur
Paecilomyces fumosoroseus dan Beauveria bassiana terhadap hama ulat api
Setothosea
asigna.
http://www.iopri.org/index.php?option=com_content&task=section&id=137&It
emid=47. Diakses tanggal 3 April 2008.

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Lampiran 1 : Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 1hsa
Ulangan

Perlakuan
I
0.00
0.00
0.00
20.00
20.00
5.00

C0
C1
C2
C3
Total
Rataan

II
0.00
0.00
0.00
10.00
10.00
2.50

III
0.00
30.00
10.00
10.00
50.00
12.50

IV
0.00
20.00
20.00
30.00
70.00
17.50

Total

Rataan

0.00
50.00
30.00
70.00
150.00
37.50

0.00
12.50
7.50
17.50
37.50
9.38

Total

Rataan

5.60
62.58
47.80
96.65
212.63
53.16

1.40
15.64
11.95
24.16
53.16
13.29

Transformasi Arc Sin √p
Ulangan

Perlakuan
C0
C1
C2
C3
Total
Rataan

I
1.40
1.40
1.40
26.57
30.77
7.69

II
1.40
1.40
1.40
18.43
22.63
5.66

III
1.40
33.21
18.43
18.43
71.48
17.87

IV
1.40
26.57
26.57
33.21
87.75
21.94

Daftar Sidik Ragam
SK
Perlakuan
Galat
Total

db
3
12
15

JK
3716.61
1465.31
5181.92

KT
1238.87
122.11
345.46

Fh
10.15 **

F0,5
3.49

F0,1
5.54

2.83

2.6

3.96

FK
KK

176.60
0.26

ket:

tn : Tidak Nyata
* : Nyata
** : Sangat Nyata

*

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

UJD.05
SY
P
SSR.05
LSR.05
Perlakuan
Rataan

0.69

CO

2
3.08
2.13
C2

3
3.23
2.23
C1

4
3.33
2.30
C3

1.40

11.95

15.64

24.16
.A

.B
.C
.D

Corry Frida Ariani Sinaga : Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae)
Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit, 2008.
USU Repository © 2009

Lampiran 2 : Rataan Persentase Mortalitas Ulat api pada pengamatan 2hsa
Perlakuan
I
0.00
0.00
0.00
30.00
30.00
7.50

C0
C1
C2
C3
Total
Rataan

II
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Ulangan
III
0.00
60.00
30.00
50.00
140.00
35.00

IV
0.00
30.00
40.00
60.00
130.00
32.50

Total

Rataan

0.00
90.00
70.00
140.00
300.00
75.00

0.00
22.50
17.50
35.00
75.00
18.75

Transformasi Arc Sin √p
Ulangan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Daya Predasi Antara Eocanthecona furcellata Wolf Dengan Sycanus croceovittatus Dohrn Terhadap Ulat Api Setothosea asigna Eecke

18 106 60

Identifikasi Parasitoid Larva Ulat Api (Lepidoptera : Limacodidae) Pada Pertanaman Kelapa Sawit

9 114 45

Penggunaan Jamur Cordyceps militaris terhadap Ulat Api Setothosea asigna Van Eecke (Lepidoptera : Limacodidae) pada Tanaman Kelapa Sawit

19 97 82

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

1 10 56

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 12

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 2

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 2

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 7

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 2

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 17