Hasil dan Pembahasan T1 702010032 Full text

12

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh hasil bahwa banyak siswa yang kurang aktif dikelas sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Atas dasar itulah peneliti membuat inovasi dalam hal metode pembelajaran. Pembelajaran disekolah selama ini kurang memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga peneliti mencoba mengembangkan metode belajar yang baru dengan menerapkan teknologi didalamnya. Teknologi tersebut berupa aplikasi yang di padukan dengan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipakai yaitu menggunakan metode mind map dengan memanfaatkan media internet sebagai sumber belajar. Penggunaan mind map dilakukan di kelas eksperimen yaitu kelas X6 SMA Negeri 1 Karanggede. Kemudian ada kelas kontrol yaitu kelas X7 SMA Negeri 1 Karanggede sebagai kelas pembanding tanpa menggunakan metode mind map. Tes tertulis dilakukan sebelum pembelajaran pretest dan sesudah pembelajaran posttest dengan menggunakan soal yang sama. Pretest ini digunakan untuk mengetahui rata – rata nilai dua kelas dan kemampuan dasar siswa, sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah materi dan perlakuan diberikan kepada siswa. Pretest dan postest ini juga digunakan untuk melakukan uji hiipotesis. Soal yang digunakan adalah multiple choice dengan jumlah butir soal sebanyak 40 soal. Kegiatan dimulai dengan pretest untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang akan dijelaskan dan untuk menjawab hipotesis nantinya terkait dengan peningkatan hasil belajar siswa. Setelah pretest dilakukan peneliti menjelaskan materi apa yang akan diajarkan. Setelah itu siswa diperkenalkan dengan metode mind map. Siswa tampak antusias mendengarkan. Siswa kemudian diperkenalkan juga dengan aplikasi mind maple lite serta cara penggunaanya. Siswa diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk 1 kelompok. Kemudian siswa diminta membuat peta konsep dengan membuat inti utama dari materi yang akan diajarkan kemudian diletakkan di tengah – tengah lembar kerja pada aplikasi mind maple lite. Setelah itu siswa disuruh menjabarkan inti utama tersebut kedalam peta konsep. Siswa diperkenalkan dengan media internet sebagai sumber belajar mereka. Media internet yang dipakai hanya dibatasi pada penggunaan search engine dengan halaman pencarian seputar materi yang akan diajarkan. Apabila siswa membuka website yang tidak berhubungan dengan materi yang akan diajarkan maka siswa akan ditegur. Setelah siswa selesai membuat peta konsep kemudian siswa disuruh untuk membuat mempercantik tampilan mind mapnya. Mempercantik dengan cara memberikan gambar – gambar yang sesuai supaya terlihat menarik dan tidak membosankan. Setelah pembelajaran selesai maka siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya dengan menggunakan aplikasi mind maple lite didepan kelas. Berikut ini merupakan hasil dari pembuatan mind map siswa dikelas : 13 Gambar 4.1. Hasil Pekerjaan Siswa Menggunakan Aplikasi Mind Maple Lite Cara tersebut ternyata efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa dikelas. Perhatian siswa dikelas semakin meningkat. Siswa lebih berani untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan serta aktif dalam berdiskusi. Hasil observasi membuktikan bahwa keaktifan dikelas meningkat dan diukur berdasarkan indikator – indikator keaktifan. Hasil yang berbeda didapatkan dikelas kontrol tanpa menggunakan mind map. Siswa kelas kontrol memiliki kategori keaktifan kurang aktif dan kelas eksperimen memiliki kategori sangat aktif. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dikelas No Indikator Persentase Kelas Kontrol Eksperimen 1 Perhatian siswa terhadap pelajaran 37.93 93.10 2 Keberanian mengajukan pertanyaan 20.7 72.41 3 Keberanian menjawab pertanyaan 20.7 75.86 4 Kemampuan mengemukakan pendapat 27.6 79.31 5 Aktif dalam melakukan diskusi 27.6 82.76 6 Partisipasi dalam kelompoknya 41.4 79.31 7 Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya 37.9 100 8 Mengerjakan soal – soal yang diberikan untuk menambah pemahaman 100 100 Total Persentase 39,2 85,3 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total persentase keaktifan siswa kelas kontrol adalah 39,2 masuk dalam kategori kurang aktif sedangkan persentase kelas eksperimen yaitu 85,3 masuk dalam kategori sangat aktif. Penilaian dilakukan dengan cara non sistematis yaitu dengan cara menggunakan daftar yang berisi indikator kemudian peneliti mengamati kegiatan per siswa dengan mengisi lembar observasi yang dibuat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan mind map menggunakan aplikasi mind 14 maple lite dengan memanfaatkan media internet berhasil untuk meningkatkan keaktifan siswa dikelas. Penerapan mind map dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran dikelas yaitu sebesar 85,3, berbeda