Perbandingan Daya Predasi Antara Eocanthecona furcellata Wolf Dengan Sycanus croceovittatus Dohrn Terhadap Ulat Api Setothosea asigna Eecke

PERBANDINGAN DAYA PREDASI ANTARA
Eocanthecona furcellata Wollf DENGAN Sycanus croceovittatus
Dohrn TERHADAP ULAT API (Setothosea asigna Eecke)

SKRIPSI

OLEH:
SAMUEL R. SINAGA
060302040
HPT

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN DAYA PREDASI ANTARA
Eocanthecona furcellata Wollf DENGAN Sycanus croceovittatus

Dohrn TERHADAP ULAT API (Setothosea asigna Eecke)

SKRIPSI

OLEH:
SAMUEL R. SINAGA
060302040
HPT
Skripsi adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana
di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing

Ketua

(Ir. Yuswani Pangestiningsih, MS)

Anggota


(Ir. Syahrial Oemry, MS)

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Samuel Renato Sinaga, ”Comparison of predation Eocanthecona furcellata
Wollf with Sycanus croceovittatus Dohrn to reins Setothosea asigna Eecke”,
supervised by Yuswani Pangestiningsih and Syahrial Oemry. This research was
conducted in Insectarium of Balai Penelitian Marihat, Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
Pematangsiantar, approximetely ± 369 m from the sea surface. This research used
split plot design method. The parameter were observed is the percentage of mortality
Setothosea asigna. The highest result showed that percentage of mortality larve from

each predator are 26,67%. It showed was fourth day of after aplication. The low
result showed that percentage of mortality larve from each predator are 3,33%. It
showed was seventh day after application.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Samuel Renato Sinaga ”Perbandingan Daya Predasi Antara Eocanthecona
furcellata Wolf Dengan Sycanus croceovittatus Dohrn Terhadap Ulat Api Setothosea
asigna Eecke” dibawah bimbingan Yuswani Pangestiningsih dan Syahrial Oemry.
Penelitian ini dilaksanakan di Insektarium Balai Penelitian Marihat Pusat Penelitian
Kelapa Sawit, Pematangsiantar dengan ketinggian
± 369 mdpl. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode rancangan petak terpisah. Parameter yang
diamati adalah persentase mortalitas larva ulat api Setothosea asigna. Hasil penelitian
menunjukkan persentase mortalitas larva ulat api dari kedua predator yang tertinggi
adalah sebesar 26,67% pada pengamatan hari keempat setelah aplikasi dan yang
terendah sebesar 3,33% pada pengamatan hari ketujuh.


Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Samuel Renato Sinaga, dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal

24

Agustus 1988, putra dari Ayah St. M. Sinaga dan Ibu S. Siregar. Penulis merupakan
anak ketiga dari tiga bersaudara.
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 2000 lulus dari SD RK BUDI MULIA Pematangsiantar
2. Tahun 2003 lulus dari SLTP RK BUDI MULIA Pematangsiantar
3. Tahun 2006 lulus dari SMA YP. HKBP Pematangsiantar
4. Tahun 2006 penulis lulus di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.
Pengalaman Kegiatan Akademis
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN)
2. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III Kebun Pamela
Tebing Tinggi Bulan Juni – Juli 2010.

3. Melaksanakan Penelitian di Insektarium Balai Penelitian Marihat, Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Pematangsiantar bulan Februari 2011.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................... 1
Tujuan Penulisan .................................................................... 1
Hipotesa Penelitian................................................................. 2
KegunaanPenulisan ................................................................ 3
TINJAUAN PUSATAKA
BotaniTanaman ...................................................................... 4
SyaratTumbuh
Tanah ............................................................................ 5
Iklim.............................................................................. 5
Biologi E. furcellata ............................................................... 5

Perkembangan Predator E. furcellata...................................... 7
Biologi Sycanus sp ................................................................. 7
Perkembangan Predator Sycanus sp ........................................ 9
Pelepasan Predator di Lapangan ............................................. 9
Biologi Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) ......................... 10
Gejala Serangan Setothosea asigna Eecke ............................ 12
Pengendalian Hayati Ulat Api Setothosea asigna Eecke ....... 13
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan ...................................... 14
Bahan dan Alat ............................................................. 14
Metode Penelitian ......................................................... 14
Pelaksanaan Penelitian.................................................. 15
Pengamatan .................................................................. 15
Peubah Amatan ............................................................ 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Samuel Renato Sinaga, ”Comparison of predation Eocanthecona furcellata
Wollf with Sycanus croceovittatus Dohrn to reins Setothosea asigna Eecke”,
supervised by Yuswani Pangestiningsih and Syahrial Oemry. This research was
conducted in Insectarium of Balai Penelitian Marihat, Pusat Penelitian Kelapa Sawit,
Pematangsiantar, approximetely ± 369 m from the sea surface. This research used
split plot design method. The parameter were observed is the percentage of mortality
Setothosea asigna. The highest result showed that percentage of mortality larve from
each predator are 26,67%. It showed was fourth day of after aplication. The low
result showed that percentage of mortality larve from each predator are 3,33%. It
showed was seventh day after application.

ABSTRAK

Samuel Renato Sinaga ”Perbandingan Daya Predasi Antara Eocanthecona
furcellata Wolf Dengan Sycanus croceovittatus Dohrn Terhadap Ulat Api Setothosea
asigna Eecke” dibawah bimbingan Yuswani Pangestiningsih dan Syahrial Oemry.
Penelitian ini dilaksanakan di Insektarium Balai Penelitian Marihat Pusat Penelitian
Kelapa Sawit, Pematangsiantar dengan ketinggian

± 369 mdpl. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode rancangan petak terpisah. Parameter yang
diamati adalah persentase mortalitas larva ulat api Setothosea asigna. Hasil penelitian
menunjukkan persentase mortalitas larva ulat api dari kedua predator yang tertinggi
adalah sebesar 26,67% pada pengamatan hari keempat setelah aplikasi dan yang
terendah sebesar 3,33% pada pengamatan hari ketujuh.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) berasal dari Afrika dan masuk
ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan
kelapa sawit pertama dibuka pada tahun 1911 di Tanah Itam Ulu oleh maskapai
Oliepalmen Cultuur dan di Pulu Raja oleh maskapai Huileries de Sumatera-RCMA.
Sampai tahun 1939 telah tercatat 66 perkebunan dengan luas areal ± 100.000 ha
(Pahan, 2006).
Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi
minyak per ha yang paling tinggi dari penghasil minyak nabati lainnya. Indonesia
merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia.

Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia.
Walaupun produksi kelapa sawit di Indonesia secara umum dan Sumatera
Utara secara khusus mengalami peningkatan, namun peningkatan produksi ini belum
optimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan produksi tidak optimal seperti
masalah kesuburan tanah, bibit unggul dan gangguan hama dan penyakit.
Ada banyak hama yang merusak tanaman kelapa sawit. Salah satunya ulat
api.Ulat api merupakan hama pemakan daun yang terpenting di pertanaman kelapa
sawit, khususnya di Sumatera Utara. Diantara jenis-jenis ulat api, Setothosea asigna
Eecke dikenal sebagai ulat yang paling rakus dan yang paling sering menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

kerugian di pertanaman kelapa sawit baik pada tanaman muda maupun pada tanaman
tua.
Pengendalian hama ulat pemakan daun kelapa sawit merupakan suatu faktor
penting dalam manajemen perkebunan kelapa sawit. Sampai kini pengendalian hama
ini masih terus dengan penyemprotan insektisida walaupun banyak menimbulkan
akibat sampingan yang tidak baik. Oleh karena itu konsep pengendalian hama terpadu
masih belum secara konsekuen di laksanakan di perkebunan kelapa sawit.
Pengendalian hama terpadu dengan menggunakan predator – predator dari

hama ulat api ini telah banyak di aplikasikan di berbagai perkebunan kelapa sawit.
Diantaranya adalah Eocanthecona furcellata dan Sycanus, merupakan predator yang
baik untuk dikembangkan menjadi sarana pengendalian hayati ulat perusak daun
kelapa sawit khususnya ulat api. Hal ini mengingat siklus hidupnya yang pendek,
kemampuan berbiaknya tinggi serta kemampuan meletakkan telur pada helaian daun
kelapa sawit, sehingga memungkinkan baik nimfa maupun imagonya hidup pada
tajuk daun kelapa sawit dan aktif memangsa ulat api.
Kedua predator ini memiliki tingkat predasi yang berbeda. Dengan
penggunaan predator ini, maka secara tidak langsung penggunaan dari bahan kimia
dapat berkurang, sehingga konsep PHT yang bertumpu pada keseimbangan ekosistem
dapat terwujud.
Berdasarkan informasi di atas dengan pertimbangan bahwa predator ini
sangat potensial diaplikasikan dalam pengendalian hama ulat api. Selain itu,
pengendalian dengan menggunakan predator ini dapat berlangsung secara
berkesinambungan di alam, sehingga besar kemungkinan terdapat perbedaan daya

Universitas Sumatera Utara

predasi dari masing – masing predatornya, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ini untuk mengetahui perbandingan daya predasi antara


Eocanthecona

furcellata dengan Sycanus croceovittatus.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas daya predasi dan jumlah
pasang Eocanthecona furcellata dengan Sycanus croceovittatus terhadap mortalitas
ulat api (Setothosea asigna Eecke) pada pertanaman kelapa sawit.

Hipotesa Penelitian

1. Eocanthecona furcellata dan Sycanus croceovittatus mempunyai daya predasi
yang berbeda.
2. Jumlah predator yang 3 pasang lebih efektif daripada yang 2 pasang dan 1
pasang dalam mengendalikan ulat api (Setothosea asigna Eecke) pada
pertanaman kelapa sawit.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat unuk dapat melakukan penelitian di Departemen
Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
2. Sebagi bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Anonimus (2010), kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Tracheopita

SubDivisi

: Pteropsida

Kelas

: Angiospermae

Subkelas

: Monocotyledonae

Ordo

: Cocoideae

Famili

: Palmae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guinensis Jacq.
Akar yang pertama muncul dari biji yang telah berkecambah adalah radikula

yang panjangnya 15 cm. Selanjutnya akan tumbuh akar primer yang keluar dari
bagian bawah batangdengan arah 45º dari permukaan tanah. Dari akar primer ini akan
tumbuh akar sekunder, tertier dan kwarter. Penyebaran akar sangat dipengaruhi oleh
kondisi tanah (Pahan, 2006).
Batang berbentuk silindris dan mempunyai diameter 45 cm – 60 cm pada
tanaman dewasa. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Tinggi
tanaman sangat bervariasi mencapai 15 – 18 m (Anonimus, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Daun terdiri dari pelepah daun, anak daun dan lidi. Setiap anak daun terdiri
dari lidi dan dua helaian daun. Pelepah daun letaknya pada batang menurut.

Universitas Sumatera Utara

spiral, ada yang kearah kiri dan umumnya kearah kanan. Dalam satu tandan di jumpai
bunga jantan dan bunga betina (Pahan, 2006).

Syarat Tumbuh

Tanah

Tanaman kelapa sawit tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti podsolik,
latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, organosol dan alluvial. Tekstur
lempung atau lempung berpasir, pH tanah 4,0 – 6,0 (Anonimus, 2010).

Iklim

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar
lintang utara – selatan 12º. Jumlah curah hujan yang baik adalah 200 – 2500
mm/tahun. Temperatur yang optimal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah
24-28 ºC (Anonimus, 2010).

Biologi E. furcellata

Menurut Kalshoven (1981) E. Furcellata diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Animalia

Pilum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Famili

: Pentatomidae

Universitas Sumatera Utara

Genus

: Eocanthecona

Spesies

: Eocanthecona furcellata Wolff.

Telur
Telur diletakkan berkelompok sebanyak 9 – 74 butir telur. Betina bertelur rata
– rata 2 sampai 4 kali dalam waktu 23 hari. Bagian samping telur berwarna hitam,
dengan bagian atasnya lebih bersih dan bercahaya kecuali pada bagian tengahnya
(Sipayung dkk., 1991).

Gambar 1. Telur E. Furcellata
Sumber. http://www.en.wikipedia.org/wiki/egg_E. furcellata

Nimfa

Dari stadia nimfa hingga dewasa mengalami 5 kali pergantian kulit. Nimfa
berwarna hitam pada bagian kepala dan kaki, abdomen jingga sampai kemerahan
dengan garis putus – putus pada tepi dan tengah dari abdomen (Miller, 1956).

Imago

Universitas Sumatera Utara

Imago pada umumnya tampak berwarna hitam, mempunyai perbesaran pada
tibia. Jantan berukuran 11,30 mm, lebar 5,36; betina sedikit lebih besar dengan
panjang 14,65 mm dan lebar 6,86 mm (Sipayung dkk., 1991).

Gambar 2. Siklus hidup E. Furcellata
Sumber. http://www.erlanardianarisman.wordpress

Perkembangan Predator E. furcellata

E. furcellata merupakan predator yang baik untuk agen pengendali hayati ulat
api S. asigna. Hal ini mengingat siklus hidupnya yang singkat, kemampuan
berbiaknya yang tinggi serta kemampuannya meletakkan telur pada helaian daun
kelapa sawit, sehingga memungkinkan nimfa dan imago hidup pada tajuk kelapa
sawit dan aktif memangsa ulat api (Sudartho dkk., 1990).

Universitas Sumatera Utara

Biologi Sycanus croceovittatus

Menurut Kalshoven (1981) Sycanus croceovittatus diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom

: Animalia

Pilum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Hemiptera

Famili

: Reduviidae

Genus

: Sycanus

Spesies

: Sycanus croceovittatus Dohrn.

Telur

Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris
miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur semasa hidupnya pada
permukaan daun sebelah bawah. Semua telur menetas dalam hari yang sama. Masa
inkubasi telur adalah 11 – 39 hari (Zulkefli dkk, 2004).

Nimfa

Nimfa yang baru muncul berwarna kekuningan pada kepala, toraks dan
abdomennya. Tungkai coklat dengan bagian femur dan tibia lebih gelap. Nimfa instar
pertama hidup berkelompok dan mengubah posisi dalam jangka waktu pendek
dengan bersilangan satu sama lain. Instar kedua membutuhkan waktu yang lebih

Universitas Sumatera Utara

pendek sebelum berganti kulit menjadi instar berikutnya. Warnanya sama dengan
instar pertama kecuali pada bagian tubuhnya (Zulkefli dkk, 2004).

