Evaluasi Kurikulum Hasil Penelitian

66 “Kita selalu konsultasi dengan pihak orang tua siswa. Jika ada siswa yang kurang bisa memahami pelajaran, kita menyampaikan kepada orang tua siswa dan solusinya.”. Dari hasil observasi, guru di KBTK Khalifah memang selalu menjalin komunikasi dengan orang tua siswa terkait perkembangan anak didiknya di sekolah. Sering kali orang tua siswa berkonsultasi kepada kepala sekolah atau guru mengenai perkembangan anak mereka. Pada waktu konsultasi seperti itu guru menyampaikan permasalahan yang menyangkut anak didik mereka kepada orang tua siswa dan menyarankan untuk solusi yang bisa ditempuh. Pada beberapa sekolah sarana dan prasarana pembelajaran memang sering menjadi kendala karena ketersediannya yang kurang mencukupi. Begitu pula di KBTK Khalifah, beberapa sarana masih belum mencukupi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Karena sekolah ini bernaung dibawah CV. Khalifah Rahmania, maka jalan yang ditempuh adalah mengusulkan kepada pihak pusat agar bisa melengkapi sarana dan prasarana yang belum mencukupi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar agar bisa berjalan dengan optimal.

C. Pembahasan

1. Perencanaan Kurikukulm

Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat pembuatan keputusan. Perencanaan kurikulum di KBTK Khalifah Yogyakarta berasal dari pusat yaitu CV. Khalifah 67 Rahmania. KBTK ini berdiri dibawah naungan CV. Khalifah Rahmania di Kabupaten Serang, Banten sehingga Kurikulum berasal dari pusat CV. Khalifah Rahmania. Perencanaan kurikulum tersebut berupa pedoman kurikulum yang berbentuk pedoman Rencana Kegiatan Mingguan RKM dan Rencana Kegiatan Harian RKH. Menurut Oemar Hamalik 2006:153, perencanaan kurikulum dengan metode tersebut memakai model perencanaan kurikulum perencanaan rasional deduktif atau rasional Tyler. Model tersebut menitikberatkan logika dalam merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan goal and objectives tetapi cenderung mengabaikan problematika dalam lingkungan tugas. Model tersebut cocok untuk sistem pendidikan yang sentralistik yang menitikberatkan pada sistem perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai suatu alat untuk mengembangkanmencapai tujuan pendidikan. Dengan model perencanaan tersebut guru diwajibkan mampu mengembangkan perencanaan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat oleh pusat dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan masing-masing daerah. Perbedaan jadwal masuk awal tahun pelajaran antara di Serang dan Yogyakarta menyebabkan RKM Rencana Kegiatan Mingguan dan RKH Rencana Kegiatan Harian terlambat sehingga menghambat perencanaan pembelajaran. Terlambatnya RKM dan RKH tersebut menyebabkan program pembelajaran tidak sesuai dengan implementasi kurikulum yang sudah ditetapkan. Untuk itu dari pihak sekolah harus meminta kebijakan kepada manajemen pusat