Teori keagenan dan asimetri informasi
khusus dan perusahaan organisasi secara umum. Scott 2006 mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba:
1. Bonus Purposes, manajer yang memiliki informasi atas laba bersih
perusahaan akan bertindak secara opportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba.
2. Political Motivations, manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba
yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang
mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. 3.
Taxation Motivation, motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan
dengan tujuan penghematan pajak pendapatan. 4.
Pergantian CEO, CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Dan jika
kinerja perusahaan buruk, mereka akan berusaha memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.
5. Initial Public Offering IPO, manajer perusahaan akan melakukan
earning management agar harga sahamnya saat penawaran perdana IPO lebih tinggi, sedangkan kapitalisasi modal perusahaan menjadi lebih besar.
Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada dalam prospektus merupakan sumber ibformasi yang penting. Informasi ini dapat dipakai
sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan. Untuk
mempengaruhi keputusan calon investor maka manajer berusahan manaikan laba yang dilaporkan.
Irfan 2002:89 mengungkapkan bahwa terdapat tiga teknik yang dapat digunakan
manajer dalam melakukan manajemen laba, yaitu: 1.
Perubahan Metode Akuntansi Dilakukan dengan mengubah metode akuntansi yang berbeda dengan
metode sebelumnya sehingga dapat menaikkan atau menurunkan angka laba. Misalnya, dengan mengubah metode depresiasi, metode penilaian
persediaan, mengubah taksiran umur asset, dan sebagainya. 2.
Memainkan Kebijakan Perkiraan Akuntansi Dilakukan dengan cara memainkan kebijakan akuntansinya. Misalnya,
mengubah kebijakan taksiran piutang tak tertagih, kebijakan perkiraan biaya garansi, maupun kebijakan perkiraan terhadap proses pengadilan
yang belum diputuskan. 3.
Menggeser Periode Biaya atau Pendapatan Kebijakan ini juga dikatakan sebagai manipulasi keputusan operasional.
Misalnya, mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode akuntansi berikutnya, kerjasama dengan vendor untuk
mempercepat atau menunda pengiriman tagihan sampai periode akuntansi berikutnya, menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi laba, dan lain
sejenisnya