Imago

Imago jantan dan betina dapat dibedakan dari ukuran tubuh dan bagian
abdomennya. Imago jantan lebih kecil dengan imago betina (Zulkefli dkk, 2004).
Sycanus relatif mudah dikenali karena bentuknya yang khas. Kepik ini
memiliki ciri kepala memanjang, bagian belakang kepala menggenting mirip leher,
rostrum pendek dan kokoh. Tubuhnya berwarna hitam dengan tanda segitiga kuning
di bagian tengah sayap depan. Panjang tubuh 2,25 cm dan lebar bagian abdomennya
0,5 cm (Mukhopadhyay dan Sarker, 2009).
Kepik ini adalah pemburu yang ganas. Sewaktu mencari mangsa geraknya
lamban, tetapi jika mangsa telah ditemukan pada jarak tertentu akan menyergap
dengan tiba – tiba dan mengisap

habis cairan tubuh

mangsa tersebut

(Susilo, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Sycanus croceovittatus Dohrn.
Sumber. http://sycanus_croceovittatus.pict.html

Pelepasan Predator E. Furcellata dan Sycanus croceovittatus

E. furcellata diketahui memangsa hampir semua larva lepidoptera yang ada
pada perkebunan kelapa sawit. Predator ini dapat dijumpai di perkebunan kelapa
sawit mulai dari Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Timur. Kepik ini juga merupakan predator penting bagi larva Limacodidae di Asia
Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan India

(Kalshoven, 1981).

Nimfa Sycanus mempunyai siklus hidup yang lama, aktivitas makan lambat
dan berlangsung pada siang hari. Ketika ulat api tersedia, kepik ini akan menusuk
dengan segera dan mengisap cairan tubuh ulat dalam waktu 4 sampai 5 jam
(Sipayung dkk, 1988).
Pelepasan sejumlah besar predator secara periodik merupakan salah satu
teknik pemanfaatan predator untuk mengendalikan ulat pemakan daun kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

Dalam jangka pendek tindakan ini diharapkan akan dapat menekan populasi hama
sasaran secara langsung, sedangkan dalam jangka panjang diharapkan dapat
menggeser keseimbangan alami ke arah yang lebih menguntungkan sehingga ledakan
populasi hama berikutnya dapat dicegah (Prawirosukarto dkk., 1991).

Biologi Ulat Api Setothosea asigna Eecke (Lepidoptera : Limacodidae)

Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom

: Animalia

Pilum

: Arthropoda

Kelas

: Insekta

Ordo

: Lepidoptera

Famili

: Limacodidae

Genus

: Setothosea

Spesies

: Setothosea asigna Eeck

Telur
Telur diletakkan berderet 3 – 4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah
bawah, biasanya pada bawah pelepah daun ke 6 – 17. Satu tumpukan telur berisi
sekitar 44 butir dan seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur 300 – 400 butir
telur menetas 4 – 8 hari setelah diletakkan. Ulat yang baru menetas hidup
berkelompok, mengikis daging daun dari permukaan bawah (Prawirosukarto dkk.,
2003).

Universitas Sumatera Utara

Larva

Ulat berwarna hijau kekuningan dengan bercak – bercak yang khas di bagian
punggungnya. Selain itu, di bagian punggungnya juga dijumpai duri – duri yang
kokoh (Prawirosukarto dkk, 2003).
Larva yang baru menetas hidup berkelompok, mengikis daging daun dari
permukaan bawah dan meninggalkan epidermis bagian atas permukaan daun. Pada
instar 2 – 3 larva memakan daun mulai dari ujung ke arah bagian pangkal daun
(Purba dkk, 2005).

Gambar 4. Larva S. asigna
Sumber. http://staff.unud.content_upload_pict

Pupa
Larva sebelum menjatuhkan diri menjadi pupa menjatuhkan diri pada
permukaan tanah yang relatif gembur di sekitar piringan atau pangkal batang kelapa
sawit. Pupa diselubungi oleh kokon yang terbuat dari air liur ulat, berbentuk bulat
telur dan berwarna coklat gelap. Kokon jantan dan betina

masing – masing

berukuran 16 x 13 mm dan 20 x 16,5 mm. Stadia pupa berlangsung selama ± 39,7
hari (Purba dkk, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Imago

Imago jantan dan betina masing – masing lebar rentangan sayapnya 41 mm
dan 51 mm. Sayap depan berwarna coklat tua dengan garis transparan dan bintik –
bintik gelap, sedangkan sayap belakang berwarna coklat muda (Prawirosukarto dkk,
2003).

Gambar 5. Imago S. asigna
Sumber. http:// staff.unud.content_upload_pict

Gejala Serangan

Gejala serangan yang disebabkan ulat api yakni helaian daun berlubang atau
habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daun saja. Gejala ini dimulai dari
daun bagian bawah. Dalam kondisi yang parah tanaman akan kehilangan daun sekitar
90%. Pada tahun pertama setelah serangan dapat menurunkan produksi sekitar 69%
dan sekitar 27% pada tahun kedua (Fauzi dkk, 2002).
Kerusakan daun tanaman yang demikian menyebabkan tanaman tidak
berproduksi sampai tiga tahun kemudian. Kalau pun terbentuk tandan buah, biasanya

Universitas Sumatera Utara

terjadi aborsi atau berbentuk tandan buah abnormal, tidak proporsional, dan buah
busuk sebelum matang (Prawirosukarto dkk, 2003).

Gambar 6. Gejala Serangan Ulat Api
Sumber. http:// staff.unud.content_upload_pict

Pengendalian Hayati Ulat Api S. Asigna

Pengendalian hayati ulat api pada kelapa sawit dapat menggunakan
mikroorganisme entomopatogenik, yaitu jamur Cordyceps militaris, bakteri Bacillus
thuringensis, virus Nudaurelia dan Multiple nucleopolyhedrovirus (MNPV)
(Prawirosukarto dkk, 1997).
Pelepasan sejumlah besar predator secara periodik juga dapat mengendalikan
ulat pemakan daun kelapa sawit. Dalam jangka pendek tindaan ini diharapkan akan
dapat menekan populasi hama sasaran secara langsung, sedangkan dalam jangka
panjang diharapkan dapat menggeser keseimbangan alami kearah yang lebih

Universitas Sumatera Utara

menguntungkan sehingga ledakan populasi hama berikutnya dapat dicegah
(Prawirosukarto dkk, 1991).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Insektarium Balai Penelitian Marihat,
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Pematang Siantar dengan ketinggian tempat ± 369 m
diatas permukaan laut. Penelitian berlangsung dari bulan Januari sampai dengan
selesai.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah tanaman kelapa sawit berumur 6 bulan, imago
S. croceovittatus dan imago E. furcellata, ulat api S. asigna instar 3-5.
Alat yang digunakan adalah sungkup yang terbuat dari kawat kasa dengan
ukuran 60 x 100 cm, buku data serta alat lainnya yang mendukung.