dengan kelas kontrol 39,2. Perhatian siswa meliputi antusiasme siswa dalam memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru atau peneliti. Siswa kelas kontrol cenderung lebih ramai dikelas ketika guru atau peneliti menerangkan hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 37,93 siswa kelas control yang memperhatikan, berbeda dengan kelas eksperimen yaitu sebesar 93,10. Keberanian mengajukan pertanyaan ditunjukkan oleh siswa kelas ekperimen yaitu terdapat 72,41 siswa yang berani bertanya tentang materi yang diajarkan, sedangkan dikelas kontrol hanya 20,70 saja. Siswa kelas eksperimen menunjukkan hasil yang positif karena banyak siswanya ketika ditanya oleh guru mau menjawab meskipun jawabannya kurang tepat tetapi guru tetap memberikan apresiasi karena berani menjawabnya dan kemudian guru meluruskan jawaban yang salah. Keberanian menjawab pertanyaan yang ditunjukkan oleh kelas eksperimen yaitu sebesar 75,86 dan kelas kontrol sebesar 20,07. Siswa kelas eksperimen lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya dikelas. Hal ini ditujunkan persentase sebesar 79,31 sedangkan kelas kontrol sebesar 27,6 dan hanya ditemui beberapa siswa yang berani mengemukakan pendapatnya. Aktif dalam melakukan diskusi yaitu ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang saling tanya jawab dikelas. Tanya jawab tidak hanya dilakukan dengan teman satu kelompok tapi juga dengan kelompok lain. Karena siswa antusias dengan penerapan mind map maka banyak siswa yang aktif berdiskusi. Hal ini ditunjukan dengan jumlah persentase sebesar 82,76 sedangkan dikelas kontrol lebih rendah yaitu 27,6. Siswa dengan metode mind map mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan baik. Nilai sempurna yatu 100 ditunjukkan oleh siswa kelas eksperimen. Siswa bergantian menjelaskan pekerjaannya dikelas. Hasil siswa kelas kontrol sebesar 37,9 disebabkan karena hanya sebagian dari mereka yang mempresentasikan hasil pekerjaannya dalam satu kelompok. Hasil yang sama ditunjukkan ketika mereka mengerjakan soal – soal yang diberikan untuk menambah pemahaman. Skor yang diperoleh sama yaitu sebesar 100. Perbandingan keaktifan kelas dapat dilihat pada diagaram berikut ini : Grafik 4.1 Perbandingan Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 7 8 Kelas Kont rol Kelas Eksperim en 15 Data yang diolah dinyatakan normal dan homogen sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini data diolah menggunakan software IBM SPSS Statistics versi 20.0 Hipotesis pertama yang diajukan adalah apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran TIK antara siswa yang pembelajarannya menggunakan mind map dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hipotesis nol h dan hipotesis alternatifnya h a digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja yaitu hipotesis yang menyatakan adannya hubungan antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Hipotesis Nol disebut juga hipotesis statistik karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik dan diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y [22]. H o dan H a yang diajukan seperti dibawah ini : H : Tidak ada peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran mind map dengan kelompok pembelajaran konvensional. H a : Ada peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan pembelajaran mind map dengan kelompok pembelajaran konvensional. Kriteria pengujian adalah tolak H o dan terima H a apabila t hitung t tabel signifikasi 5 dan terima Ho dan tolah Ha apabila t hitung t tabel signifikasi 5 . Hasil Uji-t komparatif dua sampel independen kelas kontrol dan kelas eksperimen diolah dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics versi 20.0. Data diolah dan menghasilkan data seperti berikut ini: Tabel 4.2. Hasil Uji-t komparatif dua sampel independen No Variabel t hitung t tabel Keterangan 1 Kelas Kontrol 5,596 2.0484 H o ditolak dan H a diterima 2 Kelas Eksperimen 12,714 2.0484 H o ditolak dan H a diterima Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol karena metode pembelajaran kelas eksperimen menggunakan mind map sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hipotesis kedua yang diajukan adalah apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan pada mata pelajaran TIK antara siswa yang pembelajarannya menggunakan mind map dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hipotesis nol h dan hipotesis alternatifnya h a 16 digunakan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini. H o dan H a yang diajukan seperti dibawah ini : H : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Mind Map dengan kelompok metode pembelajaran konvensional. H a : Ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Mind Map dengan kelompok metode pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji-t sampel bebas independent t-test. Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media mind map dengan hasil belajar siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan media mind map. Berdasarkan uji-t independent t-test yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil seperti berikut ini : Tabel 4.3. Hasil Uji Independet t-test Variabel yang diuji Identifikasi variansi data t-test for Equality of Means Sig. 2-tailed t hitung t tabel Dk Perbedaan Hasil Belajar Postest Equal variances assumed 0.000 7.482 2.003241 56 Berdasarkan tabel hasil uji-t, jika nilai t hitung t tabel maka H a diterima dan H ditolak. Nilai t hitung adalah 7.482 yang mempunyai arti t hitung t tabel 2.003241 sehingga H 1 diterima sehingga hipotesis penelitian “Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas yang menggunakan model pembelajaran mind map daripada siswa kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional” terbukti. Selain itu dapat dilihat juga pada Sig. 2-tailed terdapat nilai 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari α=5=0,05 berarti hasil belajar siswa dengan model pembelajarannya menggunakan Mind Map lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil dari uji hipotesis yang telah dilakukan maka tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa atau tidak antara siswa yang menggukan mind map dengan siswa tanpa menggunakan mind map dapat terjawab. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan independent sample t- test yang telah dilakukan ternyata terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar 7.482 dan t tabel 2.003241. Karena t hitung t tabel maka h a diterima. Selain itu hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran mind map memiliki rata – rata nilai yang lebih tinggi yaitu 81,76 dibandingkan kelas kontrol 66,45. Dilihat dari hasil belajar siswa ternyata ada pengaruh antara keaktifan belajar dan hasil belajar dimana siswa kelas eksperimen yang memiliki kategori siswa sangat aktif memiliki hasil yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang memiliki kategori siswa kurang aktif. 17 Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode yang telah diterapkan. Pertanyaan wawancara tersebut yaitu 1 Bagaimana tanggapan siswa dalam penerapan metode mind map dikelas 2 Apakah dengan penerapan metode mind mapmembuat siswa menjadi lebih aktif. Hasil dari wawancara tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4. Hasil Wawancara Dengan Siswa Narasumber 1 1. Metode mind map sangat bermanfaat sekali dikelas. Pembelajaran jadi tidak membosankan dan monoton. Siswa lebih termotivasi untuk belajar. 2. Siswa menjadi lebih aktif dikelas karena metode mind map membuat siswa lebih termotivasi dalam aktivitas dikelas Narasumber 2 1. Metode mind map membuat siswa lebih terpacu dalam belajar karena metode yang simpel tapi memberikan efek yang luar biasa dalam mengingat. 2. Siswa menjadi aktif karena mind map memberikan kesan simpel dan mudah dalam penerapannya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan hasil yang positif mengenai metode mind map yang digunakan didalam kelas. Hasil dapat disimpulkan bahwa siswa merasa metode mind map sangat bermanfaat karena pembelajaran jadi tidak membosankan dan metode yang dipakai simpel tapi memberikan efek luar biasa dalam meningkatkan hasil belajar serta metode mind map juga dapat meningkatkan keaktifan siswa. Penelitian ini menggunakan aplikasi sehingga peneliti juga menggunakan kuisioner untuk mengukur aplikasi yang digunakan apakah aplikasi layak digunakan serta berhasil atau tidak dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan kuisioner yang telah telah dijawab oleh siswa maka didapatkan datanya diolah dengan menggunakan skala likert dan hasilnya seperti berikut ini : Tabel 4.5. Hasil Skor Kuisioner No Pertanyaan Skor Pertanyaan 1 Pembelajaran menggunakan aplikasi mind maple lite menarik. 109 2 Aplikasi mind maple lite mudah digunakan dan user friendly. 140 3 Dengan menggunakan aplikasi mind maple lite dapat menjawab permasalahan yang dikemukakan oleh guru. 119 4 Pembelajaran menggunakan aplikasi mind maple lite dapat membuat saya lebih mudah memahami materi daripada menggunakan model pembelajaran konvensional. 123 5 Aplikasi mind maple lite membuat saya lebih aktif dikelas. 134 6 Saya mendapatkan banyak keuntungan dari pembelajaran menggunakan aplikasi mind maple lite. 108 Total 773 18 Berdasarkan interpretasi jumlah skor diatas maka didapatkan jumlah skor 733 dan berada pada rentang kuartil III 733 maksimal. Penggunaan aplikasi mind maple lite masuk dalam kategori berhasil [23]. Jadi dapat disimpulkan bahwa aplikasi mind maple lite berdampak positif bagi siswa dan terbukti bahwa aplikasi mind maple lite menarik dan dapat membuat siswa lebih aktif dikelas serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Penutup