yang disengketakan sehingga penyelesaianya perlu adanya pihak ketigaorang lain.Abdulkadir Muhammad, 2008:12
g. Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut, Moeljatno:1993:54
h. Tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi dengan menyalah gunakan wewenang, kesempatan atau sarana yang
ada pada dirinya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara Pasal 2 ayat 1 Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberarantasan Tindak Pidana Korupsi.
i. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Pasal 1 Ayat 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah. j.
Lampung timur adalah kabupaten atau daerah tingkat II yang berasal dari kabupaten daerah tingkat II lampung tengah dengan pusat pemerintahan di
sukadana serta otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi lampung Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Lampung Timur. k.
Kasasi adalah upaya yang dilakukan penuntut umum maupun terdakwa untuk tidak menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang Pasal 1 Ayat 12 KUHAP
E. Sistematika Penulisan
Agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi dalam penulisan sekripsi ini dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka sekripsi ini disusun dalam 5
lima Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
1. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, dan sistematika
penulisan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan Bab yang berisikan tentang pengertian-pengertian dari istilah latar belakang pembuktian, masalah dan dasar hukum dalam membahas hasil
penelitian yang terdiri dari: pengertian tindak pidana, dan pengertian tindak pidana korupsi,dasar-dasar putusan hakim.
3. METODE PENELITIAN
Merupakan Bab yang menjelaskan metode yang dilakukan utuk memperoleh dan mengelola data yang akurat, adapun metode yang di gunakan terdiri dari
pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan dan pengelolahan data, serta analisis data.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini berisikan pembahasan dari hasil penelitian yang akan memberikan jawaban tentang pelaksanaan peradilan perkara tindak pidana korupsi, serta
tuntutan yang di lakukan oleh Jaksa Penuntut Umum serta dasar-dasar pembelaan
terdakwa begitu juga dengan adanya dasar-dasar putusan hakim dan tuntutan jaksa. Serta tindak pidana yang bertentangan dengan Undang-undang 31 Tahun
1999 jo Undang-undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5. PENUTUP
Merupakan Bab yang berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang berupa jawaban dari permasalahan berdasarkan hasil penelitian serta berisikan
saran- saran penulis mengenai apa yang harus ditingkatkan dari pengembangan teori-teori yang berkaitan dengan hasil penelian demi perbaikan dimasa
mendatang.
II. TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian Putusan Hakim
Perihal “putusan hakim” atau “putusan pengadilan” merupakan aspek penting dan diperlukan untuk menyelesaikan perkara pidana. Oleh karena itu dapatlah dikonklusikan
lebih jauh bahwasanya “putusan hakim” disatu pihak berguna bagi terdakwa memperoleh kepastian hukum rech zekerheids
tentang “statusnya” dan sekaligus dapat mempersiapkan langkah berikutnya terhadap putusan tersebut dalam artian berupa
menerima putusan ataupun melakukan upaya hukum verzet, banding atau kasasi, melakukan grasi, dan sebagainya. Sedangkan dilain pihak, apabila ditelaah melalui visi
hakim yang mengadili perkara, putusan hakim merupakan mahkota “sekaligus”
“puncak” pencerminan nilai-nilai keadilan; kebenaran hakiki, hak asasi manusia; penguasaan hukum atau fakta secara mapan, mumpuni dan faktual, serta visualisasi
etika, mentalitas, dan moralitas dari hakim yang bersangkutan. Rubini, S.H. dan Chaidir Ali, S.H., merumuskan bahwa keputusan hakim itu merupakan
suatu akte penutup dari suatu proses perkara dan putusan hakim itu disebut vonis yang menurut kesimpulan-kesimpulan terakhir mengenai hukum dari hakim serta memuat
akibat-akibatnya. Bab I Pasal 1 angka 5 Rancangan Undang-undang Hukum Acara Perdata menyebutkan putusan pengadilan adalah : suatu putusan oleh hakim, sebagai
pejabat negara yang diberi wewenang menjalankan kekuasaan kehakiman, yang