Metodologi Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 4
perlakuan untuk masing - masing predator.
1. E. furcellata
E0 = Kontrol (10 ekor S.asigna)
E1 = 1 pasang imago E. furcellata dan 10 ekor ulat api
E2 = 2 pasang imago E. furcellata dan 10 ekor ulat api
E3 = 3 pasang imago E. furcellata dan 10 ekor ulat api
2. S. croceovittatus

Universitas Sumatera Utara

S0 = Kontrol (10 ekor S.asigna)
S1 = 1 pasang imago S. croceovittatus dan 10 ekor ulat api.
S2 = 2 pasang imago S. croceovittatus dan 10 ekor ulat api
S3 = 3 pasang imago S. croceovittatus dan 10 ekor ulat api
Jumlah perlakuan (t) = 8
Jumlah ulangan (r) = 3
t1 (t2 – 1) (r-1) ≥ 15
2 (4-1) (r-1)

≥ 15

2 (3) (r-1)

≥ 15
r=3

Metode linier yang digunakan adalah:
Yijk = µ + B k + T i + € ik + V j + (TV) ij + σ ijk
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan karena pengaruh faktor T taraf ke- i dan faktor V
taraf ke- j pada ulangan ke- k
µ

= Nilai tengah umum

B k = Pengaruh blok atau ulangan ke- k
T i = Pengaruh faktor T yang ke- i
€ ik = Pengaruh sisa untuk petak utama atau pengaruh sisa karena pengaruh
faktor T taraf ke- i pada kelompok ke- k
V j = Pengaruh f aktor V yang ke- j
(TV) ij = Pengaruh interaksi faktor I yang ke- i dan faktor II yang ke- j
σ ijk = Pengaruh sisa untik anak petak taraf ke-i dan faktor II ke- j pada

Universitas Sumatera Utara

kelompok ke- k
Kemudian data diolah dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji
perbandingan nilai tengah Duncan pada taraf nyata 5 %.
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Sungkup dan Tanaman kelapa sawit
Sungkup yang digunakan berukuran 60 x 100 cm dengan dinding dan alas
serta atap ditutupi kawat kasa, sebanyak 32 sungkup. Dimasukkan tanaman
kelapa sawit berumur 6 bulan pada masing-masing sungkup tersebut.

b. Persiapan Ulat Api S. asigna
Ulat api S. asigna yang digunakan dalam keadaan sehat. Jumlah ulat api yang
digunakan sama untuk tiap sungkup pada masing – masing perlakuan yaitu 10
ekor ulat.
c. Persiapan E. furcellata dan S. croceovittatus
Dimasukkan E. furcellata dan S. croceovittatus kedalam masing-masing
sungkup yang telah dimasukkan tanaman kelapa sawit dan ulat api sesuai
dengan perlakuan masing – masing.

Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap hari, dengan menghitung jumlah ulat api yang
mati dalam setiap sungkup selama percobaan.

Peubah Amatan
Persentase Mortalitas Ulat

Universitas Sumatera Utara

Persentase mortalitas ulat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

P=
P = Persentase Mortalitas larva
a = Jumlah ulat yang mati
b = Jumlah seluruh ulat yang diamati.

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini
JUMLAH PASANGAN
HARI

1

2

3

4

5

6

PREDATOR

RATAAN
0

1

2

3

Ef

0,71tn

1,55tn

1,55tn

3,67tn

1,87tn

Sa

0,71tn

1,55tn

3,67tn

3,67tn

2,40tn

Rataan

0,71a

1,55b

2,61c

3,67d

Ef

0,71tn

2,83tn

3,67tn

3,67tn

2,72tn

Sa

0,71tn

3,24tn

3,24tn

4,00tn

2,80tn

Rataan

0,71a

3,03b

3,45b

3,84b

Ef

0,71a

3,24ab

4,10b

3,67b

2,93tn

Sa

0,71a

4,10b

3,67b

4,43b

3,23tn

Rataan

0,71a

3,67b

3,88b

4,05b

Ef

0,71tn

3,67tn

4,53tn

5,19tn

3,52tn

Sa

0,71tn

2,40tn

4,43tn

5,19tn

3,18tn

Rataan

0,71a

3,03b

4,48c

5,19c

Ef

0,71tn

4,10tn

2,40tn

2,40tn

2,40tn

Sa

0,71tn

3,67tn

2,40tn

3,67tn

2,61tn

Rataan

0,71a

3,88b

2,40ab

3,03b

Ef

0,71tn

2,83tn

2,40tn

3,24tn

2,29tn

Universitas Sumatera Utara

7

8

9

10

Sa

0,71tn

3,67tn

3,24tn

2,40tn

2,50tn

Rataan

0,71a

3,25b

2,82b

2,82b

Ef

0,71tn

3,67tn

4,10tn

1,55tn

2,51tn

Sa

0,71tn

3,24tn

4,10tn

1,55tn

2,40tn

Rataan

0,71a

3,45b

4,10b

1,55a

Ef

0,71tn

2,40tn

3,67tn

1,55tn

2,08tn

Sa

0,71tn

3,24tn

2,40tn

0,71tn

1,76tn

Rataan

0,71a

2,82b

3,03b

1,13a

Ef

0,71tn

3,24tn

1,55tn

0,71tn

1,55tn

Sa

0,71tn

3,67tn

1,55tn

0,71tn

1,66tn

Rataan

0,71a

3,45b

1,55a

0,71a

Ef

0,71tn

2,40tn

0,71tn

0,71tn

1,13tn

Sa

0,71tn

1,55tn

0,71tn

0,71tn

0,92tn

Rataan

0,71a

1,97b

0,71a

0,71a

Hasil penelitian menunjukkan bahwa S. croceovittatus dibandingkan dengan
E. furcellata hasilnya adalah tidak berbeda nyata seperti yang terlihat pada kolom
faktor predator (Tabel 1). Hal ini dikarenakan cara memangsa dan daya predasi dari
kedua predator ini sama. Memangsa ulat api dengan menusuk dan mengisap cairan
tubuhnya. Kedua predator ini juga dapat memangsa ulat api 2-3 larva dalam 1 hari
tergantung dari jumlah predatornya. Semakin banyak predator yang dimasukkan
dalam sungkup, maka semakin cepat pula predator ini memangsa larva dan semakin
banyak pula larva yang akan mati.

