Pasar dan Masyarakat PROS Dewi Prastiwi Analisis Penurunan Kinerja Penerimaan fulltext

1656 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 1. Subyek dan Obyek Retribusi Subyek dan obyek retribusi akan menentukan besarnya “tax base” yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan besar kecilnya beban retribusi yang harus dibayar oleh subyek retribusi. 2. Tarif Retribusi Dalam menentukan tariff retribusi harus bersifat progresif . Tarif harus berdasarkan lokasitempat untuk berdagang, pemakaian tempat berdagang, lokasi berdagang dalam kategori strategis dan nonstrategic yang ditentukan oleh letak tempat yang berada di bangunan utama,los terbuka atau dasaran terbuka serta luas tempat yang digunakan oleh pedagang.

2.5 Pasar dan Masyarakat

Pasar memiliki hubungan erat dengan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Dalam kegiatan ekonomi masyarakat, pasar berfungsi sebagai sarana distribusi dan pertukaran barangjasa, di mana kepentingan produsen dan konsumen bertemu yang pada gilirannya menumbuhkan ekonomi masyarakatnya. Pasar menjadi pusat sosial ekonomi suatu lingkungan, dimana penduduk dapat memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan barang-barang pokok sehari-hari atau kebutuhan jasa dalam bentuk eceran. Seperti diungkap Ginanjar 1980 bahwa pasar merupakan tempat untuk menjual dan memasarkan barang atau sebagai tempat penampungan aktivitas perdagangan. Pada mulanya pasar merupakan perputaran dan pertemuan antar persediaan dan penawaran barang dan jasa. Pasar dapat didefinisikan sebagai institusi atau mekanisme di mana pembeli yang membutuhkan dan penjual yang memproduksi bertemu dan secara bersama-sama mengadakan pertukaran barang dan jasa Campbell, 1990. Sedangkan Stanton 2006 mengartikan pasar sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai uang untuk dibelanjakan, dan kemauan untuk membelanjakan uang. Pasar menjadi tempat pertemuan pembeli dengan penjual, barang-barang atau jasa-jasa yang ditawarkan untuk diperjualbelikan yang kemudian terjadi pemindahan hak milik. Kottler 2002 melihat arti pasar dalam beberapa sisi, antara lain: 1. Dalam pengertian aslinya, pasar adalah suatu tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa. 2. Bagi seorang ekonom, pasar mengandung arti semua pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas barangjasa tertentu. Dalam hal ini para ekonom memang lebih tertarik akan struktur, tingkah laku dan kinerja dari pasar. 3. Bagi seorang pemasar, pasar adalah himpunan dari semua pembeli nyata dan potensial dari suatu produk. Dari sudut pelayanan, pasar merupakan sarana umum yang disediakan oleh pemerintah sebagai tempat transaksi jual beli dimana pedagang secara teratur dan langsung memperdagangkan barang dan jasa dengan mengutamakan barang-barang kebutuhan sehari- hari. Pasar menurut kelas pelayanannya dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar modern, sedangkan menurut sifat pendistribusiannya dapat digolongkan menjadi pasar eceran dan pasar kulakangrosir. Pasar tradisional diartikan sebagai pasar yang dibangun oleh pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, 1657 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics Business Research Festival 13 November 2014 los dan tenda yang dimilikidikelola oleh pedagang kecil dan menengah atau koperasi dengan usaha skala kecil dan modal kecil dengan proses jual beli melalui tawar menawar. Berdasarkan pola manajemen yang dipakai, pasar dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu: 1. Pasar Tradisional, adalah pasar yang masih memakai pola manajemen yang sangat sederhana dengan ciri-cirinya setiap pedagang mempunyai satu jenis usaha, adanya interaksi antara penjual dan pembeli tawar menawar harga, penempatan barang dijajar kurang tertata rapi, kenyamanan dan keamanan kurang diperhatikan. 2. Pasar Modern, adalah pasar yang sudah memakai pola-pola manajemen modern, dengan ciri-ciri jenis barang dagangan yang dijajakan oleh satu pedagang, harga fixed tetap, tata letak barang dagangan teratur dengan baik dan rapi, serta memprioritaskan aspek kenyamanan dan keamanan. Deni Mukbar 2007: 44 menjelaskan perbedaan karakteristik pasar tradisional dan pasar modern ditinjau dari beberapa aspek. Berdasarkan aspek kondisi fisik tempat usaha, pasar tradisional memiliki bangunan temporer, semi permanen, atau permanen. Kondisi fisik pasar modern yaitu memiliki bangunan permanen, fasilitas memadai, dan mewah. Berdasarkan aspek metode pelayanan, pedagang di pasar tradisional melayani pembeli secara langsung dan terjadi proses tawar-menawar. Sedangkan di pasar modern metode yang digunakan mengunakan sistem swalayan dimana pembeli melayani dirinya sendiri dan harga sudah ditentukan secara pasti sehingga tidak ada proses tawar-menawar.Secara umum pasar dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu : 1. Pasar tradisional merupakan pasar dengan area jual beli yang dikembangkan dan dikelola secara resmi oleh PEMDA dimana aktivitas tersebut hanya didukung oleh jumlah sarana serta tingkat kenyamanan yang relative secukupnya. Termasuk dalam hal ini pasar regional, pasar kota, pasar wilayah dan pasar lingkungan. 2. Pasar modern, yaitu pasar dengan jual beli berbagai jenis barang yang dikelola secara terpadu dan pada umumnya menerapkan pola swalayan. Karakteristik yang terpenting dari pola pasar ini adalah adanya pengelolaan modern seperti menejemen, teknologi, serta promosi yang agresif, disamping tersedianya sarana belanja umum yang mewah, teratur, bersih dan nyaman. Pasar swalayan supermarket, pusat perbelanjaan seperti mall dan plaza termasuk dalam kategori ini. 3. Pasar informal, merupakan pasar dengan area jual beli yang menempati lokasi secara tidak legal, sehingga aktivitas perdagangan yang terjadi berlangsung dalam suasana yang darurat dan seadanya. Pasar ini tidak memiliki sarana penunjang, pengaturan, maupun kenyamanan berbelanja. Pasar ini biasanya terdapat disekitar pasar formal, titik keramaian dijalan raya atau di wilayah permukiman. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian