2
1. Pendahuluan
Hasil pengamatan yang telah dilakukan di SMA N 1 Karanggede menunjukkan bahwa pembelajaran TIK dianggap masih kurang menarik dan
terkesan monoton. Selain fasilitas laboratorium yang kurang memadai ternyata metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat karena masih
sering menggunakan metode ceramah. Hal itu mengakibatkan banyak siswa yang kurang aktif dikelas sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang
rendah.
Berdasarkan masalah tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian dengan menggunakan metode Mind Map . Definisi resmi dari Mind Map yang
dikutip dari buku The Mind Map Book Buzan and Buzan, BBC Worldwide Limited, 1993 adalah : A Mind Map is powerful graphic technique which
provides a universal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm, colour and
spatial awareness – in a single, uniquely powerful manner. In so doing, it give you a freedom to roam the infinite expanses of your brain [1].
Kesimpulan dari definisi tersebut yaitu mind map merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk
membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal
sebagai otak kiri dan otak kanan. Keuntungan lain penggunaan metode mind map yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga
siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Hal lain yang berkaitan dengan sistim limbik yaitu
peranaannya sebagai pengatur emosi seperti marah, senang, lapar, haus dan sebagainya. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang
tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang
terdapat dalam dirinya.[1]
Taktik pengajaran seperti pengelompokan atau penggunaan grafik penyusun jaringan, peta konsep atau mind map, tabel-t dan sebagainya atau
alat bantu pengajaran bersifat kooperatif atau kerjasama termasuk dalam kategori riset yang disebut strategi bentuk tanpa tampilan, belajar
bekerjasama, melontarkan pertanyaan, dan sebagainya . Bila diseleksi dengan cermat dan diintegrasikan dengan pelajaran dan tugas – tugas yang sulit, taktik
ini akan meningkatkan kecerdasan multiple gardner visualspasial, interpersonal, verballinguistik, dan seterusnya dan kriteria Feurstein
mengenai mediasi untuk pembelajaran efektif pemberian makna, pengaturan, sikap serta tingkah laku, dan seterusnya [2].
3
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Karanggede dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Pemilihan tempat penelitian disekolah ini
karena masih banyak dijumpai kesulitan pemahaman siswa mengenai pelajaran TIK. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi sekolahan yang kurang
mengoptimalkan sumber daya teknologi yang ada dan metode yang dipakai guru disekolah tersebut kurang variatif karena menggunakan metode
konvensional sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Teknologi pendidikan sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sebab
teknologi dapat berdampak besar terhadap keluaran pembelajaran karena teknologi pendidikan dapat menyebarkan informasi secara luas, merata, cepat,
seragam dan terintegrasi sehingga pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang dimaksud [3]. Penggunaan taktik pengajaran melibatkan pikiran siswa
diharapkan dapat mengubah apa yang mereka pelajari sebelumnya dari hal pasif menjadi hal aktif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Kajian Pustaka