Antar jemput pacar gue banget-EvelynVanessa 1. Posisi Subjek-Objek

13

5.3.2. Posisi Pembaca

War taw an tampak masih mengajak khalayak untuk memposisikan dir i sebagai per empuan. Hal demikian semakin jelas ketika, w ar taw an menampilkan ber ita yang memuat kisah r esponden per empuan, yaitu Dyta. Pembaca seolah olah digir ing untuk ikut mer asakan pengalaman Dyta, dalam melindungi pacar nya, dar i seor ang per empuan penggoda, seper ti melabr ak. Secar a tesir at, adapun maksud dar i pengalaman Dyta yang dikemas w ar taw an sebagai pemegang otor titas ter tinggi. Pembaca seolah olah diajak untuk memahami bahw a, per empuan adalah makhluk penggoda, yang dapat mengancam hubungan pacar an. Sebagaimana per empuan adalah makhluk penggoda, maka jangan segan segan, untuk langsung melakukan tindak keker asan kepada per empuan yang sedang mengganggu hubungan pacar an. 5.4. Antar jemput pacar gue banget-EvelynVanessa 5.4.1. Posisi Subjek-Objek Seper ti ber ita sebelumnya, di ber ita yang kedua, w ar taw an masih tampak memegang per an sebagai subjek pencer ita. Per an w ar taw an sebagai subjek pencer ita, secar a tidak langsung, tur ut memposisikan selur uh tokoh yang hadir dalam ber ita kedua, sebagai objek yang dicer itakan, yaitu seor ang per empuan ber nama Evelyn Vanessa, dan juga seor ang laki-laki, yaitu pacar Evelyn, yang tidak disebutkan namanya. Per lu dicer mati secar a mendalam bahw a, selain masih ber per an sebagai subjek pencer ita, seper ti pada ber ita per tama, hal ser upa dalam mengusung judul yang seolah-olah sar at subor dinasi ter hadap per empuan, juga masih tampak diusung oleh w ar taw an. Secar a implisit judul “Antar jemput pacar gue banget”, cender ung menonjolkan Evelyn sebagai per empuan yang melayani, pacar nya. Bahkan lebih lanjut, tampilnya Evelyn untuk melayani pacar nya, seolah olah bukan suatu hal yang menjadi kemauan laki-laki, tetapi, lebih mer upakan inisiatif Evelyn, sebagaimana dapat dilihat dar i r angkaian kata ber ikutnya, yaitu “gue banget”. Per lu dipahami, bahw a ketimpangan semakin jelas ketika, w ar taw an yang mengusung tema emansipasi ber pacar an, seolah olah tidak menganggap aktifitas Evelyn yang melayani pacar nya, sebagai suatu masalah yang ber tentangan dengan emansipasi per empuan untuk lepas dar i per budakan. Keter tindasan yang secar a implisit dialami Evelyn, dan seolah olah tidak menjadi suatu masalah bagi w ar taw an, bahkan ter us ber lanjut pada lead ber ita kedua. Per lu dicer mati secar a mendalam, bahw a ter jadi ketimpangan,yang disamar kan, ketika w ar taw an sebagai subjek pencer ita, mencoba mengaitkan dan menselar askan hubungan, antar a aktifitas tunggal yang dilakukan laki-laki dengan ser ing menjemput Evelyn, dan aktifitas balasan, yang dilakukan Evelyn, sebagai mana melakukan dua aktifitas, yaitu 14 tidak hanya menjemput, namun juga mengantar laki-laki. War taw an seolah olah melanggengkan per budakan yang dialami per empuan, ketika Dyta har us menanggung beban ganda yang mer ebut kebebasannya, dengan mengantar dan menjemput laki-laki . Ketimpangan ter sebut, bahkan semakin ter samar kan, ketika di akhir par agr af per tama, w ar taw an mencer itakan suatu kesimpulan yaitu, aktifitas yang sehar usnya, mer ugikan Evelyn itu, justr u ber akhir dengan membuat Evelyn dan pacar nya saling pengertian. Mengacu pada ber agam, ketidakadilan yang ter jadi, maka secar a tidak langsung, melalui teks ber ita yang ada, w ar taw an telah melanggengkan ster eotipe yang, secar a negatif mensubor dinasi per empuan. Ser upa dengan hal ter sebut Kasiyan Poespodihar djo 2010:52 menjelaskan bahw a dalam ster eotipe feminis, per empuan ker ap digambar kan oleh media, secar a negatif dalam pr oses yang ber langsung panjang secar a kultur al. Per empuan ker ap digambar kan melalui sifat negatif seper ti emosional, lemah, halus, tidak independen, tidak tegas, dan submisif. Sedangkan di sisi lain, media justr u member ikan ster eotip kepada laki-laki dengan makna positif seperti r asional, tegar , kuat, mandir i, tegas, independen, ser ta dominan. 5.4.2.Posisi Pembaca Tidak ber beda dengan ber ita sebelumnya, w ar taw an tampak, masih mengajak khalayak untuk memposisikan dir i sebagai per empuan. Hal ter sebut tampak jelas, ketika w ar taw an masih menampilkan kisah per empuan. Sebagai per empuan, khalayak digir ing untuk tur ut mer asakan dan memahami, bahw a mengantar dan menjemput pacar , dapat menjadi identitas dir i seor ang per empuan. Bahkan tidak per lu khaw atir ketika mengantar jemput laki-laki, akan dianggap memalukan, kar ena mengantar dan menjemput sudah menjadi suatu hal yang lumr ah, dan tr en bagi per empuan, di sekolah. Adapun maksud dar i pemapar an yang ditampilkan w ar taw an, dalam teks ber ita ter sebut, bahw a secar a ter sir at, jika ingin menjadi per empuan yang penger tian ter hadap laki-laki, maka hendaknya per empuan mengambil inisiatif sendir i untuk membalas budi laki-laki. Dalam membalas budi ter hadap laki-laki, jangan r agu untuk menunjukkan sikap yang lebih, dar i apa yang selama ini telah dilakukan laki-laki ter hadap per empuan. Jika laki-laki, selama ini telah menjemput per empuan, maka sekar anglah saatnya per empuan, untuk tidak hanya membalasnya dengan menjemput saja, tetapi juga mengantar laki-laki. 5.5. Nggak untuk antar jemput dan nembak- EndahTriMartaNingrum 5.5.1.Posisi Subjek-Objek