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa persentase mortalitas
ulat api dari kedua predator yang paling efektif adalah yang berjumlah 3 pasang yaitu
sebesar 3,67% yang sudah terlihat berbeda nyata dengan predator yang berjumlah 2
pasang pada hari pertama setelah aplikasi. Hal ini sesuai dengan Sipayung dkk (1988)
yang menyatakan bahwa ketika ulat api tersedia, kepik Sycanus croceovittatus akan
menusuk dengan segera dan mengisap cairan tubuh ulat dalam waktu 4 sampai 5 jam
dan Sudartho dkk (1990) yang menyatakan bahwa kemampuan berbiak dari
Eocanthecona furcellata yang tinggi serta kemampuannya meletakkan telur pada
helaian daun kelapa sawit, sehingga memungkinkan nimfa dan imago hidup pada
tajuk kelapa sawit dan aktif memangsa ulat api.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa persentase mortalitas
larva ulat api terbesar pada kedua predator terlihat pada hari keempat setelah aplikasi.
Dimana persentase mortalitas untuk kedua predator yang memiliki 2 pasang yaitu
sebesar 4,53% dan 3 pasang sebesar 5,19%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
larva ulat api Setothosea asigna mati secara keseluruhan memerlukan waktu sampai
10 hari pengamatan dengan mortalitas larva setiap harinya bervariasi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 7. Cara memangsa E. furcellata
Sumber. Foto Langsung

Gambar 8. Cara memangsa S. croceovittatus
Sumber. Foto Langsung

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kedua predator ini aktif
memangsa larva yaitu pada pagi hari – siang hari. Dalam memangsa larva, kedua
predator sangatlah berbeda. E. furcellata memangsa larva ulat api dengan berebutan
sedangkan S. croceovittatus memangsa larva ulat api dengan sendiri-sendiri dan

Universitas Sumatera Utara

menyergap mangsa dengan tiba-tiba. Hal ini sesuai dengan literatur Susilo (2007)
yang menyatakan bahwa kepik ini adalah pemburu yang ganas. Sewaktu mencari
mangsa geraknya lamban, tetapi jika mangsa telah ditemukan pada jarak tertentu akan
menyergap dengan tiba – tiba dan mengisap habis cairan tubuh mangsa tersebut.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Predator yang memiliki yang paling efektif dalam mengendalikan larva ulat
api S. Asigna berturut-turut adalah 3 pasang, 2 pasang dan 1 pasang.
2. Semakin besar jumlah pasangan cenderung semakin efektif.
3. Kedua predator ini aktif memangsa pada pagi sampai siang hari, kematian
dimulai pada 1 hsa dan berakhir pada 10 hsa.
4. Larva ulat api Setothosea asigna mati keseluruhan membutuhkan waktu 10
hari pengamatan setelah aplikasi.
5. Cara memangsa dan daya predasi dari kedua predator ini tidak berbeda nyata.

Saran
Perlu dilakukan uji lanjut penelitian di lapangan.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus a. 2010. http://en.wikipedia.org/wiki/kelapa_sawit. Diakses
Tanggal 16 Oktober 2010.
_________ b.2010. http://www.erlanardianarisman.wordpress. Diakses Tanggal
16 Oktober 2010.
Desmier de Chenon, R. A. Sipayung and P.S Sudharto. 1989. The importance of
Natural enemies on leaf eating caterpillars in oil palm in Sumatera uses
and possibilities. Proc. Of the PORIM International Palm Oil
Conference.PORIM, Bangi p.245-262.
Fauzi, Yan, Yustina, E.W Imam, S. Rudi. 2002. Kelapa Sawit. Edisi Revisi.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Revised and Translated
by P.A Van der Laan. PT. Ihctiar Baru-Van Hoeve, Jakarta.
Miller, N.C.E. 1956. The Biology of the Heteroptera. Leonard Hill Limited,
London.
Mukopadhyay, A. dan M. Sarker. 2009. Natural Enemies of Some Tea Pests with
Special Reference to Darjeeling. Terai and the Doors. A National Tea
Research Foundation Publication. 56 pp.
Pahan, I. 2006. Panduan Kelapa Sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
Prawirosukarto, S.A. Sipayung dan R.A Lubis. 1991. Metode Pembiakan Predator
Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit dengan Makanan Awetan. Pusat
Penelitian Perkebunan Marihat. Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Prawirosukarto, S.A, Djamin dan Dj Pardede. 1997. Pengendalian
Oryctes
rhinoceros dan Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit Secara Terpadu. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Universitas Sumatera Utara

Prawirosukarto, S.A, R.Y Purba, C. Utomo dan A. Susanto. 2003. Pengenalan dan
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
Purba, A.R, Akiyat, A.D Koedadiri, Dja’far, E.S Sutarta, I.Y Harahap. 2005.
Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.

Sipayung, A., Sudharto P.S, a.U Lubis, Desmier de Chenon. 1991. Status of
Biological Control in Oil Palm Plantations in Indonesia. Pertemuan Teknis
Kelapa Sawit Puslitbun Marihat. 12p.
Sudharto, P.S., A. Sipayung, Desmier de Chenon. 1990. Metode Pembiakan Massal
Predator Eocanthecona furcellata Wolff (Hemiptera: Pentatomidae)
Dengan Makanan Awetan. Buletin Puslitbun Marihat 10 (11).
Susilo, F.X. 2007. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Musuh Alami
Hama Tanaman. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Zulkefli, M., K. Norman dan M.W Basri. 2004. Life Cycle of
Sycanus
dichotomus (Hemiptera: Reduviidae) – A Common Predator of Bagworm
in Oil Palm. Journal of Oil Palm Research 16(2):50-56.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1.
Mortalitas ulat api hari 1 (%)
Rataan mortalitas ulat api hari 1
Perlakuan
Predator
Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

Sa

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

1
0.00
0.00
0.00
10.00
10.00
0.00
0.00
10.00
10.00
20.00
30.00

Ulangan
2
0.00
10.00
10.00
20.00
40.00
0.00
0.00
10.00
10.00
20.00
60.00

3
0.00
0.00
0.00
10.00
10.00
0.00
10.00
20.00
20.00
50.00
60.00

Total

Rataan

0.00
10.00
10.00
40.00
60.00
0.00
10.00
40.00
40.00
90.00
150.00

0.00
3.33
3.33
13.33

Transformasi mortalitas ulat api hari 1 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator
Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
0.71
3.24
0.71
Ef
P2
0.71
3.24
0.71
P3
3.24
4.53
3.24
5.36
11.72
5.36
P0
0.71
0.71
0.71
P1
0.71
0.71
3.24
Sa
P2
3.24
3.24
4.53
P3
3.24
3.24
4.53
7.89
7.89
13.00
Total ulangan
13.26
19.61
18.36

0.00
3.33
13.33
13.33

Total

Rataan

2.12
4.65
4.65
11.01
22.44
2.12
4.65
11.01
11.01
28.79
51.23

0.71
1.55
1.55
3.67
0.71
1.55
3.67
3.67

Keterangan : FK = 109.36
Keterangan : JK Total = 52.64
Keterangan : JK Ulangan = 2.83
Keterangan : JK Perlakuan = 36.49
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 5.05
Keterangan : JK Galat (c) = 3.61

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 1
Predator
Ef
Sa

I
5.36
7.89

II
11.72
7.89

III
5.36
13.00

Total Predator
22.44
28.79

Rataan
1.87
2.40

Total

13.26

19.61

18.36

51.23

Keterangan : JK Predator = 1.68
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 12.76
Keterangan : JK Galat (a) = 8.24

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 1
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I
1.41
1.41
3.95
6.48
13.26

II
1.41
3.95
6.48
7.77
19.61

III
1.41
3.95
5.23
7.77
18.36

Total Pasangan
4.24
9.31
15.66
22.02
51.23

Rataan
0.71
1.55
2.61
3.67

Keterangan : JK Pasangan = 29.76
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 34.06
Keterangan : JK Galat (b) = 1.46

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 1
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

2.83
1.68
8.24
29.76
1.46
5.05
3.61
52.64

1.42
1.68
4.12
9.92
0.24
1.68
0.60

0.41tn
40.71**
2.80tn

Ftabel
5%
1%
18.51

98.49

4.76

9.78

4.76

9.78

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang
Pasangan
Rataan
P0
0.71
P1
1.55
P2
2.61
P3
3.67
Keterangan BNT 5% = 0.6974

