Posisi Pembaca Posisi Subjek-Objek

9 demikian KBBI menjelaskan bahw a emansipasi, memiliki definisi pembebasan dar i per budakan, dan per samaan hak dalam ber bagai aspek kehidupan masyar akat KBBI 2011:365. Lebih lanjut, KBBI menjelaskan bahw a kata “per budakan” memiliki definisi, sistem segolongan manusia yang dir ampas kebebasan hidupnya untuk beker ja, guna kepentingan golongan manusia yang lain KBBI 2011:214. Mer ujuk pada kecender ungan w ar taw an, untuk menampilkan keter tindasan per empuan sebagai suatu hal yang baik, dan tidak mer ampas kebebasan per empuan, maka per lu dipahami, bahw a secar a ter sir at, w ar taw an tur ut menudukung dominasi laki-laki dalam masyar akat, yang di sisi lain mensubor dinasi per empuan. Ser upa dengan hal ter sebut, JacksonJones menjelaskan bahw a, secar a histor is laki laki telah mendominasi kehidupan dalam ber masyar akat, sehingga tidak jar ang, membuat per empuan lebih ser ing dijadikan objek dar ipada pencipta pengetahuan JacksonJones 2009:1.

5.1.3. Posisi Pembaca

Mer unut pada keselur uhan plot ber ita yang ditampilkan w ar taw an, maka per lu dipahami, bahw a ResponDet in fact , cender ung mengajak khalayak, untuk memposisikan dir i sebagai per empuan. Hal demikian semakin tampak, ketika w ar taw an cender ung mengulas, bentuk emansipasi ber pacar an yang dapat mer ugikan per empuan, kendati di sisi lain tetap memiliki citr a yang baik. Adapun dampak dar i ur aian w ar taw an ter sebut, bahw a ketika pembaca digir ing untuk menempatkan diri sebagai per empuan, yang mer asakan bahw a kendati per empuan, telah dir ugikan dalam emansipasi ber pacar an, seper ti dihina, dimanfaatkan pacar nya, dan membuat pacar nya jadi manja, namun hal demikian, tidak membuat citr a per empuan menjadi bur uk. 5.2. Cewek Autopilot Judul Utama Rubrik ‘DetEksi’ Edisi Hari Kartini 21 April 2012 Bisa “Jalan” Sendiri tanpa Bantuan Cowok Judul Lead Berita

5.2.1. Posisi Subjek-Objek

Seper ti pada r esponDet in fact , w ar taw an tampak masih memi liki otor itas sebagai subjek pencer ita, yang mencer itakan kedua objek, yaitu laki-laki dan per empuan. Bahkan tidak hanya sama, dalam meposisikan per an sebagai subjek pencer ita, konstr uksi ber ita yang dibangun w artaw an, juga masih sar at dengan subor dinasi ter hadap per empuan, dan di sisi lain menampilkan laki-laki secar a lebih baik. Aut opilot adalah suatu sistem yang mampu ber jalan dengan sendir inya untuk membantu pilot dalam melakukan peker jaannya, yaitu mengemudi kan pesaw at ter bang FAA 2009:12. Mer ujuk pada ber agam penjelasan ter sebut, dan mencer mati posisi cew ek yang disebutkan, ter lebih dahulu sebelum kata aut opilot , maka, secar a eksplisit menunjukkan bahw a, w ar taw an seolah olah ingin memposisikan per empuan, agar mendapatkan hak 10 yang setar a dengan laki-laki, sebagaimana selama ini, laki-laki ker ap diasosiasikan dengan pilot, yang memiliki kew enangan untuk menjalankan aut opilot . Meskipun seolah olah pada judul utama, w ar taw an ingin mew ujudkan suatu kesetar aan bagi per empuan, untuk memiliki hak yang sama, dalam menjalankan aut opilot , namun jika dicer mati lebih mendalam, ”cew ek aut opilot ”, justr u memiliki maksud dan tujuan, yang ber beda dar i makna aslinya. Hal ter sebut dapat dicer mati, dalam judul lead ber ita ”Bisa ”Jalan” Sendir i tanpa Bantuan Cow ok, yang tampak ambigu sebagaimana seolah olah menjelaskan kebebasan dan kemandir ian per empuan, namun di lead ber ita, justr u ber banding ter balik, dan cender ung mengekang kebebasan per empuan. Mengacu pada tampilan teks yang dikonstr uksi w artaw an pada lead ber ita, maka per lu dipahami bahw a per empuan pada akhir nya, justr u bukan diposisikan sebagai “pilot”, yang memiliki kew enangan untuk tidak ter beban melakukan kegiatannya, kar ena dibantu oleh sistem “ aut opilot ”, melainkan justr u per empuan, yang cender ung diposisikan sebagai “ aut opilot ”, yang melayani laki-laki, dalam menjalani aktifitasnya. Hal demikian bahkan semakin jelas ter sir at, ketika w ar taw an sebagai subjek pencer ita, cender ung menguatkan nilai nilai per budakan yang ter jadi dengan menggunakan kata “bahkan”. KBBI menjelaskan bahw a kata “bahkan” memiliki definisi penghubung bagian kalimat dengan bagian yang lain, atau kalimat dengan kalimat untuk menyatakan penguatan; lebih-lebih; malahan KBBI 2011:118 . Dalam pr oses selanjutnya setelah kata “bahkan”, w ar taw an sebagai subjek pencer ita kembali menampilkan secar a detail bentuk per budakan per empuan ter sebut, seper ti antar jemput pasangan, memper baiki per alatan elektr onik yang r usak, dan membela pasangannya saat diganggu.

5.2.2. Posisi Pembaca