Notasi
a
b
c
d

Lampiran 2.
Rataan mortalitas ulat api hari 2
Perlakuan
Predator Pasangan
1
P0
0.00
P1
20.00
Ef
P2
10.00
P3
10.00
40.00
P0
0.00
P1
10.00
Sa
P2
10.00
P3
10.00
30.00
Total ulangan
70.00

Ulangan
2
0.00
0.00
10.00
10.00
20.00
0.00
10.00
10.00
30.00
50.00
70.00

3
0.00
10.00
20.00
20.00
50.00
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
80.00

Transformasi mortalitas ulat api hari 2 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
4.53
0.71
3.24
Ef
P2
3.24
3.24
4.53
P3
3.24
3.24
4.53
11.72
7.89
13.00
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
3.24
Sa
P2
3.24
3.24
3.24
P3
3.24
5.52
3.24
10.43
12.71
10.43
Total ulangan
22.14
20.61
23.43
Keterangan : FK = 182.49
Keterangan : JK Total = 49.51

Total

Rataan

0.00
30.00
40.00
40.00
110.00
0.00
30.00
30.00
50.00
110.00
220.00

0.00
10.00
13.33
13.33

Total

Rataan

2.12
8.48
11.01
11.01
32.61
2.12
9.72
9.72
12.00
33.57
66.18

0.71
2.83
3.67
3.67

0.00
10.00
10.00
16.67

0.71
3.24
3.24
4.00

Keterangan : JK Ulangan = 0.50
Keterangan : JK Perlakuan = 36.27
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 0.66
Keterangan : JK Galat (c) = 3.70

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 2
Predator
Ef
Sa
Total

I
11.72
10.43
22.14

II
7.89
12.71
20.61

III
13.00
10.43
23.43

Total Predator
32.61
33.57
66.18

Rataan
2.72
2.80

Keterangan : JK Predator = 0.04
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 4.43
Keterangan : JK Galat (a) = 3.90

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 2
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I
1.41
7.77
6.48
6.48
22.14

II
1.41
3.95
6.48
8.76
20.61

III
1.41
6.48
7.77
7.77
23.43

Total Pasangan
4.24
18.20
20.73
23.01
66.18

Rataan
0.71
3.03
3.45
3.84

Keterangan : JK Pasangan = 35.57
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 41.21
Keterangan : JK Galat (b) = 5.14

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 2
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

0.50
0.04
3.90
35.57
5.14
0.66
3.70
49.51

0.25
0.04
1.95
11.86
0.86
0.22
0.62

0.02 tn
13.84**
0.36 tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang

Ftabel
5%

1%

18.51

98.49

4.76

9.78

4.76

9.78

Pasangan
P0
P1
P2
P3

Rataan
0.71
3.03
3.45
3.84

Notasi
a
b
b
b

Keterangan BNT 5% = 1.3076

Lampiran 3.
Rataan mortalitas ulat api hari 3
Perlakuan
Predator Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

Sa

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

1
0.00
10.00
20.00
20.00
50.00
0.00
20.00
20.00
30.00
70.00
120.00

Ulangan
2
0.00
10.00
20.00
10.00
40.00
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
70.00

3
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
0.00
20.00
10.00
20.00
50.00
80.00

Transformasi mortalitas ulat api hari 3 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
3.24
Ef
P2
4.53
4.53
3.24
P3
4.53
3.24
3.24
13.00
11.72
10.43
Sa
P0
0.71
0.71
0.71

Total

Rataan

0.00
30.00
50.00
40.00
120.00
0.00
50.00
40.00
60.00
150.00
270.00

0.00
10.00
16.67
13.33

Total

Rataan

2.12
9.72
12.30
11.01
35.15
2.12

0.71
3.24
4.10
3.67

0.00
16.67
13.33
20.00

0.71

P1
P2
P3
Total ulangan

4.53
4.53
5.52
15.29
28.29

3.24
3.24
3.24
10.43
22.14

4.53
3.24
4.53
13.00
23.43

12.30
11.01
13.29
38.72
73.86

4.10
3.67
4.43

Keterangan : FK = 227.32
Keterangan : JK Total = 54.68
Keterangan : JK Ulangan = 2.62
Keterangan : JK Perlakuan = 47.64
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 1.72
Keterangan : JK Galat (c) =0.40

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 3
Predator
Ef
Sa
Total

I
13.00
15.29
28.29

II
11.72
10.43
22.14

III
10.43
13.00
23.43

Total Predator
35.15
38.72
73.86

Rataan
2.93
3.23

Keterangan : JK Predator = 0.53
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 4.31
Keterangan : JK Galat (a) = 1.16

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 3
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I
1.41
7.77
9.06
10.05
28.29

II
1.41
6.48
7.77
6.48
22.14

III
1.41
7.77
6.48
7.77
23.43

Total Pasangan
4.24
22.02
23.30
24.30
73.86

Rataan
0.71
3.67
3.88
4.05

Keterangan : JK Pasangan = 45.39
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 50.87
Keterangan : JK Galat (b) = 2.85

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 3
SK
Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan

DB

JK

KT

Fhitung

2
1
2
3

2.62
0.53
1.16
45.39

1.31
0.53
0.58
15.13

0.92 tn
31.82**

Ftabel
5%

1%

18.51

98.49

4.76

9.78

Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

6
3
6
23

2.85
1.72
0.40
54.68

0.48
0.57
0.07

8.50

4.76

9.78

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang
Pasangan
Rataan
P0
0.71
P1
3.67
P2
3.88
P3
4.05

Notasi
a
b
b
b

Keterangan BNT 5% = 0.97415

Uji lanjut BNT Taraf 5% untuk membandingkan rataan pasangan untuk taraf predator
yang sama atau berbeda
Pasang
Predator
0
1
2
3
Ef
0.71
3.24
4.10
3.67
Sa
0.71
4.10
3.67
4.43
Predator
Ef
Sa

Pasang
0
0.71a
0.71a

Keterangan BNT 5% = 1.04089

1
3.24a
4.10a

2
4.10a
3.67a

3
3.67a
4.43a

Lampiran 4.
Rataan mortalitas ulat api hari 4
Perlakuan
Predator Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

Sa

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

Ulangan
1
2
3
0.00
0.00
0.00
10.00
20.00
10.00
20.00
20.00
20.00
30.00
20.00
30.00
60.00
60.00
60.00
0.00
0.00
0.00
10.00
10.00
0.00
10.00
30.00
20.00
30.00
30.00
20.00
50.00
70.00
40.00
110.00 130.00 100.00

Total

Rataan

0.00
40.00
60.00
80.00
180.00
0.00
20.00
60.00
80.00
160.00
340.00

0.00
13.33
20.00
26.67
0.00
6.67
20.00
26.67

Transformasi mortalitas ulat api hari 4 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator
Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
4.53
3.24
Ef
P2
4.53
4.53
4.53
P3
5.52
4.53
5.52
14.00 14.29
14.00
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
0.71
Sa
P2
3.24
5.52
4.53
P3
5.52
5.52
4.53
12.71 14.99
10.47
Total ulangan
26.71 29.28
24.47

Total

Rataan

2.12
11.01
13.58
15.57
42.29
2.12
7.19
13.29
15.57
38.17
80.46

0.71
3.67
4.53
5.19
0.71
2.40
4.43
5.19

Keterangan : FK = 269.73
Keterangan : JK Total = 82.27
Keterangan : JK Ulangan = 1.45
Keterangan : JK Perlakuan = 72.94
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 1.74
Keterangan : JK Galat (c) =2.78

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 4
Predator
Ef
Sa
Total

I
14.00
12.71
26.71

II
14.29
14.99
29.28

III
14.00
10.47
24.47

Total Predator
42.29
38.17
80.46

Rataan
3.52
3.18

Keterangan : JK Predator = 0.70
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 3.28
Keterangan : JK Galat (a) = 1.12

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 4
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I
1.41
6.48
7.77
11.05
26.71

II
1.41
7.77
10.05
10.05
29.28

III
1.41
3.95
9.06
10.05
24.47

Keterangan : JK Pasangan = 70.50
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 75.91
Keterangan : JK Galat (b) = 3.97

Total Pasangan
4.24
18.20
26.87
31.15
80.46

Rataan
0.71
3.03
4.48
5.19

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 4
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

1.45
0.70
1.12
70.50
3.97
1.74
2.78
82.27

0.73
0.70
0.56
23.50
0.66
0.58
0.46

1.26 tn
35.55**
1.25 tn

Ftabel
5%

1%

18.51

98.49

4.76

9.78

4.76

9.78

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang
Pasangan
Rataan
P0
0.71
P1
3.03
P2
4.48
P3
5.19

Notasi
a
b
c
c

Keterangan BNT 5% = 1.1486

Lampiran 5.
Rataan mortalitas ulat api hari 5
Perlakuan
Predator
Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

1
0.00
20.00
10.00
10.00

Ulangan
2
3
0.00
0.00
10.00
20.00
0.00
10.00
10.00
0.00

Total

Rataan

0.00
50.00
20.00
20.00

0.00
16.67
6.67
6.67

Sa

40.00
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
70.00

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

20.00
0.00
10.00
0.00
20.00
30.00
50.00

30.00
0.00
20.00
10.00
10.00
40.00
70.00

Transformasi mortalitas ulat api hari 5 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator
Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
4.53
3.24
4.53
Ef
P2
3.24
0.71
3.24
P3
3.24
3.24
0.71
11.72
7.89
9.18
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
4.53
Sa
P2
3.24
0.71
3.24
P3
3.24
4.53
3.24
10.43
9.18
11.72
Total ulangan
22.14
17.08
20.90

90.00
0.00
40.00
20.00
40.00
100.00
190.00

0.00
13.33
6.67
13.33

Total

Rataan

2.12
12.30
7.19
7.19
28.79
2.12
11.01
7.19
11.01
31.33
60.12

0.71
4.10
2.40
2.40
0.71
3.67
2.40
3.67

Keterangan : FK = 150.59
Keterangan : JK Total = 51.41
Keterangan : JK Ulangan = 1.74
Keterangan : JK Perlakuan = 35.26
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 2.44
Keterangan : JK Galat (c) =1.21

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 5
Predator
Ef
Sa
Total

I
11.72
10.43
22.14

II
7.89
9.18
17.08

III
9.18
11.72
20.90

Total Predator
28.79
31.33
60.12

Rataan
2.40
2.61

Keterangan : JK Predator = 0.27
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 2.96
Keterangan : JK Galat (a) = 0.95

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 5
Pasangan

I

II

III

Total Pasangan

Rataan

P0
P1
P2
P3
Total

1.41
7.77
6.48
6.48
22.14

1.41
6.48
1.41
7.77
17.08

1.41
9.06
6.48
3.95
20.90

4.24
23.30
14.38
18.20
60.12

0.71
3.88
2.40
3.03

Keterangan : JK Pasangan = 32.55
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 46.54
Keterangan : JK Galat (b) = 12.25

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 5
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

1.74
0.27
0.95
32.55
12.25
2.44
1.21
51.41

0.87
0.27
0.47
10.85
2.04
0.81
0.20

0.56 tn
5.31
4.04 tn

Ftabel
5%
1%
18.51

98.49

4.76

9.78

4.76

9.78

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang
Pasangan
Rataan
P0
0.71
P1
3.88
P2
2.40
P3
3.03
Keterangan BNT 5% = 2.0186

Lampiran 6.
Rataan mortalitas ulat api hari 6

Notasi
a
b
ab
b

Perlakuan
Predator
Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

Sa

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

1
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
60.00

Ulangan
2
0.00
0.00
0.00
10.00
10.00
0.00
20.00
10.00
0.00
30.00
40.00

3
0.00
20.00
10.00
10.00
40.00
0.00
10.00
10.00
10.00
30.00
70.00

Transformasi mortalitas ulat api hari 6 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
0.71
4.53
Ef
P2
3.24
0.71
3.24
P3
3.24
3.24
3.24
10.43
5.36
11.72
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
4.53
3.24
Sa
P2
3.24
3.24
3.24
P3
3.24
0.71
3.24
10.43
9.18
10.43
Total ulangan
20.86
14.54
22.14

Total

Rataan

0.00
30.00
20.00
30.00
80.00
0.00
40.00
30.00
20.00
90.00
170.00

0.00
10.00
6.67
10.00

Total

Rataan

2.12
8.48
7.19
9.72
27.51
2.12
11.01
9.72
7.19
30.04
57.54

0.71
2.83
2.40
3.24

0.00
13.33
10.00
6.67

0.71
3.67
3.24
2.40

Keterangan : FK = 137.97
Keterangan : JK Total = 44.03
Keterangan : JK Ulangan = 4.14
Keterangan : JK Perlakuan = 26.81
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 2.94
Keterangan : JK Galat (c) =9.57

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 6
Predator
Ef
Sa

I
10.43
10.43

II
5.36
9.18

III
11.72
10.43

Total Predator
27.51
30.04

Rataan
2.29
2.50

Total

20.86

14.54

22.14

57.54

Keterangan : JK Predator = 0.27
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 6.17
Keterangan : JK Galat (a) = 1.76

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 6
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I
1.41
6.48
6.48
6.48
20.86

II
1.41
5.23
3.95
3.95
14.54

III
1.41
7.77
6.48
6.48
22.14

Total Pasangan
4.24
19.48
16.91
16.91
57.54

Rataan
0.71
3.25
2.82
2.82

Keterangan : JK Pasangan = 23.60
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 29.48
Keterangan : JK Galat (b) = 1.75

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 6
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

4.14
0.27
1.76
23.60
1.75
2.94
9.57
44.03

2.07
0.27
0.88
7.87
0.29
0.98
1.60

0.30 tn
27.02**
0.61 tn

Ftabel
5%

1%

18.51

98.49

4.76

9.78

4.76

9.78

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang
Pasangan
Rataan
P0
0.71
P1
3.25
P2
2.82
P3
2.82
Keterangan BNT 5% = 0.7623

Notasi
a
b
b
b

Lampiran 7.
Rataan mortalitas ulat api hari 7
Perlakuan
Predator
Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

Sa

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

1
0.00
10.00
20.00
0.00
30.00
0.00
10.00
20.00
0.00
30.00
60.00

Ulangan
2
0.00
20.00
10.00
10.00
40.00
0.00
10.00
10.00
0.00
20.00
60.00

3
0.00
10.00
20.00
0.00
30.00
0.00
10.00
20.00
10.00
40.00
70.00

Transformasi mortalitas ulat api hari 7 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator Pasangan
1
2
3
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
4.53
3.24
Ef
P2
4.53
3.24
4.53
P3
0.71
3.24
0.71
9.18
11.72
9.18
P0
0.71
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
3.24
Sa
P2
4.53
3.24
4.53
P3
0.71
0.71
3.24
9.18
7.89
11.72
Total ulangan
18.36
19.61
20.90
Keterangan : FK = 144.42
Keterangan : JK Total = 57.58
Keterangan : JK Ulangan = 0.40
Keterangan : JK Perlakuan = 45.71
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 0.21
Keterangan : JK Galat (c) =4.41

Total

Rataan

0.00
40.00
50.00
10.00
100.00
0.00
30.00
50.00
10.00
90.00
190.00

0.00
13.33
16.67
3.33
0.00
10.00
16.67
3.33

Total

Rataan

2.12
11.01
12.30
4.65
30.08
2.12
9.72
12.30
4.65
28.79
58.87

0.71
3.67
4.10
1.55
0.71
3.24
4.10
1.55

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 7
Predator
Ef
Sa
Total

I

II

III

9.18
9.18
18.36

11.72
7.89
19.61

9.18
11.72
20.90

Total
Predator
30.08
28.79
58.87

Rataan
2.51
2.40

Keterangan : JK Predator = 0.07
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 3.03
Keterangan : JK Galat (a) = 2.56

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 7
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I

II

III

1.41
6.48
9.06
1.41
18.36

1.41
7.77
6.48
3.95
19.61

1.41
6.48
9.06
3.95
20.90

Total
Pasangan
4.24
20.73
24.59
9.31
58.87

Rataan
0.71
3.45
4.10
1.55

Keterangan : JK Pasangan = 45.44
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 50.34
Keterangan : JK Galat (b) = 4.50

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 7
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

0.40
0.07
2.56
45.44
4.50
0.21
4.41
57.58

0.20
0.07
1.28
15.15
0.75
0.07
0.74

0.05 tn
20.19**
0.09 tn

Ftabel
5%

1%

18.51

98.49

4.76

9.78

4.76

9.78

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata
Keterangan : ** = Sangat berbeda nyata

Uji lanjut BNT Taraf 5% Faktor Pasang
Pasangan
Rataan
P0
0.71

Notasi
a

P1
P2
P3

3.45
4.10
1.55

b
b
a

Keterangan BNT 5% = 1.2235

Lampiran 8.
Rataan mortalitas ulat api hari 8
Perlakuan
Predator Pasangan
P0
P1
Ef
P2
P3

Sa

P0
P1
P2
P3

Total ulangan

1
0.00
10.00
10.00
0.00
20.00
0.00
10.00
10.00
0.00
20.00
40.00

Ulangan
2
0.00
10.00
20.00
10.00
40.00
0.00
10.00
10.00
0.00
20.00
60.00

3
0.00
0.00
10.00
0.00
10.00
0.00
10.00
0.00
0.00
10.00
20.00

Transformasi mortalitas ulat api hari 8 ( √ x + 0.5 )
Perlakuan
Ulangan
Predator
Pasangan
1
2
P0
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
Ef
P2
3.24
4.53
P3
0.71
3.24
7.89
11.72
P0
0.71
0.71
P1
3.24
3.24
Sa
P2
3.24
3.24
P3
0.71
0.71
7.89
7.89

3
0.71
0.71
3.24
0.71
5.36
0.71
3.24
0.71
0.71
5.36

Total

Rataan

0.00
20.00
40.00
10.00
70.00
0.00
30.00
20.00
0.00
50.00
120.00

0.00
6.67
13.33
3.33
0.00
10.00
6.67
0.00

Total

Rataan

2.12
7.19
11.01
4.65
24.97
2.12
9.72
7.19
2.12
21.15

0.71
2.40
3.67
1.55
0.71
3.24
2.40
0.71

Total ulangan

15.79

19.61

10.72

46.12

Keterangan : FK = 88.97
Keterangan : JK Total = 43.36
Keterangan : JK Ulangan = 4.97
Keterangan : JK Perlakuan = 29.42
Keterangan : JK Predator Pasangan (JK PP) = 3.96
Keterangan : JK Galat (c) =4.67

Rataan pengaruh predator terhadap mortalitas ulat api hari 7
Predator
Ef
Sa
Total

I
7.89
7.89
15.79

II
11.72
7.89
19.61

III
5.36
5.36
10.72

Total Predator
24.97
21.15
46.12

Rataan
2.08
1.76

Keterangan : JK Predator = 0.61
Keterangan : JK Total Petak Jalur Predator = 6.79
Keterangan : JK Galat (a) = 1.22

Rataan pengaruh jumlah pasang terhadap mortalitas ulat api hari 8
Pasangan
P0
P1
P2
P3
Total

I
1.41
6.48
6.48
1.41
15.79

II
1.41
6.48
7.77
3.95
19.61

III
1.41
3.95
3.95
1.41
10.72

Total Pasangan
4.24
16.91
18.20
6.78
46.12

Rataan
0.71
2.82
3.03
1.13

Keterangan : JK Pasangan = 24.85
Keterangan : JK Total Petak Jalur Pasangan = 32.90
Keterangan : JK Galat (b) = 3.09

Analisis keragaman mortalitas ulat api hari 8
SK

DB

JK

KT

Fhitung

Ulangan
Predator
Galat (a)
Pasangan
Galat (b)
PP
Galat (c)
Total

2
1
2
3
6
3
6
23

4.97
0.61
1.22
24.85
3.09
3.96
4.67
43.36

2.48
0.61
0.61
8.28
0.51
1.32
0.78

1.00 tn
16.09**
1.70 tn

Keterangan : tn

= Tidak berbeda nyata

Dokumen yang terkait

Identifikasi Parasitoid Larva Ulat Api (Lepidoptera : Limacodidae) Pada Pertanaman Kelapa Sawit

9 114 45

Daya Predasi Sycanus croceovittatus (Hemiptera: Reduviidae) terhadap Ulat Api Setothosea asigna pada Tanaman Kelapa Sawit di Insektarium

34 236 42

Penggunaan Jamur Cordyceps militaris terhadap Ulat Api Setothosea asigna Van Eecke (Lepidoptera : Limacodidae) pada Tanaman Kelapa Sawit

19 97 82

Kemampuan Predator Eocanthecona Furcellata (Wolff) (Hemiptera : Pentatomidae) Mengendalikan Ulat Api Sethotosea Asigna V Eecke Di Pertanaman Kelapa Sawit

13 170 56

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

1 10 56

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 12

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 2

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 2

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 7

Uji Efektifitas Beberapa Bahan Aktif Insektisida Untuk Mengendalikan Ulat Api (Setothosea asigna Eecke) Pada Fase Vegetatif Kelapa Sawit di Lapangan

0 0 2